Dosen Pembimbing :
1. Dr. H. Abdal Rohim, S.Kp., MH
2. Ns. Khusnul Aini, M.Kep., Sp. Kep. J
3. Ns. Nur Wulan, S.Kep., M.Kep
4. Ns. Anggi Ulfah, S.Kep
Disusun Oleh :
Agam Subarma JNR0220004 Apip Saeful JNR0220004
Aisyah Maulani Putri JNR0220005 Aneu Elfira JNR0220005
Ela Nustiani JNR0220030 Elis Anida Eka Putri JNR0220030
Maula Dewi Az Zahra JNR0220062 Nanda Amalia JNR0220062
Nabila Fathiana JNR0220065 Nia Ramadanti JNR0220067
Sekretariat : Jl. Lingkar Kadugede No. 02 Kuningan - Jawa Barat Telp. 0232-875847
Fax. 0232-875123 Email: info@stikeskuningan.ac.id Website:
http://stikeskuningan.ac.id
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan yang
berjudul “Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tanda dan Gejala Pada Pasien
dengan Perilaku Kekerasan di Ruang Rajawali Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat”.
Penyusunan laporan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan
jiwa Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan. Adapun
dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak lepas dari bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak. Maka penulius mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada
teman-teman semua.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, dari
segi teknik penulisan maupun teori. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk bahan perbaikan dimasa yang
akan datang.
Besar harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................4
1.3 Manfaat............................................................................................................4
BAB II TELAAH JURNAL........................................................................................6
BAB III PENERAPAN DAN HASIL TERAPI.......................................................10
3.1 Prosedur Penerapan Terapi............................................................................10
3.2 Hasil Sebelum dan Sesudah Terapi............................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................12
4.1 Gambaran Tanda dan Gejala Halusinasi Pendengaran Sebelum dan.................12
4.2 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tanda dan Gejala Halusinasi
Pendengaran Sebelum dan Sesudah Terapi Musik Klasik Pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol di RSJ Prov. Jawa Barat ....................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................14
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................14
5.2 Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
LAMPIRAN................................................................................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Skizofrenia adalah suatu gangguan proses pikir yang menyebabkan
keretakan dan perpecahan antara emosi dan psikomotor disertai distorsi
kenyataan dalam bentuk psikosial fungsional. Halusinasi adalah suatu persepsi
klien terhadap stimulus dari luar tanpa adanya obyek yang nyata (Muhith,
2015). Akibatnya klien dengan halusinasi (pendengaran) sering tertawa sendiri,
berbicara sendiri bahkan bisa melakukan hal-hal yang dapat membahayakan
dirinya sendiri. Maka dari itu diperlukan penanganan halusinasi yang tepat,
salah-satunya penanganan yang dilakukan adalah pemberian terapi, terapi yang
diberikan bisa dalam bentuk terapi farmakologi, terapi somatis dan terapi
kognitif (cognitive therapy). Terapi kognitif yaitu psikoterapi individu yang
pelaksanaannya dengan melatih klien untuk mengubah cara klien menafsirkan
dan memandang segala sesuatu pada saat klien mengalami kekecewaan,
sehingga klien merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih produktif
(Townsend, 2009). Melalui terapi kognitif individu diajarkan/ dilatih untuk
mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide dengan benar-benar empertimbangkan
faktor dalam berkembangnya dan menetapnya gangguan mood (Noprianti Dela,
2019).
Peran perawat jiwa dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan
keperawatan memerlukan suatu perangkat instruksi atau langkah – langkah
kegiatan yang dibakukan. Hal ini bertujuan agar penyelenggaraan pelayanan
keperawatan memenuhi standar pelayanan. Salah satu jenis SOP yang di
gunakan adalah SOP tentang strategi pelaksaan (SP) tindakan keperawatan pada
pasien. SP tindakan keperawatan merupakan standar model pendekatan asuhan
keperawatan untuk klien dengan gangguan jiwa yang salah satunya adalah
pasien yang mengalami masalah utama halusinasi (Keliat, 2016 dalam Dela,
2022).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melaluipanca indra tanpa stimullus eksteren atau persepsi palsu.
alusinasi adaah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsnagan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan
2
yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak
ada orang yang berbicara (Rifai’i Ahmad 2020).
3
menenangkan.
4
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tanda dan
Gejala Pada Pasien Halusinasi Di Ruang Rajawali RSJ Prov. Jawa Barat
Kota Bandung.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala halusinasi pendengaran
sebelum diberikan terapi musik klasik Di Ruang Rajawali RSJ Prov.
Jawa Barat Kota Bandung.
2. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala halusinasi pendengaran
sesudah diberikan terapi musik klasik Di Ruang Rajawali RSJ Prov.
Jawa Barat Kota Bandung.
3. Untuk menganalisis pengaruh terapi musik klasik terhadap tanda dan
gejala pasien halusinasi pendengaran Di Ruang Rajawali RSJ Prov.
Jawa Barat Kota Bandung.
1.2 Manfaat
1.2.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi
perkembangan ilmu keperawatan dan menambah kajian ilmu keperawatan
jiwa khususnya khususnya terait dengan Pengaruh Terapi Musik Klasik
Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di
Ruang Rajawali RSJ Prov. Jawa Barat Kota Bandung.
6
BAB II
TELAAH JURNAL
No. Vol.4
Jurnal
Judul Pengaruh Terapi Musik Mozart Terhadap Kemampuan
Jurnal Mengontrol
Halusinasi pada Pasien Halusinasi di RSJ Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
Nama Hira Puspaningrum, Heppy Dwi Rochmawati, Sawab
Pernulis
Link http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/
ilmukeperawatan/arti
1 Jurnal
. cle/view/451
Penerbit Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
Jurnal
Sasaran Pasien Halusinasi Pendengaran
Terapi
Efektivit Penelitian ini dengan menggunakan uji Wilcoxon dengan
as terapi jumlah 54 responden, nilai mean rank kemampuan mengontrol
halusinasi 27.00, nilai sum ranks 1431.00 dan nilai p value
0.000 (p value < 0.005). Jadi ada pengaruh menggunakan terapi
musik klasik Mozart terhadap
kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi.
No. Vol.3 No.1
Jurnal
Judul Efektivitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat
Jurnal Halusinasi
Pendengaran Pada Pasien Ganguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa
Prof. Dr.M. Ildrem
2
Nama Dian Anggri Yanti, Abdi Lestari Sitepu, Kuat Sitepu, Pitriani,
. Wina
Pernulis
Novita Br. Purba
Link https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
Jurnal
7
Penerbit Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Jurnal
8
klasik atau ada efektivitas terapi musik klasik terhadap
penurunan tanda dan gejala
halusinasi pendengaran pada pasien halusinasi pendengaran.
No. Vol.7 No.1
4
Jurnal
9
/597
Penerbit Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKPI)
Jurnal
Sasaran Pasien Halusinasi Pendengaran
Terapi
Efektivi Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan tingkat halusinasi
as terapi pada pasien skizofrenia dengan diagnosa keperawatan
halusinasi setelah diberikan terapi musik klasik. Hasil ini
merekomendasikan perlunya
penelitian selanjutnya untuk melihat efektivitas terapi musik
klasik
terhadap halusinasi pada pasien skizofrenia dengan jumlah
sampel
yang lebih besar dan menggunakan kelompok kontrol serta
mengeksplor perbandingan dengan terapi lain.
10
BAB III
PENERAPAN DAN HASIL TERAPI
1 Tn. S 24 30
2 Tn. S 21 28
3 Tn. S 24 29
4 Tn. T 23 31
5 Tn. A 22 27
6 Tn. Y 19 24
7 Tn. S 21 26
8 Tn. W 11 18 23
9 Tn.P 19 25
10 Tn. A 20 26
Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara hasil pretest
dan postest terapi musik klasik dengan nilai minimum sebesar 18 dan nilai maksimum
31. Dari hasil data di atas terlihat adanya peningkatan yang signifikan sebelum dan
sesudah diberikan terapi musik klasik.
N Mean SD SE P-
value
10 5.8 1.03 .327 0.00
Berdasarkan tabel 3.2 didapatkan hasil p-value = 0.00 < 0.05 yang artinya
terdapat pengaruh terapi musik kliasik terhadap tanda dan gejala pada pasien
halusinasi pendengaran di ruang Rajawali RSJ Provinsi Jawa Barat.
12
BAB IV
PEMBAHASA
N
4.1 Gambaran Tanda dan Gejala Halusinasi Pendengaran Sebelum dan Sesudah
Terapi Musik Klasik Di Ruang Rajawali RSJ Prov. Jawa Barat Kota
Bandung.
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa tentang gambaran tanda dan gejala
halusinasi pendengaran sebelum dan sesudah terapi musik klasik di Ruang
Rajawali terdapat 10 responden yang telah diberikan terapi musik klasik.
Diketahui hasil pre test didapatkan nilai 18-24 dengan kategori cukup baik dan
post test rata-rata responden mengalami peningkatan dengan nilai 23-31 dengan
kategori baik, kriteria hasil menurut Efendy (2017) :
1. 1-10 : Kurang Baik
2. 11-20 : Cukup Baik
3. 3. 21-30 : Baik
Seluruh pasien mendapatkan terapi medis tipikal, dimana terapi medis tipikal
merupakan terapi yang efektif hanya bagi gejala positif skizofrenia tidak efektif
untuk gejala negatif skizofrenia, hal ini sangat berpengaruh pada kekambuhan
tanda dan gejala skizofrenia sesuai dengan pernyataan Videbeck (2008, dalam
Wahyuni, 2010) bahwa obat-obatan tipikal hanya efektif untuk gejala positif dari
skizofrenia, sedangkan obat-obatan atipikal efektif untuk gejala positif dan
negative pada skizofrenia.
Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika seseorang
mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada diotaknya dapat diperlambat
atau dipercepat dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami
perubahan. Bahkan, musik mampu mengatur hormon-hormon yang
mempengaruhi stress seseorang, serta mampu meningkatkan daya ingat. Musik
dan kesehatan memiliki kaitan erat, dan tidak diragukan bahwa dengan
mendengarkan musik kesukaannya seseorang akan mampu terbawa ke dalam
suasana hati yang baik dalam waktu singkat.
13
4.2 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tanda dan Gejala Halusinasi
Pendengaran Sebelum dan Sesudah Terapi Musik Klasik Pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol Di Ruang Rajawali RSJ Prov. Jawa Barat
Kota Bandung.
Berdasarkan tabel 3.2 didapatkan hasil p-value = 0.00 < 0.05 yang artinya
terdapat pengaruh terapi musik kliasik terhadap tanda dan gejala pada pasien
halusinasi pendengaran di ruang Ruang Rajawali RSJ Prov. Jawa Barat Kota
Bandung. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu, Candra,
Gama (2013) yang telah membuktikan bahwa pemberian terapi musik klasik dapat
mengurangi perilaku agresif pasien skizofrenia dan dapat memberikan rasa tenang
pada pasien skizofrenia. Hal ini didukung oleh Wijayanto & Marisca (2017) yang
menyatakan bahwa ada pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tanda
dan gejala pada pasien halusinasi pendengaran.
Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala halusinasi menurut Damayanti &
Iskandar (2012) yang menerangkan bahwa halusinasi adalah salah satu gejala
gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan
sensasi palsu berupa suara, pengelihatan, pengecapan, perabaan atau penghidu.
Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, tanda gejala yang
muncul pada pasien juga berdasarkan rujukan dari Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI, 2016).
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tanda dan gejala halusinasi pendengaran sebelum dan sesudah diberikan
terapi musik klasik terdapat perbedaan yang signifikan
2. Terapi music klasik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tanda dan
gejala halusinasi pendengaran dengan p-value = 0.00 < 0.05
5.2 Saran
1. Bagi RSJ Provinsi Jawa Barat
Diharapkan rumah sakit dapat membuat program lanjutan serta menyediakan
sarana untuk menerapkan terapi musik klasik bagi pasien dengan halusinasi.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Diharapkan tenaga pendidik keperawatan dapat menambahkan studi
pendidikan terapi musik pada pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan
halusinasi.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk
meneliti lebih lanjut tentang pengaruh terapi musik terhadap frekuensi halusinasi
pendengaran.
15
DAFTAR PUSTAKA
Apriliani, Tania succi Dwi, Erna Tsalatsatul Fitriyah, dan Asri Kusyani. (2021).
Pengaruh Terapi Music Terhadap Perubahan Perilaku Penderita Halusinasi
Pendengaran Pada Pasien Skrizofrenia : Tinjauan Literatur. Jurnal Ilmiah
Keperawatan (Scientific Journal of Nursing).
Arisandy, W. (2017). Pengaruh Penerapan Terapi Musical Pada Pasien Isolasi Sosial
Terhadap Kemampuan Bersosialisasi Dirumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera
Selatan.
http://www.conference.unsri.ac.id/index.php/SNK/article/view/785 Di Akses
Pada Tanggal 27 Juli 2022
Crawford. (2012). Group Art Therapy As An Adjunctive Treatment For People With
Schizophrenia : Multicentre Pragmatic Randomized. Research.
Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Jakarta : Graha Ilmu.
Kwon, M, Gang, M, And Oh, K. (2013). Effect Of The Group Music Therapy On
Brain Wave, Behavior, And Cognitive Function Among Patients With Chronic
Schizophrenia. Asian Nursing Research.
Mulia, Madepan, Meilisa, dan Dewi Damayanti. (2021). Penerapan Terapi Musik
klasik Terhadap Pasien Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Halusinasi.
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKPI)
Pradana, Krisnanda Aditya, Satriyo Mowo Panuluh, Artha Budi Susila, Duarsa, Dan
Hendra Dwi Kurniawan. (2022). Literature Review : Efektivitas Terapi Music
Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Pada Pasien Gangguan Jiwa.
Avicenna : Journal Of Health Research.
Safitri, Emilia Nova, Uswatun Hasanah, Dan Indhit Tri Utami. (2022). Penerapan
Terapi Music Klasik Pada Pasien Halusinasi Pendengaran. Jurnal Cendikia
Muda.
16
Sahfitri, Siti Eni. (2014). Pengaruh Terapi Music Terhadap Tanda Dan Gejala
Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Keperawatan : Universitas
Sumatera Utara.
Sri, Styani Dewi. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Halusinasi
Pendengaran Terintegrasi Dengan Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Juanda
Samarinda.
Wijayanto, Wuri Try, Marisca Agustina. (2017). Efektivitas Terapi Music Klasik
Terhadap Penurunan Tanda Dan Gejala Pada Pasien Halusinasi Pendengaran.
Jurnal Ilmu Keperawatn Indonesia.
17
LAMPIRAN
Reliabilitas
N Q Q Q Q Q Q Q Q
o 1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 3 3 3 4 3 2 3
2 2 3 2 3 4 3 2 2
3 3 4 2 3 2 3 3 4
4 2 4 3 4 2 4 2 2
5 4 2 3 3 2 2 3 3
6 2 2 3 3 2 3 2 2
7 3 3 2 3 2 3 2 3
8 2 3 2 1 3 2 2 3
9 3 2 2 2 3 3 2 2
10 2 2 3 3 2 2 3 3
18
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUSIK
Tujuan :
1. Pasien mampu mengikuti proses terapi musik dengan tenang dan nyaman
2. Pasien mampu mengurangi tanda dan gejala halusinasi pendengaran
Setting :
1. Pertemuan dilakukan di salah satu ruangan yang ada di rumah sakit
2. Suasana harus tenang dan nyaman
3. Pasien berbaring rileks atau duduk bersandar
Alat :
1. Buku raport pasien
2. Alat tulis
3. Mp3
4. Head set
Metode
Langkah-langkah kegiatan
A. Persiapan
1. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
B. Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis :
“selamat pagi aa, apa kabar?
2) Perkenalan nama dan panggilan terapis :
“Perkenalkan nama saya ……. , aa bisa memanggil saya dengan
panggilan …. . Saya mahasiswa Stikes Kuningan yang sedang
melakukan mini riset mengenai pengaruh terapi musik terhadap
19
halusinasi pendengaran di rumah sakit ini a”
20
sekali selama 2 minggu :
“sekarang saya akan menjelaskan mengenai aturan dari kegiatan
Fase kerja
terapi kita ini ya a, terapi musik ini akan kita lakukan sebanyak 3 kali dengan
jarak pertemuan 2 hari sekali selama 2 minggu”
b) Lama kegiatan 10 menit
“adapun lama waktu aa untuk mendengarkan musik setiap kali terapi adalah 10
menit”
c) Pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
“saya harapkan aa dapat mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir
d) Pasien mendengarkan musik dengan tenang dan nyaman :
“dan saya harap aa juga dapat mendengarkan musik yang akan saya berikan dengan
rileks dan tenang karena musik yang saya berikan adalah musik klasik yang
memiliki alunan menenangkan” Terapis mendiskusikan tentang:
a. Kejadian halusinasi
“ sekarang kalau boleh saya tahu apa bunyi suara halusinasi yang aa dengar”
b. Perasaan dan perilaku negatif yang muncul akibat halusinasi
“akibat dari halusinasi tadi, hal-hal jelek apa yang sudah aa lakukan
c. Memperdengarkan musik klasik ketelinga pasien dibantu dengan head
set selama 10 menit
“nanti saya akan memasukkan alat ini a namanya earphone / headset ke
telinga aa, dari sini lah nantinya suara musik akan keluar a”
d. Terapis memberikan pujian atas ketersediaan pasien dalam mengikuti
proses terapi musik
“bagaimana aa, sekarang apakah ibu bersedia untuk mendengarkan
musik yang akan saya berikan?” “bagus sekali aa ,aa sudah bersedia
mendengarkan musik yang akan saya berikan”
C. Terminasi
1. Evaluasi
21
yang baik
“aa bagus sekali sudah mau mengikuti kegiatan ini dengan baik dari
awal hingga akhir ya a, terima kasih ya aa”
2. Kontrak yang akan datang
“aa masih mau mendengarkan musik seperti hari ini lagi kan? “untuk
dua hari yang akan datang aa mau nya kita melakukan kegiatan ini lagi
jam berapa, dimana dan berapa lama a?
22
Kuisioner Identitas Responden
Petunjuk Pengisian:
1. Nama :
2. Usia : Tahun
3. Jenis Kelamin :
Laki-laki Perempuan
4. Status Perkawinan:
SD
PT
SMP
SMA
6. Pekerjaan Terakhir:
23
Kuisioner Tanda dan Gejala Halusinasi Pendengaran
Petunjuk Pengisian:
penuh
24
3. Seberapa kuat halusinasi yang saudara dengar berisikan hal-hal yang
tidak menyenangkan?
Tidak ada
tidak menyenangkan
menyenangkan
menyenangkan
itu jelek
25
Tidak menyebabkan gangguan pikiran
Sepertiga suara-suara menyebabkan gangguan pikiran Setengah dari
suara-suara yang didengar menyebabkan gangguan pikiran
Tiga perempat suara-suara yang didengar menyebabkan
gangguan pikiran
gangguan pikiran
melakukan aktivitas
Tidak mengganggu
perawatan diri
26
Suara-suara halusinasi menyebabkan akibat yang berat
perawatan diri
nya
27
N Nam Score Kelomp
o a Akhir ok
1 Ny. 30 Perlakua
S n
2 Ny. 28 Perlakua
S n
3 Ny. 29 Perlakua
S n
4 Ny. 31 Perlakua
T n
5 Ny. 27 Perlakua
A n
6 Ny. 24 Kontrol
Y
7 Ny. 26 Kontrol
S
8 Ny. 23 Kontrol
W
9 Ny. 25 Kontrol
P
10 Ny. 26 Kontrol
A
Your temporary usage period for IBM SPSS Statistics will expire in 4906 days.
T-TEST GROUPS=Kelompok(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Score_Akhir
/CRITERIA=CI(.95).
T-Tes
Notes
Weight <none>
Syntax T-TEST
GROUPS=Kelompok(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/
VARIABLES=Score_Akhir
/CRITERIA=CI(.95).
Processor Time 00:00:00,05
Group Statistics
Std. Std.
Kelomp N Mean Deviati Error
ok on Mean
Score_A 1 5 24.80 1.304 .583
khi r
2 5 29.00 1.581 .707
F Si t d
g. f
Score_A Equal .122 .736 -4.583 8
khi r variances
assumed
Equal variances -4.583 7.720
not assumed
Mean Std.
Sig. (2-tailed) Differen Error
ce Differen
ce
Score_Akhi Equal variances assumed .002 -4.200 .917
r
Equal variances .002 -4.200 .917
not assumed
Independent Samples Test
95% Confidence
Interval of Difference
Lower Upp
er
Score_Akhir Equal variances assumed -6.313 -2.087