Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN KASUS FARINGITIS


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing :
Shulhan Arief Hidayat, S.Kep.,Ners, M.Kep

Disusun Oleh:
ADITYA BAGUS FIRMANSYAH (A1R19001)
ALFINA DAMAYANTI (A1R19002)
ALIFIA PRASTIWI INDAHYANI (A1R19004)
ANDHY RENO PRAKOSO (A1R19005)
BRISMA SETA KUSUMA ANJAYA (A1R19007)
CANTIKA PUTRI RAHAYU (A1R19008)
CINDY APRILIESTA (A1R19009)
DEVA WIDI OKTA (A1R19010)
DWI BAGUS PRASETYO (A1R19011)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG

TAHUN AJARAN
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari
mata kuliah KEPERAWATAN ANAK.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Tulungagung, 02 Mei 2021

Penulis,

2
PEMBAHASAN

A. Definisi

Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring.(Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000). Faringitis
adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus dan bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri
tenggrokan, faring eksudat dan hiperemis, demam, pembesaran limfonodi leher dan malaise. (Vincent,
2004). Faringitis ( pharyngitis) adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau
faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang
tenggorok.Pendapat lain di kemukakan oleh Ikatan Dokter AnakIndonesia (2008) Faringitis merupakan
peradangan akut membrane mukosa faringdan struktur lain di sekitarnya. Karena letaknya yang sangat
dekat dengan hidung dantonsil, jarang terjadi hanya infeksi local faring atau tonsil. Oleh karena itu,
pengertianfaringitis secara luas mencakup tonsillitis, nasofaringitis, dan tonsilofaringitis.

B. Klasifikasi

Berdasarkan lama berlangsungnya :


a) Faringitis akut adalah radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu streptokokus
grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah, malaise, nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.Faringitis ini terjadinya masih baru,belum
berlangsung lama.
b) Faringitis kronis adalah radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,
biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam
lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu kronik, dan kebiasan
menkonsumsi alcohol dan tembakau. Faringitis kronik dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membran mukosa.


b. Faringitis atrofi merupakan tahap lanjut dari faringitis hipertrofi (membran tipis, keputihan,licin dan
pada waktunya berkerut).
c. Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding faring.

C. Etiologi

Faringitis disebabkan oleh virus dan bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab:
a. Common cold/flu
b. Adenovirus
c. Virus influenza (A dan B).
d. Parainfluenza (tipe 1-4).
e. Adenovirus.
f. ECHO.

Bakteri yang menyebabkan faringitis antara lain:

a. Streptokokus grup A.
b. Korinebakterium.
c. Arkanobakterium.
d. Streptococcus β hemolitikus.
e. Streptococcus viridians.
f. Streptococcus piyogenes.
g. Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

D. Manifestasi Klinis

3
Manifestasi klinis akut:
1. Membran faring tampak merah
2. Folikel tonsil dan limfoid membengkak dan di selimuti oleh eksudat
3. Nodus limfe servikal membesar dan mengeras
4. Mungkin terdapat demam,malaise dan sakit tenggorokan
5. Serak,batuk,rhinitis bukan hal yang tidak lazim.
6. Kesulitan menelan.

Manifestasi klinis kronis:

1. Rasa iritasi dan sesak yang konstan pada tenggorokan.


2. Lendir yang terkumpul dalam tenggorokan dan dikeluarkan dengan batuk.

E. Pathway

F. Patofisiologi

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian epitel terkikis
maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang meningkat.
Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada
dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang
berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel
limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang
dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.

G. Pemeriksaan Penunjang
a) Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak, hiperemis,
terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula
membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.
b) Pemeriksaan Biopsi. Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan
(sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan
mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
c) Pemeriksaan Sputum. Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting
dalam diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.

H. Pencegahan
4
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak antara lain:
a) Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranyadengan cara menberikan
makanan kepada anak yang mengandungcukup gizi.
b) Meberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahantubuh terhadap penyakit baik.
c) Menjga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.
d) Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA, salah satu caraadalah memakai penutup hidung
dan mulut bila kontak langsungdengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderitapenyakit
ISPA

I. Penatalaksanaan
a) Antibiotika golongan penisilin atau sulfonamida selama lima hari
b) Antipiretik
c) Obat kumur atau obat hisap dengan desinfektan
d) Bila alergi dengan penisilin dapat diberikan eritromisin atau klindamisi
e) Berkumur-kumur dengan larutan garam hangat
f) pemberian kompres panas atau dingin pada leher untuk meringankan nyeri.

Pengobatan secara medikamentosa umumnya menggunakan:

a) Antimikroba.
b) Antibiotik (dalam dosis terapeutik).
c) Dapat pula dilakukan dengan cara irigasi hangat pada tenggorokan.
d) Pemberian cairan yang adekuat.
e) Menghindari makanan pedas, berminyak, mengandung vetsin, es juga disarankan.

J. Komplikasi
1. Otitis media purulenta bakterialis

Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube eustacius akibat
kontaminasi sekresi dalam nasofaring.
2. Abses Peritonsiler

Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus
kapsul tonsil.
3. Sinusitis

Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa sinusitis maksilaris / frontalis.
Sinusitis maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan napas bagian atas (salah satunya
faringitis), dibantu oleh adanya faktor predisposisi.

 Dampak Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Manusia

Pemenuhan Kebutuhan Oksigen


Manusia membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Tanpa oksigen dalam sirkulasi aliran darah, individu
Akan meninggal dalam hitungan menit. Oksigen diberikan ke sel dengan mempertahankan jalan napas
tetap terbuka dan sirkulasi yang adekuat. Pemenuhan kebutuhan oksigen pada klien yang mengalami
ISPA Akan mengalami hambatan, karena terjadi perubahan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen atau
fungsi pernapasan yang dipengaruhi oleh kondisi seperti: pergerakan udara masuk atau keluar dari paru,
difusi oksigen dan karbon dioksida, dan transport oksigen dan karbon dioksida melalui darah keseluruh
jaringan. Pada penyakit ISPA klien mengalami gangguan kebersihan jalan napas yang mengakibatkan
suplai oksigen dalam tubuh berkurang.
Menurut Eni & Yupi (2015), oksigenasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
 Hiperventilasi
5
Hiperventilasi adalah peningkatan pergerakan udara masuk dan keluar dari paru.Selama
hiperventilasi, frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat, danlebih banyak CO₂ yang
dibuang daripada yang dihasilkan (Kozier, 2010).
 Hipoventilasi

Hipoventilasi yaitu penurunan pergerakan udara masuk dan keluar dari paru.Dengan hipoventilasi,
CO₂ sering kali menumpuk dalam darah, sebuah kondisiyang disebut hiperkarbia (hiperkapnia)
(Kozier, 2010).
 Hipoksia

Hipoksia adalah suatu kondisi ketidakcukupan oksigen di tempat manapun didalam tubuh, dari gas
yang diinspirasi ke jaringan. Hipoksia dapat dihubungkandengan setiap bagian dalam
pernapasan – ventilasi, difusi gas, atau transport gasoleh darah – dan dapat disebabkan oleh
setiap kondisi yang mengubah satu atausemua bagian dalam proses tersebut (Kozier, 2010).

6
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor :
113/D/O/2009
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax:0355-
322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN KASUS FARINGITIS
Ruangan : Ruang Flamboyan
No. Reg : 25413

Pengkajian diambil tanggal : 28 April 2021 jam : 07.00

I. IdentitasKlien

Nama / Jenis kelamin : An. S( Laki-laki)


Alamat : Bago,Tulungagung
Umuranak : 7 tahun
Nama ayah : Tn. P
Pendidikan ayah : SMP
Pekerjaan ayah : Buruh tani
Pekerjaanibu : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Diagnosa medis : Faringitis
Tanggal masuk RS : 27 April 2021

II. Riwayat Keperawatan


1. Riwayat penyakit
1.1. Keluhan utama : An.S mengeluh badannya terasa panas, tenggorokannya
sakit, batuk, pilek dan tidak bisa menelan.
1.2. Lama keluhan : 2 hari
1.3. Akibat timbulnyakeluhan : tidak mau makan
1.4. Faktor yang memperberat : kesulitan menelan
2. Riwayat penyakitsekarang :
Orang tua klien mengatakan anaknya batuk, pilek serta terasa panas dan susah makan sejak 2 hari yang
lalu yaitu tanggal 25 April 2021.
7
3. Riwayat keperawatan dahulu :
3.1. Pre natal : selama masa kehamilan ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke
bidan/posyandu, dan tidak pernah mendapat pengobatan yang serius.
3.2. Natal : ibu melahirkan di Rumah Sakit di tolong oleh seorang dokter, dengan
persalinan normal. Dan tidak terdapat riwayat penyakit atau komplikasi saat
persalinan.
3.3. Post natal : klien lahir dengan BB 3000 gram PB 49 cm, tidak ada penyakit/kelainan
menyertai setelah kelahiran
3.4 Luka / operasi : tidak ada
3.5. Allergi :tidak ada
3.6Polakebiasaan
- Sebelum sakit : An. S bermain dengan aktif dan ceria bersama teman-teman yang lain.
- Saat sakit : An. S hanya tidur dan sering rewel karena tidak nyaman dengan
tenggorokannya
3.7 Tumbuhkembang :
- Tengkurap usia : 3 bulan
- Duduk usia : 7 bulan
- Berdiri usia : 12 bulan
- Mengoceh usia : 12 bulan
- Bicara usia :13 bulan
3.8 Riwayat Imunisasi :
BCG :usia bulan ke-1 HB :usia 0-7 hari
DPT :usia bulan ke 2 & 3 Meningitis :-
Polio :usia bulan ke 2-4 Lain – lain :-
Campak :usia ke-9
4. Riwayat kesehatan keluarga : keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama atau
penyakit tenggorokan yang menahun.
5. Riwayat Psikososial : Ibu pasien mengatakan An. S adalah anak yang ceria
6. Riwayat seksual : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak mempunyai keluhan
dan kelainan seksual
7. Riwayat keluarga :
7.1. Komposisi keluarga terhadap :

Keluarga Inti : keluarga terdiri dari Ny. Y sebagai ibu, Tn. P s ebagai ayah danAn. S adalah sebagai
anak dan keluarga tidak pernah ada keturunan yang menderita Faringitis.
7.2. Lingkungan rumah dan Komunitas :An. S tinggal di lingkungan rumah yang
tenang dan aman dimana terdapat pepohonan yang rindang.
8. Kultur dan kepercayaan : klien dan keluarganya beragama islam dan percaya
dengan agamanya.
9. Fungsi dan hubungan keluarga : hubungan keluarga baik, klien adalah anak kedua.
10. Pola perilaku yang mempengaruhi kesehatan :sering terpapar asap rokok tanpa disadari.
11. Persepsi keluarga terhadap anak : keluarga meganggap faringitis adalah penyakit
peradangan tenggorokan biasa.

III. PemeriksaanFisik
1. Keadaanumum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (4-5-6)
BB : 28 kg
TB : 65 cm
LL :-
2. Tanda – tanda vital :
- Tensi :95/65 mmHg Nadi : 106 x/menit Suhu : 39oC
- Pernafasan : 24x/menit
8
3. Kepaladanwajah
- Rambut kepala : kotor, berwarna hitam
- Bentuk kepala : bulat, simetris
- Ukuran – ukuran kepala : simetris
- UUB : normal
- UUK : normal tidak ada benjolan
4. Mata : Sklera : normal, bersih dengan warna putih
Konjungtiva : berwarna merah muda
5. Telinga : kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang keluar,tidak ada peradangan dan tidak
ada nyeri tekan.
6. Hidung : bentuksimetris, terdapatcairan / lendirberwarnajernih,
hidungbagianluartampakkemerahan.
7. Mulut : bibir kering, lidah tampak kotor
8. Tenggorokan : terdapat peradangan
9. Leher : terdapat nyeri tekan
10. Dada : tidak ada tarikan dinding dada waktu bernapas, bentuk ada simetris, pernapasan
terdengar mengorok.
11. Paru – paru :
I : Bentuk simetris, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi
otot pernafasan
P : Tidak ada benjolan mencurigakan
P:-
A : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada bunyi nafas
tambahan
12. Jantung :
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis tidak teraba, denyut nadi cepat dan melemah
P : Bunyi pekak
A:-
13. Abdoment :
I : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada
P :Turgor kulit langsung kembali dalam 1 detik
P : Perut kembung
A:-

IV. Pola Kesehatan Fungsional


1. Nutrisi / Makan / Minum
a) Kebiasaan sehari-hari : orang tua klien mengatakan sebelum sakit nafsumakan anaknya sangat
baik, frekuensi makan tiga kali sehari dan makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, ikan, telur dan
sayur-sayuran.
b) Saat sekarang : orang tua klien mengatakan selama sakit nafsumakan anaknya berkurang,
frekuensi makan dua kali sehari dan hanya memakan bubur selama dirumah sakit.
2. Eliminasi
a) Kebiasaan sehari-hari : orang tua klien mengatakan anaknya BAB 2-3 x/haridengan konsistensi
padat dan berwarna kecoklatan,dan BAK 5-6 x/hari, dan berwarna kuning jernih.
b) Saat sekarang : 0rang tua klien mengatakan anaknya 1-2 x/hari,konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan dan BAK5-6 x/hari, warna kuning pekat dan bau khas.
3. Istirahatdantidur
a) Kebiasaan sehari-hari :orang tua klien mengatakan anaknya tidur siang kurang lebih 3 jam dan
tidur malam kurang lebih 10jam.
b) Saat sekarang : orang tua klien mengatakan anaknya tidur siangkurang lebih 5 jam dan tidur
malam kurang lebih 8jam dan kadang sering terbangun.

9
4. Aktivitasdanlatihan:
Orang tua klien mengatakan anaknya sangat aktif bermain dengan teman-teman sebayanya.
V. Pemeriksaan Penunjang:
( Hasil Laboratorium dan Hasil Pemeriksaan Lain )
Hasil dari pemeriksaan laboratorium pada An S salah satunya terjadi peningkatan leukosit diatas normal yaitu
22,4 103/µL (normal 4-10 103/µL). hemoglobin 12,0 g/Dl (11,5-13,00 g/dl). Hematocrit 37,6%. Kadar trombosit
227

VI. Persepsi Keluarga Terhadap Penyakit Anaknya :


Keluarga mengatakan masih belum begitu paham dengan penyakit tersebut, dan di dalam keluarganya tidak
pernah ada keturunan penyakit faringitis.

VII. Penatalaksanaan Dan Terapi


Menurut Wong (2009) penatalaksanaan terapeutik dari faringitis akut jika terjadiInfeksi tenggorokan akibat
streptococcus, penisilin oral dapat diberikan dengan dosis Yang cukup untuk mengendalikan manifestasi local
akut. Penisillin memang tidak Mencegah perkembangan glomerunefritis akut pada anak-anak yang rentan namun
Dapat mencegah penyebab streinnefrogenik dari streptococcushemolitik ß grup A ke Anggota keluarga lainnya.
Antibiotic lain yang di gunakan untuk mengobati streptococcushemolitik ß grup A adalah eritromisin, azitromisin,
klaritromisin,streptococcushemolitik ß grup A adalah eritromisin, azitromisin, klaritromisin, sefalosporin seperti
sefdinir (omnicef) dan amoksisilin.

Pendapat lain dikemukakan oleh Natalia (2003) jika diduga faringitis streptokokus (biasanya pada anak usia 3
tahun atau lebih), berikan Benzatin penisilin (suntikan tunggal) 600.000 unit untuk anak usia di bawah 5 tahun,
1.200.000 unit untuk usia 5 tahun atau lebih. Ampisilin atau amoksisilin selama 10 hari atau penisilin V
(fenoksimetilpenisilin) 2-4 kali sehari selama 10 hari. Kortrimolsasol tidak direkomendasikan untuk nyeri
tenggorok yang disebabkan oleh streptokokus karena 0tidak efektif, jika penisilin V digunakan berikan 125mg dua
kali sehari selama 10 hari.sefalosporin seperti sefdinir (omnicef) dan amoksisilin.Pendapat lain dikemukakan oleh
Natalia (2003) jika diduga faringitis streptokokus (biasanya pada anak usia 3 tahun atau lebih), berikan Benzatin
penisilin (suntikan tunggal) 600.000 unit untuk anak usia di bawah 5 tahun, 1.200.000 unit untuk usia 5 tahun atau
lebih. Ampisilin atau amoksisilin selama 10 hari atau penisilin V (fenoksimetilpenisilin) 2-4 kali sehari selama 10
hari. Kortrimolsasol tidak direkomendasikan untuk nyeri tenggorok yang disebabkan oleh streptokokus karena
tidak efektif, jika penisilin V digunakan berikan 125mg dua kali sehari selama 10 hari.

Terapi yang diberikan pada An S antara lain IVFD NaCL 15 tetes/menit macro, diazepam 3mg (jika
klienkejang), tramenza syrup 60 ML dosis 3×5 ml (1× sendok takaran) apabila suhu meningkat 38,5ºC, dan
parasetamol 500 mg setiap 4 jam (ketika suhu tubuh panas)

Mahasiswa

( _____________)

10
11
ANALISA DATA

Nama pasien : An. S


Umur : 7 Tahun
No.Register : 23451

NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN

1 DS : Virus dan bakteri penyebab Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


faringitis
- Klien mengatakan
kesulitan menelan
- Klien mengeluh Inflamasi
batuknyan
berlendir/sputum
DO : Peradangan mukosa
- Ditemukan suara
napas tambahan
- Inflamasi dan Reflek batuk kurang
peradangan pada
mukosa
- Nampak batuk Produksi sputum
berdahak dengan meningkat
adanya sputum

Sputum mengental

Bersihan jalan napas


tidak efektif
2. Virus dan bakteri penyebab Hipertermia
faringitis

Terjadi inflamasi

Respon inflamasi

Merangsang
termoregulasi
hipotalamus

Peningkatan suhu
tubuh

Hipertermia
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
1. 28 April 2021 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d sekresi yang tertahan d.d. batuk tidak
efektif, sputum berlebih, frekuensi napas berubah

2. 28 April 2021 Hipertermia b.d proses penyakit (inflamasi faring) d.d suhu tubuh diatas nilai
normal, kulit terasa hangat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan Latian batuk efektif I.01006
Efektif b.d sekresi yang tertahan keperawatan 2×24 jam, maka
d.d. batuk tidak efektif, sputum bersihan jalan napas membaik, Observasi
berlebih, frekuensi napas berubah dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kemampuan
L.01001 batuk
- produksi sputum menurun (5) 2. Monitor adanya retensi
sputum
- mengi menurun (5) Terapeutik

- batuk efektif menurun (5) 3. Atur posisi semi fowler


4. Pasang perlak dan bengkok
- frekuensi napas membaik (5) di pangkuan pasien
5. Buang secret pada tempat
sputum
Edukasi

6. Jelaskan tujuan dan


prosedur batuk efektif
7. Anjurkan tarik nafas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan
dengan mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
Kolaborasi

8. Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu

9
10
2. Hipertermia b.d proses penyakit Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia I.15506
(inflamasi faring) d.d suhu tubuh keperawatan 2×24 jam, maka
diatas nilai normal, kulit terasa termoregulasi suhu tubuh Observasi
hangat membaik, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi penyebaran
L.14134 hipertermia
- menggigil membaik (5) 2. monitor suhu tubuh
3. monitor kadar elektrolit
- kulit merah menurun (5) 4. monitor haluaran urine
5. monitor komplikasi akibat
- kejang menurun (5) hipertermia
Terapeutik

6. sediakan lingkungan yang


dingin
7. longgarkan atau lepaskan
pakaian
8. basahi dan kipasi
permukaan tubuh
9. berikan cairan oral
10. ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis
11. lakukan perbandingan
eksternal
12. hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
13. berikan oksigen, jika perlu
Edukasi

14. anjurkan tirah baring


Kolaborasi

15. Kolaborasi pemberian


cairan dan elektrolit
intravena

11
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATANPERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. S Umur : 7 Tahun No.Register : 23451 Kasus : faringitis

TANGGAL/ TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM JAM TANGAN
1. D.0001 28 April 2021 1. Identifikasi kemampuan batuk 28 April 2021 S : klien mengatakanmasih merasakan sesak
07.00-10.30 2. Monitor adanya retensi sputum 14.30 napas
3. Atur posisi semi fowler O:
4. Pasang perlak dan bengkok di - Terdengar suara ronkhi basah
pangkuan pasien - Terdapat sputum
5. Buang secret pada tempat sputum - RR : 24 x/menit
6. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk A :masalah teratasi sebagian
efektif P : intervensi 2, 3, dan 7 dilanjutkan
7. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan
dengan mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
8. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu

2. D-0130 28 April 2021 1. Identifikasi penyebaran hipertermia S : klien mengatakan badannya masih terasa
11.00-14.00 2. monitor suhu tubuh 28 April 2021 panas
3. monitor kadar elektrolit O:
4. monitor haluaran urine 14.30
- Suhu tubuh : 39° C
5. monitor komplikasi akibat - TD : 120/90 mmHg
hipertermia A : masalah teratasi sebagian
6. sediakan lingkungan yang dingin
7. longgarkan atau lepaskan pakaian P : intervensi 1, 2, 11, dan 14 dilanjutkan
8. basahi dan kipasi permukaan tubuh
9. berikan cairan oral
2. 10. ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hyperhidrosis
11. lakukan perbandingan eksternal
12. hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
13. berikan oksigen, jika perlu
14. anjurkan tirah baring
15. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
3. D-0001 29 April 2021 1. Monitor adanya retensi sputum 29 April 2021 S : klien mengatakan sesak napas berkurang
07.00-10.30 2. Atur posisi semi fowler 14.30 O:
3. Anjurkan tarik nafas dalam melalui - Tidak terdengar suara ronkhi basah
hidung selama 4 detik, ditahan - Masih terdapat sputum
selama 2 detik, kemudian keluarkan - RR : 20 x/menit
dengan mulut dengan bibir mencucu A : masalah teratasi
(dibulatkan) selama 8 detik P : intervensi dihentikan
4. D-0130 29 April 2021 1. Identifikasi penyebaran hipertermia 29 April 2021 S : klien mengatakan bahwa badannya sudah
11.00-14.00 2. monitor suhu tubuh 14.30 tidak panas
3. lakukan perbandingan eksternal O:
4. anjurkan tirah baring - Suhu : 34C
- TD : 110/80 mmHg
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
FORMAT PENYULUHANKESEHATAN

Topik : Penyuluhan tentang faringitis

Sasaran :Keluarga An. S

Ruang : Flamboyan

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE MEDIA EVALUASI
Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pencegahan dan a) pengertian Ceramah, diskusi, PPT Keluarga mampu
penyuluhan tentang penyuluhan tentang penanganan penyakit faringitis tanya jawab, mengulang informasi
Farigitis keluarga An. faringitis keluarga An. faringtis pada bayi b) etiologi faringitis atau pendidikan
S mampu memahami S diharapkan mampu : dan anak c) tanda dan gejala kesehatan yang
tentang penyakit a) Menjelaskan dari faringitis diberikan terkait
faringitis pengertian d) patofisiologi dari dengan faringitis
faringitis faringitis
b) Menjelaskan e) pemeriksaan
etiologi diagnostik yang
faringitis dapat dilakukan
c) Menjelaskan untuk faringitis
tanda dan gejala f) Menjelaskan
faringitis penatalaksanaan
d) Menjelaskan medis dari
patofisiologi dari faringitis
faringitis
e) Menjelaskan
pemeriksaan
diagnostik yang
dapat dilakukan
untuk faringitis
f) Menjelaskan
penatalaksanaan
medis dari
faringitis

Anda mungkin juga menyukai