W
DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL DI RUANG
SEBAYANG RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PEKAN BARU
PROVINSI RIAU
Disusun Oleh :
Rizky : 081914035
Rosanti : 081914036
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat serta
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul”
Seminar akhir stase jiwa “Isolasi Sosial” tepat pada waktunya. Tak lupa
sholawat serta salam senantiasa kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
sehingga dapat berada di zaman terang benderang ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi
Skami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini dengan sabar.
Kami berharap makalh ini dapat memberikan pengaruh yang baik untuk
pembaca.Kami menyadarai bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah
Penulis
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar
1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang yang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat
pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus
1
gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa
tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari
melindungi diri, klien menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku (rigid).
Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru.Ia berusaha
mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan
menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia
sendiri terus berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari
disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang tidak jelas,
2
orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak.Resiko menarik diri adalah
tugasnya dan perawat juga harus memahami asuhan keerawatan kepada klien,
dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk untuk membuat makalah dengan
judul Asuhan Keperawatan jiwa pada klien Tn. W dengan Isolasi social di
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
social
isolasi social.
3
e. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan pada
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
Isolasi social adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negative dan mengancam (Farida,
2012).
2. Menghindar dari orang lain (menyendiri) klien tampak memisahkan diri dari
orang lain.
5
7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan
data subjektif adalah menjawab dengan singkat kata-kata “tidak”, “ya”, “tidak
Rentang Respon
Saling ketergantungan
Sumber : Gail W. Stuart, 2006
6
hubungan.Gail W. Stuart (2006) menyatakan tentang respon rentang sosial
yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya yang umum
1) Menyendiri (solitude)
2) Kebebasan (Otonom)
1) Kesepian (Aloness)
dari lingkungan.
2) Manipulasi (Manipulation)
7
Hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan bukan pada orang
lain.
3) Ketergantungan (Dependence)
Individu mulai tergantung kepada individu yang lain dan mulai tidak
c. Respon Maladaptif
1) Kesepian (Loneliness)
berhubungan dengan orang lain atau tanpa bersama orang lain untuk
2) Pemerasan (Exploitation)
pribadi.
lingkungannya.
4) Curiga (Paranoid)
8
Gangguan yang terjadi apabila seseorang gagal dalam mengembangkan
C. FAKTOR PREDISPOSISI
percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang
lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan
beberapa Faktor :
a. Faktor tumbang
dalam waktu yang bersamaan), ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga
c. Faktor biologis
9
Penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya gangguan
dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang abnormal
(atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah
D. FAKTOR PRESIPITASIsssss
stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti
berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart and Sundeen,
1995).
beberapa faktor :
2011}.
E.MEKANISME KOPING
a. Regresi :
10
Menghindari stress kecemasan dan menampilkan perilaku kembali setelah
b. Represi :
c. Proyeksi :
b. Masalah Keperawatan
Isolasi sosial
orang lain.
Intoleransi aktifitas.
11
c. Data Fokus Pengkajian
data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual (Stuart dan Sundeen, 1998).
1. Identitas Klien
apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit. Keluhan
3. Faktor predisposisi
sebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya
malu karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh kkn, dipenjara
12
tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan
4. Faktor presipitasi
5. Aspek fisik
sehari-hari, pola tidur, pola istirahat, rekreasi dan kaji fungsi organ tubuh
6. Aspek psikososial
Konsep diri :
ketakutan.
13
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya:
7. Status mental
minum obat.
14
9. Mekanisme koping
menarik diri).
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
11. Pengetahuan
Terapi yang diterima klien bias berupa ECT, terapi lain seperti
Muhaj, 2009).
G. ANALISA DATA
Data Objektif adalah data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat
15
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
Data Subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan
keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan
Data objektif dan data subjektif yang mungkin muncul pada klien
dirinya
16
Klien tampak banyak tidur siang.
memperdulikan lingkungan.
Berbicara pelan
Sering menunduk
H. POHON MASALAH
Resikoperilaku kekerasan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
17
18
a. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
menarik diri, penyebab isolasi sosial: menarik - Siapa yang satu rumah dengn pasien
Membina hubungan saling diri, - Siapa yang paling deat dengan pasien
percaya keuntungan dan Membina hubungan saling - Siapa yang tidak deat dengan pasien
kerugian berinteraksi dgn org percaya keuntungan dan Tanyakan keuntungan dan kerugian
lain
19
pasien tidak ingin berinteraksi dengan
orang lain.
Latih berkenalan
orang lain.
20
- Beri kesempatan klien cara
dihadapan perawat.
oleh pasien.
21
mengungkapkan keberhasilan atau
semangatmeningkatkan interaksinya.
2)
atau lebih
22
tentang Masalah isolasi sosial dalam merawat pasien
SP 2)
23
Latih langsung kepasien
RTL keluarga
SP 4
- Follow up
- rujukan
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
2. Umur : 31 tahun
ganggu orang lain, riwayat kasus pernah di penjara +/- 18 bulan yang lalu,
karena pernah membacok tentangga tanpa sebab. Sejak itu klien mulai
Mk :
Isolasi Sosial
III. Faktor Predisposisi
pengobatannya kurang berhasil karena pasien jarang minum obat ketika sudah
Faktor internal : klien mengalami stres karena merasa cemas dan khawatir
V. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Pernafasan : 24 x/ menit
TB: 162 cm
BB:56 Kg
1. Genogram
Laki- laki :
Perempuan :
Meninggal :
Klien :
Garis keturunan :
dengan saudaranya.
a. Citra tubuh :
b. Identitas :
c. Peran :
d. Ideal diri :
Klien sangat berharap dia bisa sembuh dan keluar dari sini sehingga ia
e. Harga diri :
a. Orang terdekat
Klien kurang bisa bergaul karena dia merasa dirinya tidak bisa diterima
dan selain itu karena dia tidak mempunyai pekerjaan, sehingga ia menjadi
4. Spritual
b. Kegiatan ibadah
dialaminya adalah dia sering di ejek oleh teman- temannya karena tidak
punya pekerjaan.Sehingga dia malu untuk berinteraksi dengan orang lain
VII.Status Mental
1. Penampilan
2. Pembicaraan
Klien terlihat lebih banyak diam dan klien tidak mampu memulai
3. Aktivitas motorik
Klien telihat lesu tidak ada gairah hidupnya, tampak gelisah dan tegang,
dan wajahnya tampak muram dan kusut. Klien terlihat jarang berkumpul
menyendiri.
MK: HDR
5. Afek
Afek klien datar klien lebih sering diam hanya beraksi jika ada stimulus
yang kuat Contohnya jika diajak berbicara dia lebih banyak diam
MK: Hdr
Pada saat observasi dan wawancara klien tampak tidak kooperatif dan
bicaranya dengan tatapan mata yang tajam, Klien lebih banyak diam saat
diajak bicara.
7. Persepsi
8. Proses fikir
MK:
9. Isi pikir
Pada saat observasi dan wawancara klien tampak bingung , tapi pada saat
11. Memori
dapat mengingat siapa dirinya dan kejadian yang baru saja terjadi seperti
angka.
Klien mampu memutuskan suatu pilihan yang benar seperti makan dahulu
jiwanya, hal inilah yang membuat klien mau berobat di RSJ ini dengan
harapan sembuh.
1. Makan
2. Defekasi/ berkemih
Klien mengatakan kalau ingin BAB atau BAK dia pergi ke kamar mandi
dan setelah membuang air atau BAB dia selalu menyiram WC. Klien
3. Mandi
serta membilasnya dengan air selain itu klien menyikat gigi 2 x sehari.
4. Berpakaian/ berhias
Klien mengatakan selalu tidur siang. Sedangkan kalau tidur malam Tn.W
Haloperidol,Triheksepenidyl.
7. Pemeliharaan kesehatan
seragam.
4. Masalah perumahan
5. Masalah ekonomi
XII.ASPEK MEDIK
Halusinasi
Core problem
Isolasi sosial
1. Isolasi sosial
No Data Masalah
1 Ds: Isolasi Sosial
DO:
ajak bicara
pembicaraan
menunduk
2 DS: Harga Diri Rendah
DO:
lainnya.
apatis
afek tumpul.
masalah berusaha
menyelesaikannya sendiri
DO:
sendiri
DO:
tajam
saat berinteraksi
kebiasaan berinteraksi
menyebabkan pasien
tidak ingin
berinteraksi dengan
orang lain.
- Diskusiakan
keuntungan bila
pasien mempunyai
bayak teman dn
mereka
- Diskusikan kerugian
oang lain
- Jelaskan pengaruh
Latih berkenalan
cara berinteraksi
- Berikan contoh
berkenalan dengan
orang lain.
yang dilakukan
dihadapan perawat.
berinteraksi dengan
menunjukkan
kemajuan, tingkatkan
orang dst.
setiap
kemajuaniteraksi yang
pasien.
- Siap mendengarkan
ekspresi perasaan
pasien setelah
berinteraksi dengan
pasien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
menerus agar pasien
tetap
semangatmeningkatka
n interaksinya.
Masukkan jadwal
kegiatan pasien.
SP 2
lalu (SP 1)
secara bertahap
kegiatan pasien
SP 3
lebih
kegiatan pasien
Setelah … kali SP 1
fasilitas keluarga
pasien pasien
keluarga
- Follow up
- rujukan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Tn W
No register :
-klien mengatakan O:
mengalihkan maksimal
pandangan tuntas.
yang dimiliki.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Tn W
No register :
perawat perawat
bicara sekali-sekali. O:
DO : -Klien tampak
maksimal.
P : Menganjurkan
pasien melakukan
dimiliki.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Tn W
No register :
DO : O : Klien masih
- P : Melatih pasien
melakukan kegiatan
dengan kemampuan
yang dimiliki.
BAN IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian yang dilakukan didapatkan data pada kasus sesuai dengan yang
pengkajian pada klien. seperti Klien cendrung susah untuk diajak berbicara,
2. Dari data yang didapatkan penyebab masalah utama isolasi social : menarik
diri) Klien sudah mampu menyadari penyebab isolasi sosial dan mampu
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anna Budi Keliat, SKp. (2000). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3.Jakarta : EGC. 1998
Townsend. (1998). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for
Yogyakarta : Momedia