Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN JIWA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SENSORI

Disusun oleh :
Tingkat II Reguler 3

1. EPI PARAMITA (1814401101)


2. NABILLA SHAFIRA (1814401102)
3. FANNY AMALIA SAFITRI (1814401103)
4. BELLY FUSFITA (1814401104)
5. SHEFIIA NOVERA AHS (1814401105)
6. KAMILIA NURJANAH (1814401106)
7. CANDRIKA KEMALA PUTRI (1814401107)
8. ASTIA NINGSIH (1814401109)

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Terapi Aktivitas Kelompok ” tepat
pada waktunya.

Dalam menyelesaikan laporan ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan laporan kami ini.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu


diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat bermanfaat
seperti yang kami harapkan. sebagai akhir kata, kami harapkan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 3 Februari 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAftar isi..............................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................3
A. Latar belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
D. Manfaat..................................................................................................................5
E. Metode Penulisan..................................................................................................5
F. Sistematika Penulisan................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................6
A. Landasan teori........................................................................................................6
B. Tujuan....................................................................................................................6
C. Aktivitas dan Indikasi............................................................................................7
D. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Sensori............................................7
Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik......................................................8
Terapi Stimulasi Sensori Menggambar.......................................................................12
Terapi Stimulasi Sensori Menonton TV/Video..........................................................16
Pengorganisasiaan Dan Role Play......................................................................................20
A. Pengorganisasian.................................................................................................20
Peran Dan Tugas.........................................................................................................20
B. Role Play..............................................................................................................22
BAB III...............................................................................................................................27
PENUTUP..........................................................................................................................27
A. Simpulan..............................................................................................................27
B. Saran....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang 

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas


sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien
gangguan interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A & Akemat,2004).
Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan lingkungan sosialnya.

Rumah sakit jiwa Propinsi Bali merupakan pusat rujukan dalam merawat
klien dengan gangguan jiwa di Bali. Berdasarkan data yang peneliti didapatkan di RS
Jiwa Propinsi Bali, pada bulan Juli sampai dengan Desember tahun 2008 rata-rata
jumlah klien yang dirawat tiap bulan sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266
orang atau 97,1% mengalami skizoprenia, dari 266 klien tersebut 52 orang atau 20%
mengalami kerusakan interaksi sosial.

Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk menghindari


interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau suatu
tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial
secara langsung (Rawlins, 1993). Kerusakan interaksi sosial terjadi apabila individu
menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu terhadap proses
hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta dan tidak mampu berespon
dengan lingkungan sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri
dan keinginan menghindar dari orang lain. Apabila tingkah laku tersebut tidak segera
ditanggulangi dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa yang lebih berat
seperti munculnya halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain dan penurunan
minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan kerusakan
interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan pendekatan kelompok. Hal
ini dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok, penggunaan kelompok dalam praktek
keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan kekambuhan
serta pemulihan harga diri klien selama dirawat di Rumah Sakit. Dinamika kelompok
membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif.

Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat


memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku adaptif
serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien dengan kerusakan interaksi
sosial yang salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan berespon dengan
lingkungan sosialnya.

Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan agar klien
mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori klien
dapat menggunakan semua panca inderanya untuk merespon stimulus yang diberikan,
sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan kemampuan memberi
respon terutama terhadap lingkungan diharapkan klien mampu meningkatkan hubungan
sosial dengan orang lain.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai


tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa?

C. Tujuan

Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori


sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa

D. Manfaat

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai prinsip terapi


aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan
keperawatan jiwa

E. Metode Penulisan

Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-data


bersifat sekunder. Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari
buku-buku literattur penunjang masalah yang dibahas.
F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
A. Simpulan
B. Saran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan teori

1. Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk menstimulasi


semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat (Keliat, 2009)
2. Terapi aktivitas kelompok:stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan
untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi
sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi
muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada
penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan
meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan
stimulus baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).
Jadi, terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan menstimulasi sensori
klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
ekspresi, dan ucapan.

G. Tujuan

1. Tujuan Umum:
Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera yang diberikan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan sensoris
b. Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:
a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
H. Aktivitas dan Indikasi

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi


sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.
Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran
dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak yang
telah disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien tetap
tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien dengan
mengatakan “ Yang lain bisa pasti Bapak bisa “
3. Jika klien melakukan hal –hal yang tidak di inginkan (amuk, Mengganggu
pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan permainan.

I. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Sensori

TAK stimulasi sensori memiliki 3 sesi yaitu:

a) Sesi 1 : mendengarkan musik


b) Sesi 2 : Menggambar
c) Sesi 3 : Menonton TV/video
Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik

Sesi 1 : mendengar musik

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien sehingga terjadi
perubahan perilaku.

II. Tujuan
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar
2. Klien mempu memberii  respon terhadap music
3. Klien mampu menceritakan perasannya setelh mendengarkan music
III. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
IV. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu dangdut, slow music, rohani (religius)
V. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik diri, harga
diri rendah dan tidak mau bicara
b) Mempersiakan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada klien
c) Evaluasi atau validasi
d) Menanyakan perasaan klien saat ini
e) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan music
 Terapis menjelaskan aturan main berikut :
° Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus minta ijin
kepeda terapis
° Lama kegiatan 45 menit
° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama, dan nama
panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
b) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua
klien untuk bertepuk tangan.
c) Terapis dan klien memakai papan nama.
d) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau
berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta
mencritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengan lagu.
e) Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk tangan (kira-kira 15
menit) music yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi
respon klien terhadap musik
f) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya. Sampai
semua klie mendapat giliran.
g) Terapis memberiikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya, dan mengajak
klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang disukai dan brmakna
dalam kehidupannya.
c) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar.
 Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi Dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan dalah
mengikuti kegiatan , respon terhadap musi, memberi pendapat tentang musik yang
didengar dan perasaan sat mendengar music. Formulir evaluasi sebagai berikut:

SESI 1:TAK

STIMULASI SENSORI MENDENGAR MUSIK

KEMAMPUAN MEMBERI RESPON PADA MUSIK

N NAMA KLIEN
ASPEK YANG DINILAI
O
1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Memberii  respon ( ikut benyanyi/ menari/ joget/
menggerakkan tangan dan kaki dagu sesuai
irama)
3. Memberii  pendapat tetang music yang didengar
4. Menjelaskan perasaan setelah mendengar lagu

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, merespon,
memberi pendapat, mennyampaikan perasaan tentang music yang didengar  (√) jika
klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu
b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensori
mendengar music. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai
dengan irama music namun belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang
music. Latih klien untuk mendengarkan music diruang rawat.
Terapi Stimulasi Sensori Menggambar

Sesi 2 : Menggambar

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada pasien sehingga
terrjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Klien dapat memberii  makna gambar
III. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
IV. Alat
1. Kertas HV A
2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat digunakan)
V. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapis dan klien memakai papan nama
b) Evaluasi / validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c) Kontrak
 Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
° Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
° Lama kegiatan 45 menit
° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien lain .
b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang diinginkan
saat ini
d) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberii
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien.
e) Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-masing
klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya
pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna
gambar tersebut untuk klien.
f) Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar.
c) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.
 Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori menggambar, kemampuan klien
yang diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar,
menyebutkan apa yang digambar dan menceritakan makna gambar.

SESI 2: TAK

STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR

KEMAMPUAN MEMBERI RESPON TERHADAP MENGGAMBAR

N NAMA KLIEN
ASPEK YANG DINILAI
O
1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Menggambar sampai selesai
3. Menyebutkan gambar apa
4. Menceritakan makna gambar

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,
menyebutkan gambar dan menceritakan makna gambar. Beri tanda  (√) jika klien
mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu
b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK
stimulasi sensori menggambar. Klien mengikuti sampai selesai. Klien mampu
menggambar, menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gambar.
Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan melalui gambar.
Terapi Stimulasi Sensori Menonton TV/Video

Sesi 3 : Menonton TV / Video

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada pasien
sehingga terjadi perubahan perilaku

II. Tujuan
1. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika menonton TV,
acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan bermakna terapi untuk klien).
2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.
III. Setting
1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran didepan televise.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
IV. Alat
1. Video/CD player dan video tape/CD
2. Televise
V. Metode
Diskusi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang tlah mengikuti TAK sesi 2
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapis dank lien memakai papan nama
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,  yaitu menonton TV/video dan
menceritakannya
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
° Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
° Lama kegiatan 45 menit
° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a) Terapus menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menonton
TV/video petikan film “laskar pelangi” dan menceritakan makna yang telah
ditonton.
b) Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.
c) Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video
d) Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan menceritakan isi
tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien. Berurutan searah jarum jam,
dimulai dari klien yang ada disebelah kiri terapis. Sampai semua klien
mendapat giliran.
e) Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan dan memberiikan pujian.

4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik
c) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan dating sesuai dengan indikasi klien
 Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada


tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk stimlasi sensori menonton, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengikuti kegiatan, berespon terhadap tontonan,
menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat menonton.
Formulir evaluasi sebagai berikut :

SESI 3: TAK

STIMULASI SENSORIS  MENONTON

KEMAMPUAN MEMBERI  RESPON PADA TONTONAN

N NAMA KLIEN
ASPEK YANG DINILAI
O
1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
TAK
2. Memberi respon pada saat menonton (senyum,
sedih, dan gembira)
3. Menceritakan cerita dalam TV/video
4. Menceritakan perasaan saat menonton

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, berespon,
menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton. Beri tanda  (√) jika klien
mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu

b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien. Contohnya : klien mengikuti sesi 3 TAK
stimulasi sensori menonton. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi
datar, dan tanpa respon, klien tidak dapat menceritakan isi tontonan dan
perasaannya. Tingkatkan stimulus diruangan, ulang kembali dengan stimulus
yang berbeda.
PENGORGANISASIAAN DAN ROLE PLAY

A. PENGORGANISASIAN

Terapis

Leadear : Ditya Prayanto

Co Leader : Ryan Prima Sentana Leden

Observer : Supi Olas Martawan

Fasilitator : Agung Andika

Agus Mahardika

Pasien : Jaya Semara

Wahyu Mahudara

PERAN DAN TUGAS


1. Leadear
Tugas :

a) Menyusun rencana TAK (proposal)


b) Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan
c) Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukan pendapat dan memberikann umpan balik
d) Sebagai role model
e) Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
2. Co Leader
Tugas:
a) Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
b) Menyediakan media
3. Fasilitator
Tugas:
a) Membantu leader dalam memfasilitsi anggota untuk berperan aktif dan
memotifasi anggota
b) Memfokuskan kegiatan
c) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
d) Duduk di sela-sela pasien
4. Observer
a) Mengobservasi semua respon klien
b) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien
c) Duduk tidak di lingkungan permainan/diluar
d) Mengevaluasi setiap keaktifan pasien
e) Mengevaluasi tugas leader, fasilitator, dan co leader
J. Role Play
Di sebuah ruangan pertemuan RSJ Bangli, akan dilakukan terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori. Di RSJ Bangli di ruangan perawat, para
perawat berdiskusi untuk menentukan terapi aktivitas kelompok yang akan
dilakukan pada klien. Terapi yang selanjutnya adalah terapi menggambar.
Sebelumnya terapi mendengar music yang merupakan sesi 1 dari terapi stimulasi
sensori yang sudah dilaksanakan.
Dan…..di suatu pagi……….
Leader : Selamat pagi teman-teman?
F dan O : Selamat pagi Pak….
Leader : Seperti yang telah kita rencanakan, kita akan melanjutkan sesi 2
dari terapi stimulasi sensori setelah kemarin kita melakukan
sesi 1.
Co Leader : Sepertinya kegiatan kemarin kurang maksimal, sebagian pasien
belum siap mengikuti kegiatan.
Fasilitator : Ya saya setuju, sewaktu saya kontrak waktu beberapa dari
mereka tidak suka dengan jenis music yang diputar.
Observer : Tapi, di akhir kegiatan mereka cukup kooperatif. Semoga saja
sesi 2 ini lebih OK.
Leader : Baik… karena kita sudah kontrak waktu kemarin sekarang
silakan teman-teman jemput mereka.
Fasilitator : Baik Pak
Leader : OK, mari kita mulai….

Para perawat segera memulai terapi sensori yang akan dilaksanakan di


ruang pertemuan… Tiap fasilitator menemui klien untuk mengajak mereka ke
ruang pertemuan…. Sementara leader dan Co Leader serta observer menyiapkan
segala perlengkapan yang diperlukanuntuk kegiatan terapi nanti.
Dan….. di ruang Nakula, tiba-tiba…

Fasilitator 1 : Selamat pagi bapak Agung…. Seperti janji kemarin, Bapak


ingat kan, hari ini kita akan menggambar?
Klien 1 : Hah??? Menggambar… ? mmmmm ok deh, saya mau
menggambar wajah saya yang ganteng ini…
Fasilitator 1 : Iya…..bapak boleh menggambar apa saja yang bapak mau….
Ayo Pak sekarang kita ke ruang pertemuan….
Klien 1 : Oke2 (senyum-senyum kegirangan…)

Dan….. hal serupa juga terjadi di ruang Dharmawangsa dimana


fasilitator sedang menjemput klien dengan Waham……
Fasilitator 2 : Permisi pak, selamat pagi….
Klien 2 : Suster tau gak….. saya sebenarnya bisa terbang..
Fasilitator 2 : Sebentar pak….jangan terbang dulu, kita menggambar dulu….
Klien 2 : saya tidak ingat? Kita mau menggambar di ruang pertemuan
kan…? Ayo kita terbang kesana sekarang…..
Fasilitator 2 : Iya, tapi saya tidak bisa terbang, tapi kita bisa berangkat sama-
sama…
Beberapa detik kemudian….
Fasilitator 2 : Bagaimana bapak, coba lihat kaki Bapak ada dimana?
Menyentuh tanah bukan? Itu artinya Bapak tidak terbang, tapi
berjalan kaki.
Klien 2 : O iya ya suster….

Beberapa menit kemudian semua klien sudah berada di ruang pertemuan…


Leader : Baik Bapak selamat pagi, sudah tahu rupanya ya kita sekarang
akan melakukan kegiatan menggambar. Nanti kegiatan ini akan
kita laksanakan selama 45 menit. Kegiatan ini akan membantu
Bapak untuk melatih ekspresi dan emosi Bapak. Nanti saya
perawat Ditya dan Perawat Ryan akan memandu bapak
untuk mengikuti kegiatan ini…. Bukan begitu perawat Ryan?
Co Leader : Tentu saja…..
Klien 1 : saya yang paling ganteng disini tau suster!!!!!
Co Leader : Oh iya….Bapak yang paling ganteng di sini.
Leader : Sudah-sudah, sekarang kita mulai saja ya Bapak,
menggambarnya….
Kegiatan menggambar akan dimulai… Fasilitator membagikan kertas
dan pensil kepada klien dan mereka semua pun duduk membentuk lingkaran….
Leader : Bapak,sudah pernah pegang kertas dan pensil kan sebelumnya?
Klien 1 : Pisau kok di bilang pensil…..
Fasilitaor 1 : Bapak… ini bukan pisau Pak, ini pensil…
Coba deh sekarang kalau ini ini pisau bisa gak dipakai untuk
memotong/?
Klien 1 : Mencoba memotong kertas memakai ini….!
Fasilitator 1 : Gimana, tidak bisa kan Pak…
Klien 1 : Oh iya ya… Berarti ini pensil ya suster….
Fasilitator 1 : Iya tentu itu pensil……
Leader : Baiklah…..sekarang kita mulai saya ya menggambarnya…. Bapak
boleh menggambar apa saya yang Bapak mau, nanti setelah
selesai Bapak ceritakan apa yang Bapak
gambar…. Ayo silahan…silakan…
Para klien pun mulai menggambar mereka didampingi oleh fasilitatot….

Leader : Semua sudah selesai menggambar Bapak ?


Klien : (Semua klien menjawab)
Sudahh….
Leader : Sekarang silakan Bapak ceritakan apa yang Bapak gambar dan
arti dari apa yang bapak gambar
Di mulai dari Bapak Agung…. Ayo silakan…..
Klien 1 : Ayo-ayo semua liat gambar saya……Bagus kan…… Ganteng
kan…. Ini saya…..
Leader : Sekarang Bapak ceritakan arti dari gambar Bapak…
Klien 1 : Ini gambar saya sewaktu saya masih muda… Saya ganteng
sekali mirip artis kan bu….Pacar saya sangat sayang sama
saya… sebentar lagi kami akan menikah…
Tapi saya gak tahu kenapa dia belum jemut-jemput saya….
(Klien terus menceritakan pengalamannya dimana Ia kehilangan
kekasih yang sangat disayanginya……….)
Leader : Bapak Agung.. gambarnya sudah bagus sekali, ayo kita beri
tepuk tangan……
Kemudian leader pun mendekati klien 2 lalu menanyakan arti dari apa
yang ia gambar…
Leader : Bapak….. bagaimana dengan gambar Bapak?
Wah…Bapak menggambar pesawat terbang, kenapa Bapak
menggambar ini?
Klien 2 : Gambar saya memang bagus…. Sebenarnya saya bisa terbang…
sama seperti pesawat gambar ini…
Leader : Kenapa Bapak berkata seperti itu?
Klien 2 merenung sejenak, kemudian pelan-pelan ia mulai menceritakan
peristiwa yang di alaminya 2 tahun lalu dimana ketika Ia tidak bisa melanjutkan
kuliahdi jurusan penerbangan karena ketidakmampuan ekonomi….
Klien 2 : Dulu saya mahasiswa jurusan penerbangan…. Waktu itu, 6
bulan lagi saya akan lulus kuliah… Cita-cita saya menjadi
seorang pilot… tapi ekonomi keluarga tidak mendukung…
(Demikian seterusnya…. Klien menceritakan sedikit demi
sedikit pengalaman masa lalunya…).
Leader : Bagus ya teman-teman, ayo kita beri tepuk tangan….

Setelah selesai meceritakan gambar…leader dan co leader kemudian


memberikan reinforcement positif terhadap kelompok…
Co Leader : Bapak sekalian… sudah bagus sekali apa yang sudah Bapak
kerjakan… Semoga kegiatan ini bermanfaat. Besok kita akan
melanjutkan kegiatan yang sama, tetapi bukan menggambar,
melainkan menonton video…
Terima kasih atas kesediaan Bapak sekalian… Sampai bertemu
lagi besok… Selamat pagi.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah upaya untuk
menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar member respon yang adekuat.
Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera yang
diberikan. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang
mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri,
harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

K. Saran
Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam standar asuhan
keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan keperawatan jiwa
khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan jiwa utamanya di ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan
demikian menjadi kewajiban perawat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok
secara rutin sesuai dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa
dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional sehingga dapat
meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan
keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara: EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompok. 23 Mei 2009. Arifin Yasir: Blog (Diakses 28
April 2012).
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-
kelompok.html
Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam Tindakan Keperawatan
Jiwa. (Diakses 28 April 2012).
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/laporan-terapi-
aktivitas kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai