Anda di halaman 1dari 14

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/308152971

PENGARUH TEPID SPONGE TERHADAP


PENURUNAN SUHU TUBUH DAN
KENYAMANAN PADA ANAK YANG
MENGALAMI...

Article · December 2015

CITATIONS READS

0 1,278

3 authors, including:

Kuntarti Kuntarti
Universitas Indonesia
13 PUBLICATIONS 1 CITATION

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Caring Culture Development on Nursing Students View project

All content following this page was uploaded by Kuntarti Kuntarti on 16 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


1. Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami
Demam
Tia Setiawati, Yeni Rustina, Kuntarti

2. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Derajat Neuropati Diabetikum


Afrieani Deasy

3. Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi pada Ibu Hamil di BPM Wilayah Kerja
Puskesmas Gisting Lampung Tahun 2015
Apri Sulistianingsih, Desi Ari Madi Yanti, Evi Agustina

4. Gambaran Skala Nyeri Haid pada Usia Remaja


Rahayu Savitri

5. Hubungan Berat Badan Lahir dengan Rupture Perineum Persalinan Normal Primigravida di Wilayah Kerja
Puskesmas Handapherang Kabupaten Ciamis
Neli Sunarni

6. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kebersihan Tangan Petugas Kesehatan di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2014
Lia Nugraha, Iyus Yosef

7. Hubungan antara Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tk. II Dustira Cimahi
Kiki Rizki Octaviani, Dadang Darmawan

8. Kualitas Hidup pada Pasien Tuberkulosis Paru Berdasarkan Aspek Kepatuhan Terhadap Pengobatan di
Puskesmas Padasuka Kota Bandung
Suci Tuty Putri

9. Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung
Mulyanti

10. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Masyaraka Terhadap Pencegahan Penyakit Filariasis di RW 13
Kelurahan Dangdeur Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang
Upik Rahmi, Saeni

Volume 2 | Nomor 2 | Desember2015


DEWAN REDAKSI

JURNAL KEPERAWATAN ‘AISYIYAH (JKA)


Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015

Pelindung:
Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Penanggung Jawab:
Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid.

Ketua:
Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.

Sekretaris/Setting/Layout:
Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.

Bendahara:
Riza Garini, A.Md.

Penyunting/Editor :
Perla Yualita, S.Pd., M.Pd.
Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep

Pemasaran dan Sirkulasi :


Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom.

Mitra Bestari :
Dewi Irawati, MA., Ph.D.
Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D.
DR. Kusnanto, S.Kp., M.Kes.
Iyus Yusep, S.Kp., M.Si., MN.
Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat.
Erna Rochmawati, SKp., MNSc., M.Med.Ed. PhD.
Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN.

Alamat Redaksi:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
E-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com
DAFTAR ISI

1. Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada
Anak yang Mengalami Demam
Tia Setiawati, Yeni Rustina, Kuntarti .............................................................................................. 1-9

2. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Derajat Neuropati Diabetikum


Afrieani Deasy ......................................................................................................................................... 11 - 16

3. Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi pada Ibu Hamil
di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Gisting Lampung Tahun 2015
Apri Sulistianingsih, Desi Ari Madi Yanti, Evi Agustina ............................................................ 17 - 24

4. Gambaran Skala Nyeri Haid pada Usia Remaja


Rahayu Savitri ............................................................................................................................................ 25 - 29

5. Hubungan Berat Badan Lahir dengan Rupture Perineum Persalinan Normal


Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Handapherang Kabupaten Ciamis
Neli Sunarni ................................................................................................................................................. 31 - 40

6. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kebersihan Tangan Petugas Kesehatan di


RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2014
Lia Nugraha, Iyus Yosef ........................................................................................................................... 41 - 47

7. Hubungan antara Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Discharge Planning


di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II Dustira Cimahi
Kiki Rizki Octaviani, Dadang Darmawan ....................................................................................... 49 - 59

8. Kualitas Hidup pada Pasien Tuberkulosis Paru Berdasarkan Aspek Kepatuhan


Terhadap Pengobatan di Puskesmas Padasuka Kota Bandung
Suci Tuty Putri ............................................................................................................................................ 61 - 67

9. Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA


Muhammadiyah 1 Kota Bandung
Mulyanti ....................................................................................................................................................... 69 - 77

10. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Masyaraka Terhadap Pencegahan Penyakit


Filariasis di RW 13 Kelurahan Dangdeur Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu
Kabupaten Subang
Upik Rahmi, Saeni ..................................................................................................................................... 79 - 84
JKA.2015;2(2): 1-9 ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH TEPID SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH DAN


KENYAMANAN PADA ANAK YANG MENGALAMI DEMAM

Tia Setiawati1, Yeni Rustina2, Kuntarti2

ABSTRAK

Demam menyebabkan rasa tidak nyaman pada anak. Salah satu penatalaksanaan demam
adalah dengan pemberian antipiretik dan kompres. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian antipiretik disertai tepid sponge terhadap penurunan
suhu tubuh dan kenyamanan anak. Desain yang digunakan adalah quasi experimental pre-
posttest non equivalen control group. Jumlah sampel 50 responden dengan karakteristik
umur rata-rata usia sekolah sebanyak 64%, 86% anak didampingi oleh orang tua, 58% anak
dirawat di ruangan dengan alat pendingin ruangan. Suhu air hangat berkisar 30o-35oC.
Pengukuran dilakukan dengan melihat penurunan suhu tubuh dan tingkat kenyamanan
sebelum intervensi dan 60 menit setelah intervensi. Kesimpulan didapatkan tidak ada
perbedaan yang bermakna dalam penurunan suhu tubuh antara kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol (p=0.21), serta tidak ada perbedaan yang bermakna dalam tingkat rasa
nyaman antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p=0.21) setelah 60 menit
intervensi. Walaupun secara statistik tidak ada perbedaan bermakna, tetapi kelompok yang
mendapat antipiretik disertai tepid sponge mengalami penurunan suhu yang lebih besar
dibandingkan dengan kelompok yang mendapat antipiretik saja. Implikasi keperawatan
yang dapat direkomendasikan adalah pemberian antipiretik disertai tepid sponge dapat
dijadikan intervensi untuk menurunkan demam dan meningkatkan rasa nyaman pada anak
terutama pada anak usia sekolah. Implikasi penelitian diharapkan adanya penelitian lebih
lanjut tentang pelaksanaan tepid sponge dengan jumlah sampel yang besar, pembatasan
umur, dan variabel-variabel perancu lain seperti lingkungan eksternal guna mendapatkan
bukti ilmiah dengan tepat terkait dengan perawatan yang atraumatic care pada anak yang
menderita demam.

Kata kunci: tepid sponge, demam, nyaman, anak.

Abstract

Fever cause discomfort for children and anxiety for their parents. This study was conducted to
find the effect of tepid sponge plus antipyretic administering to reduce body temperature and
children comfort. Quasi experimental study with pre-posttest nonequivalent control groups
design was selected. Samples were 50 children. Measurement was taken by looking at body
temperature reducing and level of comfort before treatment; measurement was taken 30 min-
utes after first one. There was significant reducing body temperature and level of comfort be-
fore and after treatment (p=0.000, α=0.05). Conclusion said that there were not different sig-
nificantly between intervention and control groups (p=0.05, α=0.05). However, tepid sponge
plus antipyretic more effective than administering antipyretic only. Implication to nursing
practice is that tepid sponge plus antipyretic can be recommended treatment to reduce body
temperature and increase level of comfort mainly for school age children. Next research was
suggested to increase sample size, strict on age, confounding variable as external environment
to get stronger evident in associated with a traumatic care for children suffering fever.

Keywords: tepid sponge, fever, comfortable, child.

1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Bandung


2 Universitas Indonesia

PENDAHULUAN penyakit pada anak. Gangguan kesehatan ini


sering dihadapi oleh tenaga kesehatan. Secara
Demam merupakan tanda klinis suatu

1
2 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

tradisional, demam diartikan sebagai kenaikan lingkungan, dan psikospiritual (Kolcaba, 2007).
suhu tubuh diatas normal. Orang tua banyak yang
menganggap demam berbahaya bagi kesehatan METODOLOGI
anak karena dapat menyebabkan kejang dan
kerusakan otak (Avner, 2009). Penelitian ini menggunakan disain Quasi
Experimental dengan jenis rancangan Pretest-
Penelitian yang dilakukan oleh Winarno Posttest Non Equivalent Control Group Design.
(2002) mencantumkan tingkat prevalensi
demam di masyarakat Lombok sebanyak 24,8 %. Kegiatan tepid sponge dilaksanakan selama
Selama satu hari observasi di ruang rawat anak 20 menit untuk setiap partisipan di kelompok
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, terdapat intervensi. Pengukuran suhu tubuh (pre-test)
13 anak menderita demam dari 15 anak yang sebelum diberikan antipiretik pada kelompok
sedang dirawat. Sampai saat ini, penulis belum intervensi dan kelompok kontrol dilakukan untuk
menemukan angka kejadian demam secara memperoleh data dasar suhu tubuh. Kelompok
nasional. intervensi diberikan obat antipiretik (parasetamol
atau ibuprofen) dan tepid sponge. Tepid sponge
Pengobatan demam dilakukan dengan dilakukan segera setelah anak diberi minum
pemberian antipiretik, manajemen cairan, obat antipiretik. Kegiatan evaluasi (post-test)
pemakaian pakaian yang tipis, dan tepid sponge. pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Acetaminophen, merupakan salah satu antipiretik dilakukan pada menit ke-60 setelah pemberian
yang sering digunakan, akan menurunkan demam antipiretik untuk mengukur penurunan suhu dan
setelah 2 jam pemberian (Plaisance & Mackowiak, tingkat kenyamanan. Hasil sebelum dan sesudah
2000). Di India, suatu penelitian menunjukkan intervensi dibandingkan.
bahwa pemberian antipiretik yang disertai
tindakan tepid sponge dapat menurunkan suhu Instrumen untuk mengukur skala
lebih cepat dibandingkan dengan pemberian kenyamanan merupakan adaptasi dari comfort
antipiretik saja (Thomas, et al., 2009). daisies Kolcaba (2000). Instrumen tersebut
bergambar bunga daisi yang terdiri dari 4
Totapally (2005) menjelaskan bahwa tepid ekspresi. Ekspresi bunga tersebut menunjukkan
sponge jika dilakukan dengan benar akan sangat tingkat kenyamanan, yaitu ekspresi menangis (1)
efektif menurunkan demam dengan cepat. Akan menunjukkan sangat tidak nyaman, wajah sedih
tetapi, efek tepid sponge selain menurunkan suhu (2) menunjukkan tidak nyaman, ekspresi senyum
tubuh, juga menyebabkan vasokonstriksi pada (3) menunjukkan nyaman, dan ekspresi tertawa
awal prosedur. Vasokonstriksi ini menyebabkan (4) menunjukkan kondisi sangat nyaman.
anak merasa kedinginan bahkan sampai
menggigil, terutama jika tidak dikombinasikan Daftar tilik tepid sponge diadaptasi dari
dengan antipiretik. Selain tidak nyaman, tepid tahap-tahap pelaksanaan tepid sponge yang
sponge juga meningkatkan laju metabolisme dan direkomendasikan oleh Rosdahl dan Kowalski
konsumsi oksigen. Hal ini, tidak hanya fisik (2008). Daftar tilik disusun untuk persamaan
pasien yang mengalami gangguan, akan tetapi persepsi antara peneliti dan asisten peneliti.
psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan
pasien terganggu juga. Oleh karena itu, perawat HASIL PENELITIAN
perlu mempertimbangkan asuhan keperawatan
a. Umur
yang komprehensif, meliputi fisik, sosiokultural,

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015


Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami Demam 3

Responden penelitian ini berumur antara 3 – dilakukan dengan melakukan kompres air
9 tahun dengan rata-rata umur anak 6 tahun. hangat di seluruh badan anak. Suhu air untuk
Selanjutnya pada keyakinan 95% estimasi kompres antara 30o-35oC.
umur anak berada pada rentang 5,1 – 6,8
f. Perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah
tahun. Analisis lebih lanjut dapat diketahui
dilakukan tepid sponge disertai pemberian
bahwa nilai Kolmogorov Sminov 0,18 dengan
antipiretik pada kelompok intervensi
bentuk kurva normal dan rasio perbandingan
nilai skewnes dengan standar error adalah Terdapat perbedaan suhu sebelum dan setelah
-0,29 sehingga distribusi umur anak pada intervensi (tepid sponge disertai pemberian
penelitian ini adalah normal. antipiretik) pada pengukuran pertama (10
menit setelah selesai tepid sponge disertai
b. Dukungan sosial
pemberian antipiretik) dan pengukuran
Dukungan sosial didapatkan dari orang tua kedua (30 menit setelah pengukuran pertama)
dan orang lain. Hasil penelitian menunjukkan dengan p value 0,000. Terdapat perbedaan
bahwa pada kelompok intervensi terdapat 80 suhu setelah 10 menit selesai dilakukan tepid
% anak mendapat dukungan sosial dari orang sponge dan 30 menit setelah pengukuran
tua. Dukungan sosial pada kelompok kontrol pertama , dengan p value 0,000.
sebesar 92 % dari ibu.
g. Perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah
c. Status ekonomi diberikan antipiretik pada kelompok kontrol

Status ekonomi yang dimaksud dalam Terdapat perbedaan suhu sebelum dan setelah
penelitian ini adalah kelas perawatan yang pemberian antipiretik pada pengukuran
dibagi dalam kelas VIP, kelas 1, kelas 2, pertama (30 menit setelah pemberian
dan kelas 3. Fasilitas pelayanan perawatan antipiretik) dan pengukuran kedua (60 menit
untuk kelas VIP sampai kelas 2 adalah ruang setelah pemberian antipiretik) dengan pvalue
perawatan memiliki alat pendingin, sedangkan 0,000. Terdapat perbedaan suhu setelah
kelas 3 tidak memiliki alat pendingin. 30 menit setelah pemberian antipiretik
dan pengukuran kedua (60 menit setelah
d. Antipiretik
pemberian antipiretik) dengan pvalue 0,000.
Obat antipiretik dalam penelitian ini adalah
h. Perbedaan tingkat kenyamanan sebelum
parasetamol dan ibuprofen. Parasetamol
dan setelah tepid sponge disertai pemberian
merupakan antipiretik yang serng
antipiretik pada kelompok intervensi
direkomendasikan untuk menurunkan
demam. Kedua obat antipiretik ini termasuk Terdapat perbedaan tingkat kenyamanan
dalam obat antipiretik nonsteroid. Demam sebelum dan setelah tepid sponge disertai
akan turun setelah 30 menit pemberian obat pemberian antipiretik dengan p value 0,000.
antipiretik jenis ini. Rata-rata nilai kenyamanan pada kelompok
intervensi sebelum perlakuan sebesar 1,84
e. Tepid sponge
(tidak nyaman berdasarkan skala daisies)
Tepid sponge merupakan salah satu cara dengan standar deviasi 0,55. Rata- rata nilai
metoda fisik untuk menurunkan demam kenyamanan kelompok intervensi setelah
yang bersifat non farmakoterapi. Tehnik ini mendapat perlakuan adalah 2,84 (nyaman)

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015


4 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

dengan standar deviasi 0,55. Terdapat kontrol, rata-rata selisih suhu dua kelompok
peningkatan satu tingkat rasa nyaman dari dalam kelompok kontrol adalah 0,36oC
sebelum ke setelah tindakan. Peningkatan rasa dengan standar deviasi 0,31oC. Analisis hasil
nyaman pada penelitian ini dapat dipengaruhi uji t tidak berpasangan menunjukkan tidak
oleh suhu air yang hangat (30o-35oC) dan suhu ada perbedaan selisih ratarata penurunan
kamar yang cukup hangat (26o-28oC). suhu tubuh yang bermakna (p = 0,08; α=0,05).
Berdasarkan nilai rata-rata selisih suhu dalam
i. Perbedaan tingkat kenyamanan sebelum dan
kelompok tersebut, maka kelompok intervensi
setelah pemberian antipiretik pada kelompok
memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan
kontrol
dengan kelompok kontrol. Mengacu ke nilai
Terdapat perbedaan tingkat kenyamanan tersebut, menunjukkan bahwa pemberian
sebelum dan setelah pemberian antipiretik antipiretik disertai tepid sponge lebih efektif
dengan p value 0,000. Nilai rata-rata tingkat menurunkan demam dibandingkan dengan
kenyamanan sebelum pemberian antipiretik pemberian antipiretik saja.
pada kelompok kontrol adalah 1,8 (tidak
Nilai rata-rata tingkat kenyamanan sebelum
nyaman) dengan standar deviasi 0,71.
tepid sponge disertai pemberian antipiretik
Nilai rata-rata tingkat kenyamanan setelah
pada kelompok intervensi adalah 1,84 (tidak
pemberian antipiretik pada kelompok kontrol
nyaman) dengan standar deviasi 0,55. Nilai
sebesar 2,6 (nyaman) dengan standar deviasi
rata-rata tingkat kenyamanan sebelum
0,76.
pemberian antipiretik pada kelompok kontrol
j. Pengaruh tepid sponge disertai pemberian sebesar 1,8 (tidak nyaman) dengan standar
antipiretik terhadap penurunan suhu tubuh deviasi 0,71. Tidak terdapat perbedaan yang
dan kenyamanan anak bermakna dalam tingkat kenyamanan sebelum
intervensi antara kelompok intervensi dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol (p=0,82; α=0,05).
rata-rata selisih penurunan suhu tubuh pada
kelompok intervensi, sebelum dan setelah Nilai rata-rata tingkat kenyamanan setelah
tepid sponge disertai pemberian antipiretik tepid sponge disertai pemberian antipiretik
adalah 0,97oC dengan standar deviasi 0,42oC. pada kelompok intervensi adalah 2,84
Rata-rata selisih penurunan suhu tubuh (nyaman) dengan standar deviasi 0,35.
pada kelompok kontrol, sebelum dan setelah Nilai rata-rata tingkat kenyamanan setelah
pemberian antipiretik adalah 0,83oC dengan pemberian antipiretik pada kelompok kontrol
standar deviasi 0,54oC. Tidak terdapat sebesar 2,6 (nyaman) dengan standar deviasi
perbedaan yang bermakna dalam penurunan 0,76. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna
suhu tubuh sebelum dan setelah intervensi dalam tingkat kenyamanan sebelum intervensi
antara kelompok intervensi dan kelompok antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol (p=0,29; α=0,05). kontrol (p=0,21; α=0,05). Jika dilihat dari
pvalue, tampak tidak adanya perbedaan yang
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa bermakna antara kelompok intervensi dengan
rata-rata selisih suhu dua kelompok dalam kelompok kontrol dalam penurunan suhu
kelompok intervensi sebesar 0,53oC dengan tubuh dan tingkat kenyamanan.
standar deviasi 0,39oC. Pada kelompok

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015


Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami Demam 5

PEMBAHASAN atau memperlambat proses penurunan suhu


(Guyton & Hall, 1997).
Responden penelitian ini berumur antara
3 - 9 tahun dengan rata-rata umur anak 6 tahun. Obat antipiretik dalam penelitian
Selanjutnya pada keyakinan 95% estimasi umur ini adalah jenis antipiretik non steroid.
anak berada pada rentang 5,1-6,8 tahun. Usia Parasetamol merupakan antipiretik yang sering
penelitian ini hampir sama dengan penelitian direkomendasikan untuk menurunkan demam
yang dilaksanakan oleh Thomas, et al. (2008). (Thompson, H.J., Kirkness, C.J., & Mitchell, P.H.,
Dalam penelitian tersebut dilibatkan responden 2007; Meremikwu, M. & Oyo-Ita, A., 2009).
dari usia 6 bulan sampai 12 tahun. Anak demam yang kemudian mendapat
antipiretik, mengalami penurunan suhu rata-
Pada penelitian-penelitian diatas
rata sebesar 0,36oC pada 30 menit setelah
mempunyai asumsi bahwa umur dimungkinkan
pemberian antipiretik. Antipiretik bekerja dengan
dapat mempengaruhi penurunan suhu dan tingkat
cara menghambat produksi prostaglandin di
kenyamanan. Tujuan pembatasan umur ini untuk
hipotalamus anterior yang meningkat sebagai
mengurangi bias penelitian yang disebabkan oleh
respon adanya pirogen endogen. Hipotalamus
karakteristik responden yang tidak sama.
merupakan termoregulator yang bertugas
Dukungan sosial didapatkan dari orang tua. sebagai pusat pengaturan suhu. Jika produksi
Sebagian besar responden (86%) yang mengalami prostaglandin menurun maka akan merangsang
demam dan dirawat mendapat dukungan sosial penurunan suhu tubuh (Plaisance, 2000).
dari orang tuanya. Hal ini sesuai dengan filosofi
Tepid sponge merupakan salah satu cara
perawatan anak yang berpusat pada keluarga.
metoda fisik untuk menurunkan demam yang
Hasil data yang didapatkan peneliti adalah bersifat non farmakoterapi (Wang, D., Bukutu,
86% anak dirawat dan ditunggui ibunya selama C., Thompson, A., & Vohra, S., 2009). Tehnik ini
dirawat di rumah sakit. Penelitian ini sesuai dengan dilakukan dengan melakukan kompres air hangat
penelitian yang dilakukan oleh Jalil, et al. (2007). di seluruh badan anak. Suhu air untuk kompres
Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa antara 30o-35oC. Panas dari air kompres tersebut
pendukung utama anak saat sakit adalah ibu. merangsang vasodilatasi sehingga mempercepat
Pengetahuan dan kecemasan ibu mempengaruhi proses evaporasi dan konduksi, yang pada
manajemen demam yang akan diterima oleh anak akhirnya dapat menurunkan suhu tubuh. Cara ini
(Jalil, et al., 2007; Crocetti, Moghbeli, & Serwint, sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
2001). Alves, Almeida, dan Almeida (2008).

Status ekonomi yang dimaksud dalam Terdapat perbedaan suhu sebelum


penelitian ini adalah kelas perawatan yang dibagi dan setelah intervensi (tepid sponge disertai
dalam kelas VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. pemberian antipiretik) pada 30 menit dan 60
Fasilitas pelayanan perawatan untuk kelas VIP menit setelah pemberian antipiretik. Penurunan
sampai kelas 2 adalah ruang perawatan memiliki ini terjadi di kedua kelompok responden. Akan
alat pendingin, sedangkan kelas 3 tidak memiliki tetapi, kelompok intervensi mengalami penurunan
alat pendingin. Lingkungan eksternal ini suhu yang lebih besar jika dibandingkan kelompok
mempengaruhi proses konduksi, konveksi, dan kontrol (p=0,000; α=0,05).
evaporasi individu. Kondisi ini dapat mempercepat
Penelitian lain (Aksoylar, et al., 1997;

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015


6 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Agbolosu, et al., 1997; Sharber, 1997; Bernath, 1997; Mahar, Allen, & Milligan, 1994; Sharber,
Anderson, & Silagy, 2002; Thomas, et al., 2008; 1997) menjelaskan bahwa anak mengalami rasa
Carlton, kuipers-Chan, Coghlan, et al., 2001; tidak nyaman selama tepid sponge. Pada anak-
Purssell, 2000; Axelrod, 2000) menunjukkan anak usia muda yang mendapat tindakan tepid
bahwa tindakan tepid sponge plus antipiretik lebih sponge, selama tepid sponge anak-anak cenderung
efektif menurunkan suhu tubuh dibandingkan menangis, dan rewel.
pemberian antipiretik saja. Tepid sponge
Berdasarkan nilai rata-rata selisih suhu
merangsang vasodilatasi, sehingga mempercepat
dalam kelompok tersebut, maka kelompok
proses evaporasi dan konduksi, dan antipiretik
intervensi memiliki nilai yang lebih besar
menghambat produksi prostaglandin, sehingga
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
dapat menurunkan suhu tubuh (Alves, Almeida,
Mengacu ke nilai tersebut, menunjukkan bahwa
dan Almeida (2008).
pemberian antipiretik disertai tepid sponge lebih
Antipiretik berfungsi menghambat efektif menurunkan demam dibandingkan dengan
produksi prostaglandin, menyebabkan anak pemberian antipiretik saja. Hasil penelitian ini
berkeringat dan vasodilatasi (Totapally, 2005). sesuai dengan Corrard, 2002; Carlton, et al.,
Antipiretik yang sering digunakan sebagai penurun 2001; Meremikwu & Oyo-Ita, 2003; Aksoylar,
panas adalah parasetamol (Thomas, et al. 2008), Aksit, & Caglayan, 1997; Mahar, Allen, & Milligan,
acetaminophen (Plaisance & Mackowiak, 2000; 1994; dan Sharber, 1997.
Tréluyer, et al. 2001), ibuprofen, naproxen, dipyron
Jika dilihat dari uji statistik, tampak
(Alves, de Almeida, & de Almeida, 2008) dan
tidak adanya perbedaan yang bermakna antara
indomethacin. Ibuprofen merupakan antipiretik
kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
yang paling efektif menurunkan demam untuk
dalam penurunan suhu tubuh dan tingkat
anak usia 6 bulan lebih (Totapally, 2005). Fakta di
kenyamanan. Hasil penelitian ini tidak sama dengan
lapangan, dari 50 anak, didapatkan 48 anak diberi
penelitian terdahulu (Corrard, 2002; Carlton, et
parasetamol dan 2 anak mendapat ibuprofen.
al., 2001; Meremikwu & Oyo-Ita, 2003; Aksoylar,
Terdapat perbedaan tingkat kenyamanan Aksit, & Caglayan, 1997; Mahar, Allen, & Milligan,
sebelum dan setelah intervensi di kelompok 1994; Sharber, 1997) yang menjelaskan bahwa
intervensi dan kelompok kontrol (p=0,000; pemberian antipiretik disertai tepid sponge lebih
α=0,05). Pada 30 menit setelah intervensi, tingkat efektif menurunkan demam dan meningkatkan
rasa nyaman kelompok intervensi lebih tinggi rasa nyaman pada anak dibandingkan dengan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. kelompok anak yang memperoleh antipiretik saja.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Hasil penelitian ini, tidak jauh berbeda
penelitian lain yang menjelaskan bahwa selama dengan hasil tinjauan sistematik yang dilakukan
tepid sponge, terjadi penurunan suhu tubuh oleh Watts dan Robertson (2003). Tinjauan
yang menginduksi vasokonstriksi periferal, yang sistematik tersebut menganalisa 10 hasil penelitian
merangsang respon menggigil, sehingga terjadi yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Hasil
peningkatan produksi panas metabolic, yang tinjauan penelitian tersebut menjelaskan bahwa
pada akhirnya menyebabkan rasa tidak nyaman tepid sponge memberikan sedikit keuntungan
secara umum pada anak (Corrard, 2002; Carlton, dalam menurunkan suhu tubuh dan peningkatan
et al., 2001). Penelitian lain (Meremikwu & Oyo-Ita, rasa nyaman jika dibandingkan dengan pemberian
2003; Corrard, 2002; Aksoylar, Aksit, & Caglayan, antipiretik saja. Tepid sponge direkomendasikan

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015


Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami Demam 7

untuk kondisi klien yang mengalami demam kontrol pada menit ke 30 setelah pemberian
tinggi dan memerlukan penurunan suhu sesegera antipiretik.
mungkin untuk mencegah kerusakan sel-sel otak.
5. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna
Ditemukan bukti hasil penelitian yang terbatas,
antara suhu tubuh pada anak demam setelah
yang mendukung bahwa antipiretik dapat
periode tepid sponge pada kelompok intervensi
menurunkan angka kejadian kejang demam.
dengan kelompok kontrol. Walaupun secara
Implikasi penelitian ini dalam asuhan statistic tidak bermakna, tetapi kelompok
keperawatan adalah pemberian antipiretik intervensi mengalami penurunan suhu yang
yang disertai tepid sponge dapat mempercepat lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.
penurunan suhu tubuh dan meningkatkan rasa
6. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna
nyaman pada anak usia sekolah dan pra sekolah
antara tingkat kenyamanan pada anak demam
dapat direkomendasikan sebagai cara menurunkan
setelah periode tepid sponge pada kelompok
demam. Penelitian ini tidak menunjukkan cukup
intervensi dengan kelompok kontrol. Akan
bukti bahwa tepid sponge mengakibatkan anak
tetapi, kelompok intervensi mengalami
menggigil dan mengalami gangguan rasa nyaman.
peningkatan rasa nyaman yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol, walaupun
SIMPULAN
secara statistic tidak bermakna.
1. Terdapat perbedaan yang bermakna antara
suhu tubuh sebelum dan setelah diberikan SARAN
antipiretik disertai tepid sponge pada
1. Pemberian antipiretik yang selama ini
kelompok intervensi pada menit ke 10 setelah
dilakukan sebagai tindakan rutin menurunkan
periode tepid sponge (menit ke-30 setelah
demam di RS Muhammadiyah dapat
pemberian antipiretik) dan pada menit ke 30
dipertahankan karena efektif menurunkan
setelah pengukuran pertama (menit ke 60
demam dan dapat meningkatkan rasa nyaman
setelah pemberian antipiretik).
anak.
2. Terdapat perbedaan yang bermakna antara
2. Tindakan tepid sponge sebagai penyerta
suhu tubuh sebelum dan setelah diberikan
dalam pemberian antipiretik dapat
antipiretik pada kelompok kontrol pada menit
direkomendasikan oleh perawat atau dokter
ke 30 setelah pemberian antipiretik dan pada
sebagai cara untuk menurunkan suhu tubuh
menit ke 60 setelah pemberian antipiretik.
dan meningkatkan rasa nyaman, terutama
3. Terdapat perbedaan yang bermakna antara pada anak yang menyukai tindakan tersebut.
tingkat kenyamanan sebelum dan setelah
3. Di Indonesia, penggunaan skala nyaman
diberikan antipiretik disertai tepid sponge
Bunga Daisi dapat digunakan untuk anak usia
pada kelompok intervensi pada menit ke 10
sekolah.
setelah periode tepid sponge (pada menit ke
30 setelah pemberian antipiretik). 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan kajian bagi mahasiswa tentang manfaat
4. Terdapat perbedaan yang bermakna antara
tepid sponge, sehingga pada akhirnya dapat
tingkat kenyamanan sebelum dan setelah
diaplikasikan dalam pemberian asuhan
diberikan antipiretik pada kelompok
keperawatan pada anak dengan demam.

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015


8 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang Ball, J.W., & Bindler, R.C. (2003). Pediatric
rd
pelaksanaan tepid sponge yang terkait nursing: caring for children. 3 ed. New
dengan perawatan atraumatic care pada anak Jersey: Pearson Education Inc.
penderita demam.
Corrard, F. (2002). Ways to reduce fever: new
6. Perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah luke-warm water baths still indicated?
sampel yang lebih besar diiringi dengan Arch Pediatr, 9(3), 311-315.
pembatasan umur dan variabel-variabel
Carlton, G., et al. (2001). Management of the child
perancu lain seperti lingkungan eksternal
with fever. Best Practice, 5(5), 1-6. Crocetti,
guna mendapatkan bukti ilmiah dengan tepat.
M., Moghbeli, N., Serwint, J., (2001).
7. Perlu desiminasi hasil penelitian di lingkungan Fever Phobia Revisited: have parental
perawat rumah sakit sebagai salah satu cara misconceptions about fever changed in 20
meningkatkan kompetensi perawat dalam years? Pediatrics, 107 (6), 1241-1246.
perawatan anak demam.
Dahlan, M.S. (2005). Besar sampel untuk penelitian
8. Perlu adanya MOU antara rumah sakit dan kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Arkans.
institusi pendidikan berupa penempatan
Dahlan, M.S. (2008). Statistik untuk kedokteran
tenaga pengajar di ruang perawatan anak
dan kesehatan. Ed. 3. Jakarta: Penerbit
sebagai salah satu bentuk manajemen untuk
Salemba.
meningkatkan kualitas pelayanan terutama
perawatan anak demam. Guyton, A.C., & Hall, J.E. (1997). Buku ajar fisiologi
kedokteran. Jakarta: EGC. Hastono,
DAFTAR PUSTAKA
S.P. (2007). Analisis data kesehatan. Jakarta.
Aksoylar, S., Aksit, S., Cağlayan, S., Yaprak, I., Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Bakiler, R., & Cetin, F. (1997). Evaluation Indonesia. Tidak dipublikasikan.
of sponging and antipyretic medication
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2009, http://
to reduce body temperature in febrile
www.parenting.co.id/forum/forum_
children. Acta Paediatric Japan., 39(2),
detail.asp?catid=&id=1&topicid=4851,
215-217.
diperoleh 21 Juli, 2009).
Alves, J.G.B., Almeida, N.D.C.M., & Almeida, C.D.C.M.
Jalil, H.K.A.A., Jumah, N.A., & Al-Baghli, A.A. (2007).
(2008). Tepid sponge plus dipyrone
Mother’s knowledge, feras and self-
versus dipyrone alone for reducing body
management of fever: a cross-sectional
temperature in febrile children. Sao Paulo
study from the capital governorate in
Medical Journal., 126(2), 107-111.
Kuwait. Kuwait Medical Journal, 39(4),
Axelrod, P. (2000). External cooling in the 349-354.
management of fever. Clinical Infectious
Kolcaba, K., & Dimarco, M.A., (2005, http://
Disease, 31(5 suppl), 224-229.
findarticles.com/p/articles/mi_mOFSZ/
Avner, J.R. (2009). Acute fever. Pediatric in Review, is_3_31/ai_n17209526/?tag=content;vol
30(1), 5-13. 1, diunduh 15 Mei, 2009).

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015


Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami Demam 9

Kolcaba, K., (2000, http://www.thecomfortline. Sharber, J. (1997). The efficacy of tepid sponge
com/posies.jpg, diunduh 19 Mei, 2009). bathing to reduce fever in young children.
Laupland, K.B. (2009). Fever in the American Journal Emergency Medical,
critically ill medical patient. Critical Care 15(2), 188-192.
Medical, 37(7), 273-278.
Thomas, S., Vijaykumar, C., Naik, R., Moses, P.D.,
Mahar, A.F., Allen, S.J., Milligan, P., Suthumnirund, & Antonisamy, B. (2009). Comparative
S., Chotpitayasunondh, T., et al. (1994). effectiveness of tepis sponge and
Tepid sponge to reduce temperature antipyretic drug versus only antipyretic
in febrile children in a tropical climate. drug in the management of fever among
Clinical Pediatric (Philadelphia), 33(4), children: a randomized controlled trial.
227-231. Indian Pediatrics, 46(2), 133-136.

Meremikwu, M. & Oyo-Ita, A. (2009). Paracetamol Thompson, H.J., Kirkness, C.J., & Mitchell, P.H.
versus placebo or physical methods for (2007). Intensive care unit management
treating fever in children. Nigeria: John of fever following traumatic brain injury.
Wiley & Sons, Ltd. Intensive Critical Care Nursing, 23(2), 91-
96.
Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical
assessment: skills and procedures. Tommey, A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing
Philadelphia: Lippincott Williams & theorist and their work. St. Louise,
Wilkins. Missouri: Mosby, Inc.

Muscari, M.E. (2005). Panduan belajar keperawatan Totapally, B.R. (2005). Fever, fever phobia and
pediatrik. Ed. 3. Jakarta: EGC. Plaisance, hyperthermia: what pediatricians need to
K.I., & Mackowiak, P.A. (2000). Antipyretic know. International Pediatrics, 20(2), 95-
therapy: physiologic rational, diagnostic 102.
implication, and clinical consequences.
Wang, D., Bukutu, C., Thompson, A., & Vohra.,
Arch International Medical, 160, 449-456.
S. (2009). Complementary, holistic, and
Portney, L.G., & Watkins, M.P. (2000). Foundations integrative medicine: fever. Pediatrics in
of Clinical Research Applications to Practice. Review, 30 (2), 75-78.
New Jersey: Prentice-Hall Health.
Walsh, A.M. (2008). Fever Management for
Purssell, E. (2000). Physical treatment of fever. children. The Australian Journal of
Arch Dis Child, 82, 238-239. Pharmacy, 89 (pp), 66-69.

Rosdahl, C.B., & Kowalski, M.T. (2008). Textbook of Watts, R., Robertson, J., & Thomas, G. (2003).
Basic Nursing. Ed.9. Philadelphia: Wolters Nursing management of fever in children:
Kluwer Health – Lippincott Williams & a systematic review. International Journal
Wilkins. of Nursing Practice, 9(1), 1-8.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2002). Dasar-dasar Winarno,W.(1998,http://digilib.itb.ac.id/gdl.ph


metodologi penelitian klinis. Ed. 2. Jakarta: p?mod=browse&op=read&id=jkpkbp
CV Sagung Seto. pk-gdl-grey-1998-wien-138-tumbuhan,
diunduh 27 Mei, 2009).

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai