OLEH :
PUTRI DWI ADHA
NIM.PO.71.20.22.0.00.18
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan LTA ...................................................................................
D. Manfaat LTA..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan distoliknya diatas 90mmHg
(Wijaya, 2013).
tekanan darah tinggi tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas
sekitar 22%. Penyakit ini juga menyebabkan 40% kematian akibat penyakit
jantung dan 51% kematian akibat stroke. Selain secara global, sekitar 57,6%
penyakit hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling
darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki
3
sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti
ginjal. Tidak hanya itu, vasokontriksi juga dapat menyebabkan otak dan
yang dirasakan oleh klien hipertensi tingkat lanjut di antaranya, klien akan
WJ, 2011).
keperawatan. Salah satu masalah yang sering dirasakan oleh pasien hipertensi
vasokonstriksi dan terjadi gangguan sirkulasi pada otak dan terjadi resistensi
4
pada Hipertensi (Hastuti, 2015).
berat badan, rajin berolah raga, mengurangi konsumsi garam, diet rendah
lemak, dan diet rendah kolesterol (Finasari & Setyawan, 2014). Selain itu,
terapi nonfarmakologis juga dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat
yang mengandung tinggi kalium, batasi kafein, hindari stress, dan kontrol
yang didengar, musik dapat menurunkan kadar kortisol yaitu hormon stres
Musik adalah bagian dari budaya sejak masa lalu sampai saat ini.
respon sosial dalam konteks yang berbeda-beda, seperti pada kegiatan ritual,
terhadap respon fisik dan emosional (Asrin & Mulidah, 2009). Dalam dunia
kesehatan, musik digunakan untuk penanganan pasien berbagai usia dari bayi,
5
anak-anak, dewasa dan orang tua dalam penurunan kecemasan ketika di rawat
ketegangan atau kondisi rileks pada diri seseorang, kareana dapat merangsang
sejenis morfin alami tubuh dan juga metanonin sehingga tubuh merasa lebih
B. Rumusan Masalah
Intervensi Terapi Musik Klasik di Ruang Jantung Rumah Sakit Umum Daerah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
6
a. Memahami Konsep Hipertensi dan Asuhan Keperawatan pada
2021.
2021.
Tahun 2021.
2021.
7
Hipertensi dengan Penerapan Intervensi Terapi Musik Klasik di
Tahun 2021.
D. Manfaat Penulisan
3. Bagi Pendidikan
4. Bagi Penulis
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
resikonya.
kopi.
9
bermacam-macam pada setiap individu dan hampir sama dengan
penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat
a. Anatomi Jantung
1) Jantung
terletak lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepi terletak pada ruang
bagian atas disebut basis terletak agak ke kanan pada kosta ke III
12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. Berat jantung sekitar 200-425
gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan pada perempuan sekitar 225
10
terdiri atas dua lapisan,yakni:
jantung.
1. Trikupidalis
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup satu arah. Antara rongga
11
Gambar 2.1 :anatomi jantung
2) Pembuluh darah
keutuhan dan fungsi system vaskuler, karena darah dari jantung akan dikiri
ke setiap sel melalui system tersebut. Sifat structural dari setiap bagian
(Aspiani, 2016).
mevaskularisasi kapiler.
pertukaran
12
d) Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena
(Lyndon, 2014)
b. Fisiologi
1) Siklus jantung
relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistole
relaksasi ventrikel.
13
darah ke atrium dan siklus kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
c) Diastole ventrikel
2) Tekanan darah
oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding
(Aspiani, 2016)
14
3. Etiologi
1. Genetik
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan
15
b. Hipertensi sekunder
yaitu :
kontriksi.
ginjal.
oral kontrasepsi.
16
adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal- mediate
katekolamin.
7. Kehamilan
8. Luka bakar
10. Merokok.
4. Klasifikasi Hipertensi
diastolik yaitu :
17
berat)
Sumber : Tambayong dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016).
mmHg.
atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda
18
yang mencari pertolongan medis.
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun
kelompok, yaitu :
1) Riwayat Keluarga
2) Usia
tahun.
19
3) Jenis Kelamin
wanita.
4) Ras/etnik
1) Merokok
20
dapat menyebabkan kematian secara global (Iswahyuni, S.,
2017).
3) Konsumsi Alkohol
tekanan darah.
21
memasak. Konsumsi garam secara berlebih dapat
7. Penatalaksanaan
mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang dari 140/90 mmHg
22
b. Pilih kelas obat yang memiliki efektivitas terbesar, efek samping
hipertensi.
23
asinan, acar, dan lainnya.
berikut :
hari
3. Methyldopa
4. MgSO4
mg
7. Tensigard 3 x 1 tablet
8. Amlodipine 1 x 5-10 mg
berkala dinaikkan sampai tercapai respons yang diinginkan. Lebih tua usia
kaptopril, bila obat tunggal tidak efektif. Pada hipertensi berat yang tidak
24
mg. Penderita hipertensi dengan asma bronchial jangan beri beta blocker.
8. Komplikasi
(Irwan, 2016):
ensefalopati.
9. Pencegahan
25
dianjurkan untuk
1) Mengatur diet agar berat badan tetap idel juga untuk menjaga agar
sebagainya.
garam.
dikontrol.
4) Batasi aktivitas.
26
27
B. Asuhan Keperawatan Pasien Hipertensi
1. Pengkajian
a. Biodata
Data lengkap dari pasien meliputi : nama lengkap, umur, jenis kelamin,
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
epistaksis spontan.
28
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan :
polisetemia.
penyakit ini sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan yaitu jika orang tua
e. Riwayat psikososial
f. Riwayat spiritual
individu.
g. Pemeriksaan fisik
29
1) Keadaan umum : Pasien nampak lemah
2) Tanda-tanda vital :
Suhu tubuh kadang meningkat, pernapasan dangkal dan nadi juga cepat,
tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic di atas 90 mmHg.
3) Review of sistem
a) Sirkulasi
perbedaan denyut.
stenosis valvular.
b) Neurosensori
30
occipital.
tangan
c) Nyeri/ketidaknyamanan
e) Keamanan
postural.
31
h. Aktivitas sehari-hari
1) Aktivitas
tachypnea.
2) Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi,
tinggi kalori.
i. Pemeriksaan diagnostik
ginjal.
katkan hipertensi.
disfungsi
regangan,
gangguan konduksi.
32
j. Penatalaksanaan
efektif.
2. Diagnosis Keperawatan
atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (Sharon, 2014). Diagnosa
3. Intervensi
33
Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang dirancang untuk
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat
34
Tabel 2.1. Intervensi Menurut Nanda Nic Noc
No Diagnosa
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
dx Keperawatan
1. Resiko tinggi NOC : Cardiac Pump NIC : Cardiac Care
penurunan effectiveness 1. Evaluasi adanya nyeri
curah Circulation Status dada (intensitas,
jantung Vital Sign Status lokasi, durasi)
berhubungan Kriteria Hasil: 2. Catat adanya
dengan 1. Tanda Vital disritmia jantung
peningkatan dalam rentang 3. Catat adanya tanda
afterload, normal (Tekanan dan gejala penurunan
vasokonstrik darah, Nadi, cardiac putput
si, respirasi) 4. Monitor status
hipertrofi/rig 2. Dapat kardiovaskuler
iditas mentoleransi 5. Monitor adanya
ventrikuler, aktivitas, tidak perubahan tekanan
iskemia ada kelelahan darah
miokard 3. Tidak ada edema 6. Monitor respon
paru, perifer, dan pasien terhadap efek
tidak ada asites pengobatan
4. Tidak ada antiaritmia
penurunan 7. Atur periode latihan
kesadaran dan istirahat untuk
menghindari
kelelahan
8. Monitor adanya
dyspneu, fatigue,
tekipneu dan
ortopneu
2. Intoleransi NOC : Energy NIC : Energy
aktivitas conservation Self Management
berhubungan Care : ADLs 1. Observasi adanya
dengan Kriteria Hasil : pembatasan klien
kelemahan, 1. Berpartisipasi dalam melakukan
ketidakseimb dalam aktivitas aktivitas
angan suplai fisik tanpa 2. Dorong anal untuk
dan disertai mengungkapkan
kebutuhan peningkatan perasaan terhadap
oksigen. tekanan darah, keterbatasan
nadi dan RR 3. Kaji adanya factor
2. Mampu yang menyebabkan
melakukan kelelahan
aktivitas sehari 4. Monitor nutrisi dan
hari (ADLs) sumber energi
secara mandiri tangadekuat
5. Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi secara
35
berlebihan
6. Monitor respon
kardivaskuler
terhadap aktivitas
7. Kolaborasikan
dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang
tepat.
8. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
9. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
10. Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual
3. Nyeri akut NOC : Pain Level, NIC : Pain Management
berhubungan Pain control, 1. Lakukan pengkajian
dengan Comfort level nyeri secara
peningkatan Kriteria Hasil : komprehensif
tekanan 1. Mampu termasuk lokasi,
vaskuler mengontrol nyeri karakteristik, durasi,
serebral (tahu penyebab frekuensi, kualitas
nyeri, mampu dan faktor presipitasi
menggunakan 2. Observasi reaksi
tehnik nonverbal dari
nonfarmakologi ketidaknyamanan
untuk 3. Gunakan teknik
mengurangi komunikasi
nyeri, mencari terapeutik untuk
bantuan) mengetahui
2. Melaporkan pengalaman nyeri
bahwa nyeri pasien
berkurang 4. Bantu pasien dan
dengan keluarga untuk
menggunakan mencari dan
manajemen nyeri menemukan
3. Mampu dukungan
mengenali nyeri 5. Kontrol lingkungan
(skala, intensitas, yang dapat
frekuensi dan mempengaruhi nyeri
tanda nyeri) seperti suhu ruangan,
4. Menyatakan rasa pencahayaan dan
nyaman setelah kebisingan
nyeri berkurang 6. Pilih dan lakukan
36
5. Tanda vital penanganan nyeri
dalam rentang (farmakologi, non
normal farmakologi dan inter
personal)
7. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi (terapi
musik klasik)
8. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
9. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
4. Cemas Setelah dilakukan NIC : Anxiety Reduction
berhubungan tindakan 1. Gunakan pendekatan
dengan krisis keperawatan selama yang menenangkan
situasional 3 x 24 jam, cemas 2. Nyatakan dengan
sekunder pasien berkurang jelas harapan
adanya Kriteria hasil: terhadap pelaku
hipertensi Anxiety Control pasien
yang diderita Coping Vital 3. Jelaskan semua
Sign Status prosedur dan apa
1. Menunjukan yang dirasakan
teknik untuk selama prosedur
mengontrol 4. Temani pasien untuk
cemas teknik memberikan
nafas dalam keamanan dan
2. Postur tubuh mengurangi takut
pasien rileks 5. Identifikasi tingkat
dan ekspresi kecemasan
wajah tidak 6. Bantu pasien
tegang mengenal situasi yang
3. Mengungkap menimbulkan
kan cemas kecemasan
berkurang 7. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
5. Kurang NOC : Kowlwdge : NIC : Teaching : disease
pengetahuan disease process Process
berhubungan Kowledge : health 1. Berikan penilaian
dengan Behavior tentang tingkat
kurangnya Kriteria Hasil : pengetahuan pasien
informasi 1. Pasien dan tentang proses
tentang keluarga penyakit yang
proses menyatakan spesifik
37
penyakit pemahaman 2. Jelaskan patofisiologi
tentang penyakit, dari penyakit dan
kondisi, bagaimana hal ini
prognosis dan berhubungan dengan
program anatomi dan fisiologi,
pengobatan dengan cara yang
2. Pasien dan tepat.
keluarga mampu 3. Diskusikan pilihan
melaksanakan terapi atau
prosedur yang penanganan
dijelaskan secara 4. Dukung pasien untuk
benar mengeksplorasi atau
3. Pasien dan mendapatkan second
keluarga mampu opinion dengan cara
menjelaskan yang tepat atau
kembali apa yang diindikasikan
dijelaskan 5. Eksplorasi
perawat/tim kemungkinan sumber
kesehatan atau dukungan,
lainnya. dengan cara yang
tepat
6. Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang
tepat
7. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat
4. Implementasi
38
akan dapat dilaksanakan dengan baik. Jika klien mempunyai keinginan
5. Evaluasi
sejauh mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Doengoes,
mencapai tujuan.
1. Definisi
Eropa pada zaman klasik atau kuno. Dibandingkan dengan musik lainnya,
melodi dan frekuensi yang tinggi pada musik klasik mampu merangsang
39
lingkup klinis, pendidikan dan sosial bagi pasien yang membutuhkan
2014).
nada yang lembut, harmonis salah satunya musik klasik mozart. Music
menyeimbangkan otak, selain itu music Mozart yang lemut dan seimbang
gelombang per detik akan diubah menjadi gelombang alpha atau sekitar
8-13 gelombang per detik, gelombang ini membuat orang rileks (Djohan,
2006).
2007)
a. Terapi aktif
40
Terapi aktif adalah keahlian menggunakan musik dan elemen musik
bermain musik bahkan membuat lagu yang singkat atau dengan kata
lain terjadi interaksi yang aktif antara yang diberi terapi dengan yang
memberi terapi.
b. Terapi pasif
yang disukainya.
(Gusti, 2014).
holistik yang langsung pada symtom penyakit. Terapi ini berhasil jika ada
manfaat, diantaranya :
41
a. Musik pada bidang kesehatan
a) Daya ingat.
ingat
b) Konsentrasi.
secara fokus
c) Emosional.
42
bahagia/semangat positif.
a. Kelebihan
43
b. Kekurangan
gangguan pendengaran
44
lampiran 1
spiritual pasien.
3. Headset
PROSEDUR
a. Pre interaksi
2. Siapkan alat-alat
indikasi
4. Cuci tangan
b. Tahap orientasi
45
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga
c. Tahap kerja
rasa sakit.
musik.
46
15. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras.
lama.
17. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat
rasa sakit.
d. Terminasi
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangan
e. Dokumentasi
47
a) Nama Pasien, Umur, Jenis kelamin, dan lain-lain
b) Keluhan utama
d) Lama tindakan
g) Respon pasien.
h) Nama perawat
i) Tanggal pemeriksaan
Hawari (2013)
48
DAFTAR PUSTAKA
Association.
Diponegoro.
Vol. 3 No. 1
Salemba medika.
49
Doengoes. M. E, Et. Editor Monica, E. 2010. Nursing Care Plans Guidelines for
Planning and Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: Kariasa IM.
Jakarta: EGC
Hananta I.P.Y., Freitag H (2011). Deteksi Dini dan Pencegahan Hipertensi dan
Hartanti et al. (2016). Terapi Nafas Dalam Menurunkan Tekanan darah Pasien
Hartanti R.D, Wardana D.P, Fajar R.A (2016). Terapi Relaksasi Napas Dalam
Vol.9 No.1
Hastuti, R.T., & Insiyah. (2015). Penurunan tekanan darah dengan menggunakan
Irianto, Koes 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
hal
hlm. 1
(JNIK).
50
Kemenkes RI. Hipertensi. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kementerian Kesehatan RI. Profil Penyakit Tidak Menular Tahun 2016. Jakarta:
Penerbit Mediaction.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Yogyakarta
Medika
Press; 2014. 10 p.
51