Anda di halaman 1dari 60

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI PADA PASIEN HARGA

DIRI RENDAH SITUASIONAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah EBN Keperawatan Jiwa Profesi
Ners yang diampu oleh Bapak Masdum Ibrahim, M.Kep

Oleh:
Imam Khotib Sarbini 320015
Dendi Maulana 320005
Delfiana Pratiwi 320044
Iin Indriani 320014
Mia Islamaiati 320021
Salvia Keukeu Fitriani 320027
Siska Ariska 320020
Wiwi Alawiyah 320037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKEP PPNI

JAWA BARAT KOTA BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena

atas berkat dan rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan laporan

Evidence Based Nursing dengan judul “Pengaruh Terapi Aktivitas

Kelompok (Tak) Stimulasi Persepsi Pada Pasien Harga Diri

Rendah Situasional” sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata

kuliah Keperawatan Jiwa Program Pendidikan Profesi Ners, di STIKep

PPNI Jawa Barat.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan iini masih jauh

dari kata sempurna baik pada teknik penulisan maupun materi, oleh

karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membanguun

dari berbagai pihak demi perkembangan penyusunan yang lebih baik.

Akhir kata penyusun berharap semoga dengan penyusunan tugas

Evidence Based Nursing ini dapat bermanfaat bagi dunia keperawatan.

Bandung, 10 November 2020

Penyusun

i
Kelompok 2 - Profesi Ners Kelas A

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Tujuan................................................................................................. 3
BAB II PELAKSANAAN EVIDENCE BASED NURSING ...................... 4

A. Tahap 1 ............................................................................................... 4
B. Tahap 2 ............................................................................................... 4
C. Tahap 3 ............................................................................................... 6
D. Tahap 4 ............................................................................................... 7
E. Tahap 5 ............................................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 16

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 19

A. Kesimpulan......................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21
LAMPIRAN .................................................................................................. 25

ii
Kelompok 2 - Profesi Ners Kelas A

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang


secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU No 18 Tahun 2014).
Kesehatan jiwa dianggap sebagai unsur vital kesehatan secara keseluruhan.
Kesehatan tidak dilihat dari segi fisik saja tetapi dari segi mental juga harus
diperhatikan agar tercipta sehat yang holistik. Seseorang yang terganggu dari segi
mental dan tidak bisa menggunakan pikirannya secara normal maka bisa
dikatakan mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan data statistik, angka penderita gangguan kesehatan jiwa
memang mengkhawatirkan. Secara global, dari sekitar 450 juta orang yang
mengalami gangguan mental, sekitar satu juta orang diantaranya meninggal
karena bunuh diri setiap tahunnya. Angka ini lumayan kecil jika dibandingkan
dengan upaya bunuh diri dari para penderita kejiwaan yang mencapai 20 juta jiwa
setiap tahunnya (Yosep, 2011). Di Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari 1000
anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa.
Angka ini menunjukkan jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di
masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk Indonesia menderita
kelainan jiwa dari cemas, depresi, stres, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja
sampai skizofrenia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007
menyebutkan 14,1% penduduk mengalami Gangguan jiwa dari yang ringan
sampai berat termasuk di dalamnya gangguan mental dan emosional. Angka ini
hampir setara dengan 19 juta penduduk Indonesia. Sementara sekitar 0,46 persen
atau setara dengan satu juta penduduk terdeteksi menderita gangguan jiwa berat
(Widyastuti, 2011). Data jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia terus
bertambah, data dari 33 rumah sakit jiwa di seluruh Indonesia menyebutkan

1
2

hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang,
kenaikan jumlah penderita gangguan jiwa terjadi di sejumlah kota besar.
Pada insiden gangguan jiwa diperkirakan lebih dari 60% pasiennya
mengalami harga diri rendah (Yosep, 2011). Harga diri rendah adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri Ditandai dengan reaksi yang mempengaruhi
pikiran, perasaan, persepsi, fisiologis, perilaku dan hubungan sosial individu.
(Keliat, 2010). Jika harga diri rendah tidak ditangani, maka akan beresiko
mengalami depresi sehingga akan menarik diri kemudian akan berkembang
menjadi perilaku kekerasan dan resiko bunuh diri (Sholihah, 2011).
Pemberian pelayanan kesehatan klien dengan harga diri rendah, seorang
perawat dituntut keterampilan dan kiat-kiat sesuai perkembangan ilmu dan
teknologi berdasarkan hubungan terapeutik. Hubungan terapeutik merupakan
serangkaian suasana dan situasi yang tercipta antara individu yang memerlukan
dan individu yang memberi bantuan dalam suatu setting pelayanan kesehatan.
Berbagai terapi keperawatan yang dikembangkan dalam perawatan klien
gangguan jiwa difokuskan pada klien secara individu, kelompok, keluarga
maupun komunitas. Pemberian jenis-jenis terapi harus sesuai dengan tahap
penanganan klien gangguan jiwa yaitu tahap penanganan krisis, tahap penanganan
fase akut, tahap penanganan fase pemeliharaan dan tahap peningkatan kesehatan.
Pada klien fase pemeliharaan salah satu intervensi yang diberikan adalah
pemberian terapi aktivitas kelompok.
Terapi Aktivotas Kelompok (TAK) upaya untuk memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang
bertujuan untuk meningkat hubungan sosial yang adaptif dalam kelompok secara
bertahap (Keliat & Akemat,2005). Salah satu Terapi Aktivitas Kelompok yang
dapat membantu pasien harga diri rendah yaitu TAK stimulasi sensori dan TAK
stimulasi persepsi.
Menurut Keliat (2004), TAK stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat. Aktivitas
3

stimulasi sensoris dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan


lain-lain, seperti gambar, video, tarian dan nyanyian.
Sedangkan TAK Stimulasi Persepsi dilaksanakan dengan melatih pasien
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Kemampuan persepsi pasien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi dengan
proses ini diharapkan respons pasien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan
sehari-hari menjadi adaptif (Keliat & Akemat, 2014). Pemberian TAK stimulasi
persepsi yang efektif didukung dengan lingkungan tempat terapi diberikan, dan
kemauan klien untuk berpartisipasi dalam kegiatan, maka klien diharapkan dapat
mengatasi harga diri rendah. Klien juga dapat mempersepsikan yang di paparkan
dengan baik dan tepat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Natalia, (2014) melaporkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara konsep diri pada klien harga diri
rendah sebelum dan sesudah TAK stimulasi persepsi dengan nilai p = 0.000 < α =
0.05. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Cindy dkk (2015), menyatakan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara TAK stimulasi sensori
menggambar terhadap peningkatan harga diri pada pasien HDR dengan nilai p-
value 0,000. Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Hani dkk (2019),
menyatakan bahwa terapi Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi) dapat
meningkatkan harga diri klien. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Syientiya & Dian (2019), melaporkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
kegiatan terapi kelompok persepsi stimulasi terhadap penurunan tanda dan gejala
harga diri rendah pada pasien dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p <0,05). (Siti
Fatimah, y. D., 2013)
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok untuk menangani
Harga Diri Rendah situasional”.
4

B. Rumusan masalah

Adakah pengaruh terapi aktivitas kelompok untuk menangani harga diri rendah

situasional.

C. Tujuan

Adakah pengaruh terapi aktivitas kelompok untuk menangani harga diri rendah
situasional.

D. Manfaat

1. Manfaat Bagi Akademik


a. Bagi Institusi Pendidikan
Systematic Review ini diharapkan dapat menjadi bahan ajar mata
kuliah keperawatan jiwa khusunya di bidang psikososial mengenai
terapi aktivitas kelompok untuk menangani harga diri rendah
situasional
b. Bagi Keilmuan
Systematic Review ini diharapkan mampu menjadi data dasar untuk
dilakukan penelitian selanjutnya mengenai pengembangan terapi
aktivitas kelompok untuk menangani harga diri rendah situasional
2. Manfaat Praktisi
Menambah referensi bagi institusi kesehatan yang dapat digunakan
sebagai alternatif dalam menangani pasien harga diri rendah situasional.
BAB II

METODE EBN

A. Metode EBN
Metode pembuatan EBN yang kelompok gunakan yaitu systematic review.
Systematic review merupakan kajian sistematis secara ilmiah tentang satu topik
yang dianalisis, dievaluasi, dan disintesis dari temuan penelitian, teori, serta
praktik oleh para peneliti yang terkait dengan bidang tertentu (Efron & Ravid,
2019). EBN ini bertujuan untuk merangkum dan menganalisis hasil-hasil
penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
stimulasi presepsi untuk mengatasi harga diri rendah situasional.

B. Strategi Pencarian
Strategi pencarian systematic review ini dilakukan secara sistematis dan
bertujuan untuk menemukan studi yang relevan dengan menggunakan
pendekatan tiga langkah sebagai berikut :
1. Tinjauan sistematis dilakukan berdasarkan analisis dari kata kunci yang
terdapat di dalam databases berikut: Google Scholar, PubMed,
Sciendirect, Langkah ini membantu peneliti untuk mengidentifikasi
pencarian artikel yang optimal dan komprehensif dari semua databases
yang relevan. Kata kunci tersebut meliputi "Terapi Aktivitas Kelompok,"
"group activity therapy," “group activity therapy and situational low self-
esteem” Kemudian setiap kali kata kunci ini digabungkan dengan
menggunakan kata "OR" dan "AND," tetap akan ditinjau dengan catatan
berkaitan dengan konteks penyakit Harga diri rendah. Jika kata kunci
tersebut terkandung dalam judul dan abstrak, artikel dipilih dan ditinjau.
Pencarian berfokus pada artikel yang mengeksplorasi Pengaruh Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi presepsi untuk mengatasi harga diri
rendah situasional dengan menggunakan metode eksperimental yang
terpublikasi sampai dengan Oktober, 2019.

5
6

2. Semua hasil pencarian dengan menggunakan kata kunci tersebut akan


diidentifikasi, dan diambil/diunduh dari databases yang telah ditentukan.
Dengan catatan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
3. Daftar referensi dari setiap artikel yang diidentifikasi akan dicari untuk
dijadikan studi tambahan.
Semua abstrak dan artikel lengkap dibaca secara independen,
sebagaimana diperlukan. Adapun kriteria inklusi pada systematic review
ini sebagai berikut.
a. Kriteria Inklusi
1) Studi dilakukan pada populasi pasien dengan masalah psikososial
Harga diri rendah situasional
2) Artikel berbahasa Inggris atau Indonesia.
3) Desain penelitian berupa eksperimental.
4) Artikel tersebut mempelajari Pengaruh terapi aktivitas kelompok
(TAK) stimulasi presepsi untuk mengatasi harga diri rendah
situasional

C. Pengkajian Kualitas Studi

Pengkajian terhadap kualitas dari setiap artikel dilakukan dengan menggunakan


format standar dari The Critical Appraisals Skills Program (CASP) yang sudah
berbahasa Indonesia. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi apakah setiap studi
memiliki kualitas yang baik dan resiko bias yang minimal, dan format CASP ini terdiri
dari tiga bagian, yaitu merupakan hasil studinya valid atau tidak, apa hasil dari
penelitiannya, dan akankah hasil penelitian membantu dan bisa diterapkan secara
lokal. Kemudian format ini terdapat 11 item checklist yang digunakan untuk
melakukan penilaian dengan pilihan jawaban iya/tidak/tidak dilaporkan.

D. Data Extraction

Data dari setiap artikel dilakukan ekstraksi oleh kelompok meliputi


peneliti, tahun, asal negara penelitian, jenis penelitian, sampel (jumlah sampel,
kriteria inklusi dan eksklusi), intervensi, hasil penelitian, dan keterbatasan
penelitian.
BAB III
HASIL EBN
A. Hasil Pencarian

Berdasarkan hasil pencarian yang dilakukan melalui pubmd, google scholar, dan
sciendirect sebanyak 277 jurnal di peroleh dengan menggunakan kombinasi kata kunci
"group activity therapy", "situational low self-esteem". Artikel yang dipilih terpublikasi dari
tahun 2010 sampai tahun 2019. Kemudian total hanya 6 artikel yang memenuhi semua
kriteria pencarian.

Diagram flow proses pencarian


identification

Pencarian basis data Catatan tambahan diidentifikasi Catatan diidentifikasi


elektronik: ScientDirect melalui sumber lain: Google melalui pencarian basis
(n= 30) Cendekia (n=192) data: Pubmed (n= 55)

jumlah total artikel yang ditemukan dalam database (n= 277)


screening

Artikel Duplikat (N=123)


Artikel yang tersisa setelah
duplikasi
(n= 154)
131 jurnal diekslusi berdasarkan judul

artikel tersisa setelah


include

discreening berdasarkan judul


(23) 17 Fulltext artikel diekslusi :
-Populasi Bukan Pada pasien dengan Harga diri
rendah (n=13)
-Bukan Outcome (n=4)
Artikel full text yang layak
(N=6)
eligibility

Artikel yang include (n = 6)

Bagan 1. Diagram aliran PRISMA yang menjelaskan proses artikel yang ditinjau dan dipilih.

7
B. Penilaian Kualitas artikel (CASP)
1. Upaya Peningkatan Harga Diri Rendah Dengan Terapi Aktifitas Kelompok (Stimulasi Persepsi) di Ruang Sub Akut Laki
RSKD Provinsi Maluku

No Pertanyaan Fokus Respon


Komentar
Iya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1 Apakah studi tersebut  Studi populasi √ Dalam penelitian ini menggunakan metode
menjelaskan  Intervensi yang penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus yaitu
masalahnya secara diberikan dengan pendekatan asuhan keperawatan jiwa pada
fokus  Kelompok Tn. Y dengan harga diri rendah dalam upaya
control/komparasi peningkatan harga diri dengan terapi aktivitas
 Hasil/outcome kelompok (stimulasi persepsi)
Berdasarkan hasil penelitian upaya peningkatan
harga diri dengan menggunakan terapi aktivitas
kelompok (stimulasi persepsi) semua dilakukan
berdasarkan intervensi tindakan yang disusun, baik
untuk klien
2 Apakah pembagian  Bagaimana ini √ Subjek penelitian ini adalah Tn. Y usia 23 tahun
pasien ke dalam dilakukan dengan harga diri rendah dalam upaya peningkatan
kelompok intervensi  Apakah alokasi harga diri dengan terapi aktifitas kelompok
dan control dilakukan pasien dilakukan (stumulasi persepsi) di ruangan Asoka (sub akut

8
secara acak secara tersembunyi laki)
 dari peneliti dan
pasien
3 Apakah semua  Apakah dihentikan √ Dalam jurnal penelitian ini dijelaskan tidak ada
pasien lebihawal pemberhentian intervensi lebih awal, sehingga
yang terlibat dalam  Apakah pasien semua kelompok dianalisis dan dicatat dengan benar
penelitian dianalisis dalam dikesimpulan
dicatat dengan benar di kelompok untuk
kesimpulannya? yang mereka acak
4 Apakah pasien, √ Responden pada penelitian ini mengetahui tujuan
petugas kesehatan dan dari penelitian ini
responden pada
penelitian ini
‘Blind’ terhadap
intervensi yang
dilaksanakan?
5 Apakah waktu √ Pada jurnal ini hanya fokus pada 1 orang untuk
pelaksanaan untuk dilakukan TAK dan mengukur harga diri pasien
setiap grup sama? dengan kuisioner.
6 Selain intervensi √ Pasien dilakukan secara adil tanpa adanya
yang dilaksanakan, disktiminatif
apakah setiap grup
dipelakukan
sama/adil?

9
7 Seberasa besar efek  apa outcome yang √ Hasilnya ditemukan bahwa harga diri rendah
dari intervensi tersebut diukur? klien sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok
 Apakah hasil (stimulasi persepsi) skor 19 dan setelah diberikan
dijelaskan secara terapi aktivitas kelompok (stimulasi persepsi)
spesifik harga diri klien meningkat menjadi harga diri
 • hasil apa yang sedang dengan skor 24.
ditemukanuntuk
 Apa hasil dari setiap
outcome yangdiukur
8 Seberapa tepat dan  Berapa confidence √ Pada hasil penelitian tidak ditemukannya
akuratefek limitnya kesenjangan antara teori dan hasil pelaksanaan
intervensi? pada penelitian ini.

9 Bisakah hasilnya  Apakah karakteristik √ Hasil bisa diterapkan, karena populasi,


diterapkan populasi pasien sama dengan karakteristik responden penelitian sama dengan
lokal, atau di tempat apa yang ada ditempat bekerja.
konteks saat ini bekerja/populasi anda?
dilingkungan  Jika berbeda, apa
sekarang? perbedaannya
10 Apakah hasil  Apakah infomasi yang √ Ya, berdasarkan hasil penelitian upaya
penelitian ini penting anda inginkan sudah peningkatan harga diri dengan menggunakan terapi
secara klinis untuk terdapat dalam aktivitas kelompok (stimulasi persepsi)
dipertimbangkan? penelitian berpengaruh terhadap peningkatan interaksi klien
 Jika tidak, apakah dengan orang lain.

10
akan berpengaruh
terhadap
pengambilan
Keputusan
11 Apakah manfaatnya Meskipun tidak √ Dalam penelitian menggunaan strategi
sepadan dengan tercantum dalam pelaksanaan (SP) dan terapi terapi aktivitas
bahaya dan biaya penelitian, bagaiman kelompok tidak memerlukan biaya.
yang dibutuhkan? menurut anda

2. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Menggambar Terhadap Peningkatan Harga Diri Pada Pasien
Harga Diri Rendah di RSJ Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

11
No. Pertanyaan Fokus Respon Komentar
Iya Tidak Tidak
dilaporka
n
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
Apakah studi tersebut  Studi populasi √ Pada jurnal ini sudah menjelaskan tentang
menjelaskan  Intervensi yang diberikan studi populasi, intervensi yang diberikan,
Masalah secara focus  Kelompok control/ komparasi kelompok control serta hasil
 Hasil/ Outcome
2. Apakah pembagian  Bagaimana ini dilakukan √ Jurnal ini tidak di lakukan secara acak
pasien ke dalam  Apakah alokasi pasien
kelompok intervensi dan dilakukan secara tersembunyi
control dilakukan secara  Dari peneliti dan pasien
acak
3. Apakah semua psien  Apakah dihentikan lebih awal √ Dalam jurnal ini menggunakan responden
yang terlibat dalam  Apakah pasien dianalisis dalam berjumlah 39 responsen yang mengalami
penelitian dicatat dengan kelompok untuk yang mereka acak HDR.
benar di kesimpulannya?
4. Apakah pasien, petugas √ Blind tidak di jelaskan pada jurnal ini
Kesehatan dan repon dan
respon pada penelitian
ini ‘ Blind. Terhadap
intervensi yang
dilaksanakan?
5. Apakah waktu √ ` Untuk pelaksanaan pada intervensi Terapi
pelaksanaan untuk setiap aktivitas kelompok simulasi sensori semua
grup sama? peserta pelaksaannya sama
6. Selain intervensi yang √ Setiap kelompok intervensi diperlakukan
dilaksanakan, apakah Terapi aktivitas kelompok simulasi sensori
setiap grup diperlakukan adil tanpa diskriminatif
sama/adil?
Section B : Apa hasilnya?
7. Seberapa besar efek dari  apa outcome yang diukur? √ Dari jurnal ini hasil analisis yang di jelaskan
intervensi tersebut  Apakah hasil dijelaskan bahwa terdapat pengaruh setelah diberikan
secara spesifik? terapi aktifitas kelompok simulasi sensori
 Hasil apa yang ditemukan menggambar terhadap pasien harga diri
untuk rendah
 Apa hasil dari setiap outcome 12
yang diukur
8. Seberapa tepat dan  Berapa confidence limitnya? √ Pada jurnal ini keakuratan efek intervensi
akurat efek intervensi? sudah akurat, didaptkan nilai statistic
3. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Peningkatan Harga Diri Terhadap Harga Diri Klien Menarik Diri Di Ruang
Seruni Rs Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang

No Pertanyaan Fokus Respon Komentar


Iya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1 Apakah studi tersebut  Studipopulasi √ Pada penelitian ini responden sebanyak 5
menjelaskan  Intervensi yang orang dengan karakteristik: bersedia
masalahnya secara diberikan mengikuti TAK peningkatan harga diri;
fokus  Kelopok klien menarik diri tidak dalam fase krisis;
control/komparasi klien tidak dalam keadaan sakit fisik.
 Hasil/outcome Dengan menggunakan purposive sampling,
klien dengan menarik diri diberi pre test
(observasi) tentang peningkatan harga diri,
kemudian Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Peningkatan Harga Diri Terhadap
Harga Diri Klien Menarik Diri di Ruang 47
Seruni RS Jiwa Dr Radjiman
Wediodiningrat Lawang diberi perlakuan
berupa TAK peningkatan harga diri

13
sebanyak 5 kali selama 20 menit dan
dilakukan post test (observasi). Selama
observasi menggunakan instrument berupa
lembar observasi, dan panduan pengamatan.
2 Apakah pembagian  Bagaimana ini  Pada penelitian ini tidak dilaporkan
pasien ke dalam dilakukan pembagian pasien ke dalam kelompok
kelompok intervensi  Apakah alokasi pasien intervensi dan control dilakukan secara acak
dan control dilakukan dilakukan
secara acak secaratersembunyi
 dari peneliti dan pasien
3 Apakah semua  Apakah dihentikan  Dalam jurnal penelitian ini dijelaskan tidak
pasien lebihawal ada pemberhentian intervensi lebih awal,
yang terlibat dalam  Apakah pasien dianalisis sehingga semuanya dicatat dengan benar
penelitian dalam kelompok untuk dikesimpulan.
dicatat dengan benar di yang mereka acak
kesimpulannya?
4 Apakah pasien, petugas  Penelitian ini blind karena peneliti tidak
kesehatan dan responden mengenali responden yang akan dilakukan
pada intervansi
penelitian ini
‘Blind’ terhadap
intervensi yang
dilaksanakan?
5 Apakah waktu  Pada penelitian ini tidak dilaporkan waktu
pelaksanaan untuk pelaksanaan untuk setiap grup

14
setiap grup sama?
6 Selain intervensi yang  Pada penelitian ini tidak dilaporkan
dilaksanakan, apakah intervensi yang dilaksanakan, apakah setiap
setiap grup grup dipelakukan sama/adil
dipelakukan
sama/adil?
Seciton B: Apa hasilnya?

7 Seberasa besar efek dari  apa outcome yang diukur? √ Pada penelitian ini sebelum dilakukan terapi
intervensi tersebut  Apakah hasil dijelaskan aktivitas kelompok peningkatan harga diri
secara spesifik klien menarik diri, seluruh responden belum
 • hasil apa yang menunjukkan adanya perubahan pada harga
ditemukanuntuk dirinya dikarenakan seluruh responden
 Apa hasil dari setiap masih memiliki tanda gejala harga diri
outcome yangdiukur rendah. Setelah dilakukan terapi aktivitas
kelompok peningkatan harga diri pada klien
menarik diri, responden mengalami
perubahan yang bermakna yang ditandai
dengan berkurangnya tanda gejala harga diri
rendah. Ada pengaruh terapi aktivitas
kelompok peningkatan harga diri terhadap
harga diri klien menarik diri.
8 Seberapa tepat dan  Berapa confidence  hasil yang diperoleh dari perhitungan
akurat efek limitnya menggunakan uji wilcoxon signed ranks test

15
intervensi? adalah z = -5a dan p = 0,00 (p < 0,05).
Sehingga Ho ditolak, artinya ada pengaruh
yang signifikan antara sebelum dan setelah
dilakukan terapi aktivitas kelompok
peningkatan harga.
Seciton C: Akankah hasil membantu secara lokal?
9 Bisakah hasilnya  Apakah karakteristik pasien √ Hasil bisa diterapkan, karena populasi,
diterapkan populasi sama dengan tempat karakteristik responden penelitian sama
lokal, atau di bekerja/populasi anda? dengan apa yang ada ditempat praktik.
konteks saat ini  Jika berbeda, apa
dilingkungan perbedaannya
sekarang?
10 Apakah hasil penelitian  Apakah infomasi yang anda  Hasil penelitian ini penting untuk diterapkan
ini penting secara klinis inginkan sudah terdapat dalam dalam pemberian intervensi untuk mengatasi
untuk dipertimbangkan? penelitian permasalah HDR dikarenakan intervensi
 Jika tidak, apakah akan yang diberikan tidak menimbulkan resiko
berpengaruh terhadap bahaya pada responden
pengambilan
Keputusan
11 Apakah manfaatnya Meskipun tidak tercantum √ Manfaat dalam penelitian ini sepadan
sepadan dengan bahaya dalam penelitian, bagaiman dengan biaya yang dibutuhkan dalam
dan biaya menurut anda penelitian ini tidak memerlukan biaya yang
yang dibutuhkan? besar dan sama sekali tidak menimbulkan
bahaya

16
4. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Terhadap Konsep diri Pada Klien Harga Diri Rendah di Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Sumatera Utara

Respon Komentar
No Pertanyaan Fokus Iya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A : Apakah hasil studi nya valid?
1 Apakah studi tersebut  Studi populasi Populasi pada penelitian ini adalah 36
menjelaskan masalahnya  Intervensi yang responden yang menjadi pasien gangguan
secara fokus diberikan harga diri rendah
 Kelompok control/ Intervensi yang diberikan yaitu TAK / terapi
komparasi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Dalam
 Hasil/ outcome penelitian ini observasi dilakukan secara
berulang yaitu sebelum eksprimen (sebelum

TAK) dan setelah eksperimen (setelah TAK).
Hasil pada penelitian ini secara fokus
dilaporkan yaitu untuk mengetahui pengaruh
penerapan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
stimulasi persepsi terhadap konsep diri klien
harga dirir rendah di RSJ Provinsi Sumatera
Utara
2 Apakah pembagian  Bagaimana ini √ Penelitian ini menggunakan Quasi
pasien ke dalam dilakukan Eksperimental Without Control.

17
kelompok intervensi dan  Apakah alokasi pasien Pada penelitian ini, pemilihan sampel
control dilakukan secara dilakukan secara dilakukan dengan menggunakan Purposive
acak tersembunyi dari Sampling. Dari perhitungan jumlah sampel
peneiliti dan pasien maka besar sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 36 responden yang rawat
inap di RSJD Provinsi Sumatera Utara.

3 Apakah semua pasien  Apakah dihentikan Dalam jurnal ini responden awal dalam
yang terlibat dalam lebih awal penelitian adalah sebanyak 36 pasien rawat
penelitian dicatat dengan  Apakah pasien inap. Responden yang mengikuti penelitian

benar di kesimpulannya? dianalisis dalam sampai selesai adalah 36 pasien.
kelompok untuk yang
mereka acak
4 Apakah pasien, petugas Pada teknik ini melibatkan langsung pasien
kesehatan dan responden dan petugas kesehatan
pada penelitian ini

“Blind‟ terhadap
intervensi yang
dilaksanakan?
5 Apakah waktu √ Jurnal ini melakukan intervensi secara
pelaksanaan untuk setiap bersamaan dengan cara Kegiatan terapi
grup sama? kelompok persepsi stimulasi pada pasien harga
diri rendah ada dua sesi
kegiatan. Setelah mengikuti setiap sesi dengan
baik akan ada konsep diri responden kemudian

18
mereka rasakan sebelum dan sesudah mereka
melakukan aktivitas terapi stimulasi persepsi
kelompok..
6 Selain intervensi yang Setiap grup diperlakukan sama adil tanpa
dilaksanakan, apakah adanya diskriminatif dan peneliti memberikan

setiap grup dipelakukan intervensi yang sama yaitu terapi aktivitas
sama/adil? kelompok stimulasi persepsi
Section B : Apa hasilnya?
7 Seberapa besar efek dari  Apa outcome yang  Sebelum diberikan tindakan terapi aktivitas
intervensi tersebut diukur? kelompok stimulasi persepsi seluruh
 Apakah hasil dijelaskan responden harga diri rendah memiliki

secara spesifik konsep diri yang rendah.
 Setelah diberikan tindakan terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi terjadi
peningkatan konsep diri responden dengan
hasil responden memiliki konsep diri yang
baik
8 Seberapa tepat dan akurat  Berapa confidence Intervensi sangat akurat terbukti dari hasil
efek intervensi? limitnya √ penelitian menunjukan adanya perbedaan yang
signifikan.
Section C : Akankah hasil membantu secara lokal?
9 Bisakah hasilnya  Apakah karakteristik √ Intervensi ini dapat diterapkan pada pasien
diterapkan populasi pasien sama dengan karakteristik yang sama karena didalam
lokal, atau di konteks tempat bekerja/populasi penelitian sudah terbukti meningkatkan konsep
saat ini dilingkungan anda? diri pada pasien dengan harga diri rendah.

19
sekarang?  Jika berbeda, apa
perbedaannya
10 Apakah hasil penelitian  Apakah infomasi yang Jurnal ini menguji tentang pengaruh penerapan
ini penting secara klinis anda inginkan sudah Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi
untuk dipertimbangkan? terdapat dalam persepsi terhadap perubahan konsep diri
penelitian remaja dengan harga diri rendah di RSJD

 Jika tidak, apakah akan Provinsi Sumatera Utara dan hasilnya
berpengaruh terhadap menunjukan bahwa TAK berpengaruh
pengambilan keputusan terhadap perubahan konsep diri pasien dengan
harga diri rendah.
11 Apakah manfaatnya Meskipun tidak tercantum Dalam melaksanakan intervensi ini tidak ada
sepadan dengan bahaya dalam penelitian, bagaiman bahaya, intervensi yang diberikan dengan
dan biaya yang menurut anda mengukur tingkat keaktifan klien untuk lebih

dibutuhkan? percaya diri, dan terapi aktivitas kelompok ini
tidak memerlukan kebutuhan biaya yang
mahal.

5. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Penurunan Tanda Dan Gejala Pada Pasien Harga
Diri Rendah

No Pertanyaan Fokus Respon Komentar


Iya Tidak Tidak
dilaporkan

20
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1 Apakah studi tersebut  Studi populasi √  Studi populasi
menjelaskan  Intervensi yangdiberikan Populasi pada penelitian ini adalah 48
masalahnya secara  Kelompokcontrol/komparasi responden yang memiliki tanda dan gejala
focus  Hasil/outcome harga diri rendah.
 Intervensi yang diberikan TAK / terapi
aktivitas kelompok
 Penelitian ini menggunakan Pre
Experimental Design dengan bentuk One
Group Pre-Post Test Design.
 Hasi /outcome
pengaruh aktivitas terapi terhadap
persepsi stimulasi
kelompok terhadap penurunan tanda dan
gejala rendah diri pada pasien dr Soeharto
Heerdjan
rumah Sakit jiwa.
2 Apakah pembagian  Bagaimana ini dilakukan √ Metodologi ini menerapkan desain
pasien ke dalam  Apakah alokasi pasien penelitian pra eksperimental dengan bentuk

21
kelompok intervensi dilakukan desain dari satu desain pra-tes kelompok.
dan control dilakukan secaratersembunyi Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48
secara acak dari peneliti dan pasien responden yang harus menggunakan sampel
Teknik pengumpulan nonprobabilitas
dengan metode pengambilan sampel sejenis
purposive sampling.
3 Apakah semua pasien  Apakah dihentikan lebih awal√ Terdapat penjelasan mengenai hasil analisis
yang terlibat  Apakah pasien dianalisis yang dilakukan pada pada pasien dr
dalam penelitian dalam kelompok untuk yang Soeharto Heerdjan rumah Sakit jiwa yang
dicatat dengan mereka memiliki tanda dan gejala harga diri rendah.
benar di Acak
kesimpulannya?
4 Apakah pasien, √ Pada teknik ini melibatkan langsung pasien
petuga kesehatan dan dan petugas kesehatan
responden pada
penelitian ini ‘Blind’
terhadap intervensi
yang dilaksanakan?
5 Apakah waktu √ Jurnal ini melakukan intervensi secara
pelaksanaan untuk setiap bersamaan dengan cara Kegiatan terapi

22
grup sama? kelompok persepsi stimulasi pada pasien
harga diri rendah ada dua sesi
kegiatan. Setelah mengikuti setiap sesi
dengan baik akan ada perubahan tanda dan
gejala rendah
harga diri kemudian mereka rasakan
sebelum dan sesudah mereka melakukan
aktivitas terapi stimulasi persepsi
kelompok..
6 Selain intervensi Setiap grup diperlakukan sama adil tanpa
yang dilaksanakan, apakah √
setiap grup adanya diskriminatif.

dipelakukan sama/adil
Seciton B: Apa hasilnya?
7 Seberasa besar efek dari  apa outcome yang diukur  Sebelum diberikan tindakan terapi
intervensi tersebut? √
 Apakah hasil dijelaskan aktivitas kelompok stimulasi persepsi
secara spesifik? seluruh responden harga diri rendah
memiliki tanda dan gejala harga diri rendah
dan tidak mampu melakukan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi.

23
 Setelah diberikan tindakan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi
terjadi penurunan jumlah yang memiliki
tanda dan gejala harga diri rendah dan
teridentifikasi responden yang mampu
melakukan terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi.
 Berdasarkan hasil uji wilcoxon signed
rank test terlihat dari nilai (Asymp. Sig 2
tailed) sebesar 0,000 (p <0,05). Berarti
terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi terhadap penurunan
tanda dan gejala pada pasien harga diri
rendah di RSJ Dr Soeharto Heerdjan
Jakarta Barat Tahun 2018.
8 Seberapa tepat dan Berapa confidence Limitnya? √ Intervensi sangat akurat terbukti dari
akurat efek intervensi?
hasil penelitian menunjukan adanya
perbedaan yang signifikan.
Seciton C: Akankah hasil membantu secara lokal?
9 Bisakah hasilnya  Apakah karakteristik √ Intervensi ini bisa dilakukan dan diterapkan

24
diterapkan populasi lokal, pasien sama dengan pada pasien ?
atau di konteks saat ini
tempat bekerja/populasi 1. Usia produktif 15-64 tahun
dilingkungan sekarang ?
anda? 2. memiliki tanda dan gejala harga diri
 Jika berbeda, apa rendah
perbedaannya? 3. mempunyai masalah psikososial
4. bekerja dan tidak bekerja
5. pasien di rumah sakit jiwa
10 Apakah hasil penelitian ini  Apakah infomasi yang √ Penting untuk mempertimbangkan
penting secara klinis untuk
mempertimbangkan ? anda inginkan sudah karena metode yang digunakan efektif
terdapat dalam untuk mengurangi tanda-tanda dan gejala
penelitian ? harga diri pasien yang rendah, dengan
 Jika tidak, apakah pemberian stimulus selama beraktivitas
terdapat dalam akan memicu terjadinya munculnya
penelitian? persepsi yang memberikan respon positif
 Jika tidak, apakah akan pada dirinya sendiri. Jadi hidup pasien
berpengaruh terhadap rendah harga diri sehari-hari adaptif.
pengambilan keputusan?
11 Apakah manfaat sepadan Meskipun tidak tercantum √ Dalam melaksanakan intervensi ini tidak
dengan biaya dan manfaat
dalam penelitian, bagaimana ada bahaya, intervensi diberikan dengan
dibutuhkan ?
menurut anda ? mengukur tingkat keaktifan klien untuk

25
lebih percaya diri, dan terapi aktivitas
kelompok ini tidak mengeluarkan biaya.

6. Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Terhadap Perubahan Konsep Diri Remaja Dengan Harga Diri Rendah

Respon Komentar
No Pertanyaan Fokus Iya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A : Apakah hasil studi nya valid?
1 Apakah studi tersebut  Studi populasi Peneliti melakukan intervensi sebagian samp
menjelaskan masalahnya secara  Intervensi yang yang ada dengan intervensi A (curah pendapat) da
fokus diberikan sebagian sampel yaitu kelompok B (dilakuka
 Kelompok terapi aktifitas kelompok/TAK), kemudia
control/ dilakukan observasi pre dan post-test. Hasil pad

komparasi penelitian ini secara fokus dilaporkan yaitu untu
 Hasil/ outcome menguji pengaruh penerapan Terapi Aktifita
Kelompok (TAK) terhadap perubahan konsep di
remaja dengan harga diri rendah di
SMUN Sidoarjo.
2 Apakah pembagian pasien ke  Bagaimana ini √ Pada penelitian ini, pemilihan sampel dilakuka
dalam kelompok intervensi dan dilakukan dengan menggunakan Simple random samplin
control dilakukan secara acak  Apakah alokasi Dari perhitungan jumlah sampel maka bes
pasien sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 9

26
dilakukan secara remaja di SMUN 4 Sidoarjo usia 14-18 tahun. Pad
tersembunyi hasil skrining sampel sesuai dengan inklusi adala
dari peneiliti sebanyak 42 remaja dengan kategori harga di
dan pasien rendah negatif
3 Apakah semua pasien yang  Apakah Dalam jurnal ini responden awal dalam penelitia
terlibat dalam penelitian dicatat dihentikan lebih adalah sebanyak 42 remaja. Responden yan
dengan benar di kesimpulannya? awal mengikuti penelitian sampai selesai adalah 4
 Apakah pasien remaja.

dianalisis dalam
kelompok untuk
yang mereka
acak
4 Apakah pasien, petugas Pada penelitian ini tidak “blind” antara petugas
kesehatan dan responden kesehatan dan responden terhadap intervensi yang
dilaksanakan

pada penelitian ini “Blind‟


terhadap intervensi yang
dilaksanakan?
5 Apakah waktu pelaksanaan Pada penelitian ini tidak dilaporkan wak

untuk setiap grup sama? pelaksanaan untuk setiap grup.
6 Selain intervensi yang √ Peneliti memberikan intervensi yang berbed
dilaksanakan, apakah setiap grup kepada 2 kelompok ini. Kelompok 1 diberika

27
dipelakukan sama/adil? intervensi TAK dan kelompok 2 diberika
intervensi curah pendapat.
Section B : Apa hasilnya?
7 Seberapa besar efek dari  Apa outcome Outcome yang diukur ialah penurunan harg
intervensi tersebut yang diukur? diri rendah negatif pada remaja di SMU
 Apakah hasil √ Sidoarjo
dijelaskan secara
spesifik
8 Seberapa tepat dan akurat  Berapa Pada penelitian tidak dilaporkan berap
efek intervensi? confidence confidence limit untuk melihat Seberapa tep

limitnya dan akurat efek intervensi.

Section C : Akankah hasil membantu secara lokal?


9 Bisakah hasilnya  Apakah Intervensi ini dapat diterapkan pada pasie
diterapkan populasi lokal, karakteristik karakteristik yang sama karena didala
atau di konteks saat ini pasien sama penelitian sudah terbukti dapat menurunka
dilingkungan sekarang? dengan tempat harga diri rendah negatif.
bekerja/populasi √
anda?
 Jika berbeda,
apa
perbedaannya
10 pakah hasil penelitian ini  Apakah √ Jurnal ini menguji tentang pengaruh penerapa
penting secara klinis untuk infomasi yang Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) terhada
dipertimbangkan? anda inginkan perubahan konsep diri remaja dengan harg

28
sudah terdapat diri rendah di SMUN Sidoarjo dan hasilny
dalam penelitian menunjukan bahwa TAK berpengaru
 Jika tidak, terhadap perubahan konsep diri remaja denga
apakah akan harga diri rendah.
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
11 Apakah manfaatnya Meskipun tidak Perubahan konsep diri remaja dengan harg
sepadan dengan bahaya tercantum dalam diri rendah dengan TAK terbukti aman, muda

dan biaya yang penelitian, bagaiman untuk dilakukan dan tidak membutuhkan biay
dibutuhkan? menurut anda yang mahal.

29
C. Hasil Analisa Artikel

Judul Penulis, Tujuan Partisipan Jenis Intervensi Hasil Skor


Tahun penelitian penelitian CASP
Upaya KHani untuk Peserta dalam Intervensi yang Hasil evaluasi yang
Peningkatan Tuasikal* , menerapkan jurnal iniTn.Y usia ditetapkan untuk didapat dalam upaya
Harga Diri Moomina asuhan 23 tahun dengan mengatasi masalah membantu peningkatan
Rendah Siauta** , keperawatan harga diri rendah keperawatan klien harga diri pada klien
Dengan Selpina jiwa pada Tn.Y dalam upaya dengan harga diri rendah dengan harga diri rendah
Terapi Embuai***) dengan harga peningkatan harga adalah dengan yang dilakukan pada Tn.
Aktivitas (2019) diri rendah diri dengan terapi menerapkan strategi Y selama 6 hari
Kelompok dalam upaya aktivitas kelompok pelaksanaan (SP) dan keperawatan, klien dapat
(Stimulasi meningkatkan (Stimulasi persepsi) terapi aktivitas kelompok membina hubungan saling
Persepsi) harga diri di ruangan Asoka (stimulasi persepsi), dan percaya dengan perawat,
dengan terapi (sub akut laki) semua tindakan dapat klien dapat
aktivitas RSKD Provinsi membantu peningkatan mengidentifikasi
kelompok Maluku. harga diri juga dapat kemampuan dan aspek
meminimalkan semua positif yang masih
masalah keperawatan dimilikinya, klien dapat
yang ada pada Tn. Y menilai kemampuan yang

30
sebelum dilakukan dapat digunakan, klien
intervensi skor HDR dapat menilai kemampuan
Pasien 19 meningkat yang dapat digunakan,
menjadi 24 yang diukur klien dapat memilih/
menggunakan kuisioner menetapkan kegiatan
Rosenberg Self Esteem sesuai dengan
Scale. kemampuan, klien dapat
melakukan kegiatan yang
sudah dipilih sesuai
kemampuannya dan klien
dapat merencanakan
kegiatan sesuai
kemampuannya hasil
penelitian, upaya
peningkatan harga diri
dengan menggunakan
terapi aktivitas kelompok
(stimulasi persepsi),
semua dilakukan
berdasarkan intervensi
tindakan yang disusun,
baik untuk klien. Sehingga
tidak ditemukannya
kesenjangan antara teori
dan hasil pelaksanaan

31
pada penelitian
Pengaruh Cindy Claudia Untuk Pasien yang TAK stimulasi Quasy-eksperimen Hasil penelitian
terapi Aviani* , Dwi mengetahui mengalami sensori menggunakan one group didapatkan p-value 0,000
aktivitas Heppy pengaruh terapi gangguan harga diri menggambar pre-post test design dapat disimpulkan adanya
kelompok Rochmawati* aktivitas rendah dan terhadap pengaruh yang signifikan
stimulasi *, Sawab*** kelompok (TAK) diagnosa lain dari peningkatan antara TAK stimulasi
sensori (2015) stimulasi sensori riwayat harga diri harga diri pada sensori menggambar
menggambar menggambar rendah yaitu pasien HDR. terhadap peningkatan
terhadap terhadap perilaku kekerasan harga diri pada pasien
peningkatan peningkatan dan isolasi sosial Dan memakai HDR. TAK stimulasi
harga diri harga diri pada yang di rawat di kuesioner sensori menggambar dapat
pada pasien pasien harga diri Rumah Sakit Jiwa Rosenberg digunakan sebagai terapi
harga rendah (HDR). Dr. Amino Self-Esteem modalitas yang dapat
dirirendah Gondohutomo Scale yang membantu meningkatan
Provinsi Jawa terdiri dari 10 harga diri pasien di RSJ
Tengah yang pertanyaan Amino Gondohutomo
berjumlah 39 yang harga diri
pasien. klien stroke. Harga diri responden
Item soal setelah dilakukan terapi
kriteria inklusi: nomor 1, 2 ,4, aktivitas kelompok
pasien harga diri 6, 7, dan 8 stimulasi sensori
rendah, pasien yaitu skor menggambar pada post
dalam kondisi sangat setuju = pertama terjadi kenaikan
tenang dan 3, setuju = 2, jumlah responden dengan
kooperatif, belum tidak setuju = harga diri normal

32
pernah mendapat 1, dan sangat sebanyak 15 orang dan
terapi menggambar tidak setuju = yang mengalami harga
sebelumnya, 0, sedangkan diri rendah 24 orang, dan
diagnosa untuk item soal post ke dua terjadi
keperawatan harga nomor 3, 5, 9, peningkatan jumlah
diri rendah, dan 10 skor responden dengan harga
diagnosa lain dari sangat setuju = diri normal sebanyak 37
riwayat harga diri 0, setuju = 1, orang, dan sisanya masih
rendah yaitu tidak setuju = 2 mengalami harga diri
perilaku kekerasan dan sangat rendah sebanyak 2 orang.
dan isolasi sosial. tidak setuju =
3. Jumlah skor
berkisar 0 - 30,
skor antara 16
- 30 berada
dalam harga
diri normal,
sedangkan skor
di bawah 16
menunjukkan
harga diri yang
rendah.

Pengaruh Sri Widowati, Tujuannya Menggunakan Desain Terapi Aktivitas Dari hasil analisa data dan
terapi Nur Lailatul mengidentifikasi purposive sampling peneltian Kelompok (TAK) interpretasi data dapat

33
aktivitas M, Widayanti ada tidaknya sebanyak 5 menggunakan peningkatan harga diri disimpulkan, harga diri
kelompok 2009 pengaruh TAK responden, preexperiment pada pasien menarik diri
peningkatan peningkatan diri penelitian design dengan sebelum diberikan TAK
harga diri di terhadap harga dilaksanakan pendekatan peningkatan harga diri
Ruang Seruni diri pasien selama sebulan pre-post text mean untuk pre test ==
RS Jiwa DR. menarik diri. pada bulan juli design. 11,8000 dan setelah
Radjiman 2009 di Ruang dilakukan TAK
Wediodining Seruni. peningkatan harga diri
rat Lawang mengalami penurunan
tanda gejala harga diri
rendah mean untuk post
test = 4,2000. Dan
didapatkan perhitungan
menggunakan uji
wilcoxon signed ranks test
adalah z = -5a dan p = 0,00
(p<0,05). Sehingga ada
pengaruh yang signifikan
antara sebelum dan
sesudah dilakukan terapi
aktivitas kelompok
peningkatan harga diri
pada pasien menarik diri
di RS Radjiman
Wediodiningrat Lawang

34
Pengaruh Natalia Tujuan Teknik sample Metode Terapi Aktivitas Dari hasil analisa data
terapi Johanna penelitian untuk yaitu purposive penelitian Kelompok (TAK) dapat sisimpulkan
aktivitas Tarigan, 2014 mengetahui sampling diperoleh dilakukan Stimulasi Persepsi. sebelum TAK sebanyak
kelompok pengaruh konsep sampel sebanyak 36 quasi 36 orang (100%)
stimulasi diri klien harga orang di RS Jiwa eksperiment responden memiliki
persepsi diri rendah Provsu. without konsep diri rendah, dan
terhadap sebelum dan control. Desain setelah TAK sebanyak 33
konsep diri sesudah TAK yang orang (91,7%) memiliki
pada klien stimulasi digunakan konsep diri baik dan
harga diri persepsi. dalam sebanyak 3 orang (8,3%)
rendah di penelitian ini memiliki konsep diri
Rumah Sakit adalah time rendah. Hasil uji statistik
Jiwa Provsu series design. menunjukan ada pengaruh
Tahun 2014 yang signifikan antara
konsep daripada klien
harga diri rendah sebelum
dan sesudah TAK
stimulasi persepsi di RS
Jiwa Provsu tahun 2013
dengan nilai p = 0,000 <a
= 0,05.
“Pengaruh Syientiya Untuk Sample n=48 Pre Terapi Aktivitas  Berdasarkan hasil
terapi Tasya mengetahui berdasarkan kriteria Experimental Kelompok (TAK) penelitian
aktivitas Blitaria, Diah pengaruh : Design dengan aktivitas sebagai stimulus teridentifikasi
kelompok aktivitas terapi  Usia 19-55 bentuk One dan terkait dengan karakteristik sampel
Sukaesti,

35
stimulasi (2018) terhadap persepsi tahun Group Pre-Post pengalaman atau yaitu sebagian besar
presepsi stimulasi  Data Test Design. kehidupan untuk usia dalam penelitian
terhadap kelompok karakteristik didiskusikan dalam ini yaitu 25-30 tahun
penurunan terhadap responden kelompok. memiliki kategori
tanda dan penurunan tanda menunjukan Kemampuan persepsi dewasa awal,
gejala pada dan gejala usia terbanyak pasien dievaluasi dan mayoritas berjenis
pasien harga rendah diri pada antara 25-30 ditingkatkan pada tiap kelamin perempuan,
diri rendah pasien Dr. tahun. sesi dengan proses ini memiliki latar
di rumah Soeharto  Jenis kelamin diharapkan respon pasien belakang pendidikan
sakit jiwa Heerdjan Laki-laki dan terhadap berbagai SMP, didominasi
Dr. Soeharto rumah Sakit Perempuan stimulus dalam status pekerjaan lain-
Heerdjan” jiwa.  perempuan kehidupan menjadi lain (tidak bekerja),
dengan 26 adaptif. responden memiliki
responden status pernikahan
(54,2%) dan belum menikah,
laki-laki 22 hampir seluruh
responden responden memiliki
(45,8). riwayat keluarga
 Latar belakang gangguan jiwa, rata-
pendidikan rata responden
(SD,SMP,SMA memiliki frekuensi
/SMK,Sederaja dirawat di rumah sakit
t,Sarjana) jiwa lebih dari 1 kali.
 pendidikan  Sebelum diberikan
SMP sebanyak tindakan terapi
19 responden aktivitas kelompok
dengan stimulasi persepsi
persentase seluruh responden

36
39,6%. harga diri rendah
 Status memiliki tanda dan
perkawinan gejala harga diri
(Menikah, rendah dan tidak
Belum mampu melakukan
Menikah, terapi aktivitas
Duda, Janda) kelompok stimulasi
 status belum persepsi.
menikah  Setelah diberikan
berjumlah 28 tindakan terapi
responden aktivitas kelompok
(58,3%). stimulasi persepsi
 Status terjadi penurunan
pekerjaan jumlah yang memiliki
(Pelajar/Maha tanda dan gejala harga
siswa, diri rendah dan
Karyawan, teridentifikasi
Wiraswasta, responden yang
Lain-lain, mampu melakukan
PNS) terapi aktivitas
 status pekerjaan kelompok stimulasi
lain-lain (Tidak persepsi.
Bekerja)  Berdasarkan hasil uji
berjumlah 40 wilcoxon signed rank
responden test terlihat dari nilai
dengan nilai (Asymp. Sig 2 tailed)
presentase sebesar 0,000
83.3%. (p<0,05). Berarti

37
 Riwayat terdapat pengaruh
keluarga terapi aktivitas
gangguan kelompok stimulasi
(Ada,Tidak persepsi terhadap
ada) penurunan tanda dan
 riwayat gejala pada pasien
gangguan jiwa harga diri rendah di
berjumlah 32 RSJ Dr Soeharto
responden nilai Heerdjan Jakarta Barat
presentase Tahun 2018.
66,7%.
 Frekuensi
dirawat (1 kali,
>1kali )
 frekuensi
dirawat lebih
dari 1 kali
berjumlah 36
responden
dengan nilai
presentase 75%.
 Tanda dan
gejala pada
pasien harga
diri rendah pre
dan post
(Kognitif,
Afektif,

38
Fisiologis,
Prilaku, Sosial)

Penerapan Siti Fatimah, Penelitian ini Sample n= 98 Penelitian ini Itervensi yang dilakukan Hasil penelitian
terapi Yessy Dessy bertujuan untuk berdasarkan kriteria menggunakan dalam penelitian ini yaitu menunjukkan dari 98
aktifitas Arna, Yetti menguji : rancangan sebagian sampel yang siswa siswi
kelompok pengaruh Usia 14-18 tahun ada dengan intervensi A
Wilda, (2013) penelitian SMUN 4 Sidoarjo, hampir
(tak)terhada penerapan Pada hasil skrining (curah pendapat) dan
p perubahan Terapi Aktifitas sampel sesuai Quasi sebagian sampel yaitu setengah 42 siswa siswi
konsep diri Kelompok dengan inklusi Eksperiment kelompok B (dilakukan mengalami harga diri
remaja (TAK) terhadap adalah sebanyak 42 dengan terapi aktifitas negatif. Pada kelompok
dengan perubahan remaja dengan pendekatan kelompok/TAK), kontrol, diketahui 21
harga diri konsep diri kategori harga diri pre dan post- kemudian dilakukan orang dengan harga diri
rendah” remaja dengan rendah negatif test design. observasi pre dan post- negatif, setelah dilakukan
harga diri rendah test.
curah pendapat 17 orang
di Sebelum dilakukan
SMUN Sidoarjo. intervensi skor HDR diantaranya menjadi
negatif pada remaja 21 memiliki harga diri positif
dan setelah dilakukan dan pada kelompok
intervensi TAK nilai perlakuan dari 21 orang
HDR negatif pada remaja dengan
menurun menjadi 1 harga diri negatif, setelah
Dan pada kelompok
dilakukan TAK 20 orang
kontrol dengan curah
pendapat sebelum diantaranya menjadi
dilakukan intervensi skor memiliki harga diri
HDR negatif pada remaja positif.
yaitu 21 dan menurun Hasil uji statistik dengan

39
menjadi 4 setelah Wilcoxon diperoleh nilai
dilakukan terapi aktivitas p=0,000, dapat
kelompok. disimpulkan pemberian
TAK lebih
berpengaruh terhadap
perubahan konsep diri
remaja dibanding dengan
curah pendapat pada siswa
siswi SMUN 4 Sidoarjo.
Berdasarkan hasil
penelitian dan
pembahasan
dapat disimpulkan bahwa:
1). Hampir setengah
siswa siswi di SMUN 4
Sidoarjo memiliki harga
diri
negative dan 2).
Pemberian TAK lebih
berpengaruh
terhadap perubahan
konsep diri remaja
dibanding
dengan curah pendapat
pada siswa siswi di

40
SMUN 4
Sidoarjo.

41
BAB IV
PEMBAHASAN DAN SOP

A. PEMABAHASAN
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping
yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa
dapat dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat yang didukung sarana pelayanan
kesehatan jiwa dan sarana lain seperti keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan
tersebut selain menunjang upaya kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat
mempengaruhi kondisi jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan
seseorang jatuh dalam kondisi gangguan jiwa (Videbeck, 2008 dalam Natali 2014).
Penggunaan terapi aktivitas kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan kekambuhan serta pemulihan konsep diri
klien harga diri rendah selama dirawat di Rumah Sakit (Natali ,2014). Fokus terapi
aktivitas kelompok peningkatan harga diri adalah untuk meningkatkan harga diri
yang ditandai dengan mengenali diri sendiri, menghargai diri sendiri, tidak
memusuhi diri sendiri dan berfikir positif dan rasional. Selain itu terapi aktivitas
kelompok memiliki manfaat yaitu: mendapat informasi harapan anggota kelompok,
meningkatkan harapan anggota kelompok, memberikan kesadaran tentang adanya
persamaan pikiran, perasaan, dan masalah. Berbagai masalah pengalaman untuk
menolong orang lain, membantu pengalaman belajar yang sebelumnya didapat
dalam keluarga, kesempatan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan
melalui perilaku imitasi pada anggota kelompok, kesempatan untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap interaksi sosial dan keterampilan sosial, meningkatkan
kemampuan hubungan yang luas, sehingga tanggung jawab dan kompleksitas dalam
berhubungan meningkat (Widowati, 2010).
Berdasarkan enam jurnal yang telah dikaji terdapat pengaruh pemberian terapi
aktivitas kelompok terhadap peningkatan harga diri rendah. Harga diri klien
sebelum dilakukan TAK masih mengalami harga diri rendah namun setelah
dilakukan TAK terjadi kenaikan.
Penelitian Natalia (2014) hasil analisa dengan uji statistik paired sample t-test

42
43

diperoleh. hasil korelasi yang dilakukan menggunakan untuk mengetahui


Perbandingan Konsep D.iri Pada Klien Harga Diri Rendah Sebelum dan Sesudah
terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi persepsi yaitu sig 0.253. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa nilai signifikan selama menjalani sebelum dan sesudah terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi dapat dilihat dari angka sig (2-tailed) p =
0.000 ,α = 0.05. Sehingga Ho ditolak artinya ada perbedaan yang signifikan antara
konsep diri klien harga diri rendah sebelum dan sesudah terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi di Rumah sakit jiwa daerah provsu tahun 2014.
Sejalan dengan hasil penelitian Sientya & Diah (2018) mengungkapkan bahwa
rata-rata nilai berdasarkan perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, rata-rata nilai
pvalue (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 (p<0,05). Sehingga keputusan hipotesis
adalah gagal di tolak yang berarti menerima HA dan menolak H0 atau dengan kata
lain terdapat pengaruh bermakna antara terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien harga diri rendah di RSJ Dr
Soeharto Heerdjan jakarta Barat Tahun 2018
Adapun hasil penelitian dari Siti Fatimah dkk, (2013) diketahui bahwa dari 21
remaja siswa SMUN 4 Sidoarjo pada kelompok perlakuan, hampir seluruhnya
(95%) dari yang semula harga dirinya negatif sesudah dilakukan TAK menjadi
memiliki harga diri positif. Setelah dilakukan uji statistik dengan uji Man-Mhitney
diperoleh nilai p=0,000, sehingga disimpulkan bahwa TAK berpengaruh terhadap
perubahan konsep diri remaja dengan harga diri rendah di SMUN 4 Sidoarjo.
Dilihat dari hasil karakteristik responden penelitian Natalia (2014)
menunjukan usia terbanyak antara 25-30 tahun. Pada penelitian ini usia responden
termasuk kedalam katagori usia dewasa awal Depkes RI (2009). Penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Wakhid, et al. (2013), bahwa mayoritas klien harga
diri rendah berada pada rentang usia 25-65 tahun atau pada masa dewasa yaitu 13
klien (72.2%).
Latar belakang pendidikan SMP sebanyak 19 responden dengan persentase
39,6% menurut hasil penelitian Natali (2014) dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Daud, et al. (2014). Menunjukan bahwa jumlah penderita harga diri
rendah paling banyak pada tingkat pendidikan SMP yaitu 18 orang (32,7%).
Responden dengan harga diri rendah di RSJ Dr Soeharto Heerdjan sebagian
besar memiliki status belum menikah berjumlah 28 responden (58,3%). Sejalan
dengan hasil penelitian Suerni, et al. (2013), Status perkawinan klien harga diri
44

rendah yang dirawat sebagian besar belum menikah yaitu sebanyak 18 klien
(51,43%).
Berdasarkan data karakteristik mayoritas status pekerjaan responden harga diri
rendah di RSJ Dr Soeharto Heerdjan status pekerjaan lain-lain (Tidak Bekerja)
berjumlah 40 responden dengan nilai presentase 83.3%. Hal ini sejalan dengan
penelitian Suerni, et al. (2013), Klien yang dirawat dengan masalah harga diri
rendah sebagian besar tidak memiliki pekerjaan yaitu 62,86%. Kondisi tidak
memiliki pekerjaan pada kasus kelolaan ini semakin membuat klien mengkritik diri,
merasa tidak berguna atau tidak berharga.
Faktor predisposisi biologis meliput riwayat genetik, pada kembar dizigot
risiko terjadi skizofrenia 15%, kembar monozigot 50%, anak dengan salah satu
orang tua menderita skizofrenia berisiko 13% dan jika kedua orang tua menderita
skizofrenia berisiko 45% (Stuart, 2013).
Dari hasil penelitian Natalia (2014) sebagian besar memiliki ada riwayat
gangguan jiwa berjumlah 32 responden nilai presentase 66,7%. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Wakhid, et al. (2013), bahwa sebagian besar faktor predisposisi pada
klien adalah adanya riwayat genetik yaitu sebanyak 66,7%. Sebagian besar memiliki
frekuensi dirawat lebih dari 1 kali berjumlah 36 responden dengan nilai presentase
75%. Hasil penelitian ini sejalan dengan Suerni, et al. (2013), Pada klien harga diri
rendah teridentifikasi bahwa sebagian besar yaitu 27 orang (77,14%).

B. SOP TERAPI AKTIVITAS PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH


SITUASIONAL
45

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI I : Identifikasi positif pada diri

a. Tujuan:
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.
b. Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran 2). Ruangan nyaman dan
tenang.
c. Alat
1. Spidol sebnayak sejumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
d. Metode
1. Diskusi
2. Permainan
e. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien deng gangguan konsep
diri: harga diri rendah.
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Memprsiapkan alat dna tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b) Evaluasi dan validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) kontrak
1. Terpais menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang
hal positif diri sendiri.
46

2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:


a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,Harus
meminta izin kepada terapis
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : NAma lengkap dan nama
panggilan serta memakai papan nama
b. Terapis membagi kertas dan spidol pada klien.
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang
tidak menyenangkan
d. Terapis meminta pujian atas peran serta klien
e. Terapis membagikan kertas yang kedua
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri
sendiri: Kemampuan yang dimiliki,Kegiatan yang biasa
dilakukan dirumah dan dirumah sakit
g. Terapis memintan klien membaca hal posistif yang sudah ditulis
secara bergiliran sampai semua klien mendpat giliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak Lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum
tertulis
c) Kontrak yang akan dating
1) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu melatih hal
positif diri yang dapat diterapkan dirmah sakit dan dirumah.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi :
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya
pada tahap kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
47

sesuai dengan tujuan TAK.Untuk TAK harga diri rendah sesi


1,Kemampuan klien yang diharapkan adalh menuliskan pengalaman
yang tidak menyenangkan aspek positif (Kemampuan) yang
dimiliki.Formulir evaluasi sebagai berikut (Samoke2012pdf.3).

Sesi I
Stimulasi persepsi: Harga diri rendah
Kemampuan menulis pengalman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri

NO NAMA KLIEN Menulis pengalaman yang tidak Menulis hal


menyenangkan positif diri
sendiri
1

4
5
6
7

Petunjuk:
─ Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
─ Untuk tiap klien,beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang
tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri.Beri tanda cawang jika klien
mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh: klien mengikuti sesi 1,TAK stimulasi persepsi harga
diri rendah. Klien mampu menulis 3 hal pengalaman yang tidak mnyenangkan,
mengalami kesulitan menyebutkan hal positif diri. Anjurkan klien menulis
kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan reinforcement (pujian)
(samoke2012pdf).
48

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI II: Menghargai positif orang lain

a. Tujuan
1. Klien dapatmemahami pentingnya menghargai orang lain.
2. Klien dapat mengidentifikasi hal-hal positif orang lain.
3. Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain.
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
c. Alat
1. Spidol sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
2. Kertas sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
d. Metode
1. Diskusi
2. Permainan
e. Langkah-lanmgkah kegiatan
1. Persiapan
a) Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b) Terapis mengigatkan kontrak dengan klien
2. Orientasi
1. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
2. Evaluasi atau validasi:
a) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
b) Terapis mennayakan apakah klien pernah menghargai orang lain.
3. kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan TAK.
b) Terapi menjelaskan aturan main
 Masing-masing klien mengukkuti TAK dari awal sampai akhir
 Jika ada klien yang akan keluar dari kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
 Kegiatan akan berlangsung selamaa 60 menit.
49

4. Kerja
a. Terapis membagikan kertas dan spidol, masing-masing sebuah
untuk setiap klien
b. Terapis meminta klien untuk membagi kertas menjadi sejumlah
klien yang ikut TAK
c. Terapis meminya klien menulis nama klien yang lain di sudut knan
atas kertas. Satu kertas untuk satu klien
d. Terapis meminta klien menuliskan hal-hal positif temannya,
sebanyak- banyaknya yang bisa ditulis.
e. Terapis meminta klien menyerahkan hasuil tulisannya ke klien
sesuai nama dimasing-masing kertas
f. Terapis meminta masing-masing klien secara berurutan searah jarum
jam, dimulai dari klien yang ada dikiri terapis membacakan kertas
yang telah diberikan dan mengungkapkan perasaaan klien setelah
membaca kertas tersebut.
g. Terpais memberikan pujian, dan meminta klien bertepuk tangan,
setiap satu klien selesai membacakan kertas yang ada ditangannya.
5. Terminasi
a. Evaluasi::
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti
TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan membaca
ulang ika sedang muncul rendah dirinya
c. Kontrak yang akan datamg
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat, dan waktu TAK.
6. Evalusi dan Dokumentasi
50

No Aspek Yang Dinilai Nama Peserta TAK

1. Mengikiuti kegiatan dari awal sampai


Akhir
2. Membagi kertas menjadi sejumlah klien
yang ikut TAK.
3. Menuliskan nama klien lain dimasing-
masing kertas.
4. Menuliskan hal-hal positif klien lain
dimasing-masing kertas.
5. Menyerahkan kertas yang diisi keteman
sesuai namanya.
6. Membaca kertas yang telah dibagikan.
7. Mengungkapkan perasaan setelah
membaca hal-hal positif diri.

Petunjuk :Dilakukan=1 Tidak Dilakukan =0 (Lilik MA :2011:271-273).


51

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI III: Menetapkan tyjuan hidup yang realistis

a. Tujuan
1. Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup
2. Klien menetapkan tjuan hidup yang realistis
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Klien berada diruangan yang tenang dan nyaman
c. Alat
1. Spidol sebanyak klien yang ikut TAK.
2. Kertas HVS sebanyak klien yang ikut TAK.
d. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
e. Langah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Terapis menyiapkan alat dan tempat.
b) Terapis meningkatkan kontrak dengan klien.
2. Orientasi
a) Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam.
b) Evaluasi/validasi: terapis menanyakan perasaan klien hari ini,
c) Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK.
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
 Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Apabila klien akan meninggalkan kelompok,harus meminta izin
kepada terpis.
 Lama kegiatan 60 menit.

3. Kerja
52

a. Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah


untuk setiap klien.
b. Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup; agar
bersemangat berusaha mewujudkan dan optimistis.
c. Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup klien di
kertaas yang telah dibagikan.
d. Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup yang telah
ditulisnya, berurutan dari klien yang beradadisebelah kiri terapis, searah
jarum jam samapai semua mendapat giliran.
e. Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika
satu orang klien telah selesai membacakan.
f. Terapis meminta klien melihat tujuan hidupnya, mencoret tujuan yang
sulit (tidak mungkin) dicapai.
g. Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup yang benar-benar
realistis (seperti langkah d).
h. Terapis memberikan pujian kepada klien seperti selesai membacakan
tujuan hidupnya.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai TAK.
2) Terapis memberikan pujian pada kelompok.
b. Tindak lanjut: terapis menganjurkan klien menuliskan lagi tujuan hidup
yang mungkin masih ada.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membutuan kesepakatan kegiatan TAK berikutnya.
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1. Meyebutkan pentingnya tujuan


hidup
2. Menuliskan tujuan hidup
3. Membacakan tujuan hidup
53

4. Memilih tjuan hidup yang realistis

Petunjuk : Dilakukan =1 Tidak dilakukan = 0 (Llilik MA :2011:274-276).


54

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari keenam jurnal yang telah dijelaskan didapatkan hasil
yang signifikan bahwa outcome yang diukur dalam penelitian ini adalah
intervensi TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) dalam meningkatkan HDR
(Harga Diri Rendah) pada pasien. Oleh karena itu pemberian intervensi TAK
dapat digunakan dalam peraktek klinis sehari-hari dan juga program latihan
dirumah bagi pasien yang mengalami HDR guna untuk meningkatkan HDR
yang dialami oleh pasien.

B. SARAN
Diharapkan pemberian intervensi TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) dapat
diterapkan dipelyanan atau fasilitas kesehatan baik dirumah sakit guna untuk
membantu meningkatkan HDR (Harga Diri Rendah) pada pasien. TAK juga
dapat dipertimbangkan sebagai salah satu terapi komplementer atau tindakan
mandiri keperawatan dalam meningkatkan HDR pada pasien.
55
56
DAFTAR PUSTAKA

DAPUS BAB 1
DAPUS BAB 2
DAPUS BAB 3
DAPUS CASP
DAPUS ANALISA ARTIKEL
DAPUS PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai