OLEH:
MUSDALIFAH
201710461011034
2018
KONSEP HEMODIALISA
a. HEMODIALISA
1. Pengertian
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari
hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir atau
end stage renal disease (ESRD) yang memerlukan terapi jangka panjang atau
toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan (Suharyanto dan
sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal
ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat.
dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap kualitas
2. Tujuan Terapi
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang
hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal serta Menggantikan fungsi
ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain (Suharyanto dan Madjid,
2010).
3. Indikasi
tetapi dialysis jangka pendek atau pasien dengan gagal ginjal tahap akhir yang
b. Hyperkalemia
e. Kelebihan cairan
4. Kontra Indikasi
Menurut Suharyanto dan Madjid (2010) kontra indikasi dari hemodialisa adalah
hipotensi yang tidak responsif terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan
hemodialisis harus mendapat asupan makanan yang cukup agar tetap dalam gizi
yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor yang 20 penting untuk terjadinya
diperlukan, karena itu makanan tinggi kalium seperti buah-buahan dan umbi-
umbian tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Jumlah asupan cairan dibatasi sesuai
dengan jumlah urin yang ada ditambah insensible water loss. Asupan natrium
dibatasi 40- 120 mEq/hari guna mengendalikan tekanan darah dan edema.
Asupan tinggi natrium akan menimbulkan rasa haus yang selanjutnya mendorong
pasien untuk minum. Bila asupan cairan berlebihan maka selama periode di antara
dialisis akan terjadi kenaikan berat badan yang besar. Banyak obat yang
antihipertensi) harus dipantau dengan ketat untuk memastikan agar kadar obat-
obatan ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahankan tanpa menimbulkan
akumulasi toksik. Resiko timbulnya efek toksik akibat obat harus
6. Komplikasi Hemodialisa
udara, nyeri dada, gangguan keseimbangan dialisis, dan pruritus. Masing – masing
Emboli udara terjadi jika udara memasuki sistem vaskuler pasien (Hudak &
Gallo, 2010 ). Nyeri dada dapat terjadi karena PCO₂ menurun bersamaan dengan
terjadi karena perpindahan cairan serebral dan muncul sebagai serangan kejang.
Komplikasi ini kemungkinan terjadinya lebih besar jika terdapat gejala uremia
yang berat. Pruritus terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir metabolisme
Adapun terapi untuk pasien gagal ginjal kronik adalah sebagai berikut:
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5 yaitu pada
darah dari mesin ke tubuh pasien. Hemodialisis umumnya dilakukan dua kali
seminggu selama 4-5 jam per sesi pada kebanyakan pasien ESRD. Menurut
tahun. Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala
toksik azotemia dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat
pada pasien gagal ginjal kronik yang belum mencapai tahap akhir dalam
boleh terlalu cepat pada pasien dialisis peritoneal. Indikasi dialisis peritoneal
yaitu pasien anak-anak dan orang tua (umur lebih dari 65 tahun), pasien-
ginjal terminal) dengan residual urin masih cukup dan pasien nefropati
dengan pasien adalah yang memiliki kaitan keluarga dengan pasien. Sehingga
hal ini membatasi transplantasi ginjal sebagai pengobatan yang dipilih oleh
pasien. 2 Kebanyakan ginjal diperoleh dari donor hidup karena ginjal yang
berasal dari kadaver tidak sepenuhnya diterima karena adanya masalah sosial
dan masalah budaya. Karena kurangnya donor hidup sehingga pasien yang
Transplantasi ginjal memerlukan dana dan peralatan yang mahal serta sumber
daya manusia yang memadai. Transplantasi ginjal ini juga dapat menimbulkan
potassium dan urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin ini
mampu berfungsi sebagai ginjal menggantikan ginjal penderita yang sudah rusak
tertentu.
Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin
dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat
racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis
tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di
dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses
akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat
dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah
dari tempat tusukan vaskuler ke alat dializer. Dializer adalah tempat dimana
darah dari tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh
pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan
kepada dializer. Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu
Pada saat proses Hemodialisa, darah kita akan dialirkan melalui sebuah
air yang berlebih. Kemudian darah yang bersih akan dikembalikan kedalam
tubuh. Pengeluaran sampah dan air serta garam berlebih akan membantu tubuh
mengontrol tekanan darah dan kandungan kimia tubuh jadi lebih seimbang.
Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang ukurannya lebih
kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah yang tinggi. Kebanyakan jenis
dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai 2,2 meter persegi
dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang
dinyatakan dalam satuan ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan
maksimum dari dialisator dalm tekanan darah yang sangat tinggi dari grafik
tingkat alirannya. Secara singkat konsep fisika yang digunakan dalam hemodialisis
adalah konsep fluida bergerak. Syarat fluida yang ideal yaitu cairan tidak viskous
(tidak ada geseran dalam), keadaan tunak (steady state) atau melalui lintasan
Nursalam, dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sintem
Suharyanto, Madjid. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sintem