Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN ACUTE MYLEOID LEUKEMIA (AML


DI RUANG BOBO RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

Nama Mahasiswa : Devi Faridatul Ummah dan Dini Kusmaharani


Ruang : Ruang Bobo RSUD Dr.Soetomo
Tanggal Praktik : 22 Februari – 12 Maret 2022

I. IDENTITAS DATA
Tanggal MRS : 01 Maret 2022, pukul 08.49 WIB
Tanggal pengkajian : 02 Maret 2022, pukul 08.30 WIB
1. Identitas Klien
Nama : An. N
Usia : 10 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : TK
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
No. register : 12.30.XX.XX
Diagnosis Medis : Acute Myleoid Leukemia (AML)
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.S
Usia : 43 tahun
Alamat : Surabaya
Hubungan dengan klien : Ayah kandung klien
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh berat badannya menurun dan mual muntah sejak klien
melakukan kemoterapi.
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada tanggal 01 Maret 2022 klien melakukan kontrol rutin di poli anak RSUD
Dr.Soetomo, dan klien direncanakan pro kemoterapi fase lanjutan siklus ke 3.
Pada pukul 12.30 klien masuk di ruangan bobo II.
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit hipertensi, diabetes mellitus,
ataupun jantung dan klien tidak pernah terpapar radiasi.
V. RIWAYAT KELUARGA
Klien mengatakan pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengan dirinya, dan tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, diabetes
mellitus dan jantung.
VI. RIWAYAT SOSIAL
Klien mengatakan mengikuti kegiatan menari di sekolahannya dank lien
menyukai hobi menari.
VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
Klien mengatakan takut untuk melakukan kemoterapi, klien takut ketika
dilakukan kemoterapi akan mengalami mual muntah yang menurutnya
mengganggu aktivitasnya.
VIII. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
SMRS: Klien mengatakan tidak pernah minum yang mengandung alkohol,
klien suka mengkonsumsi kopi, klien sering berolahraga, klien
tidak melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, klien periksa ke
dokter di puskesmas apabila merasa sakit.
MRS: Klien mengatakan minum yang mengandung alkohol, klien suka
mengkonsumsi kopi, klien sering berolahraga, klien tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, klien periksa ke dokter di
puskesmas apabila merasa sakit.
2. Pola nutrisi dan metabolik
SMRS: Klien mengatakan makan sebanyak 2-3x sehari dengan porsi yang
cukup dan minum ±2L/ hari. Klien menyukai buah-buahan naum
tidak menyukai sayur-sayuran dan susu. Klien tidak
mengkonsumsi vitamin/ suplemen tidak ada alergi makanan, BB:
27 kg, TB: 132 cm, IMT : 15,51 kg/m2.
MRS: Klien mendapatkan diet pada kemoterapi untuk anak. Ketika klien
menjalankan kemoterapi klien mengalami mual muntah. Klien
dianjurkan makan sedikit tapi sering. Klien makan 2-3/ hari
namun hanya habis setengah porsi, nafsu makan klien menurun
dan minum hanya ±1L/ hari, tidak ada alergi makanan, klien
hanya makan-makanan yang dari rumah sakit dan tidak
mengkonsumsi vitamin/ suplemen. Klien tidak memiliki alergi
makanan, BB: 22 kg, TB:132 cm, IMT : 12,64 kg/m2.
3. Pola eliminasi
SMRS: Klien mengatakan BAB, BAK spontan, tidak ada kesulitan dan
tidak memakai obat pelancar BAB. Klien BAB dengan frekuensi
1x/ hari, BAK 4-5x/ hari.
MRS: Untuk BAB dan BAK spontan, tidak ada kesulitan dan tidak
memakai obat pelancar BAB. Klien BAB dengan frekuensi 1x/
hari, BAK 3-4x/ hari.
4. Pola aktivitas-latihan
SMRS: Klien mengatakan aktivitas sehari-harinya (mandi, makan, minum,
berpakaian, toileting, personal hygine) dilakukan secara mandiri,
dan klien masih bersekolah tingkat SD kelas 5.
MRS: Klien mengatakan aktivitas sehari-harinya (mandi, makan, minum,
berpakaian, toileting, personal hygine) dilakukan secara mandiri.
Sejak sakit klien lebih sering mudah lelah dan badannya terasa
lemas.
5. Pola istirahat dan tidur
SMRS: Klien mengatakan istirahat dan tidurnya cukup dengan frekuensi
±5-6 jam/ hari dengan nyenyak dan tanpa kesulitan untuk tidur.
MRS: Klien mengatakan dapat tidur nyenyak dengan frekuensi ±5-6 jam/
hari, tetapi jika klien menjalankan kemoterapi tidur klien
terganggu karena mual muntahnya.
6. Pola sensori dan kognitif
SMRS: Klien mengatakan klien tidak memiliki gangguan panca indera,
pemahaman, dan daya ingat. Kemampuan bicara baik.
MRS: Klien mengatakan klien tidak memiliki gangguan panca indera,
pemahaman, dan daya ingat. Kemampuan bicara baik.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
SMRS: Klien orangnya terbuka, selalu bersyukur apapun yang dimiliki
saat ini, dan klien beranggapan bahwa keluarga merupakan
sumber kekuatannya.
MRS : Klien orangnya terbuka, selalu bersyukur apapun yang dimiliki
saat ini, dan klien beranggapan bahwa keluarga merupakan
sumber kekuatannya. Klien mengatakan khawatir terhadap
kondisinya sekarang dan khawatir dengan efek kemoterapi yang
lama kelamaan biasanya mengalami rambut rontok.
8. Pola peran dan hubungan
SMRS: Klien mengatakan mempunyai hubungan baik dalam keluarga,
teman dan tetangga di rumah.
MRS: Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tim media
terjalin baik.
9. Pola reproduksi dan seksual
SMRS: Klien mengatakan belum mengalami menstruasi. Klien tidak
mempunyai masalah/ kelainan pada sistem reproduksinya.
MRS: Klien mengatakan belum mengalami menstruasi. Klien tidak
mempunyai masalah/ kelainan pada sistem reproduksinya.
10. Pola penanggulangan stress
SMRS: Klien mengatakan menerima penyakit apa yang dideritanya selama
ini.
MRS: Untuk mengkompensasi stress karena efek sampingnya tersebut
klien biasanya memilih untuk menonton film dan bermain game di
handphone.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
SMRS: Klien mengatakan agama islam dan rajin melakukan ibadah.
MRS: Klien tidak melakukan ibadah sholat namun klien hanya berdzikir
saja.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Cukup
2. GCS : Composmentis, E4V5M6
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/75 mmHg
b. Nadi : 102x/menit
c. Suhu : 36,20C
d. Pernapasan : 20x/menit
e. SpO2 : 97%
4. Antropometri
a. Berat badan : 22 kg
b. Tinggi badan : 132 cm
c. IMT : 12,64 kg/m2 (IMT kurang dari rata-rata)
5. Kepala dan leher
Bentuk dan ukuran kepala normal mesocheptal, tidak terdapat luka atau lesi
pada kepala, tidak ada ketombe, tidak ada nyeri tekan/ pembengkakan
1) Wajah
Simetris, tidak terdapat edema.
2) Rambut
Rambut berwarna hitam, rambut tidak mengalami kerontokan.
3) Mata
Simetris kiri dan kanan, bola mata simetris, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik, tidak ada edema pada palpebra.
4) Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada lesi, fungsi
pendengaran sedikit menurun.
5) Hidung dan sinus
Simetris kiri dan kanan, tidak ada terdapat lesi, dan tidak ada sumbatan
dan pendarahan, tidak terdapat nyeri tekan dan juga tidak ada
pembengkakan, tidak ada sinus
6) Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries gigi, tidak ada perdarah pada gusi.
7) Leher
Tidak ada terdapat pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis teraba,
tidak ada nyeri tekan.
6. Thoraks
1) Paru-paru
Bentuk dada simetris, klien tidak menggunakan otot bantu napas, pola
nafas normal/ simetris antara kanan dan kiri pada saat inspirasi dan
ekspirasi, RR: 20x/menit dengan SpO2: 97%, sonor di kedua lapang
paru, suara nafas vesikuler, dan tidak ada suara nafas tambahan.
2) Jantung
Ictus cordis teraba, pekak pada ICS III, S1 S2 tunggal, tidak ada bunyi
suara nafas tambahan.
7. Abdomen
Tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembengkakan abdomen, tidak terdapat
nyeri tekan, bunyi timpani, bising usus 5x/ menit.
8. Genetalia
Tidak ada kelaianan pada genetalia.
9. Integumen
Turgor kulit baik, CRT <2 detik, akral hangat merah kering, tidak ada
odema.
10. Ekstremitas
1) Atas: Simetris kiri dan kanan, pada tangan sebelah kanan pasien
tampak terpasang infus, tidak terdapat odema.
2) Bawah: kaki kanan dan kiri pasien bisa digerakan, tidak terdapat
odema, kekuatan otot:

X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium kimia klinik 01 Maret 2022
Keterangan Hasil Nilai Normal
Fosfat serum 5,12 2,5-4,9 mg/dL
Kalsium-serum 8,62 8,6 – 10,1 mg/dL
Natrium 144 136 – 145 mmol/L
Klorida 104 98 – 107 mmol/L
Kalium 3,3 3,5 – 5,1 mmol/L
Kreatin serum 0,34 0,6-1,3 mg/dL
Asam urat-serum 3,71 2,6-7,2 mg/dL
WBC 4500 3,6-11 x 103 U/L
Trombosit 276000 150-450 x 103 U/L
Hemoglobin 12,1 11,7-15,5 g/dl
BUN 9 7-18 mg/dL
Albumin-serum 4,12 3,4-5,0 g/dL
SGPT 21 L: 0-50, P: 0-35 U/L
SGOT 32 L: 0-50, P: 0-35 U/L

XI. TERAPI
1. Injeksi ondancentron 3 mg iv tiap 8 jam.
2. Terpasang infus D5 1/2 NS 1500 ml/24 jam.
3. Etoposid 112,5 mg + NaCl 0,9% 500 mL drip intravena dalam 8 jam (3
kali)
4. Citarabin 900 mg + NaCl 0,9% 250 ml drip intravena 4 jam
HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Nama : An.N
Tanggal Pemeriksaan : 02 Maret 2022
Skor :
0 = Tidak ada
1 = Ringan
2 = Sedang
3 = Berat
4 = Berat sekali
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan ansietas
 Cemas √
 Firasat buruk √
 Takut akan pikiran sendiri √
 Mudah tersinggung √
2 Ketegangan
 Merasa tegang √
 Lesu √
 Tak bisa istrirahat tenang √
 Mudah terkejut √
 Mudah menangis √
 Gemetar √
 Gelisah √
3 Ketakutan
 Pada gelap √
 Pada orang asing √
 Ditinggal sendiri √
 Pada binatang besar √
 Pada keramaian lalu lintas √
 Pada kerumunan orang banyak √
4 Gangguan tidur
 Sukar masuk tidur √
 Terbangun malam hari √
 Tidur nyenyak √
 Bangun dengan lesu √
 Banyak mimpi-mimpi √
 Mimpi buruk √
 Mimpi menakutkan √
5 Gangguan kecerdasan
 Sukar konsentrasi √
 Daya ingat buruk √
6 Perasaan depresi
 Hilangnya minat √
 Berkurangnya kesenangan pada hobi √
 Sedih √
 Bangun dini hari √
 Perasaan berubah-ubah sepanjang hari √
7 Gejala somatic (otot)
 Sakit dan nyeri di otot-otot √
 Kaku √
 Kedutan otot √
 Gigi gemerutuk √
 Suara tidak stabil √
8 Gejala somatic (sensorik)
 Tinitus √
 Penglihatan kabur √
 Muka merah atau pucat √
 Merasa lemah √
 Perasaan ditusuk-tusuk √
9 Gejala kardiovaskuler
 Takhikardia √
 Berdebar √
 Nyeri di dada √
 Denyut nadi mengeras √
 Perasaan lesu/ lemas seperti mau pingsan √
 Detak jantung menghilang (berhenti sekejap) √
10 Gejala respiratori
 Rasa tertekan atau sempit di dada √
 Perasaan tercekik √
 Sering menarik napas √
 Napas pendek/ sesak √
11 Gejala gastrointestinal
 Sulit menelan √
 Perut melilit √
 Gangguan pencernaan √
 Nyeri sebelum dan sesudah makan √
 Perasaan terbakar di perut √
 Rasa penuh atau kembung √
 Mual √
 Muntah √
 Buang air besar lembek √
 Kehilangan berat badan √
 Sukar buang air besar (konstipasi) √
12 Gejala urogenetalia
 Sering buang air kecil √
 Tidak dapat menaham air seni √
 Amenrrhoe √
 Menjadi dingin (Frigid) √
 Ejakulasi praecocks √
 Ereksi hilang √
 Impotensi √
13 Gejala otonom
 Mulut kering √
 Muka merah √
 Mudah berkeringat √
 Pusing, sakit kepala √
 Bulu-bulu berdiri √
14 Tingkat laku pada wawancara
 Gelisah √
 Tidak tenang √
 Jari gemetar √
 Kerut kening √
 Muka tegang √
 Tonus otot meningkat √
 Napas pendek dan cepat √
 Muka merah √
Total Skor 19
Total Skor :
<14 : Tidak ada kecemasan
14-20 : Kecemasan Ringan
21-27 : Kecemasan Sedang
28-41 : Kecemasan Berat
42-56 : Kecemasan Berat Sekali
Kesimpulan : Klien mengalami kecemasan ringan
ANALISA DATA

NAMA/ UMUR : An.N/ 10 Tahun

NO. REG : 12.30.XX.XX

DIAGNOSA MEDIS : Acute Myleoid Leukemia (AML)

RUANG : Ruang Bobo RSUD Dr.Soetomo

No Pengelompokan Data Kemungkinan Penyebab Masalah


1 Data subjektif: AML Defisit nutrisi
Klien mengeluh berat badannya
Sel normal diganti sel
menurun, mual muntah sejak klien
leukemik
melakukan kemoterapi, dan nafsu
makan klien menurun. Gangguan hematopoetik

Data objektif: Kemoterapi


1. Klien mendapat diet pada
Mual muntah
kemoterapi anak.
2. Frekuensi makan 2-3x/ hari Berat badan
namun hanya habis setengah
Defisit nutrisi
porsi.
3. Antropometri:
1) SMRS: BB: 27 kg, TB: 132
cm, IMT: 15,51 kg/m2.
2) MRS: BB: 22 kg, TB: 132
cm, IMT: 12,64 kg/m2.
4. Hasil laboratorium:
1) Kalium: 3,3 mmol/L
2) Kreatin serum: 0,34 mg/dL
2. Data subjektif: AML Ansietas
Klien mengatakan khawatir
Sel normal diganti sel
terhadap kondisinya sekarang,
leukemik
takut ketika dilakukan kemoterapi
akan mengalami mual muntah Gangguan hematopoetik

yang menurutnya mengganggu Kemoterapi


aktivitasnya, dan khawatir dengan
efek kemoterapi yang lama
kelamaan akan mengalami rambut Kurang pengetahuan
rontok.
Klien tampak cemas/
Data objektif:
khawatir
1. Klien tampak gelisah.
2. Skala ansietas: 19 (kecemasan Ansietas

ringan)
3. Tanda-tanda vital:
1) Tekanan darah: 110/75
mmHg.
2) Nadi: 102x/ menit.
3) Pernafasan: 20x/ menit.
4) SpO2: 97%
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NAMA/ UMUR : An.N/ 10 Tahun

NO. REG : 12.30.XX.XX

DIAGNOSA MEDIS : Acute Myleoid Leukemia (AML)

RUANG : Ruang Bobo RSUD Dr.Soetomo

Ditemukan
Masalah Teratasi
No. Diagnosis keperawatan Masalah
Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan 02 Maret Devi &
efek samping kemoterapi dibuktikan 2022 Dini
dengan:
1. BB: 22 kg, TB: 132 cm, IMT:
12,64 kg/m2 (IMT kurang).
2. Hasil laboratorium:
Kalium: 3,3 mmol/L, kreatin
serum: 0,34 mg/dL
(SDKI D.0019, hal. 56)
2. Ansietas berhubungan dengan 02 Maret Devi &
kurang terpapar informasi dibuktikan 2022 Dini
dengan:
1. Klien khawatir terhadap
kondisinya sekarang.
2. Klien tampak gelisah, dengan
skala kecemasan: 19 (kecemasan
ringan)
(SDKI D.0080, hal. 180)
INTERVENSI KEPERAWATAN

NAMA/ UMUR : An.N/ 10 Tahun

NO. REG : 12.30.XX.XX

DIAGNOSA MEDIS : Acute Myleoid Leukemia (AML)

RUANG : Ruang Bobo RSUD Dr.Soetomo

PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSIS
NO TUJUAN & KRITERIA
KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
HASIL
1. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan efek samping keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
kemoterapi dibuktikan diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
dengan: membaik. makanan
1. BB: 22 kg, TB: 132 cm, Kriteria Hasil: 3. Identifikasi makanan yang disukai
IMT: 12,64 kg/m2 (IMT 1. Porsi makanan yang 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
kurang). dihabiskan cukup meningkat. jenis nutrient
2. Hasil laboratorium: 2. Nafsu makan membaik 5. Monitor asupan makanan
Kalium: 3,3 mmol/L, 3. Frekuensi makan membaik 6. Monitor berat badan
kreatin serum: 0,34 4. Berat badan membaik 7. Monitor hasil pemeriksaan
mg/dL 5. Indeks Massa Tubuh (IMT) laboratorium
D.0019 membaik Teraputik
SDKI Hal. 56 L.03030 1. Fasilitasi menentukan pedoman diet
SLKI Hal. 121 2. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
3. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
5. Berikan suplemen makanan, jika
perlu
Edukasi
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang di butuhkan, jika perlu
1.03119
SIKI Hal: 200
2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Mengetahui kapan ketika
dengan kurang terpapar keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Identifikasi saat tingkat ansietas ansietas bertambah dan
informasi dibuktikan dengan: diharapkan tingkat ansietas berubah (misal, kondisi, waktu, dilakukan penanganan yang
1. Klien khawatir terhadap menurun. stressor). tepat.
kondisinya sekarang. Kriteria Hasil: 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal 2. Untuk dapat mengetahui tanda
2. Klien tampak gelisah, 1. Perilaku gelisah menurun dan non verbal). ansietas pada klien .
dengan skala kecemasan: 2. Perilaku tegang menurun Terapeutik 3. Perasaan kepercayaan terhadap
19 (kecemasan ringan) 3. Tekanan darah menurun (91- 3. Ciptakan suasana terapeutik untuk perawatan akan membantu
D.0080 120/61-80x/menit). menumbuhkan kepercayaan. untuk mengurangi ansietas
SDKI Hal. 180 4. Frekuensi nadi menurun (60- 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan yang dirasakan.
100x/menit). meyakinkan. 4. Untuk dapat menumbuhkan
6. Frekuensi pernapasan 5. Motivasi mengidentifikasi situasi kepercayaan klien kepada
menurun (12-20x/menit). yang memicu kecemasan. perawat.
5. Konsentrasi membaik 6. Diskusikan perencanaan realisasi 5. Supaya ansietas tidak dirasakan
6. Kontak mata membaik tentang peristiwa yang akan datang. dan klien dapat mengontrol
L.09093 Edukasi ketika terjadi ansietas.
SLKI Hal.132 7. Anjurkan keluarga untuk tetap 6. Untuk dapat mengetahui situasi
menemani klien dengan memberi apa saja yang menyebabkan
dukungan atau pemicu ansietas.
8. Informasikan secara faktual mengenai 7. Klien dapat merasakan
diagnosis, pengobatan, dan prognosis. dorongan/ dukungan keluarga
9. Latih kegiatan menonton film atau dan mengurangi kecemasan.
berdzikir pengalihan untuk 8. Untuk dapat memberitahukan
mengurangi ketegangan. kepada klien mengenai
10.Latih teknik relaksasi napas dalam. diagnosis dan pengobatannya.
1.09314 9. Untuk dapat menghilangkan
SIKI Hal. 387 ketegangan dari klien
mengenai masalah yang sedang
dihadapi.
10.Untuk mengurangi ansietas
yang dialami oleh klien
PEMBAHASAN

Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada An.N dengan diagnosa medis Acute
Myleoid Leukemia (AML) di Ruang Bobo RSUD Dr.Soetomo pada tanggal 22
Februari sampai dengan 12 Maret 2022 ditemukan beberapa persamaan dan
kesenjangan antara teori yang ada dengan data yang didapatkan.
I. Pengkajian
Pada tahap pengkajian An.N berusia 10 tahun dengan Acute Myleoid
Leukemia (AML) yang masuk rumah sakit pada 01 Maret 2022 pukul 08.49
WIB, klien masuk rumah sakit karena rencana pro kemoterapi fase lanjutan
siklus ke 3. Saat dikaji klien mengeluh berat badannya menurun dan mual
muntah sejak klien melakukan kemoterapi. Dari pengukuran antropometri
didapatkan hasil berat badan klien 22 kg, tinggi badan: 132 cm, dan IMT 12,64
kg/m2, dimana hasil tersebut menunjukkan berat badan kurang atau bisa
dikatakan defisit nutrisi. Hal ini didukung dengan pemeriksaan laboratorium
yang hasilnya menunjukkan kalium: 3,3 mmol/L (kurang dari rata-rata) dan
kreatin serum: 0,34 mg/dL (kurang dari rata-rata). Data diatas sesuai dengan
manifestasi klinis dari anak dengan Acute Myleoid Leukemia (AML) yang
menjalani kemoterapi, dimana efek kemoterapi bermacam-macam yaitu mual,
muntah, rambut mudah rontok, diare, anoreksia, mukositis, dan mulut terasa
pahit (Sutandyo, 2007). Efek samping kemoterapi yang paling umum dan sulit
untuk dikelola adalah mual muntah (Ismuhu, Rakhmawati and Fitri, 2020),
kondisi seperti ini yang menyebabkan penurunan nafsu makan dan dapat
berpengaruh pada penurunan status gizi dalam jangka panjang
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chan & Ismail
(2014) yang menyebutkan bahwa sebanyak 75 pasien (83,3%) mengalami mual
dan 71 pasien (78,9%) mengalami muntah dari total 90 pasien yang menjalani
kemoterapi. Keadaan mual muntah yang tidak terkendali dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan elektrolit, dehidrasi, anoreksi, dan penurunan berat
badan (Genç, Can and Aydiner, 2013).
II. Diagnosis Keperawatan
Pada konsep dasar teori yang akan muncul pada klien Acute Myleoid Leukemia (AML) ada beberapa diagnosis keperawatan yang mungkin
muncul menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2016, yaitu:
Tabel 3. Diagnosis keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2016)

Gejala dan Tanda


No. Diagnosis Keperawatan
Mayor Minor
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubunganSubjektif: Subjektif:
dengan penurunan konsentrasi
(tidak tersedia) Parastesia, nyeri ekstremitas (klaudikasi
hemoglobin. Objektif: intermiten).
(SDKI D.0009, hal: 37)Pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer Objektif:
menurun atau tidak teraba, akral teraba Edema, penyembuhan luka lambat, indeks
dingin, warna kulit pucat, turgor kulit ankle-brachial <0,90, bruit femoral.
menurun.
2. Nyeri kronis berhubungan dengan Subjektif: Subjektif:
infiltrasi tumor Mengeluh nyeri, merasa depresi (tertekan). Merasa takut mengalami, cedera tulang
(SDKI D.0078, hal: 174) Objektif: berulang.
Tampak meringis, gelisah, tidak mampu Objektif:
menuntaskan aktivitas. Bersikap protektif (misal posisi menghindari
nyeri, waspada, pola tidur berubah,
anoreksia, fokus menyempit, berfokus pada
diri sendiri.
3. Hipertemia berhubungan dengan proses
penyakit
(SDKI D.0130, hal: 284)
4. Gangguan integritas kulit berhubungan Subjektif: Subjektif:
dengan perubahan sirkulasi. (tidak bersedia) (tidak bersedia)
(SDKI D.012, hal. 282) Objektif: Objektif:
Kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit. Nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma.
5. Ganggaun mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri
(SDKI D.00054, hal. 124)

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
(SDKI D.0056, hal. 128)
7. Defisit nutrisi berhubungan dengan Subjektif: Subjektif:
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien. (tidak bersedia) Cepat kenyang setelah makan, kram/ nyeri
(SDKI D.0019, hal. 56) Objektif: abdomen, nafsu makan menurun.
Berat badan menurun minimal 10% dibawah Objektif:
rentang ideal Bising usus hiperaktif, otot pengunyah
lemah, otot menelan lemah, membrane
mukosa pucat, sariawan, serum albumin
turun, rambut rontok berlebihan, diare.
8. Risiko perdarahan dibuktikan dengan
koagulasi inheren
(SDKI D.0012, hal. 42)

9. Risiko infeksi ditandai dengan efek Tidak ada Tidak ada


prosedur invasif
(SDKI D.0142, hal:304)
Diagnosis keperawatan yang diangkat pada kasus Acute Myleoid
Leukemia (AML) An.N pada pengkajian yang dilakukan pada tanggal 02 Maret
2022 sesuai dengan pedoman SDKI 2016 adalah sebagai berikut:
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan efek samping kemoterapi dibuktikan
dengan BB: 22 kg, TB: 132 cm, IMT: 12,64 kg/m 2 (IMT kurang), hasil
laboratorium kalium: 3,3 mmol/L, kreatin serum: 0,34 mg/dL (SDKI
D.0019, hal. 56).
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan
dengan klien khawatir terhadap kondisinya sekarang, klien tampak
gelisah, dengan skala kecemasan: 19 (kecemasan ringan) (SDKI D.0080,
hal. 180).

http://jurnal.stikesphi.ac.id/index.php/Kesehatan/article/view/116/81
http://jurnal.stikesphi.ac.id/index.php/Kesehatan/article/view/19/4
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/2383-4823-1-PB-1.pdf
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/28290-58231-1-PB.pdf
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/22050-42740-1-SM.pdf
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/314-846-1-SM.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/339234-pengaruh-gizi-terhadap-respon-
terapi-pas-61d8393b.pdf
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/6-465-1-PB.pdf
https://media.neliti.com/media/publications-test/publications/65539-ID-nutrisi-pada-
pasien-kanker-yang-mendapat.pdf
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/13601-53709-3-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai