Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERAWATAN KOMPLEMENTER

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP


KESTABILAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
Fasilitator : Rina Budi Kristiani, S.Kp.,M.Kep.

Disusun Oleh :
1. Nur Fitriya Adianti (1912004)
2. Rica Ariyani Rahayu (1912007)
3. Nanda Eka Damayanti (1912011)
4. Lusi Fidia Fatmawati (1912013)
5. Intan Dwi Kumalasari (1911022)
6. Vilencia Margaretha (1911023)
7. Salsabilla Ramadhani (1911026)
8. Febriani Dwi Kartika. S (1911031)
9. Phila Ady Chandra (1911034)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADI HUSADA
SURABAYA
2022

i
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH PERAWATAN KOMPLEMENTER..............................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Definisi Terapi Musik.................................................................................4
2.2 Tujuan Terapi Musik..................................................................................5
2.3 Indikasi Terapi Musik................................................................................5
2.4 Cara Terapi.................................................................................................8
2.5 Dosis Terapi...............................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Hasil........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, penulis
dapat menyelesaikan makalah “Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik
Terhadap Kestabilan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi” ini dengan baik.
Makalah ini diselesaikan untuk menambah khasanah masyarakat.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing yaitu Rina Budi Kristiani, S.Kp.,M.Kep. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer . Penyusun
juga mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah penyusun gunakan
sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih
baik dan sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat.

Surabaya, 07 Maret 2022

iii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi sudah dianggap sebagai penyakit global yang sudah
tersebar luas ke berbagai Negara di dunia. Hipertensi atau yang biasa
disebut dengan tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistol melampaui batas kewajaran yaitu diatas 140 mmHg dan tekanan
darah diastolic lebih dari 90 mmHg. Hipertensi adalah salah satu penyakit
yang menyebabkan kematian didunia. Tercatat 9,4 juta manusia
kehilangan nyawa dikarenakan penyakit hipertensi setiap tahunnya dan
tercatat sekitar 1 miliar orang mengidap tekanan darah tinggi, antara lain
40% usia diatas 25 tahun. Pada tahun 2013 25,8% rakyat Indonesia
tercatat memiliki riwayat hipertensi. Dalam faktanya, selama 10 tahun
belakangan ini prevalensi hipertensi telah meningkat sekitar 10%.
Sumber World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa
pada tahun 2015 kurang lebih 1,3 miliar penduduk dunia terdampak.
Jumlah ini diperkirakan meningkat pada tiap tahunnya, di prediksi pada
tahun 2025 nanti terdapat 1,5 miliar orang akan menderita hipertensi.
Menurut Riskesdas 2018, tercatat sebanyak (34,1%) orang Indonesia
menderita hipertensi pada rentang umur ≥18 tahun, pada umur 31-44
tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), dan umur 55-64 tahun
sebanyak (55,2%). Dari data tersebut diketahui sebanyal 8,8% terdiagnosis
hipertensi dan 13,3% diantaranya tanpa minum obat , serta 32,3% tidak
rutin minum obat. Dari data ini dapat dijelaskan bahwa para penderita
hipertensi tidak mengetahui jika dirinya mengidap penyakit hipertensi dan
lalai akan pengobatannya. (Prasetyo, 2021)
Terdapat dua cara untuk mengobati hipertensi, yaitu pertama cara
farmakologis yaitu dengan pemberian obat-obatan anti hipertensi yang
memiliki efek negative dan positif, lalu dengan pengobatan non
farmakologis dengan cara memodifikasi gaya hidup, diet berat badan,
pengurangan asupan natrium, teknik relaksasi, lalu menghentikan
kebiasaan merokok. Contoh terapi non farmakologis yaitu dengan terapi
musik klasik.

1
Terapi musik dipercaya meredakan hipertensi karena dapat
mempengaruhi ketegangan yang membuatnya menjadi lebih rileks pada
diri seseorang. Pada saat tubuh rileks, maka otak memberikan rangsangan
dengan mengeluarkan hormone endhorphinedan hormone serotine
dimana tugas dari hormone tersebut membuat tubuh seseorang merasakan
rileks. Mendengarkan musik dengan disertai mengatur tempo pernafasan
yang lambat dan teratur dinilai efektif dalam menurunkan tekanan darah
tanpa efek samping yang dilaporkan. (Prasetyo, 2021)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia musik adalah ilmu atau
seni menyusun nada suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan
temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai
kesatuan dan keseimbangan. Mendengarkan musik tidak hanya membantu
untuk membuat diri lebih tenang, tetapi bisa juga menurunkan tekanan
darah, detak jantung, dan meningkatkan variabilitas denyut jantung.
Gagasan bahwa musik memiliki efek pada tekanan darah dan sistem
kardiovaskular telah dilaporkan pada tahun 1918 oleh Hyde dan Scalpino.
Mereka melaporkan bahwa nada kecil meningkatkan denyut nadi dan
menurunkan tekanan darah. Dalam beberapa tahun terakhir musik semakin
banyak digunakan sebagai alat terapi dalam berbagai penyakit, tidak hanya
pada pasien hipertensi dan dan dengan ansietas, tetapi juga pada kejadian
masa depan termasuk infaq dan kematian pada sistem sindrom koroner
akut yang mengalami revaskularisasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Andika Mahatidanar tahun 2016 terdapat pengaruh
bermakna mendengarkan musik klasik dengan penurunan tekanan darah
pada lansia dengan penurunan tekanan darah sistolik(Nugroho, 2021).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terapi musik klasik
terhadap tekanan darah pada lansia

2
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengukur seberapa besar perubahan tekanan darah setelah diberi
terapi musik klasik.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang terapi musik klasik
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia.
2. Menambah pengetahuan lansia tentang terapi musikuntuk penyakit
hipertensi.
3. Sebagai sumber materi pembelajaran yang dapat dipelajari oleh
mahasiswa.
4. Sebagai sumber informasi dalam rangka peningkatan kualitas hidup
bagi pelayanan kesehatan lansia yang menderita hipertensi

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Terapi Musik
Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang menggunakan musik
dimana tujuannnya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi
fisik, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia. Terapi
musik merupakan intervensi alami non invasif yang dapat diterapkan secara
sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, harga terjangkau
dan tidak menimbulkan efek samping. Terapi musik adalah keahlian
menggunakan musik atau elemen musik oleh seorang terapis untuk
meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik,
emosional dan spritual (Shintia, 2018).

Ada dua macam bentuk terapi musik menurut (Sutanta, 2021), yaitu:
1) Terapi aktif
Terapi aktif adalah keahlian menggunakan musik dan elemen musik
untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan
mental, fiisk, emosional, dan spiritual. Terapi aktif ini dapat dilakukan
dengan cara mengajak pasien bernyanyi, belajar bermain musik bahkan
membuat lagu yang singkat atau dengan kata lain terjadi interaksi yang
aktif antara yang diberi terapi dengan yang memberi terapi.
2) Terapi pasif
Terapi pasif adalah dengan cara mengajak klien mendengarkan musik,
dan hasilnya akan efektif bila pasien mendengarkan musik yang
disukainya.
Musik bisa dijasikan terapi dan berpengaruh dalam sistem endokrin,
system pernafasan, sistem metabolik, sistem kardiovaskuler, dan beberapa
sistem lainnya dalam tubuh. Dengan mendengarkan instrumen musik
selama 30 menit perhari dapat digunakan untuk membantu penyembuhan
beberapa penyakit seperti insomnia, depresi, rasa nyeri, hipertensi,
artitmia, dan lain sebagainya (Yulastari, 2019).
Jenis musik yang digunakan untuk terapi adalah musik instrumental
dan musik klasik. Musik instrumental menjadikan badan, pikiran dan

4
mental menjadi sehat. Sedangkan musik klasik bermanfaat membuat
seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepas
rasa gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pra operasi,
melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stres. Musik klasik
memberikan ketenangan, memperbaiki persepsi sosial, dan memungkinkan
pasien untuk berkomunikasi baik dengan hati maupun pikiran. Musik,
seperti musik klasik bisa menjadi salah satu pilihan terapi karena
mengandung suara alam dan tanpa lirik, sehingga lebih mudah diterima
dengan rileks oleh penderita hipertensi. Dengan pemberian musik sebagai
alternatif dari teknik relaksasi, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat
mencapai keadaan rileks dan keadaan emosional yang stabil, sehingga
tekanan darah juga menjadi stabil (Yulastari, 2019).
2.2 Tujuan Terapi Musik
Terapi musik akan memberi makna yang berbeda bagi setiap orang.
Namun menurut (Nurwulan, 2017), semua terapi musik mempunyai tujuan
yang sama yaitu:
1) Membantu mengekspresikan perasaan
2) Membantu rehabilitasi fisik
3) Memberikan pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi
4) Meningkatkan memori
5) Menyediakan kesempatan unik untuk berinteraksi dan membangun
kedekatan emosional.
6) Membantu mengurangi stres, mencegah penyakit dan meringankan rasa
sakit.
2.3 Indikasi Terapi Musik
Terapi musik memiliki empat indikasi utama pada kesehatan tubuh
manusia menurut (Rudystina, 2021), yaitu:
1. Musik untuk penyembuhan
a. Pereda nyeri
Menurut sebuah makalah dalam Journal of Advanced Nursing,
mendengarkan musik dapat mengurangi rasa sakit yang kronis dari
berbagai kondisi, termasuk osteoarthritis, masalah sendi, dan rheumatoid

5
arthritis hingga 21%, dan depresi hingga 25%. Terapi musik banyak
digunakan untuk mengurangi nyeri pasca operasi, melahirkan, dan juga
untuk melengkapi penggunaan anestesi selama operasi. Ada beberapa teori
mengenai bagaimana musik dapat berpengaruh positif terhadap rasa sakit,
yaitu:Musik menghasilkan efek yang dapat membelokkan perhatian,Musik
dapat memberikan pasien rasa kendali, Musik menyebabkan tubuh
melepaskan endorfin (hormon kenikmatan) untuk melawan rasa sakit,
Musik lambat dapat merelaksasi tubuh dengan memperlambat pernapasan
dan detak jantung.
b. Menurunkan tekanan darah
Mendengarkan musik yang dapat merelaksasi tubuh setiap pagi dan
sore akan membuat orang yang memiliki hipertensi menurunkan tekanan
darah mereka dan tetap dalam posisi rendah. Menurut penelitian yang
dilaporkan pada pertemuan American Society of Hypertension di New
Orleans, mendengarkan musik klasik atau musik lain yang menenangkan
selama 30 menit setiap hari secara teratur dapat menurunkan tekanan darah
tinggi.
c. Menyehatkan jantung
Musik sangat baik untuk jantung. Penelitian menunjukkan bahwa hal
yang berpengaruh adalah tempo musik, bukan genrenya. Para peneliti
memperhatikan perubahan detak jantung anak-anak muda ketika
mendengarkan 6 gaya musik yang berbeda. Dan hasilnya adalah ketika
mereka mendengarkan musik dengan tempo cepat, detak jantung mereka
juga menjadi semakin cepat, begitu pun sebaliknya. Jadi, suka atau tidak
Anda terhadap musik tertentu tidak berpengaruh terhadap detak jantung
Anda. Tempo atau kecepatan musiklah yang memiliki efek terbesar pada
relaksasi jantung.
d. Mendorong pemulihan pasca stroke
Melodi musik pop, klasik, atau jazz dapat mempercepat pemulihan
seseorang dari stroke. Mendengarkan musik klasik dapat meningkatkan
perhatian visual pada pasien yang mengalami gangguan fisik setelah
stroke. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa mendengarkan musik

6
tidak hanya memulihkan perilaku pasien, namun juga menginduksi
perubahan neuroanatomical halus dalam pemulihan otak.
e. Menyembuhkan sakit kepala kronis dan migrain
Musik dapat membantu penderita migrain dan sakit kepala kronis
mengurangi intensitas, frekuensi, dan durasi sakit kepala.
f. Membantu meningkatkan kekebalan tubuh
Musik dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pera
ilmuwan menjelaskan bahwa jenis musik tertentu dapat menciptakan
pengalaman emosional yang positif dan mendalam, yang akan mengarah
pada sekresi hormon.
2. Musik meningkatkan kinerja fisik
a. Musik meningkatkan kinerja atletik
Memilih musik yang memotivasi Anda akan membuat Anda lebih
mudah untuk berjalan, bergerak, menari, atau jenis lain dari latihan yang
Anda nikmati. Musik membuat latihan terasa seperti rekreasi
dibandingkan dengan pekerjaan. Kemampuan musik untuk meningkatkan
kinerja atletis, meliputi:Mengurangi perasaan lelah, Meningkatkan gairah
psikologis, Meningkatkan koordinasi motoric.
b. Musik meningkatkan gerakan dan koordinasi tubuh
Irama musik memiliki kemampuan yang luar biasa untuk
menggerakkan tubuh kita. Musik dapat mengurangi ketegangan pada otot,
dan meningkatkan gerakan tubuh dan koordinasi. Musik dapat memainkan
peran penting dalam mengembangkan, memelihara, dan memulihkan
fungsi fisik dalam rehabilitasi penyandang gangguan gerak.
3. Musik membantu untuk bekerja lebih produktif
a. Melawan rasa lelah
Mendengarkan musik upbeat dapat menjadi cara yang bagus untuk
menemukan beberapa energi ekstra. Musik dapat secara efektif
menghilangkan capai dan rasa lelah yang diakibatkan oleh pekerjaan
monoton. Perlu diingat bahwa mendengarkan terlalu banyak musik pop
dan musik hard rock dapat membuat Anda lebih gelisah daripada
berenergi.

7
b. Musik meningkatkan produktivitas
Banyak orang yang suka mendengarkan musik saat bekerja. Berdasarkan
fakta yang ada, mendengarkan musik akan membuat Anda melakukan
pekerjaan lebih baik. Menurut laporan dalam jurnal Neuroscience of
Behavioral and Physiology, seseorang akan mengenali gambar visual,
termasuk huruf dan angka, lebih cepat ketika musik klasik atau rock
mengiringi.
4. Musik dapat menenangkan pikiran
a. Musik santai dapat membantu untuk tidur
Musik klasik merupakan sarana yang paling murah dan efektif dalam
mengatasi insomnia. Banyak orang yang menderita insomnia
menemukan bahwa musik Bach dapat membantu mereka untuk tidur.
Para peneliti menunjukkan bahwa 45 menit mendengarkan musik
santai dapat membuat Anda beristirahat di malam hari. Musik santai
juga dapat mengurangi aktivitas sistem saraf simpatik, kecemasan,
tekanan darah, jantung, dan pernapasan. Hal tersebut dapat memiliki
efek positif pada Anda yang sering mengalami masalah sulit tidur.
b. Musik menurunkan stres dan meningkatkan relaksasi
Mendengarkan musik lambat atau musik klasik yang tenang terbukti
dapat mengurangi stres. Banyak sekali penelitian yang telah
menunjukkan bahwa efek musik santai dapat dilihat pada siapapun,
termasuk bayi yang baru lahir. Berikut ini adalah cara musik
mengurangi stres: Relaksasi fisik. Musik dapat mempromosikan
relaksasi otot yang tegang, dan memungkinkan melepaskan beberapa
ketegangan dari hari-hari yang membuat stres.
Mengurangi emosi negatif. Musik, khususnya lagu-lagu yang optimis,
dapat mengalihkan pikiran Anda dari apa yang mengganggu pikiran
Anda, dan membantu untuk merasa lebih optimis dan positif. Para
peneliti menemukan bahwa musik dapat mengurangi jumlah kortisol
(hormon stres) dalam tubuh.
2.4 Cara Terapi
1. Proses Terapi

8
Proses kegiatan terapi musik dapat dilakukan oleh seorang dokter, guru,
psikolog, maupun orang tua yang memiliki anak ataupun kerabat yang
mengalami kelainan (Imran, 2019).
2. Asessmen
Assesmen merupakan hal yang pertama kali dipenuhi untuk memulai suatu
tindakan terapi musik. Di dalam assesmen dokter melakukan observasi,
sehingga memperoleh gambaran yang lengkap tentang latar belakang, keadaan
sekarang dan keterbatasan lansia dan mengoptimalkan potensi-potensi yang
masih dapat dikembangkan. Adapun aspek yang dilihat ketika melaksanakan
assesmen adalah:
a. Kognitif (data yang dikumpulkan meliputi konsentrasi, pemahaman,
rentang perhatian, memori dan kemampuan pemecahan masalah)
b. Sosial (termasuk ekspresi diri, kontrol diri)
c. Fisik (rentang gerak, koordinasi motorik kasar dan halus)
d. Emosional (termasuk respon emosi yang kuat pada berbagai situasi)
e. Komunikasi (keterampilan ekspresi dan pemahaman bahasa) (Imran,
2019).
3. Pengukuran terapi musik klasik
Menurut para pakar terapi musik, tubuh manusia memiliki pola getar
dasar. Kemudian vibrasi musik yang terkait erat dengan frekuensi dasar tubuh
atau pola getar dasar memiliki efek penyembuhan yang hebat pada seluruh
tubuh, pikiran, dan jiwa manusia, yang menimbulkan perubahan emosi, organ,
hormon, enzim, sel-sel dan atom.
Elemen musik terdiri dari lima unsur penting, yaitu pitch (frekuensi),
volume (intensity), timbre (warna nada), interval, dan rhytm (tempo atau
durasi). Contohnya pitch yang tinggi, dengan rhytm cepat dan volume yang
keras akan meningkatkan ketegangan otot dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman. Sebaliknya, pada pitch yang rendah dengan rhythm yang lambat dan
volume yang rendah akan menimbulkan efek rileks.
Frekuensi mengacu pada tinggi dan rendahnya nada serta tinggi rendahnya
kualitas suara yang diukur dalam Hertz, yaitu jumlah daur perdetik dimana

9
gelombang bergetar. Manusia memiliki batasan untuk tinggi rendahnya
frekuensi yang bisa diterima oleh korteks auditori (Imran, 2019).
4. Tata Cara Terapi
a. Bina hubungan saling percaya dan beri salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan maksud pertemuan
d. Menyampaikan tujuan terapi
e. Menanyaan kesiapan penderita hipertensi untuk pemberian terapi
f. Memberikan kesempatan penderita bertanya atau menyampaikan
sesuatu
g. Tanggapi secukupnya
h. Atur posisi klien senyaman mungkin (duduk atau Tiduran)
i. Memberikan terapi musik klasik (Mozart) dengan menggunakan
Handphone yang berisikan musik klasik (Mozart) dan earphone
dengan durasi 15-30 menit (Nurwulan, 2017).
2.5 Dosis Terapi
Menurut(Imran, 2019), musik akan jauh lebih efektif jika di dengarkan
berulang-ulang atau dengan pola siklus dan dengan durasi selama 15-30 menit
dimana pendengar berbaring dalam posisi yang nyaman dan berada dekat
dengan earphone di lakukan pagi , 1x sehari selama 1 minggu (Sarayar,2013).
Terapi musik yang di perdengarkan orchestra, mozart dan dvorax mountain
selama 30 menit dengan menggunakan volume rendah sampai sedang 0-25
dcb (0-45%). Gunakan handphone dan earphone untuk mengfokuskan
perhatian dan menghindari ganguan dari lingkungan sekitar fokuskan
perhatian pada pernafasan biarkan menjadi dalam lambat dan teratur
konsentrasikan pada kesunyian yang terdapat di antara nada nada yang di
dengar ini akan mempertahankan konsentrasi pada musik yang didengar dan
membuat relaksasi menjadi lebih lengkap.

10
BAB III PENUTUP
3.1 Hasil
Hipertensi sudah dianggap sebagai penyakit global yang sudah
tersebar luas ke berbagai Negara di dunia. Hipertensi atau yang biasa
disebut dengan tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistol melampaui batas kewajaran yaitu diatas 140 mmHg dan tekanan
darah diastolic lebih dari 90 mmHg.
Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang menggunakan
musik dimana tujuannnya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki
kondisi fisik, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan
usia. Harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping. Terapi
musik akan memberi makna yang berbeda bagi setiap orang, seperti
mebantu mengekspresikan perasaan ,membantu rehabilitasi fisik,
memberikan pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi,
meningkatkan memori, menyediakan kesempatan unik untuk berinteraksi
dan membangun kedekatan emosional, dan membantu mengurangi stres,
mencegah penyakit dan meringankan rasa sakit.
Menurut para pakar terapi musik, tubuh manusia memiliki pola
getar dasar. Kemudian vibrasi musik yang terkait erat dengan frekuensi
dasar tubuh atau pola getar dasar memiliki efek penyembuhan yang hebat
pada seluruh tubuh, pikiran, dan jiwa manusia, yang menimbulkan
perubahan emosi, organ, hormon, enzim, sel-sel dan atom.
Elemen musik terdiri dari lima unsur penting, yaitu pitch
(frekuensi), volume (intensity), timbre (warna nada), interval, dan rhytm
(tempo atau durasi). Contohnya pitch yang tinggi, dengan rhytm cepat dan
volume yang keras akan meningkatkan ketegangan otot dan menimbulkan
perasaan tidak nyaman. Sebaliknya, pada pitch yang rendah dengan
rhythm yang lambat dan volume yang rendah akan menimbulkan efek
rileks.
Terapi musik akan jauh lebih efektif jika di dengarkan berulang-
ulang atau dengan pola siklus dan dengan durasi selama 15-30 menit

11
dimana pendengar berbaring dalam posisi yang nyaman dan berada dekat
dengan earphone di lakukan pagi , 1x sehari selama 1 minggu.
DAFTAR PUSTAKA

Imran, I. F. (2019). Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi. repo.stikesicme-
jbg.ac.id, 35-36.
Nugroho, F. T. (2021, Februari 17). Unsur-Unsur Musik Beserta Penjelasannya
yang Perlu Diketahui dan Dipahami. Retrieved from Ragam:
https://www.bola.com/ragam/read/4484425/unsur-unsur-musik-beserta-
penjelasannya-yang-perlu-diketahui-dan-dipahami
Nurwulan, D. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Anestesi Dengan Tindakan Spinal Anestesi
Di RSUD Sleman. Yogyakarta.
Prasetyo, M. D. (2021). Pengaruh Intervensi Terapi Musik Klasik Terhadap
Kestabilan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sidomulyo
Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara. 517-518.
Rudystina, A. (2021, Mei 19). Terapi Musik Untuk Kesehatan. Retrieved from
hellosehat: https://hellosehat.com/mental/stres/terapi-musik-untuk-
kesehatan/
Shintia, A. I. (2018). Pengaruh Waktu Pemberian Terapi Musik Gamelan Jawa
Laras Slendro Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha. Magetan.
Sutanta. (2021). Pengaruh Terapi Musik Instrumental Terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 14(1).
Yulastari, P. R. (2019). Terapi Musik Untuk Pasien Hipertensi : A Literatur
Review. REAL in Nursing Journal (RNJ), 2(2), 56-65.

12

Anda mungkin juga menyukai