Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

EDUKASI PERAWATAN AV SHUNT

Oleh :
KELOMPOK 4
1. Aldeo Arman
2. Alfi Nurdina
3. Apriliana
4. Hany
5. Oktavian
6. Siti Nur Hasanah (2021.04.063)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


BANYUWANGI
2021
1

1.1. Pendahuluan
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek atau pasien
dengan penyakit ginjal stadium terminal atau end stage renal disease (ESRD)
yang membutuhkan terapi jangka panjang atau permanen. Menurut Smeltzer
dan Bare (2013), hemodialisa merupakan proses pengambilan zat-zat nitrogen
yang toksik dengan pengambilan darah dari tubuh pasien ke dyalizer tempat
darah tersebut dibersihkan kemudian dikembalikan lagi ke tubuh pasien
setelah dikeluarkan air, elektrolit dan zat sisa yang berlebihan dari dalam
tubuh.
Hemodialisa adalah tindakan menyaring dan mengeliminasi sisa
metabolisme dengan bantuan alat. Fungsinya untuk mengganti fungsi ginjal
dan merupakan terapi utama selain transplantasi ginjal dan peritoneal dialysis
pada orang-orang dengan penyakit ginjal kronik. Tujuan utama dari tindakan
hemodialisis ini adalah menggantikan fungsi ginjal sehingga mampu
mempertahankan homeostasis pada tubuh manusia (Nurcahayati, 2010).
Proses hemodialisis memerlukan pemasangan sebuah alat Arteri Vena
Fistula untuk mendapatkan akses vaskuler yang akan dihubungkan dengan
mesin hemodialisa (Pranowo, 2018). Hemodialisa masih merupakan terapi
pengganti ginjal utama disamping peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal
disebagian besar negara di dunia. Terdapat lebih dari dua juta pasien yang saat
ini menjalani hemodialisa diseluruh dunia. Hemodialisis terbanyak dilakukan
di Amerika Serikat yang mencapai sekitar 350.000 orang, Jepang 300.000
orang, sedangkan di Indonesia mendekati 15.000 orang (Pinem, Tarigan,
Sihombing, 2015). Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018 menunjukkan
angka kejadian hemodialisa sebesar 19% pada penduduk berumur lebih dari
15 tahun yang didiagnosis Gagal Ginjal Kronik di Indonesia. Sedangkan profil
kesehatan kota Padang menunjukkan angka 2% pada tahun 2013 dan pada
tahun 2018 naik menjadi 3,9%. Di RSUP Dr M Djamil Padang jumlah pasien
hemodialisa pada tahun 2017 yaitu 1.801 pasien dan pada tahun 2018
meningkat menjadi 2.335 pasien. Maka dari itu hemodialisa sangat penting
untuk mempertahankan kehidupan pasien.
2

1.2. Tujuan

2. Sasaran
Pasien di Ruang Hemodialisis RSUD Genteng
3. Materi
a. Definisi AV Shunt
b. Tujuan pemasangan AV Shunt
c. Manfaat AV Shunt
d. Perawatan AV Shunt dengan benar
e. Metode
Edukasi, diskusi dan Bedside Teaching
f. Media
Leaflet
g. Proses
Langkah – langkah yang diperlukan dalam Beside Teaching adalah sebagai
berikut :
3

Perceptor kontrak dengan 1. Pemaparan masalah klien


klien, kontrak dengan 2. Tindakan untuk mengatasi masalah
mahasiswa dan berbagi klien.
peran 3. Alat-alat yang diperlukan untuk
tindakan
4. Prosedur tindakan (persiapan-
pelaksanaan – terminasi)
Pelaksanaan BST :
5. Aturan ketika bertemu dengan klien
Langkah -langkah dalam
tindakan : persiapan –
pelaksanaan – terminasi )

Tanyakan pasien apakah ada Memberikan edukasi, menjawab


pertanyaan pertanyaan dan penutupan

Tanya jawab dengan umpan balik kelompok

7.1 Persiapan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan bedside


teaching
b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga

c. Pembagian peran dalam tim mahasiswa

7.2 Pelaksanaan BST

a. Penjelasan tentang klien oleh perceptor dalam hal in penjelasan


difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan dilaksanakan dan memiliki prioritas yang perlu didikusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut

c. Pemberi justifikasi oleh perceptor tetang masalah klien serta rencana


tindakan yang akan dilakukan.
4

d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada akan


ditetapkan
7.3 Pasca BST

Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta


menetapkan tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya.
h. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : sabtu, 30 Oktober 2021

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Ruang Hemodialisis RSUD Genteng

i. Peran masing – masing anggota tim


a. Peran perawat (perceptor)
 Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
 Menjelaskan diagnosis keperawatan
 Menjelaskan intervensi yang dilakukan
 Menjelaskan hasil yang didapat
 Menjelaskan rasional dari tindakan yang diambil
 Menggali masalah-masalah yang belum terkaji
j. Kriteria Evaluasi
a. Bagaimana koordinasi dan persiapan BST
b. Bagaimana peran perawat primer pada saat BST
k. Kegiatan Bedside Teaching
1. Tahapan Pra-BST

a. Preparation :

1). Pembimbing klinik kontrak waktu dengan pasien


2). Mahasiswa mendapatkan kasus dan tindakan BST
3). Mahasiswa mendiskusikan tindakan yang akan dilakukan

b. Planning :

1). Mahasiswa melakukan edukasi perawatan AV Shunt yang


benar kepada penderita CKD
2). Mahisiswa membuat proposal BST
5

3). Mahasiswa belajar perawatan AV Shunt

c. Briefing : 4P 1R

1) Problem : Cronic Kidney Disease

2) Practice : edukasi perawatan AV Shunt

3) Preparation :

a). Media
Leaflet
b). Metode
Ceramah

4) Procedure :

a).Prosedur pelaksanaan
1). Berikan salam
2). Memperkenalkan diri dan mahasiswa
3). Menjelaskan tujuan dari edukasi
4). Menjelaskan kontrak waktu
5) Rule :

a). Melakukan koordinasi sesama tim sebelum melakukan


bedside teaching, menjelaskan tujuan kegiatan.
b). Mahasiswa tidak oleh berdiskusi dihadapan pasien
c). Menjalankan peran selama bedside teaching
d). Mahasiswa dilarang menggunakan alat komunikasi selama
kegiatan bed side teaching
6

2. Round :

Tahap
Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Media
Kegiatan
Pembukaan • Membuka kegiatan • Menjawab salam Ceramah
dengan mengucapkan • Mendengarkan
(5 menit)
salam keterangan penyaji
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan tujuan
dan manfaat dari
penyuluhan
• Menyebutkan materi
yang akan
disampaikan
• Menggali
pengetahuan klien
tentang materi yang
akan disampaikan
(reinforcement)
dengan cara
mengajukan
pertanyaan
Penyajian • Menyebutkan tentang • Memperhatikan dan Ceramah
definisi AV Shunt mendengarkan
( 15 menit ) Tanya jawab,
• Menyebutkan tentang keterangan penyaji
lembar balik
tujuan pemasangan • Memberi pertanyaan
AV Shunt tentang hal-hal yang
• Menyebutkan tentang belum dimengerti
Manfaat pemasangan yang bergubungan
AV Shunt dengan materi yang
• Menyebutkan tentang disampaikan
hal-hal yang harus
diperhatikan saat
7

melakukan
perawatan AV Shant
Penutup • Menanyakan pada Mendengarkan dan Tanya jawab,
klien tentang materi bertanya serta menjawab leaflet
( 10 menit )
yang telah pertanyaan
disampaikan dan
berikan rewards
kepada klien yang
telah menjawab
pertanyaan
• Memberi kesimpulan
• Membagikan leaflet
• Mengucapkan
terimakasih atas
peran serta klien
• Mengucapkan salam
• Penutup

3. Post Round :
Evaluasi dengan pembimbing klinik
8

l. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya
dapat dijadikan masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian
metode pembelajaran.

Banyuwangi, 2021

Mengetahui,
Pembimbing Institusi Ketua Kelompok,

(......................................................) (……………………………………)

Mengetahui,
Ruang hemodialysis RSUD Genteng

(...........................................................)

Lampiran :

- Konsep Teori keseimbangan cairan


9

KONSEP TEORI AV SHUNT

A. Definisi AV Shunt
AV Shunt adalah suatu tindakan pembedahan dengan cara menghubungkan
arteri radialis dengan vena cephalica sehingga terjadi fistula arteio vena sebagai akses
sebagai dialysis.
B. Tujuan AV Shunt
a. mempermudah akses hemodialisa
b. meningkatkan aliran darah vena sehingga dapat dilakukan kanulasi darah
C. Manfaat AV Shunt
a. Mempermudah akses berulang ke sirkulasi
b. Aliran darah dapat ditutup secara rapat dan relative mudah
c. Tahan lama dalam pemakaian dengan sedikit intervensi
d. Bebas dari komplikasi mayor
D. Cara Perawatan AV Shunt Dengan Benar
a. Pastikan daerah sekitar akses selalu dalam keadaan bersih
b. Konsultasisegera apabila akses AV Shunt terdapat tanda-tanda infeksi seperti
hangat, berwarna kemerahan, bernanah, dan demam.
c. Pelajari adanya fibrasi dan suara dengung yang khas diakses anda. Adanya
perubahan pada fibrasi maupun suara dengung diakses anda dapat menandakan
adanya sumbatan yang mengganggu aliran darah di akses cimino anda.
d. Hindari adanya tekanan pada AV Shunt saat tidur
e. Latih akses AV Shunt anda dengan menggunakan bola karet agar aliran darah
bertambah kuat
f. Jangan melakukan pemeriksaan tekanan darah, mengambil darah atau melakukan
infus pada lengan yang terdapat AV Shunt
g. Jangan membebeni tangan dimana AV Shunt berada untuk mengangkat benda-
benda yang terlalu berat.
h. Jangan memakai pakaian yang ketat atau perhiasan di area akses anda.
i. Jangan tidur dengan kepala di lengan yang memiliki akses AV Shunt.

Anda mungkin juga menyukai