Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Stase Keperawatan Anak
Disusun Oleh:
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Satuan Acara Penyuluhan Pemberian Terapi Aktivitas Bermain Dengan Terapi
Bermain Tebak Gambar Dan Suara Untuk Menurunkan Kecemasan Dan
Mencegah Dampak Hospitalisasi Diruang Kemuning Bawah RSUD Kabupaten
Tangerang
Mahasiswa Profesi Ners Universitas Yatsi Madani
Mengetahui,
Ketua Pelaksana Sekretaris
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hasil pemberian terapi aktivitas bermain Dengan Terapi bermain Tebak Gambar
dan Suara Untuk Menurunkan Kecemasan Dan Mencegah Dampak Hospitalisasi
Diruang Kemuning Bawah RSUD Kabupaten Tangerang Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Yatsi Madani
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun proposal Terapi Aktivitas
Bermain stase anak mengenai “Terapi Aktivitas Bermain (TAB) Dengan Tebak
Gambar dan Suara Untuk Menurunkan Kecemasan Dan Mencegah Dampak
Hospitalisasi Diruang Kemuning Bawah RSUD Kabupaten Tangerang” Pen
Proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas pada stase
anak, serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang telah kami dapatkan
selama masa pembelajaran.
Adapun tujuan penyusunan proposal ini untuk memenuhi tugas dalam
menyelesaikan stase keperawatan dasar program profesi ners Universitas Yatsi
Madani. Dalam penulisan dan penyusunan proposal ini, kami selaku penulis
menemukan banyak kesulitan dan hambatan tetapi berkat bantuan dan motivasi
dan berbagai pihak, akhirnya pembuatan proposal ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Trisonjaya, M.Si., MM selaku rektor Universitas Yatsi Madani.
2. Ibu Ns. Cicirosnita J. Idu, S.Kep., M.Kep selaku Kaprodi Profesi Ners.
3. Ibu Ns. Ria Setia Sari.,S.Kep.,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik
Stase Keperawatan Anak Universitas Yatsi Madani.
4. Ibu Ns. Suhati.,S.St selaku pembimbing lahan Ruang Kemuning Bawah
RSUD Kabupaten Tangerang.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Kami
mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
proposal ini di masa yang akan datang.
KELOMPOK
1
DAFTAR ISI
1
BAB III METODE KEGIATAN
3.1 Waktu Dan Pelaksanaan .................................................................. 12
3.2 Sesi Yang Digunakan ...................................................................... 12
3.3 Peserta Dan Sasaran ........................................................................ 12
3.4 Metode Dan Media .......................................................................... 12
3.5 Penguraian Tugas ............................................................................ 12
3.6 Rencana Dan Evaluasi Kegiatan ..................................................... 13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 15
4.2 Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
dari anak sakit yang tidak ditangani juga akan menyebabkan kesulitan
dan kemampuan membaca yang buruk, memiliki gangguan bahasa,
menurunnya kemampuan intelektual dan social serta fungsi imun
(Saputro, 2017).
Menurut Stuart dalam Sutrisno (2017), kecemasan yang terjadi pada
anak usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi membuat anak menjadi
hiperaktif dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan serta
menimbulkan gangguan psikologi. Kecemasan pada anak yang menjalani
hospitalisasi juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan dan
gangguan emosional jangka Panjang (Utami, 2014).
Bermain atau yang lebih dikenal dengan terapi bermain diharapkan
dapat mengurangi dampak akibat hospitalisasi, karena rumah sakit
merupakan lingkungan baru bagi anak yang dimana terjadi tindakan-
tindakan medis yang dianggap menakutkan bahkan terkadang
menimbulkan trauma yang dapat menganggu perkembangan anak.
Terapi bermain merupakan sebuah terapi non farmakologis atau
disebut juga dengan terapi tanpa menggunakan obat seperti yang
dikatakan oleh Santrock dalam Fadlillah (2014), bermain memungkinkan
anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan
yang terpendam, tujuannya agar anak menjadi senang dan menghibur
sehingga anak akan merasa nyaman dalam menjalani proses pembelajaran
atau proses pengobatan selama dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan survey awal di Ruang Kemuning Bawah RSUD
Kabupaten Tangerang, terdapat pasien usia toddler dan prasekolah yang
dirawat selama bulan januari 2024, hasil observasi menunjukan rata-rata
pasien anak usia toddler dan pra sekolah mengalami dampak hospitalisasi
karena perawatan. Lingkungan sekitar yang membuat pasien anak tidak
nyaman, keberadaan orang-orang asing, obat-obatan dan alat-alat yang
terasa asing, pembatasan aktivitas, jauh dari teman sepermainan karena
hospitalisasi membuat pasien anak semakin takut dan cemass. Dampak
dari hospitalisasi di Ruang Kemuning Bawah yaitu, paisen anak sering
1
menolak untuk makan. Sering bertanya, sering menangis perlahan,
meminta untuk pulanh ke rumah dan tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk
memberikan terapi bermain tebak gambar dan suara untuk menurunkan
kecemasan dan dampak hospitalisasi di ruang kemuning bawah RSUD
Kabupaten Tangerang.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
1) Mengetahui efektivitas dari terapi bermain menebak gambar dan
suara hewan terhadap tingkat kecemasan pada anak yang sedang
sakit diruang rawat inap kemuning bawah RSUD Kab Tangerang.
2) Menurunkan dampak hospitalisasi pada anak yang sedang sakit
diruang rawat inap kemuning bawah dengan melakukan terapi
bermain dengan menebak gambar dan suara hewan RSUD Kab.
Tangerang.
2. Tujuan Khusus
1) Menjadi pengetahuan baru yang baik untuk orang tua dalam
menghadapi kecemasan pada anak yang sakit diruang rawat inap
kemuning bawah RSUD Kab. Tangerang.
2) Mampu mengaplikasikan terapi bermain dengan menebak gambar
dan suara terhadap tingkat kecemasan pada anak yang sedang
sakit diruang rawat inap kemuning bawah RSUD Kab.Tangerang.
1.3. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat digunaan sebagai pengembangan ilmu khususnya
dalam keperawattan dengan mengaplikasikan terapi bermain dengan
tebak gambar dan suara terhadap perubahan tingkat kecemasan anak
yang menjalani hospitalisai.
2. Bagi Institusi Pendidikan
1
Dapat digunakan sebagai bahan atau masalah yang dapat diangkat
dalam terapi bermain bagi pasien, keluarga, masyarakat yang sesuai
dengan pembahasan.
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikna inspirasi terapi bermain kepada pasien, keluarga,
dan masyarakat, sehingga dapat lebih mengenal dan mengetahui
mengenai manfaat terapi bermain tebak gambar dan suara.
4. Bagi Peneliti
Manfaat yang diperoleh adalah untuk memperdalam ilmu pengetahuan
tengtang salah satu cara untuk mengurangi tingkat kecemasan akibat
hospitalisasi dengan terapi bermain tebak gambar dan suara.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Hospitalisasi
2.1.1 Definisi Hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana
atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
untuk menjalani terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat di
rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan menimbulkan
ketakutan, cemas, bagi anak (Supartini, 2004). Hospitalisasi juga
dapat diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi
sebab anak dirawat di rumah sakit (Stevens, 1999) dalam (Madyastuti,
2017).
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak
sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak
berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru
yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor
bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga (Wong,
2000) dalam (Madyastuti, 2017).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana maupun
darurat yang mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan beberapa
perubahan psikis pada anak. Perubahan psikis terjadi dikarenakan
adanya suatu tekanan atau krisis pada anak. Jika seorang anak di rawat
di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis
yang disebabkan anak mengalami stres akibat perubahan baik
terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan
sehari-hari. Selain itu, anak mempunyai sejumlah keterbatasan
dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun
kejadiankejadian yang sifatnya menekan (Nursalam, et al, 2005)
dalam (Madyastuti, 2017).
1
11
d. Gastrointestinal
Kehilangan nafsu makan, menolak makan, mual, muntah,
diare, rasa tidak nyaman pada abdomen.
e. Perkemihan
Tidak dapat menahan kencing atau sebaliknya, sering
berkemih.
f. Kulit
Wajah kemerahan, berkeringat pada telapak tangan, gatal,
rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat.
2. Respon Psikologis
Secara psikologis respon kecemasan adalah tampak gelisah,
terdapat ketegangan fisik, reaksi terkejut, bicara cepat, menarik
diri dari hubungan interpersonal, melarikan diri dari masalah,
menghindar, dan sangat waspada.
a. Respon Kognitif
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berfikir
baik proses pikir maupun isi pikir diantaranya tidak mampu
memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa, bingung,
perasaan takut, dan sering mimpi buruk.
b. Respon Afektif
Secara afektif diekspresikan dalam bentuk kebingungan,
gelisah, tegang, gugup, khawatir, dan curiga berlebihan
sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.
umum dan koping dalam mengatasi stres. Skala ini terdiri dari 20
pertanyaan denga 15 pertanyaan tentang peningkatan kecemasan
dan 5 pertanyaan tentang penurunan kecemasan.
b. Hamilton Anxiety Scale
Hamilton Anxiey Scale (HAS) disebut juga Hamilton Anxiety
rating Scale (HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max
Hamilton pada tahun 1956 untuk mengukur semua tanda
kecemasan baik psikis maupun somatic. HARS terdiri dari 14
item pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kecemasan pada
anak dan orang dewasa.
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HARS ini adalah
sebagai berikut:
a. Perasaan cemas
b. Ketegangan
c. Ketakutan
d. Gangguan tidur
e. Gangguan kecerdasan
f. Perasaan depresi
g. Gejala somatik
h. Gejala sensorik
i. Gejala kardiovaskular
j. Gejala pernafasan
k. Gejala gastrointestinal
l. Gejala urogenital
m. Perilaku
HARS terdiri dari 14 item. Penilaian setiap itemnya di beri
skor anatar 0-1 berdasarkan hasil berat ringannya gejala. Setiap
skor memiliki kategori yang berbeda, yaitu :
a. 0 = Tidak ada gejala atau keluhan
b. 1 = Gejala ringan
c. 2 = Gejala sedang
15
d. 3 = Gejala berat
e. 4 = Gejala berat sekali
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah skor dan
item 1-14 dengan hasil.
a. Skor kuarang dari 14 = tidak ada kecemasan
b. Skor 14-20 = kecemasan ringan
c. Skor 21-27 = kecemasan sedang
d. Skor 28-41 = kecemasan berat
e. Skor 42-56 = kecemasan dengan berat
c. Preschool anxiety Scale
Preschool anxiety scale dikembangkan oleh Spence,dalam
kuesioner ini mencakup pertanyaan pada anak. (Spance childre’s
Anxiety Scale) tahun 1994 dan laporan orang tua (Spance
Children’s Anxiet Scale Parent report) pada tahun 2000. Alat ukur
ini terdiri dari 28 pertanyaan kecemasan. Skala ini dilengkapi
dengan meminta orang tua untuk mengikuti petunjuk pada lembar
instrumen, Jumlah skor maksimal pada skala kecemasan
Preschool anxiety scale adalah 112. 28 item kecemasan tersebut
memberikan ukuran keseluruhan kecemasan, selain pada 6 sub
skala, masing-masing menekankan aspek tertentu dari kecemasan
anak, yaitu kecemasan umum, ketakutan cidera fisik, dan
kecemasan perpisahan.
d. Children Manife Anxiety Scale (CMAS)
Pengukuran kecemasan dengan CMAS ditemukan oleh Janer
Taylor. CMAS berisi 50 pertanyaan, dimana responden menjawab
dengan “ya” atau “tidak” sesuai keadaanya, dengan memberi
tanda (O) pada kolom jawaban “ya” dan tand (X) pada kolom
jawaban “tidak”.
e. Screen For Child Anxiety Related Disorders (SCARED)
Screen for child anxiety related disorders (SCARED)
merupakan instrumen untuk mengukur kecemasan pada anak
15
penuh dengan stres, baik bagi anak maupun orang tua. Untuk itu anak
memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan tersebut
dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam
perawatan. Media yang paling efektif adalah melalui kegiatan
permainan.
Wong, et al (2008) dalam (Madyastuti, 2017) menyebutkan,
bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan
sosial anak. Seperti kebutuhan perkembangan mereka, kebutuhan
bermain tidak berhenti pada saat anak-anak sakit atau di rumah sakit.
Sebaliknya, bermain di rumah sakit memberikan manfaat utama yaitu
meminimalkan munculnya masalah perkembangan anak. Beberapa
manfaat bermain di rumah sakit adalah memberikan pengalihan dan
menyebabkan relaksasi. Hampir semua bentuk bermain dapat
digunakan untuk pengalihan dan relaksasi, tetapi aktivitas tersebut
harus dipilih berdasarkan usia, minat, dan keterbatasan anak. Anak-
anak tidak memerlukan petunjuk khusus, tetapi bahan mentah untuk
digunakan, dan persetujuan serta pengawasan.
Anak kecil menyukai berbagai mainan yang kecil dan
berwarna-warni yang dapat mereka mainkan di tempat tidur dan
menjadi bagian dari ruang bermain di rumah sakit (Wong, et al, 2008)
dalam (Madyastuti, 2017).
Meskipun semua anak memperoleh manfaat fisik, sosial,
emosional dan kognitif dari aktivitas seni, kebutuhan tersebut akan
semakin kuat pada saat mereka di hospitalisasi (Rollins, 1995 dalam
Wong, et al, 2008) dalam (Madyastuti, 2017). Anak akan lebih mudah
mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka melalui seni, karena
manusia pertama kali berpikir memakai imajinasi kemudian
diterjemahkan dalam kata-kata. Misalnya, gambar anak- anak sebelum
pembedahan sering bermakna kekhawatiran yang tidak terungkapkan
(Clatworthy, 1999 dalam Wong, et al, 2008) dalam (Madyastuti,
2017).
15
3.3 Peserta
Pasien anak diruang rawat inap kemuning bawah RSUD Kab. Tangerang.
26
27
f) Setting Waktu
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
5 Menit Pembukaan : a. Menjawab salam
a. Memberi salam b. Mendengarkan dan
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
10 Menit Pelaksanaan : a. Mengajarkan dan
a. Menyampaikan cara bermain, mendampingi anak
menebak dengan gambar dan untuk melakukan
suara yang diperdengarkan kegiatan
b. Seluruh peserta bermain menebak
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
23
Dengan ini saya beserta anak bersedia menjadi responden pada “Terapi Bermain
Tebak Gambar dan Tebak Suara Hewan Pada Anak Sebagai Dampak
Hospitalisasi Di Ruang Kemuning Bawah RSUD Kabupaten Tangerang” Yang
dilakukan Oleh :
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada paksaan
dari pihak manapun.
(Mahasiswa Yatsi) ( )
23
9. Anak mengajak orang tua pulang atau pergi, menangis minta pulang.
o Selalu
o Kadang-kadang
o Tidak pernah
10. Anak terlihat senang berada di rumah sakit.
o Selalu
o Kadang-kadang
o Tidak pernah
11. Anak hanya diam saja di tempat tidur.
o Selalu
o Kadang-kadang
o Tidak pernah
12. Anak nangis terus menerus ketika dirawat di rumah sakit.
o Selalu
o Kadang-kadang
o Tidak pernah
13. Anak minta digendong orang tua atau tidak mau ditinggal sendirian.
o Selalu
o Kadang-kadang
o Tidak pernah
14. Anak terlihat bosan ketika di rawat di rumah sakit.
o Selalu
o Kadang-kadang
o Tidak pernah
15. Anak gelisah ketika tidur.
o Selalu
o Kadang-kadang
o Tidak pernah
16. Menolak masuk keruang tindakan.
o Selalu
o Kadang-kadang
o Tidak pernah
Keterangan:
GAMBAR
23