Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

DENGAN LIMFOMA NON HODGKIN


DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP AYAH BUNDA
Disusun Untuk Tugas Minggu Keempat
Departemen Keperawatan Gadar dan Kritis

Disusun oleh :
Elok Pradika Purnama Putri
19650099

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
April 2020
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Budi Utomo No. 10, Telp. (0352) 481124 Ponorogo – 63471

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.


DENGAN LIMPHOMA NON HODGIN
DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP AYAH BUNDA
I.PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Ny.A
Umur : 38 tahun
No. Register : 4567893
Agama : Islam
Alamat : Jalan Melati
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Tanggal masuk RS : 7 April 2020
Diagnosa Medis : Limfoma maligna non hodgin relaps tipe sel kecil menengah
difus stadium IV

b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. B
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Melati
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Suami
II.KELUHAN UTAMA
Benjolan di leher
III.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengatakan 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, awalnya benjolan muncul pada
telinga 2 tahun lalu, benjolan tersebut sebesar biji jagung makin lama makin membesar
sebesar kelereng. Pasien sudah menjalani pemeriksaan jaringan dan dinyatakan
menderita keganasan kelenjar getah bening dan telah menjalani kemoterapi sebanyak 6
siklus dirumah sakit tersebut tersebut dimana kemoterapi terakhir pada bulan Agustus
2019 dan benjolanpun menghilang tetapi satu bulan ini muncul kembali pada leher kiri
dan kanan, dilipat paha kiri dan kanan tanpa nyeri dan warna kemerahan. Klien pucat
sejak 2 tahun yang lalu, pucat diketahui saat hamil anak ketiga. Pucat disertai pusing dan
badan letih. Pasien mengeluh tidak dapat beraktifitas. Pasien kembali berobat di RSUP
Ayah Bunda menjalani pemeriksaan darah dan dianjuran unuk dirujuk ke hematologis
RSUP Melati dan pasien didiagnosis sebagai limfoma maligna non Hodgkin relaps tipe
sel kecil-menengah difus stadium IV. Pada saat di IGD, klien mengeluh timbul benjolan
kembali di leher. Klien mendapatkan tindakan di IGD dan selanjutnya dibawa ke Ruang
Bangsal Penyakit Dalam RSUP Ayah Bunda.

IV.RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien mengatakan dia dulu pernah didiagnosis keganasan kelenjar getah bening dan
telah menjalani kemoterapi sebanyak 6 siklus dirumah sakit tersebut tersebut dimana
kemoterapi terakhir pada bulan Agustus 2019

V.RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, DM, atau
penyakit yang sama dengan klien.

VI.PEMERIKSAAN FISIK FOKUS


a. Keadaan umum: pucat, letih, pusing
GCS: 4 5 6
b. TTV:
TD: 130/80 mmHg S: 36,7 ◦C
N: 100 x/menit RR: 18 x/menit

Breath (B1) Pergerakan dada Simetris


Pemakaian otot bantu nafas Tidak ada
Suara nafas Tidak ada suara nafas tambahan
Batuk Tidak ada
Sputum Tidak ada
Alat bantu nafas Tidak ada
Blood (B2) Suara jantung S1 dan S2 tunggal
Irama jantung reguler
CRT ≤ 2 detik
Edema Tidak ada
perdarahan Tidak ada
Konjungtiva anemis
Pucat (anemia) ada
Keringat malam Tidak ada
Diaphoresis (keringat dingin) Tidak ada
Brain (B3) Tingkat kesadaran composmentis
GCS 456
Reaksi pupil Kanan dan kiri ada reaksi, mengecil,
isokor
Bladder (B4) Urine Klien mengatakan BAK 5x/hari, warna
kuning jernih, bau khas urine
Kateter Tidak terpasang kateter
Hati dan limpa Terdapat hepatosplenomegali
Kesulitas BAK Tidak ada
Bowel (B5) Mukosa bibir lembab
Lidah Bersih
Keadaan gigi Gigi lengkap, terdapat karies gigi
Nyeri telan Tidak terdapat nyeri telan
abdomen Tidak distensi
Peristaltic usus 7x/menit
Diit Saat dirumah:
Makan 3x/hari dengan lauk tempe, tahu,
sayur, kadang daging
Saat di RS:
Makan 3x/hari sesuai di RS
Mual muntah Tidak ada
Melena Tidak ada
Terpasang NGT Tidak terpasang NGT
Diare Tidak ada
Konstipasi Tidak ada
Asites Tidak ada
Turgor Baik
Bone (B6) Perdarahan kulit Tidak ada
Icterus Tidak ada
Vitiligo Kulit tampak pucat
Akral Hangat
Pergerakan sendi Ekstremitas kanan dan kiri bebas
Benjolan Terdapat benjolan pada leher kanan dan
kiri, lipat paha kanan dan kiri, tidak nyeri
dan tidak kemerahan.
Fraktur Tidak ada
Luka Tidak ada
Kekuatan otot
5 5

5 5

Aktivitas fisik dan Kebutuhan ADL klien dibantu oleh


kemampuan perawatan diri keluarga

VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin (Hb): 8,8 gr/dL LED: 19 mm/jam
Leukosit: 40.900/mm3 Darah tepi: eritrosit anisositosis normokrom
Hematokrit: 27%
Trombosit: 140.000/mm3
Diffcount: 0/4/0/4/92/0
VIII.DATA ANALISA

Nama : Ny. A No. Reg. : 4567893


Umur : 38 tahun
No Tanggal Data Penyebab Masalah
.
1 7-4-2020 DS: Limfoma Non Ketidaefektifan
Hodgkin
- Pasien mengatakan perfusi jaringan
terdapat benjolan pada cerebral
Metastase sumsum
leher kanan kiri
tulang belakang
- Pasien mengatakan
terdapat benjolan pada
Perdarahan Infeksi
paha kanan dan kiri
DO:
Anemia
- Konjungtiva anemis
- Tampak pucat
Suplay Oksigen Ke
- Kulit tampak pucat otak berkurang
- Hemoglobin (Hb): 8,8
gr/dL Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Cerebral

2 7-4-2020 DS: Limfoma Non Intoleransi Aktivitas


Hodgkin
- Pasien mengatakan
tidak dapat melakukan
Metastase sumsum
aktifitas berat
tulang belakang
- Pasien mengatakan
merasa letih dan juga
Anemia
pusing
DO:
Pusing, letih
- Tampak lelah

Kelemahan

Intoleransi Aktivitas
IX. DAFTAR MASALAH/DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

(Disusun berdasarkan Prioritas Masalah)


1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan cerebral b/d penurunan konsentrasi Hb
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

X. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.A No. Reg. : 4567893


Umur : 38 tahun
No Diagnosa Luaran Intervensi
. Keperawatan Dan Kriteria hasil
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1 Monitor TTV
Perfusi jaringan selama 3x24 jam diharapkan 2 Monitor AGD, ukuran
cerebral perfusi jaringan cerebral pupil, ketajaman,
b/d penurunan adekuat dengan kriteria hasil: kesimetrisan dan reaksi
konsentrasi Hb  Tekanan systole dan 3 Monitor adanya diplopia,
diastole dalam rentang yang pandangan kabur, nyeri
diharapkan kepala
 Hb meningkat 4 Monitor level kebingungan
 Tidak ada ortostatik dan orientasi
hipertensi 5 Monitor tonus otot

 Komunikasi jelas pergerakan

 Menunjukkan konsentrasi 6 Monitor tekanan

dan orientasi intrakranial dan respon


nerologis
 Pupil seimbang dan reaktif
7 Catat perubahan pasien
dalam merespon stimulus
8 Monitor status cairan
9 Pertahankan parameter
hemodinamik
10 Tinggikan kepala 0-45o
tergantung pada konsisi
pasien dan order medis
11 Lakukan tranfusi jika
diperlukan
12 Kolaborasi dengan dokter
untuk melakukan terapi
CHOP dan R-CHOP
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1 Observasi adanya
b/d kelemahan selama 3x24 jam diharapkan pembatasan klien dalam
intoleransi aktivitas teratasi melakukan aktivitas
dengan Kriteria Hasil : 2 Kaji adanya faktor yang
 Berpartisipasi dalam menyebabkan kelelahan
aktivitas fisik tanpa 3 Monitor nutrisi dan sumber
disertai peningkatan energi yang adekuat
tekanan darah, nadi dan 4 Monitor pasien akan
RR adanya kelelahan fisik dan
 Mampu melakukan emosi secara berlebihan
aktivitas sehari hari 5 Monitor respon
(ADLs) secara mandiri kardivaskuler terhadap
 Keseimbangan aktivitas aktivitas (takikardi,
dan istirahat disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat,perubahan
hemodinamik)
6 Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
7 Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
dalam merencanakan
progran terapi yang tepat.
8 Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
9 Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan sosial
10 Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
11 Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
12 Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
13 Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu
luang
14 Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
15 Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
16 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
17 Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan spiritual
MENILAI BUKTI SECARA KRITIS

Langkah-Langkah:
1. Apa PICO penelitian tersebut? Apakah PICO mirip dengan PICO anda?
 Ya
2. Sebaiknya apakah penelitian tersebut dilakukan?/ seberapa baik penelitian
dikerjakan?
 Penelitian ini layak diaplikasikan kepada pasien.
3. Apa makna hasil penelitian tersebut dan apakah hasilnya karena faktor kebetulan?
 Penelitian ini sangat bermakna dan bukan hal kebetulan

LANGKAH I : BANDINGKAN PICO HASIL PENCARIAN DENGAN PICO ANDA


(KASUS)
 Buat PICO hasil pencarian
 Bandingkan PICO anda (KASUS KELOLAAN)

PICO ANDA (KASUS KELOLAAN) PICO HASIL PENCARIAN


P : Wanita dengan LNH P : Anak dengan ITP
I : pemberian kemoterapi I : Pemberian terapi CHOP dan R-CHOP
C:- C:-
O : Kemoterapi efektif untuk penyakit LNH O : sebagian besar pasin memiliki respon
lengkap. Resimen CHOP lebih umum
digunakan pada pasin daripada R-CHOP

LANGKAH II: SEBERAPA BAIK PENELITIAN DILAKUKAN


 Rekrutmen
 Allocation or adjustmen
 Maintenance
 Measurement-blinded-objective

ASPEK YANG
DINILAI DARI ARTIKEL KRITIK
ARTIKEL
Rekrutmen
Jumlah populasi ada 192 pasien Jumlah populasi sudah
Populasi
NHL dicantumkan.
Sampel dalam penelitian ini
adalah pasien dengan LNH yang
dirawat di klinik Oncology RSU
Dr. Soetomo periode 2011-2015
dengan kriteria inklusi adalah
Sampel & Pengambilan sampling tidak
pasien LNH yang dirawat dengan
Sampling dicantumkan
CHOP dan R-CHOP dan
ketersediaan data respon
terapeutik sejumlah 39 pasien.
Pengambilan sampling tidak
dicantumkan
Allocation Or Adjustmen
.Pengumpulan data dilakukan Desain yang digunakan pada
secara retrospektif observasional penelitian kali ini adalah
Acak Sebanding
pada pasien LNH di RSU Dr, retrospektif dan observasional.
Matching
Soetomo Surabaya periode 2011-
2015.
Maintenance Apakah Status Sebanding Tetap Terjaga
Variabel yang dilihat adalah
berdasarkan jenis kelamin, usia,
dan respon terapeutik. Data
dilkumpulkan dari rekam medis
pasien. Dalam penelitian ini
evaluasi dilakukan 21 hari setelah
siklus kedua terapi untuk melihat
respon terapeutik dan dosis yang
sesuai. Ukuran tumor diukur
dalam skala metrik (sentimeter)
sebelumnya dan setelah terapi
dengan instrumen yang sama.
Tanggapan terapeutik
diklasifikasikan menjadi empat
Perlakukan
kategori: 1.) Respon Lengkap
Adequat
(CR) jika tidak ada tumor
ditemukan, 2.) Partial Response
(PR) jika ada ≥50% pengurangan
ukuran tumor dibandingkan
dengan ukuran awalnya, 3.)
Tanpa Perubahan (NC) jika ada
pengurangan <50% pada tumor
ukuran dan tidak ada
pembesaran> 25% dibandingkan
dengan awal ukuran, 4.) Penyakit
Progresif (PD) jika ada ≥ 25%
pembesaran ukuran tumor, atau
tumor baru ditemukan. Itu data
yang dikumpulkan diproses dan
disajikan secara deskriptif.
Measurement-blinded-objective
CHOP (Cyclophosphamide,
Doxorubicin, Vincristine, dan
Prednisone) telah menjadi pilihan
pertama kemoterapi untuk NHL
Pengukuran
agresif. Setelah itu monoklonal
Objektif
anti-CD20 antibodi diperkenalkan
Tersamar
dan kemudian dikombinasikan
Blind
dengan CHOP sebagai R-CHOP,
pasien laki-laki dalam persentase
yang lebih tinggi dan mayoritas
usia pasien berusia antara 51-60
tahun.
LANGKAH III: APA MAKNA HASIL PENELITIAN
HASIL DAN INTERPRETASI
 Pengukuran Outcome
Biner Biner
Kontinu
 Nilai P (Uji Hipotesis)
 Tingkat Kepercayaan (Estimasi)

KEPUTUSAN:
HASIL PENELITIAN :
Hasil terapi pasien diklasifikasikan ke dalam empat kategori:
Penelitian menunjukkan bahwa 51,28% pasien memiliki Respon Lengkap, diikuti oleh
Respon Parsial (28,21%), Penyakit Progresif (17,95%), dan Tidak Ada Perubahan (2,56%).
Karakteristik sampel menunjukkan pasien laki-laki dalam persentase yang lebih tinggi
(66,67%), dan mayoritas usia pasien berusia antara 51-60 tahun (30,77%). Penggunaan
resimen CHOP dan R-CHOP masing-masing adalah 76,92% dan 20,52% .

TELAAH JURNAL
Respon terapi CHOP dan R-CHOP pada penderita Limphoma Non
Judul
Hodgkin di RSU Dr. Soetomo Surabaya
Peneliti Rina Syarifah Salma, S. Ugroseno Yudho Bintoro, Made Putra Sedana
Tahun 2018
Jurnal Biomolecular and healt scince journal Vol.1 No.2
Limfoma Non-Hodgkin (LNH) adalah kelompok tumor ganas terdiri dari
berbagai subtipe. LNH adalah berasal dari kelainan pada sel B dan sel T
limfosit yang menunjukkan berbagai manifestasi klinis dan patologis.
Etiologi pasti dari LNH tidak dipahami dengan jelas, tetapi ada beberapa
faktor risiko termasuk status imunologis, infeksi virus onkogenik, paparan
zat karsinogenik, dan familial. Saat ini, LNH/ limfoma Non Hodgkin dan
leukemia adalah keganasan paling umum keenam di Indonesia. Menurut
Global Cancer Society, prevalensi dari LNH di Asia Tenggara adalah 6,1
Problem
kasus di antara laki-laki dan 3,9 kasus di antara perempuan per 100.000
penduduk dengan usia standardisasi. Prevalensi LNH terus meningkat
secara dramatis selama beberapa dekade terakhir. Ada peningkatan
stabil di prevalensi limfoma per 100.000 penduduk berdasarkan usia,
sekitar 11,1 kasus pada tahun 1976, kemudian 19,0 kasus pada tahun
2000, dan menjadi 22,7 kasus pada 2008 yang menjadikan LNH salah satu
keganasan terpenting yang berkontribusi peningkatan prevalensi
keganasan secara umum.
Pemberian Terapi CHOP dan R-CHOP
Intervensi
Comparatio
n
Hasil terapi pasien diklasifikasikan ke dalam empat kategori:
Outcome Penelitian menunjukkan bahwa 51,28% pasien memiliki Respon Lengkap,
diikuti oleh Respon Parsial (28,21%), Penyakit Progresif (17,95%), dan
Tidak Ada Perubahan (2,56%). Karakteristik sampel menunjukkan pasien
laki-laki dalam persentase yang lebih tinggi (66,67%), dan mayoritas usia
pasien berusia antara 51-60 tahun (30,77%). Penggunaan resimen CHOP
dan R-CHOP masing-masing adalah 76,92% dan 20,52% .
Sebagian besar pasien memiliki respons lengkap. Resimen CHOP lebih
umum digunakan pada pasien dibandingkan dengan R-CHOP.

Anda mungkin juga menyukai