Anda di halaman 1dari 207

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr.

D DENGAN MASALAH UTAMA


HARGA DIRI RENDAH PADA KASUS SKIZOFRENIA DIRI
DI RUANG BUNGA RSJ ANGGREK
PROVINSI JAWA TENGAH

HALAMA

N DEPAN

DISUSUN OLEH:

RAHAYU NANANG KRESNAWAN

2004057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2021
LEMBARAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN


MASALAH UTAMA HARGA DIRI RENDAH PADA KASUS
SKIZOFRENIA DIRI DI RUANG BUNGA RSJ ANGGREK
PROVINSI JAWA TENGAH

Yogyakarta, Mei 2021

Mengetahui

Preseptor Akademik

STIKES Bethesda Yakkum


Yogyakarta

Ruthy Ngapiyem., S.Kp., M.Kes.

NIK:

II
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan laporan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Sdr. D dengan
masalah utama Harga Diri Rendah pada kasus Skizofrenia di ruang Bunga Rumah
Sakit Jiwa Anggrek Provinsi Jawa Tengah”.
Penyusunan laporan ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari
banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep.,Ns.,MAN selaku Ketua Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
praktik keperawatan jiwa.
2. Ibu Ethic Palupi., S. Kep., Ns., MNS., selaku Ketua Prodi Profesi Ners
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Ruthy Ngapiyem, S.Kp., M.Kes., selaku koordinator preceptor praktik
& Pembimbing Akademik stase keperawatan jiwa
4. Staff perpustakaan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah
menyediakan buku sumber yang diterbitkan.
5. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam laporan ini, penulis menyadari masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik untuk laporan ini.

Yogyakarta, Mei 2021


Penulis

III Rahayu Nanang K


DAFTAR ISI

HALAM
N JUDUL..................................................................................................................I
LEMBARAN PENGESAHAN...............................................................................II
KATA PENGANTAR............................................................................................III
DAFTAR ISI..........................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
1. Tujuan Umum............................................................................................3
2. Tujuan Khusus...........................................................................................3
C. Metode Pengumpulan Data...........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
A. Teori Medis...................................................................................................5
1. Definisi Skizofrenia...................................................................................5
2. Etiologi Skizofrenia...................................................................................5
3. Proses Terjadinya Masalah Skizofrenia....................................................7
4. Rentang Respon Skizofrenia.....................................................................8
5. Tanda dan Gejala Skizofrenia.................................................................10
6. Tipe Skizofrenia......................................................................................12
7. Fase-fase Skizofrenia..............................................................................13
8. Penatalaksanaan Skizofrenia...................................................................14
B. Teori Keperawatan Konsep Diri.................................................................16
1. Teori Konsep Diri...................................................................................16
2. Teori Harga Diri Rendah.........................................................................26
3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.......................................................32
4. Rencana Tindakan Keperawatan.............................................................35
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................50
A. Pengkajian...................................................................................................50
IV

B. Analisa data, Daftar Masalah, Pohon Masalah...........................................66


C. Daftar Diagnosa Keperawatan....................................................................68
D. Rencana Tindakan Keperawatan.................................................................69
E. Catatan Perkembangan (Implementasi dan Evaluasi)...............................132
BAB IV PENUTUP.............................................................................................155
A. Kesimpulan...............................................................................................155
B. Saran.........................................................................................................156
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................157
LAMPIRAN...............................................................................................................

V
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gangguan jiwa adalah pola psikologis yang diperlihatkan oleh individu


berupa distress, penurunan kualitas hidup, dan gangguan fungsi perilaku yang
terjadi tidak hanya terjadi pada hubungan antara orang itu tetapi hubungan
dengan masyarakat (Stuart 2013 dalam Latifah & Rahayu, 2020). Sesorang
bisa mengalami permasalahan dalam kejiwaan diantaranya adalah Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Menurut Kemenkes (2019) ODGJ adalah
orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang
termanifestasikan bentuk sekumpulan gejala dan/ atau perubahan perilaku
yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Permasalahan kesehatan jiwa
sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Menurut
Yusuf (2015) salah satu bagian orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah
skizofrenia.

Skizofrenia berasal dari kata Yunani yang bermakna "schizo" artinya terbagi,
dan terpecah, serta "phrenia" yang artinya pikiran, sehingga diartikan
pikirannya terbagi atau terpecah. Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa
berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi,
gangguan realitas (halusinasi atau waham), efek yang tidak wajar atau
tumpul, gangguan kognitif (tidak mampu berpikir abstrak), dan gangguan
suasa hati (Yusuf, 2015). Skizofrenia adalah penyakit gangguan jiwa berat
berupa hilangnya kontak dengan kenyataan dan kesulitan membedakan
hal yang nyata dengan yang tidak (Latifah & Rahayu, 2020)
1
2

Kejadian penderita gangguan sakit jiwa termasuk Skizoprenia didunia adalah


450 juta jiwa (Kemenkes, 2019). Menurut Riset Kesehatan Dasar (2018)
kasus Skizoprenia di Indonesia adalah 7 permil atau 7 º/ 00 rumah
tangga.Artinya per 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga dengan
Skizofrenia. Tingkat kematian yang disebabkan karena bunuh diri ini tidak
hanya meningkat tajam di Indonesia, akan tetapi seluruh dunia. Karena begitu
tingginya tingkat kematian yang disebabkan karena bunuh diri, setiap tanggal
10 Oktober diperingati sebagai ahri kesehatan mental. Data yang dirilis WHO
tahun 2016 menunjukkan setiap 40 detik, seseorang kehilangan nyawa karena
bunuh diri (Puspita & Erawati, 2020).

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktik keperawatan yang


menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan
diri sendiri sebagai secara terapeutik dalam meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan mental klien dan masyarakat di mana klien berada
(American Nurses Associations dalam Yosep dan Titin, 2016). Peran perawat
dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat
menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Masalah keperawatan pada klien gangguan jiwa yaitu halusinasi, harga diri
rendah, isolasi sosial, waham, resiko bunuh diri, perilaku kekerasan/risiko
perilaku kekerasan dan defisit perawatan diri.

Seiring dengan peradaban masalah manusia, maka masalah kehidupan


semakin kompleks pula. Masalah tersebut bisa berasal sendiri, maupun dari
faktor lain yakni gangguan pada fisik maupun mental akibat kemunculan
masalah tersebut. Gangguan fisik mungkin sudah umum terjadi dengan
sarana penunjangnya juga telah banyak tersedia diberbagai tempat, sedangkan
gangguan mental lebih sering dianggap tidak perlu dirawat dipelayanan
kesehatan dengan alasan keterbatasan pengetahuan dan prasarana (Stuart,
2016).
3

Peristiwa bullying atau tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti


seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun
psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya dapat
meninggalkan dampak yang serius, dampak yang mungkin dialami korban
bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti depresi,
kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa
(Sejiwa, 2008 dalam Zakiyah., dkk). Untuk itu, dibutuhkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak termasuk perawat agar memiliki harga diri
tinggi dan rasa percaya diri dalam individu tersebut. Perawat harus dapat
menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah,
baik menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik keperawatan jiwa, diharapkan ners muda dapat
memberikan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah utama
Harga Diri Rendah.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik keperawatan jiwa, diharapkan:
a. Ners muda mampu memahami konsep dasar dari gangguan jiwa,
tertutama pasien dengan skizofrenia.
b. Ners muda mampu melakukan pengkajian dengan berbagai metode
pengkajian keperawatan pada klien dengan masalah utama Harga
Diri Rendah.
c. Ners muda mampu merumuskan masalah keperawatan, analisa data
dan pohon masalah pada klien dengan masalah utama Harga Diri
Rendah.
d. Ners muda mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
dengan masalah utama Harga Diri Rendah.
e. Ners muda mampu menyusun rencana keperawatan pada klien
dengan masalah utama Harga Diri Rendah.
4

f. Ners muda mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien


dengan masalah utama Harga Diri Rendah.
g. Ners muda mampu melakukan evaluasi proses maupun hasil dari
tindakan keperawatan pada klien dengan masalah utama Harga Diri
Rendah.
h. Ners muda mampu melakukan dokumentasi keperawatan pada klien
dengan masalah utama Harga Diri Rendah.

C. Metode Pengumpulan Data


Pada asuhan keperawatan jiwa ini, penulis menggunakan beberapa cara untuk
mengumpulkan data, adapun cara-cara pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara
Metode wawancara adalah metode yang paling sering penulis gunakan.
Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data-data langsung
dari pasien. Wawancara dilakukan pada klien jika kondisi klien
memungkinkan, jika tidak perawat bisa menanyakan pada keluarga (saat
keluarga datang mengunjungi klien). Tujuannya ialah membina hubungan
saling percaya dengan pasien, sehingga pasien terbuka kepada perawat.
2. Observasi
Observasi berarti pengamatan. Banyak hal yang bisa diamati oleh
perawat saat berada di ruang rawat. Metode ini digunakan untuk
mensinkronkan antara sikap subjektif yang pasien tunjukan dengan
perilaku objektif pasien.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik perlu dilakukan karena gangguan jiwa sering sekali
disertai dengan masalah fisik yang sangat berpengaruh bagi kesehatan
jiwa, sebagai kesatuan yang utuh dan holistik, penulis pun menggunakan
metode ini untuk melakukan pengumpulan data.
4. Studi Dokumentasi
pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang ada misalnya status pasien yang
telah dibacakan oleh perawat. Pengumpulan data dari sumber buku yang
berhubungan dengan kasus yang dikelola.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Definisi Skizofrenia
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Schizein” yang artinya
retak atau pecah (split), dan “phren” yang artinya pikiran, yang selalu
dihubungkan dengan fungsi emosi. Dengan demikian seseorang yang
menderita skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa
atau keretakan kepribadian serta emosi (Sianturi, 2014).
Skizofrenia adalah suatu gangguan yang bertahan selama 6 bulan yang
meliputi satu bulan fase gejala aktif (misalnya, mengalami dua atau
lebih gejala berikut: delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terarah,
perilaku katatonik, gejala negatif) dikutif dari American Psyhiatric
Association/ APA tahun 2000 (Tumangor, 2018)
2. Etiologi Skizofrenia
Menurut Tumangor (2018) beberapa penyebab skizofrenia yaitu
a. Faktor Genetik
Faktor genetik berperan besar terhadap kejadian skizofrenia.
Kecenderungan untuk menderita skizofrenia berkaitan dengan
kedekatan seseorang secara genetik.
b. Faktor Biokimia
Salah satu hipotesis mengenai penyebab skizofrenia adalah
dikarenakan aktivitas dopaminergik yang terlalu tinggi. Teori ini
terkait efektivitas obat-obatan antipsikotik dalam meredam efek
psikosis. Selain itu, obat-obatan yang meningkatkan kerja dopamin
c. Neuropatologi

1
1

Keilmuan neuropatologi berdasarkan pada abnormalitas neurokimia


orak pada korteks serebral, talamus dan batang otak. Kehilangan
volume otak yang signifikan pada penderita skizofrenia tampaknya
menimbulkan pengurangan densitas akson, dendrit, sinaps yang erat
kaitannya dengan fungsi asosiasi otak
d. Sirkuit Saraf
Hipotesis sirkuit saraf menghubungkan fungsi dan metabolisme dari
abnormalitas prefrontal cortex yang mengakibatkan disfungsi sirkuit
anterior cingulated basal ganglia thalamocortical. Hal ini
mengakibatkantimbulnya gejala positif pada skizofrenia. Selain itu,
abnormalitas korteks prefrontal juga mengakibatkan disfungsi
dorslateral yang mengakibatkan timbulnya gejala negatif pada
skizofrenia.
e. Metabolik Otak
Studi dengan magnetic resonance spectroscopy menunjukan bahwa
terdapat kadar fosfomonoester dan fosfat inorganik yang rendah pada
penderita skizofrenia.
f. Applied Electrophysiology
Studi elektroensefalografis menunjukan bahwa terdapat penurunan
aktivitas alfa, peningkatan beta dan aktivitas delta pada skizofrenia.
Hal ini mengakibatkan kemungkinan aktivitas epilepsi dan
abnormalitas otak kiri. Penderita skizofrenia juga menunjukan
ketidakmampuan untuk menyaring suara dan sangat sensitif terhadap
suara ribut. Banyaknya suara mengakibatkan penderita sulit
berkonsentrasi dan mungkin menjadi faktor terjadinya halusinasi
pendengaran.
g. Disfungsi gerak mata
Penelitian menunjukan bahwa skizofrenia menunjukan gerakan
abnormal mata 50-80 persen dibandingkan dengan penderita
gangguan jiwa yang bukan skizofrenia
h. Psikoneuroimunologi
2

Abnormalitas sistem imun tubuh dikaitkan dengan skizofrenia. Hal ini


bisa dilihat dari peningkatan produksi T-Cell interleukin dan
pengurangan respons limfosit periferal. Walaupun belum ditemukan
data yang valid akan infeksi virus yang bersifat neurotoksik yang bisa
saja terjadi selama fase prenatal penderita skizofrenia, namun
beberapa kasus menunjukan bahwa ibu hamil mengalami influenza
pada saat masa infeksi virus sedang terjadi, mempunyai anak yang
beresiko menderita skizofrenia.

3. Proses Terjadinya Masalah Skizofrenia


Menurut Yosep (2011), di dalam otak terdapat milyaran sambungan sel.
Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun
menerima pesan dari sumbungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut
melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitters yang membawa
pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang
lain. Didalam otak yang terserang skizofrenia, terdapat kesalahan atau
kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Pada orang normal, sistem switch pada otak bekerja dengan normal.
Sinyal-sinyal persepsi yang datang dikirim kembali dengan sempurna
tanpa gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemikiran, dan
akhirnya melakukan tindakan sesuai kebutuhan saat itu. Pada otak klien
Schizophhrenia, sinyal-sinyal yang dikirim mengalami gangguan
sehingga tidak berhasil mencapai sambungan sel yang dituju.
Skizofrenia terbentuk secara bertahap dimana keluarga dan klien tidak
menyadari ada suatu yang tidak beres dalam kurun waktu yang lama.
Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhirnya menjadi skizofrenia
yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara perlahan-
lahan ini bisa saja menjadi skizofrenia acute. Periode skizofrenia akut
adalah gangguan yang singkayt dan kuat, yang meliputi halusinasi,
penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan berfikir.
3

Kadang kala skizofrenia menyerang secra tiba-tiba. Perubahan perilaku


yang sangat dramatis terjadi dalam beberapa hari atau minggu. Serangan
yang mendadak selalu memicu terjadinya periode akut secara tepat.
Beberapa penderita mengalami gangguan seumur hidup, tapi banyak juga
yang bisa kembali hidup secara normal, dalam periode akut tersebut.
Kebanyakan didapati bahwa mereka dikucilkan, menderita depresi yang
hebat, dan tidak dapat berfungsi sebagaimana layaknya orang normal
dalam lingkungannya. Dalam beberapa kasus, serangan dapat meningkat
menjadi apa yang disebut skizofrenia kronis. Klien menjadi buas,
kehilangan karakter sebagai manusia dalam kehidupan sosial, tidak
memiliki motivasi sama sekali, depresi, dan tidak memiliki kepekaan
tentang perasaannya sendiri.

4. Rentang Respon Skizofrenia

Respon Adaptif Respon Maladaptif

1. Pikiran logis 1. Pikiran kadang 1. Gangguan


Menyimpang pikiran
atau waham
2. Persepsi akurat 2. Ilusi 2. Halusiansi
3. Emosi konsisten 3. Reaksi 3. Kesulitan untuk
dengan emosional memproses
pengalaman berlebihan atau emosi
4. Perilaku sesuai kurang 4. Ketidakakuratan
5. Hubungan sosial 4. Perilaku aneh perilaku
atau tak lazim 5. Isolasi sosial
5. Menarik diri

(Sumber : Stuart and Sudden, 2009)


a. Respon adaptif
1)Pikiran logis
Pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima oleh akal.
2)Respon akurat
Pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat.
4

3)Perilaku sesuai
Kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu
tersebut diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak
bertentangan dengan moral.
4)Hubungan sosial
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan ditengah
– tengah masyarakat (Stuart, 2009).
b. Respon transisi
1)Distorsi fikiran
Kegagalan dalam mengabstrakan dan mengambil keputusan
2)Ilusi
Persepsi atau respon yang salah terhadap stimulasi sensori.
3)Reaksi emosi berlebihan atau berkurang
Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.
4)Perilaku aneh dan atau tidak sesuai
Perilaku aneh yang tidak enak dipandang, membingungkan,
kesukaran mengolah dan tidak kenal orang lain.
5)Menarik Diri
Perilaku menghindar dari orang lain (Stuart, 2009).
c. Respon maladaptif
1)Gangguan pikiran atau delusi
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita sosial
2)Halusinasi
Persepsi yang salah terhadap ranngsangan.
3)Sulit berespon emosi
Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk
mengalami kesenangan, kebahagiaan, keakraban dan kedekatan.
4)Perilaku disorganisasi
Ketidakselarasan antara perilaku dan gerakan yang dirimbulkan.
5

5)Isolasi sosial
6

5.Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain


menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Stuart, 2009).Tanda dan
Gejala Skizofrenia
Skizofrenia dibagi berdasarkan tanda-gejala khusus yang ditunjukan oleh
penderita. Menurut APA (2000) dalam Tumangor (2018), karakteristik
gejala yang harus ada untuk menegakan skizofrenia yaitu:
a. Karakteristik gejala, Menurut Yosep (2011) menyatakan gejala
serangan skizofrenia dibagi menjadi 2 yaitu gejala positif dan negatif:
1)Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak
tidak mampu menginterprestasika dan merespos pesan atau
rangsangan yang datang. Klien skizofrenia mungkin mendengar
suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau
mengalami suatu sensasi yang tidak bisa pada tubuhnya. Auditory
hullucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu klien
merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadng suara ini
dirasakan menyejukan hati, memberi kedamaian, tapi kadang
suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang berbahaya
seperti bunuh diri.
Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam
menginterprestasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan
kenyataan. Beberapa penderita skizofrenia berubah menjadi
paranoid. Mereka selalu merasa sedang diamat-amati, diintai atau
hendak diserang.
Kegagalan berpikir mengarah kepada masalah dimana klien
skizofrenia tidak mampu memproses dan mengatur pikirannya.
Kebanyakan klien tidak mampu memahami hubungan antara
kenyataan dan logika. Karena klien skizofrenia tidak mampu
mengatur pikirannya membuat mereka berbicara secara
serampangan dan tidak bisa ditangkap secara logika.
Ketidakmampuan dalam berpikir mengakibatkan
ketidakmampuan mengendalikan emosi dan perasaan. Hasilnya,
kadang penderita skizofrenia tertawa atau berbicara sendiri
dengan keras tanpa memperdulikan sekelilingnya.
Semuanya itu membuat penderita skizofrenia tidak bisa
memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak mengerti
apa itu manusia,. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir,
dimana dia berada dan sebagainya
2)Gejala negatif
Klien skizofrenia kehilangan motivasi dan apatis berarti
kehilangan energi dan minat dalam hidup yang membuat klien
menjadi orang yang malas. Karena klien skizofrenia hanya
memiliki energi sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal
yang lain selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat
emosi klien skizofrenia menjadi datar. Kliem skizofrenia tidak
memiliki ekspresi baik dari raut muka maupun gerakan
tangannya, seakan-akan diatidak memiliki emosi apapun. Tapi
bukan berarti klien skizofrenia tidak bisa merasakan perasaan
apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan
perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan
mereka.
Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan
berharap, selalu menjadi bagian dari hidup klien skizofrenia.
Mereka tidak merasa memiliki perilaku yang menyimpang,
tidak bisa membina hubungan relasi dengan orang lain, dan
tidak mengenal cinta. Perasaan depresi adalah sesuatu yang
sangat menyakitkan. Disamping itu, perbahan otak secara
biologis juga memberi andil dalam depresi. Depresi yang
berkelanjutan akan membuat klien skizofrenia menarik diri
dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila sendiri.
b. Disfungsi sosial/pekerjaan
Sejak terjadinya gangguan, satu atau lebih fungsi kehidupan sehari-
hari seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau bahkan
perawatan diri menjadi terganggu dan bahkan tidak bisa melakukan
fungsi-fungsi di atas seperti biasanya (jika terjadi pada anak-anak
atau pada usia remaja, maka klien biasanya terganggu pada hubungan
interpersonal, akademik, dan pencapaian prestasi)
c. Tidak terdapat gejala medis umum atau gejala gangguan jiwa karena
diakibatkan penyalahgunaan zat terlarang: gangguan skizofrenia tidak
diakibatkan oleh efek fisiologis penyalahgunaan zat (misalnya,
penyalahgunaan zat, terapi obat-obatan) atau karena kondisi medis
umum lainnya.
d. Hubungan dnegan perkembangan pervasif
Jika terdapat riwayat autisme atau gangguan perkembangan pervasif
lainnya, diagnosis skizofrenia hanya ditegakkan jika terdapat gejala
halusinasi dan delusi setidaknya selama sebulan (atau kurang dari
sebulan jika pengobatan berhasil)
6. Tipe Skizofrenia
Menurut Tumanggor (2018) Tipe-tipe skizofrenia, yaitu:
a. Tipe Paranoid
Ciri khas ini adalah ciri khas halusinasi pendengaran dan delusi yang
bertahan. Karakteristik khas tampak pada penderita skizofrenia
dengan tipe paranoid adalah melanjutkan satu atau lebih delusi atau
halusinasi pendengaran yang kontinu. Namun, penderita tidak
menunjukan gejala-gejala seperti; pembicaraan yang tidak terarah,
perilaku tidak terarah/katatonik atau afek datar/afek yang tidak sesuai
b. Tipe yang tidak terorganisasi
Penampakan khas dari tipe skizofreniamodel ini adalah adanya
pembicaraan dan perilaku yang tidak terarah. Selain itu, adanya efek
datar atau efek yang tidak sesuai. Namun, perilaku yang muncul dari
penderita ini bukalah perilaku yang bersifat katatonik
c. Tipe Katatonik
Karakteristik skizofrenia tipe katatonik yaitu:
1)Imobilitas motorik yang ditunjukan dengan katalepsi (termasuk
waxy flexibility) atau stupor
2)Aktivitas motorik yang berlebihan, dimana aktivitas tersebut tidak
bertujuan dan tidak dikarenakan adanya stimulus eksternal
3)Perilaku negatif yang ekstrim, dimana penderita cenderung untuk
tidak termotivasi terhadap instruksi atau mempertahankan posisi
diam/autisme
4)Gerakan aneh yang ditunjukan dengan posisi tubuh yang tidak
biasa
d. Tipe tidak terdeteksi
Penampakan khas dari tipe ini adalah tanda dan gejala skizofrenia
untuk kriteria A, namuun tidak dijumpai tanda dan gejala untuk tipe
paranoid, tipe disorgnisasi maupun tipe katatonik
e. Tipe residual
Karakteristik khas tipe ini :
1)Ketiadaan delusi dan halusinasi yang bertahan. Selain itu juga
tidak dijumpai adanya pembicaraan yang tidak terorganisasi
maupun perilaku yang katatonik
2)Adanya gangguan yang berkesinambungan yang dutunjukan
dengan adanya gejala negatif atau adanya dua atau lebih gejala
skizofrenia pada kriteria A. kemudian, penderita juga
menunjukkan kepercayaan yang aneh maupun pengalaman/
persepsi yang tidak biasa.
7. Fase-fase Skizofrenia
Menurut Sianturi (2014), perjalanan penyakit skizofrenia dapat dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Fase Prodromal
Biasanya timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu,
bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi
jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi pekerjaan, fungsi
sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri.
Perubahan-perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat
resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan “orang ini tidak
seperti yang dulu”. Semakin lama fase prodromal semakin buruk
prognosisnya.
b. Fase Aktif
Gejala positif/psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik,
inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir
semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat
pengobatan gejala-gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat
mengalami eksaserbasi atau terus bertahan. Fase aktif akan diikuti
oleh fase residual.
c. Fase Residual
Gejala-gejala fase ini sama dengan fase prodromal tetapi gejala
positif/psikotiknya sudah berkurang. Di samping gejala-gejala
yang terjadi pada ketiga fase di atas, pendenta skizofrenia juga
mengalami gangguan kognitifberupa gangguan berbicara spontan,
mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif (atensi,
konsentrasi, hubungan sosial).
8. Penatalaksanaan Skizofrenia
Pada penderita skizofrenia memdapatkan terapi farmakologis. Umumnya
para dokter memberikan antipsikotik untuk meredakan efek gejala positif
(halusinasi dan delusi) yang diderita klien (Tumanggor, 2018):
a. Obat Antipsikotik (Typical dan Atypical Antipsychotic Drugs)
Obat-obatan antipsikotik pada penderita skizofreniadibagi atas dua
golongan besar. Pertama, typical antipsychotic drugs/dopamin
receptor antagonist atau biasa disebut obat antipsikotik tradisional,
misalnya: haloperidol, chlorpromazine/CPZ, trifluoroperazine,
flupentixol dan droperidol. Kedua, antipsychotics (SDA). Untuk
gelongan obat-obatan antipsikotik golongan tradisional, obat ini
bekerja dengan menghambat kerja reseptor dopamin di otak,
mencegah penyampaian pesan yang ditransmisikan sepanjang sinaps
oleh neurotransmiter. Obat ini terbukti efektif dalam mengurangi
gejala postif skizofrenia, tatapi obat ini menghambat aktivitas
dopamin di bagian otak yang bernama striatum sehingga
mengakibatkan efek samping ekstrapiramidal seperti sindrom
parkinson, distonia, akathisia, dan tardive dykinesia. Bahkan obat
golongan ini juga menghambat reseptor (serotonin dan histamin) di
otak sehingga mengakibatkan efek samping antikolinergik, seperti
mulut kering, gangguan pengelihatan, konstipasi, gangguan
konsentrasi, dan mengganggu proses kognisi yang bisa menyebabkan
sedasi dan risiko perubahan tekanan darah.
Selain itu, obat-obatan antipsikotik golongan pertama/typical
antipsychotic adalah obat yang digunakan untuk menekan gejala
negatif dan gejala positif sebagai respons dari penyakit skizofrenia.
Dalam pemberian obat jenis ini, sering sekali timbul efek samping
ekstrapiramidal, sehingga dalam pemberiannya obat ini sering
dikombinasikan dengan obat-obatan antikolinergik dan amantadine.
Pada umumnya antikolinergik digunakan untuk merawat efek
samping obat yang menyebabkan gangguan pergerakan.
b. Serotonin Dopamin Antagonists Atypical Antipsychotics (SDA)
Merupakan obat-obatan antipsikotik atipikal yang disebut sebagai
generasi kedua yang meliputi: Risperidone (Risperdal), Olanzapine
antara lain : Zyprexa, Quetiapine (Seroquel), Clozapine (Clozaril),
Ziprasidone (Geodon), dan Aripiprazole (Abilify). Disebut SDA
karena obat-obatan golongan ini memiliki jumlah serotonin tipe-2 dan
reseptor dopamin D2 lebih tinggi dibandingkan obat-obatan jiwa
golongan tipikal yang disebut Dopamine Receptor Antagonists
(DRAs). Semua obat-obatan SDA mempunyai karakteristik sebagai
berikut.
1)Rendah reseptor D2 penghambat dibandingan golongan DRA yang
mempunyai reseptor D2 penghambat tinggi.
2)Efek samping ekstrapiramidal dan tardive diskinesia rendah
dibanding golongan atipikal?
3)Efektif untuk perawatan skizofrenia, maniak akut,
4)Kemungkinan untuk mengalami kekambuhan lebih sedikit
5)Rendah angka hospitalisasi
6)Efektif untuk manajemen pada episode awal psikotik
B. Teori Keperawatan Konsep Diri
1. Teori Konsep Diri
a. Definisi Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sudeen (1998) dalam Muhith (2015), Konsep diri
adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tntang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhungan
dengan orang lain
b. Dimensi Konsep Diri
Konsep diri yang ideal sangat berpengaruh dalam diri individu karena
bila reaksi lingkungan memiliki intensitas yang tinggi, maka akan
semakin kuat pula konsep diri tersebut. Sebaliknya, bila reaksi
lingkungan menjadi lemah, maka akan semakin berkurang atau lemah
konsep diri tersebut. Dengan demikian, dapat dijelaskan lebih terinci
bahwa dalam konsep diri akan tergabung dalam beberapa dimensi
tentang diri yang satu sama lain ada terkaitan yang mendalam.
Menurut Allen (Stuart dan Sunden, 1998) dalam Muhith (2015),
dimensi konsep diri terbagi menjadi empat bagian yang terdiri atas:
1) Konsep diri aktual
Konsep diri ini dapat dinyatakan sebagai persepsi yang realistis
terhadap diri kita sendiri. Ada juga yang menyatakan bahwa
konsep diri aktual adalah persepsi nyata kita pada diri kita
sendiridan persepsi yang saya gambarkan pada orang lain, seperti
status sosial, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Ketika
kita menyatakan misalnya “saya mahasiswa UT semester 3”,
maka kita sedang mengungkapkan konsep diri aktual kita.
2) Konsep diri ideal
Konsep diri ideal merupakan persepsi seseorang atas dirinya
harus seperti apa tampaknya. Ketika kita memutuskan untuk
meneruskan pendidikan di UT ini, merupakan keputusan yang
berupaya untuk menunjukan konsep diri yang ideal. Dengan
konsep didi ideal itulah kita berusaha dan berjuang untuk
terus memperbaiki kemampuan dan kehidupan kita. Usaha
memperbaiki dan meningkatkan itu bisa dilakukan dalam
bidang pekerjaan, keterampilan atau pendidikan. Tindakan-
tindakan yang kita lakukan itu bisa dipandang sebagai upaya
untuk mendekatkan pada kondisi yang mendekati konsep diri
ideal itu dengan nilai konsep diri aktualnya. Oleh karena
manusia pada dasarnya ingin agar konsep diri aktualnya
memiliki karakteristik yang sama atau mendekati konsep diri
idealnya. Apabila kedua konsep diri ini berjauhan, maka
individu akan berupaya untuk mencapai konsep diri yang
ideal. Misalnya, mengikuti pendidikan lanjutan di UT karena
kita mengidealkan konsep diri yang baik itu antara lain
diwujudkan dalam bentuk bisa menyelesaikan pendidikan S-1
atau memiliki gelar sarjana. (Muhith, 2015)
3) Konsep diri pribadi (Private)
Merupakan gambaran bagaimana kita menjadi diri kita sendiri.
Kita berusaha untuk menunjukan bahwa kita bertindak sebagai
orang yang ramah, bersahabat, kreatif atau menyukai tantangan.
Misalnya, dlam konsep diri pribadi, kita digambarkan
menggemari tantangan sehingga mengikuti pendidikan ilmu
komunikasi di UT. Kita merasa tertantang untuk menggeluti
disiplin ini karena banyak diperlukan di dunia kerja atau
mendekatkan kita pada dunia yang kita dambakan yakni
berkecimpung dalam karier sebagai profesional komunikasi.
(Muhith, 2015)
4) Konsep diri sosial
Konsep diri sosial pada dasarnya berkaitan dengan relasi kita
pada sesama. Kita ingin agar orang lain memandang kita
sebagai orang yang cerdas, menarik, baik hati, peduli pada
nasib orang atau memiliki kemampuan menjalankan tugas-
tugas pelik. Keinginan kita untuk menjadi seperti ini
merupakan wujud konsep diri sosial. Dalam konsep diri sosial
ini tercermin bagaimana kita ingin dipandang oleh orang ain
sebagai bagian dari satu kelompok masyarakat. (Muhith,
2015)
c. Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri merupakan satu proses. Ini merupakan bagian dari diri
kita dalam proses menjadi (becoming). Prosesnya dimulai dengan
perkembangan (Muhith, 2015)
Usia 0-1 tahun Trust, berhubungan dengan lingkungan
Usia 1–3 tahun Belajar dan mengontrol bahasa, memulai berktivitas
mandiri dan otonomi, menyukai diri sendiri,
menyukai tubuh sendiri.
Usia 3–6 tahun Berinisiatif, mengenal gender, meningkatkan
kesadaran diri, meningkatkan kemampuan bahasa
Usia 6-12 tahun Berhubungan dengan kelompok sebaya, tumbuh
harga diri dengan kemampuan baru yang dimiliki,
menyadari kekurangan dan kelebihan
Usia 12-20 tahun Menerima perubahan tubuh, eksplorasi tujuan dan
masa depan, merasa positif pada diri sendiri,
memahami hal-hal terkait seksualitas
Usia 20-40 tahun Hubungan yang intim dengan pasangan, keluarga
dan orang-orang terpenting, stabil, positif pada diri
sendiri
Usia 40-60 tahun Dapat menerima kemunduran, mencapai tujuan
hidup, menunjukan proses penuaan
Usia 60 tahun ke Perasaan positif, menentukan makna hidup, melihat
atas kepada kelanjutan keturunannya.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Konsep Diri


Menurut Muhith, (2015) berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan konsep diri adalah sebagai berikut:
1) The significant others, yaitu orang lain yang kita anggap penting
atau biasa, dimana konsep diri diprlajari melalui kontak dan
pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui
cermin orang lain dengan cara pandangan diri merupakan
interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri sendiri.
Sebagai contoh anak sangat dipengaruhi orang yang dekat,
remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya.
Pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup
atau pengaruh sosial budaya akan mempengaruhi konsep diri
sepanjang hidup kita, selalu saja ada orang yang kita anggap
penting dan berpengaruh pada diri kita sehingga akan
membentuk konsep diri seseorang. Pertama-tama orang yang
mempengaruhi konsep diri kita adalah orang tua kita. Semua
manusia akan memandang penting orang tua sehingga orang tua
bisa dikatakan sebagai pemberi pengaruh yang pertama dan
utama bagi pembentukan konsep diri kita. Ketika mulai
memasuki usia TK, kita mengenal significant others lain,
biasanya guru, begitu seterusnya, sepanjang hidup kita bertemu
dengan orang-orang yang kita anggap berpengaruh besar pada
diri kita.
2) Reference group, yaitu kelompok yang dipakai sebagai acuan.
Kelompok tersebut memberi arahan dan pedoman agar kita
mengikuti perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku
dalam kelompok tersebut. Ini terkait dengan salah satu sifat
manusia yang selalu hidup dalam kelompok. Tidak ada manusia
yang hidup menyendiri, kecuali karena terpaksa. Semua manusia
membutuhkan orang lain. Kelompok-kelompok tersebut kita
ikuti secara sukarela. Kelompok acuan itu mempengaruhi
pembentukan konsep diri kita. Misalnya, kelompok pecinta alam
yang kita ikuti, kelompok penggemar motor tua, dan kelompok
yang memiliki hobi yang sama. Semua itu akan memberi
pengaruh pada pembentukan kansep diri. Kita menjadi mengikuti
irama kelompok itu sesuai dengan aturan yang diberlakukan.
3) Teori perkembangan, konsep diri belum ada waktu lahir,
kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai
mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam
melakukan kegiatannya, memiliki batasan diri yang terpiasah
dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi
lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh,
nama panggilan, pengalaman budaya dan hubungan
interpersonal, kemampuan pada area tertente yang dinilai oleh
diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan
merealisasi potensi yang nyata. (Muhith, 2015)
4) Self perception (persepsi diri sendiri), yaitu persepsi individu
terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu
terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat
dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif
sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari
perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat
berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual, dan penugasan
lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat
dari hubungan individu dan sosial yang terganggu. Menurut
Stuart dan Sundeen, penilaian tentang konsep diri dilihat
berdasarkan rentang respon konsep diri. (Muhith, 2015)
Kepribadian yang sehat :
Bagaimana individu berhubungan dengan orang lain merupakan
inti dari kepribadian. Kepribadian tidak cukup diuraikan melalui
teori perkembangan dan dinamika diri sendiri. Berikut ini adalah
pengalaman yang akan dialami oleh individu yang mempunyai
kepribadian yang sehat.
a) Gambaran diri yang positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan
perhatian yang sesuai dengan kesehatan diri. Termasuk
persepsi saat ini dan yang lalu, akan diri sendiri, perasaan
tentang ukuran, fungsi penampilan dan potensi. (Muhith,
2015)
b) Ideal diri realistis
Individu yang mempunyai ideal diri yang realitas akan
mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai. (Muhith, 2015)
c) Konsep diri positif
Konsep diri positif menunjukkan bahwa individu akan sukses
dalam hidupnya. (Muhith, 2015)
d) Kepuasan penampilan peran
Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat
berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat
kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain
dan membina hubungan interdependen. (Muhith, 2015)
e) Identitas jenis
Individu merasakan keunikan dirinya, yang memberikan arah
kehidupan dan mencapai keadaan. (Muhith, 2015)
e. Rentang Respon Konsep Diri
Respon Adaktif Respon Maladaktif
Aktualisasi Konsep Harga diri Kerancuan Depersonalisasi
diri diri positif rendah identitas
Keterangan:
1)Aktualisasi diri, merupakan pernyataan tentang konsep diri yang
positif yang dilatar belakangi dengan adanya pengalaman yang
nyata, sukses dan diterima.
2)Konsep diri positif, merupakan kondisi individu yang memiliki
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
3)Harga diri rendah, merupakan transisi atau peralihan dari respon
konsep diri adaptif dengan respon konsep diri maladaptif.
4)Kerancuan identitas, merupakan kegagalan individu dalam
mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke
dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa
dewasa yang harmonis.
5)Depersonalisasi, yaitu perasaan yang tidak realistis dan merasa
asing dengan diri sendiri yang berkaitan dengan ansietas,
kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang
lain.
(Nurhalimah, 2016)
f. Pembagian Konsep Diri
Pembagian konsep diri tersebut dikemukan oleh Stuart dan Sundeen
(1995) dalam Muhith (2015), yang terdiri dari:
1)Citra Tubuh
Gambaran diri adalah sikap sesorang terhadap tubuhnya
secara sadar atau tidak sadar. Siakp ini mencangkup persepsi
dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan, dan
potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru
setiap individu.

Respon Syok Merupakan reaksi emosional terhadap


Adaktif Psikologis dampak perubahan dan dapat terjadi
pada saat pertama tindakan. Syok
psikologis digunakan sebgai reaksi
terhadap ansietas. Informasi yang terlalu
banyak dan kenyataan perubahan tubuh
membuat klien menggunakan
mekanisme pertahanan diri seperti
mengingkari, menolak, dan proyeksi
untuk mempertahankan keseimbangan
diri.
Menarik Klien menjadi sadar akan kenyataan,
diri ingin lari dari kenyataan, tetapi karena
tidak mungkin maka klien lari atau
menghindar secara emosional. Klien
menjadi pasif, tergantung, tidak akan
memotivasi dan keinginan untuk
berperan dalam perawatannya.
Penerimaan/ Setelah klien sadar akan kenyataan,
pengakuan maka respon kehilangan atau berduka
secara muncul. Setelah fase ini klien mulai
bertahap melakukan reintegrasi dengan gambaran
diri yang baru.
Respon 1. Menolak untuk melihat dan
Maladapti menyentuh bagian yang berubah
f 2. Tidak dapat menerima perubahan
struktur dan fungsi tubuh
3. Mengurangi kontak sosial sehingga
terjadi penarikan diri
4. Perasaan atau pandangan negatif
terhadap tubuh
5. Preokupasi dengan bagian tubuh
atau fungsi tubuh yang hilang
6. Mengungkapkan keputusasaan
7. Mengungkapkan ketakutan ditolak
8. Depersonalisasi
9. Menolak penjelasan tentang
perubahan tubuh

2) Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian
personal tertentu. Gangguan ideal diri yang samar dan tidak jelas
dan cenderung menuntut. Standar dapat berhubungan dengan tipe
orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita,
nilai-nilai yang ingin dicapai. (Muhith, 2015)
Faktor yang mempengaruhi ideal diri adalah:
a) Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas
kemampuannya
b) Faktor budaya akan mmpengaruhi individu menetapkan ideal
diri
c) Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil,
kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri
dari kegagalan, perasaan cemas, dan rendah diri
d) Kebutuhan yang realistis
e) Keinginan untuk menghindari kegagalan
f) Perasaan cemas dan renadah diri
3) Peran
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial
yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai
kelompok sosial. Tidap individu mempunyai berbagai fungsi
peran yang terintegrasi dalam pola fungsi individu. Peran adlah
sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. (Muhith, 2015)
Faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan
peran
a) Kejelasan perilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan
peran
b) Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang
dilakukan
c) Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang diemban
d) Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku
peran
e) Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidaksesuaian
perilaku peran
4) Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua
aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh.
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat
akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain.
Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri),
kemampuan, penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat
mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang
sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan
konsep diri. (Muhith, 2015)
Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin. Perasaan
dan perilaku yang kuat akan identitas diri individu dapat ditandai
dengan:
a) Memandang dirinya secara unik
b) Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain
c) Merasakan otonomi: menghargai diri, percaya diri, mampu
diri, menerima diri, dan dapat mengontrol diri
d) Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran, dan
konsep diri. (Muhith, 2015)
5) Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perialku memenuhi ideal diri.
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang
rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal,
maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri
sendiri dan orang lain. Aspek utama adalh dicintai dan menerima
penghargaan dari orang lain. Gangguan haga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah
dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self
evaluasi yang telah berlangsung lama) dan dapat diekspresikan
secara langsung atau tidak langsung. (Muhith, 2015)
Faktor yang mempengaruhi gangguan harga diri :
a) Perkembangan individu
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti
penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai
dan mengakibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan
gagal untuk mencintai orang lain. Pada saat anak
berkembang lebih besar, anak mengalami kurangnya
pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang yang dekat
atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu
tidak dipercaya untuk mandiri dan memutuskan sendiri akan
bertanggung jawab terhadap perilakunya.
b) Sikap orang tua yang terlalu mengatur
Sikap orang tua yang terlalu mengatur dan mengontrol,
membuat anal merasa tidak berguna
c) Ideal diri tidak realistis
Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa
tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia
membuat standar yang tidak dapat dicapai, seperti cita-
cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis yang pada
kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu
menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan
hilang. Gangguan fisik dan mental dapat membuat
individu dan keluarga merasa rendah diri. Sistem
keluarga yang tidak berfungsi. (Muhith, 2015)
2. Teori Harga Diri Rendah
a. Definisi Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
rendah diri, yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. (Keliat & Akemat, 2012)
Barry (2003) dalam Yosep (2011) mengemukakan harga diri rendah
adalah menolak dirinya sendiri, merasa tidak berharga, dan tidak
dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri. Individu gagal
menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita
b. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah
Harga diri rendah kronis merupakan lanjutan dari gangguan pada diri
klien yang terjadi akibat harga diri rendah situasional yang tidak
terselesaikan atau ketidakadaan feed back (umpan balik) yang positif
dari lingkungan terhadap perilaku klien sebelumnya. Respon negatif
dari lingkungan juga memiliki peran terhadap gangguan harga diri
rendah kronis.Pada awalnya klien dihadapkan dengan stresor (krisis)
dan berusaha untuk menyelesaikannya tetapi tidak tuntas.
Ketidaktuntasan itu menimbulkan evaluasi diri bahwa ia tidak
mampu atau gagal menjalankan peran dan fungsinya. Evaluasi diri
yang negatif karena merasa gagal merupakan gangguan harga diri
rendah situasional yang berlanjut menjadi harga diri rendah kronis
akibat tidak adanya respon positif dari lingkungan pada klien (Sutejo,
2019)
c. Tipe Harga Diri Rendah
Menurut Damayanti (2012) harga diri rendah ada secara situasional
dan konis, yaitu:
1)Harga diri rendah situasional, terjadi terutama yang tiba-tiba,
misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami atau istri,
perasaan malu karena sesuatu (korban pemerkosaan)
2)Harga diri rendah kronis, yaitu perasaan negatif terhadap diri yang
berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien
mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang
kronik atau pada klien gangguan jiwa.
Menurut Nanda (2018) Harga diri rendah secara situasional dan
kronis, yaitu:
1)Situasional, yaitu munculnya persepsi negatif tentang makna diri
sebagai respons terhadap situasi saat ini, misalnya gangguan citra
tubuh, gangguan peran sosial, perilaku tidak konsisten dengan
nilai, penurunan kontrol terhadap lingkungan, ketidakadekuatan
pemahaman, pola ketidakberdayaan, harapan diri tidak realistik
2)Kronis, yaitu evaluasi diri/perasaan negatif tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan, misalnya
ketidaksesuaian budaya, kurang kasih sayang, kurang rasa
memiliki, kurang keanggotaan dalam kelompok, kurang respek
dari orang lain, koping terhadap kehilangan tidak efektif, merasa
persetujuan orang lain tidak cukup, ketidaksesuaian spiritual.
Menurut SDKI (2017) Harga diri rendah secara situasional dan
kronis, yaitu:
1)Situasional, yaitu evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi
saat ini, misalnya perubahan citra tubuh, perubahan peran sosial,
ketidakadekuatan pemahaman, perilaku tidak konsisten dengan
nilai, kegagalan hidup berulang, riwayat kehilangan, riwayat
penolakan, riwayat perkembangan.
2)Kronis, yaitu evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak
berdaya yang berlangsang dalam waktu lama dan terus menerus,
misalnya terpapar situasi traumatis, kegagalan berulang,
kurangnya pengakuan dari orang lain, ketidakefektifan mengatasi
masalah kehilangan, gangguan psikiatri, penguatan negatif
berulang, ketidaksesuaian budaya.
d. Penyebab Harga Diri Rendah
Menurut Stuarat dan Laraia (2008) dalam Nurhalimah (2016),
penyebab harga diri rendah yaitu faktor predisposisi dan presipitasi :
1)Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah
meliputi:
a) Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya
riwayat penyakit kronis atau trauma kepala merupakan
merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa.
b) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya
harga diri rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang
terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan
berulang, kurang mempunyai tanggungjawab personal dan
memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain
merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa.
Selain itu pasiendengan harga diri rendah memiliki
penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya,
mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri
yang tidak realistis.
c) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri
rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan
terhadap klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang
rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada
tahap tumbuh kembang anak.
2)Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara
lain:
a) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan
pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan,
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi
pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan.
b) Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan
karena
(1) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa
kanak-kanak ke remaja.
(2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
(3) Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran
dari kondisi sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan
antara lain karena kehilangansebahagian anggota tuhuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi
tubuh.Atau perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal, prosedur medis dan
keperawatan.
e. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
Menurut Nurhalimah (2016), Ungkapan negatif tentang diri sendiri
merupakan salah satu tanda dan gejala harga diri rendah. Selain itu
tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari data subyektif dan
obyektif, seperti tertera dibawah ini
1)Data Subjektif: Pasien mengungkapkan tentang:
a) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b) Perasaan tidak mampu
c) Pandangan hidup yang pesimis
d) Penolakan terhadap kemampuan diri
e) Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi
2)Data Objektif:
a) Penurunan produktivitas
b) Tidak berani menatap lawan bicara
c) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d) Bicara lambat dengan nada suara lemah
e) Bimbang, perilaku yang non asertif
f) Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
Menurut CMHN (2006), tanda dan gejala harga diri yang rendah
adalah:
1)Mengkritik diri sendiri
2)Perasaan tidak mampu
3)Pandangan hidup yang pesimis
4)Penurunan produktifitas
5)Penolakan terhadap kemampuan diri
6)Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih,
selera makan kurang tidak berani menatap lawan bicara, lebih
banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.
Townsend (1998), menambahkan karakteristik pasiendengan harga
diri rendah adalah:
1)Ekspresi rasa malu atau bersalah
2)Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru atau situasi-situasi baru
3)Hipersensitifitas terhadap kritik.
f. Mekanisme Koping Harga Diri Rendah
Mekanisme koping menurut Afnurhazi (2015) adalah:
1)Jangka pendek
a) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus
menerus
b) Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok
sosial, keagamaan, politik)
c) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi
olahraga kontes popularitas)
d) Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara
(penyalahgunaan obat)
2)Jangka panjang
1. Menutup diri
2. Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat
g. Tindakan dan Peran Keluarga Dalam Meningkatkan Harga Diri Rendah
1)Meningkatkan harga diri klien dan kontak dengan orang lain
2)Menjalin hubungan saling percaya
3)Memberikan kegiatan sesuai kemampuan
4)Menggali kekuatan klien dan mendorong mengungkapkan pikiran
dan perasaannya
5)Bantu melihat prestasi dan kemampuan klien serta membantu
mengenal harapan, mengevaluasi diri
6)Membantu klien menggungkapkan upaya yang bisa digunakan
dalam menghadapi masalah dan Menetapkan tujuan yang nyata
7)Bantu klien mengungkapkan beberapa rencana menyelesaikan
masalah dan Membantu memilih cara yang sesuai untuk klien
8)Bantu klien mengubah perilaku negatif dan mempertahankan
perilaku positif
9)Sikap keluarga: empati, mengontrol klien, memberi pujian pada
klien
3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a.Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses
keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et, al., 1996 dalam
Muhith, 2015)
Menurut Muhith (2015) pengkajian fokus pada klien dengan harga
diri rendah adalah :
1)Faktor Predisposisi
a) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang
objektif atau teramati serta bersifat subjektif dan dunia dalam
klien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri yang
rendah, keracunan identitas dan depersonalisasi.
b) Faktor yang mempengaruhi peran adalah stereo tipik peran
sek tntutan peran kerja dan harapan peran kultural.
c) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,
dan perubahan dalam struktur sosial.
2)Stresor Precipitasi
a) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian mengancam kehidupan
b) Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran: transisi peran perkembangan,
transisi peran situasi dan transisi peran sehat/ sakit
3)Sumber-sumber Koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber
koping meliputi: aktifitas olahraga dan katifitas lain di luar
rumah, hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan
dan perawatan diri, pekerjaan atau posisi, bakat tertentu,
kecerdasan, imajinasi dan kreativitas serta hubungan
interpersonal
4)Mekanisme Koping
a) Pertahanan koping dalam jangka pendek
b) Pertahanan dalam jangka panjang
c) Mekanisme pertahanan ego
Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka
orang tersebut harus bisa menjawab pertanyan-pertanyan sebagai
berikut:
a) Persepsi psikologis :
(1) Bagaimana watak saya sebenarnya?
(2) Apa yang membuat saya bahagia atau sedih ?
(3) Apakah yang sangat mencemaskan saya?
b) Persepsi sosial :
(1) Bagaimana orang lain memandang saya ?
(2) Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih ?
(3) Apakah mereka membenci atau menyukai saya ?
c) Persepsi fisik :
(1) Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?
(2) Apakah saya orang yang cantik atau jelek?
(3) Apakah tubuh saya kuat atau lemah ?

b. Analisa Data, Daftar Masalah Keperawatan, Pohon Masalah


1)Analisa Data
Data subyektif dan objektif dapat menentukan permasalahan
yang dihadapi klien dengan memperhatikan pohon masalah dapat
diketahui masalah utama/core problem, penyebab/cause, dan
efek/akibat dari masalah tersebut. Dari hasil analisa dara inilah
dapat ditentukan diagnosa keperawatan (Keliat, 2014)
2)Daftar Masalah Keperawatan
(a) Harga diri rendah kronis
(b) Isolasi Sosial
(c) Koping individu inefektif
(d) Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
3)Pohon Masalah

Isolasi Sosial Efek/Akibat

Harga Diri Rendah Kronis Core Problem/ Masalah Utama

Koping Individu Inefektif


Cause
c. Diagnosa Keperawatan
1)Harga Diri Rendah Kronis
2)Isolasi Sosial
3)Koping Individu
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Nama : Tn. R Ruang : Bunga
No RM : 1232xx Diagnose Medis : Skizofrenia
a. Pasien
Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional
Kriteria Evaluasi Intervensi
Harga Diri SP 1 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x pertemuan 1. Bina hubungan saling percaya : 1. Hubungan saling percaya
Kronis mengidentifikasi diharapkan klien membina a. Salam terapeutik merupakan landasan utama untuk
kegiatan dan aspek hubungan saling percaya b. Perkenalan hubungan dan tindakan
positif seperti: c. Jelaskan tujuan selanjutnya
a. Membersihkan d. Ciptakan lingkungan yang
rumah terapeutik
b. Berbelanja e. Buat kontrak waktu
c. Menyiapkan f. Tepati waktu
makan 2. Dorong dan beri klien untuk 2. Perasaan membantu mengurangi
ungkapkan perasaan stress/depresi akibat dari
halusinasi yang timbul
3. Menunjukkan kepedulian kepada
3. Dengarkan ungkapan dengan klien
empati 4. Mengetahui kemampuan klien
4. Identifikasi kemampuan melakukan
kegiatan dan aspek positif
SP 1 :
Klien dapat menilai Setelah 1 x pertemuan 1. Bimbing klien dalam menilai 1. Kemampuan klien dalam
kegiatan yang dapat diharapkan klien dapat kegiatan yang dapat dilakukan saat memilih kegiatan yang
dilakukan saat ini (buat menilai kegiatan yang ini bermanfaat
daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
dapat dilakukan saat ini) 2. Berikan contoh kegiatan positif yang 2. Memberikan gambaran kegiatan

35
dapat dilakukan seperti: positif yang dapat dilakukan
a. Membaca klien
b. Menyiapkan makan
c. Membersihkan rumah
3. Bimbing klien membuat daftar 3. Sebagai acuan untuk berlatih
kegiatan yang dapat dilakukan saat klien
ini
SP 1 :
Klien dapat memilih Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan kepada klien manfaat dari 1. Agar klien mengetahui dan
salah satu kegiatan yang diharapkan klien dapat kegiatan yang sudah dipilih oleh klien memahami manfaat kegiatan
dapat dilakukan saat ini memilih salah satu 2. Beri kesempatan klien untuk yang dipilih
untuk dilatih kegiatan yang dapat menjelaskan kembali apa manfaat 2. Memberikan kesempatan kepada
dilakukan saat ini untuk kegiatan yang dipilih klien untuk berpendapat
dilatih 3. Beri reinforcement positif 3. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
SP 1 :
Klien dapat berlatih Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan definisi kegiatan yang 1. Meberikan pengetahuan klien
kegiatan yang sudah diharapkan klien dapat akan dilakukan seperti: berbelanja, terkait kegiatan yang akan
dipilih (alat dan cara berlatih kegiatan yang memasak, menjahit, membersihkan dilakukan
melakukannya) sudah dipilih (alat dan cara rumah, dll
melakukannya) 2. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan 2. Mengetahui tujuan kegiatan yang
dilakukan akan dilakukan
3. Jelaskan cara melakukan kegiatan 3. Meningkatkan pengetahuan klien
tersebut tentang cara melakukan kegiatan
4. Demonstrasikan cara melakukan 4. Memberikan gambaran terlebih
kegiatan (dilakukan oleh perawat dahulu kepada klien tentang
terlebih dahulu) kegiatan yang dipilih
5. Demonstrasikan bersama-sama 5. Mengevaluasi kemampuan klien
dengan klien cara melakukan
36 kegiatan
6. Beri kesempatan klien untuk 6. Mengevaluasi kemampuan klien
demontrasi secara mandiri
7. Beri reinforcement positif pada 7. Meningkatkan kepercayaan diri
klien klien
SP 1:
Klien dapat memasukkan Setelah 1 x pertemuan 1. Bimbing klien untuk menyusun 1. Agar klien dapat membuat jadwal
latihan dalam jadwal diharapkan klien dapat jadwal melakukan kegiatan latihan nafas dalam
kegiatan harian untuk memasukkan latihan 2. Motivasi klien menyusun jadwal 2. Agar klien mau membuat jadwal
latihan dua kali per hari dalam jadwal kegiatan kegiatan harian kegiatan hariannya
harian untuk latihan dua 3. Beri pujian 3. Agar klien lebih termotivasi
kali per hari
Harga Diri SP 2 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x pertemuan 1. Evaluasi klien cara melakukan 1. Menilai kemampuan klien
Kronis mendemonstrasikan diharapkan klien mampu kegiatan yang pertama:
kegiatan pertama yang mengevaluasi latihan pada a. Anjurkan klien menjelaskan
sudah dilatih kegiatan pertama cara melakukan kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Minta klien memperagakan
aktivitas yang sudah dilakukan
c. Observasi kemampuan klien
melakukan kegiatan
d. Observasi jadwal kegiatan
harian
2. Beri pujian postif pada klien 2. Meningkatkan percaya diri klien
SP 2 :
Klien dapat memilih Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan kepada klien manfaat dari 1. Agar klien mengetahui dan
kegiatan kedua yang diharapkan klien dapat kegiatan yang sudah dipilih oleh klien memahami manfaat kegiatan yang
akan dilatih memilih kegiatan kedua 2. Beri kesempatan klien untuk dipilih
yang akan dilatih menjelaskan kembali apa manfaat 2. Memberikan kesempatan kepada
kegiatan yang dipilih klien untuk berpendapat
3. Beri reinforcement positif 3. Meningkatkan kepercayaan diri
klien

SP 2 : 37
Klien dapat berlatih Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan definisi kegiatan yang akan 1. Meberikan pengetahuan klien
kegiatan kedua yang diharapkan klien dapat dilakukan seperti: berbelanja, terkait kegiatan yang akan
sudah dipilih (alat dan berlatih kegiatan kedua memasak, menjahit, membersihkan dilakukan
cara melakukannya) yang sudah dipilih (alat rumah, dll
dan cara melakukannya) 2. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan 2. Mengetahui tujuan kegiatan yang
dilakukan akan dilakukan
3. Jelaskan cara melakukan kegiatan 3. Meningkatkan pengetahuan klien
tersebut tentang cara melakukan kegiatan
4. Demonstrasikan cara melakukan 4. Memberikan gambaran terlebih
kegiatan (dilakukan oleh perawat dahulu kepada klien tentang
terlebih dahulu) kegiatan yang dipilih
5. Demonstrasikan bersama-sama 5. Mengevaluasi kemampuan klien
dengan klien cara melakukan kegiatan
6. Beri kesempatan klien untuk 6. Mengevaluasi kemampuan klien
demontrasi secara mandiri
7. Beri reinforcement positif pada klien 7. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
SP 2:
Klien dapat memasukkan Setelah 1 x pertemuan 1. Bantu klien membuat jadwal kegiatan 1. Memasukan dalam jadwal
latihan dalam jadwal Klien dapat memasukkan harian cara melakukan kegiatan kegiatan dapat membantu
kegiatan harian untuk latihan dalam jadwal mempercepat interaksi dengan
latihan dua kali per hari kegiatan harian untuk 2. Motivasi klien menyusun jadwal orang lain
latihan dua kali per hari kegiatan harian 2. Motivasi akan memberikan klien
semangat dalam menyusun jadwal
3. Beri pujian 3. Dengan pujian akan lebih
memotivasi klien
Harga Diri SP 3 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x pertemuan 1. Evaluasi klien cara melakukan 1. Menilai kemampuan klien
Kronis mendemonstrasikan diharapkan klien mampu kegiatan yang kedua:
kembali latihan kegiatan mengevaluasi latihan a. Anjurkan klien menjelaskan
yang kedua kegiatan sebelumnya cara melakukan kegiatan
pertama
b. Anjurkan klien untuk
38 memperagakan kegiatan
pertama
2. Evaluasi klien cara melakukan 2. Menilai perkembangan
kegiatan yang kedua: kemampuan klien
a. Anjurkan klien menjelaskan
cara melakukan kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Minta klien memperagakan
aktivitas yang sudah dilakukan
c. Observasi kemampuan klien
melakukan kegiatan
d. Observasi jadwal kegiatan
harian
3. Beri pujian postif pada klien 3. Meningkatkan percaya diri klien
SP 3 :
Klien dapat memilih Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan kepada klien manfaat dari 1. Agar klien mengetahui dan
kegiatan ketiga yang diharapkan klien dapat kegiatan yang sudah dipilih oleh memahami manfaat kegiatan yang
akan dilatih memilih kegiatan ketiga klien dipilih
yang akan dilatih 2. Beri kesempatan klien untuk 2. Memberikan kesempatan kepada
menjelaskan kembali apa manfaat klien untuk berpendapat
kegiatan yang dipilih
3. Beri reinforcement positif 3. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
SP 3:
Klien dapat berlatih Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan definisi kegiatan yang akan 1. Meberikan pengetahuan klien
kegiatan ketiga yang diharapkan klien dapat dilakukan seperti: berbelanja, terkait kegiatan yang akan
sudah dipilih (alat dan berlatih kegiatan kedua memasak, menjahit, membersihkan dilakukan
cara melakukannya) yang sudah dipilih (alat rumah, dll
dan cara melakukannya) 2. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan 2. Mengetahui tujuan kegiatan yang
dilakukan akan dilakukan
3. Jelaskan cara melakukan kegiatan 3. Meningkatkan pengetahuan klien
tersebut tentang cara melakukan kegiatan
4. Demonstrasikan cara melakukan 4. Memberikan gambaran terlebih
kegiatan (dilakukan oleh perawat dahulu kepada klien tentang
39 terlebih dahulu) kegiatan yang dipilih
5. Demonstrasikan bersama-sama 5. Mengevaluasi kemampuan klien
dengan klien cara melakukan
kegiatan
6. Beri kesempatan klien untuk 6. Mengevaluasi kemampuan klien
demontrasi secara mandiri
7. Beri reinforcement positif pada 7. Meningkatkan kepercayaan diri
klien klien
SP 3 :
Klien dapat memasukkan Setelah 1 x pertemuan 1. Bantu klien untuk memasukkan 1. Memasukkan kegiatan untuk
latihan kegiatan pertama, diharapkan klien dapat latihan kegiatan pertam, kedua, dan membiasakan diri melatih
kedua dan ketiga dalam dapat memasukkan latihan ketiga dalam jadwal kegiatan harian mengaplikasikan kegiatan yang
jadwal kegiatan harian kegiatan pertama, kedua masing-masing dua kali sehari sudah dilatih
masing-masing dua kali dan ketiga dalam jadwal 2. Motivasi klien menyusun jadwal 2. Motivasi akan memberikan klien
sehari kegiatan harian masing- kegiatan harian semangat dalam menyusun jadwal
masing dua kali sehari 3. Beri pujian 3. Dengan pujian akan lebih
memotivasi klien
Harga Diri SP 4 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x pertemuan 1. Evaluasi klien cara melakukan 1. Menilai kemampuan klien
Kronis mendemonstrasikan diharapkan klien mampu kegiatan pertama:
kembali latihan kegiatan, mengevaluasi latihan fisik a. Anjurkan klien menjelaskan
pertama, kedua dan sebelumnya cara melakukan kegiatan
ketiga pertama
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan kegiatan
pertama
c. Observasi sikap
2. Evaluasi klien cara melakukan 2. Menilai kemampuan klien
kegiatan kedua:
a. Anjurkan klien menjelaskan
cara melakukan kegiatan kedua
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan kegiatan kedua
c. Observasi sikap
40 3. Evaluasi klien cara melakukan 3. Menilai perkembangan
kegiatan ketiga: kemampuan klien
a. Anjurkan klien menjelaskan
cara melakukan kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Minta klien memperagakan
aktivitas yang sudah dilakukan
c. Observasi kemampuan klien
melakukan kegiatan
d. Observasi jadwal kegiatan
harian
4. Beri reinforcemen positif kepada 4. Meningkatkan percaya diri klien
klien
SP 4 :
Klien dapat memilih Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan kepada klien manfaat dari 1. Agar klien mengetahui dan
kegiatan keempat yang diharapkan klien dapat kegiatan yang sudah dipilih oleh klien memahami manfaat kegiatan yang
akan dilatih memilih dan melakukan 2. Beri kesempatan klien untuk dipilih
kegiatan keempat menjelaskan kembali apa manfaat 2. Memberikan kesempatan kepada
kegiatan yang dipilih klien untuk berpendapat
3. Beri reinforcement positif 3. Meningkatkan kepercayaan diri
klien
SP 4:
Klien dapat berlatih Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan definisi kegiatan yang akan 1. Meberikan pengetahuan klien
kegiatan untuk latihan klien dapat berlatih dilakukan seperti: berbelanja, terkait kegiatan yang akan
empat kegiatan kegiatan untuk latihan memasak, menjahit, membersihkan dilakukan
empat kegiatan rumah, dll
2. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan 2. Mengetahui tujuan kegiatan yang
dilakukan akan dilakukan
3. Jelaskan cara melakukan kegiatan 3. Meningkatkan pengetahuan klien
tersebut tentang cara melakukan kegiatan
4. Demonstrasikan cara melakukan 4. Memberikan gambaran terlebih
kegiatan (dilakukan oleh perawat dahulu kepada klien tentang
terlebih dahulu) kegiatan yang dipilih
5. Demonstrasikan bersama-sama 5. Mengevaluasi kemampuan klien
41 dengan klien cara melakukan
kegiatan 6. Mengevaluasi kemampuan klien
6. Beri kesempatan klien untuk
demontrasi secara mandiri 7. Meningkatkan kepercayaan diri
7. Beri reinforcement positif pada klien klien
SP 4 :
Klien dapat memasukkan Setelah 1 x pertemuan 1. Dorong klien untuk memasukkan 1. Memasukkan kegiatan untuk
jadwal kegiatan untuk diharapkan klien dapat jadwal kegiatan untuk latihan empat membiasakan diri melatih
latihan empat kegiatan memasukkan jadwal kegiatan masing-masing dua kali mengaplikasikan empat kegiatan
masing-masing dua kali kegiatan untuk latihan per hari dalam sehari-hari
per hari empat kegiatan masing- 2. Motivasi klien menyusun jadwal 2. Motivasi akan memberikan klien
masing dua kali per hari kegiatan harian semangat dalam menyusun jadwal
3. Beri pujian 3. Dengan pujian akan lebih
memotivasi klien
Harga Diri SP 5 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x pertemuan 1. Evaluasi klien cara melakukan 1. Menilai kemampuan klien
Kronis mendemonstrasikan diharapkan klien mampu kegiatan pertama
kembali latihan empat mengevaluasi latihan a. Anjurkan klien menjelaskan
kegiatan empat kegiatan cara melakukan kegiatan
sebelumnya pertama
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan kegiatan
pertama
c. Observasi sikap
2. Evaluasi klien cara melakukan 2. Menlai kemampuan klien
kegiatan kedua
a. Anjurkan klien menjelaskan
cara melakukan kegiatan kedua
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan kegiatan kedua
Observasi sikap
3. Evaluasi klien cara melakukan 3. Menilai kemampuan klien
kegiatan ketiga
a. Anjurkan klien menjelaskan
42 cara melakukan kegiatan ketiga
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan kegiatan ketiga
c. Observasi sikap
4. Evaluasi klien cara melakukan 4. Menilai perkembangan dan
kegiatan keempat kemampuan klien
a. Anjurkan klien menjelaskan
cara melakukan kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Minta klien memperagakan
aktivitas yang sudah dilakukan
c. Observasi kemampuan klien
melakukan kegiatan
d. Observasi jadwal kegiatan
harian
5. Beri reinforcement positif kepada 5. Meningkatkan percaya diri klien
klien
SP 5 :
Klien mampu melakukan Setelah 1 x pertemuan 1. Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan 1. Mengetahui perilaku yang
kegiatan secara mandiri diharapkan klien mampu yang sudah disusun dilakukan klien
melakukan kegiatan secara 2. Berikan penguatan terhadap perilaku 2. Meningkatkan harga diri klien
mandiri klien yang positif
3. Berikan penilaian kemampuan klien 3. Mengetahui perkembangan
yang mandiri kemampuan klien dalam
melakukan kegiatan secara
mandiri.
SP 5 :
Harga diri pasien Setelah 1 x pertemuan 1. Pantau perkembangan kemampuan 1. Memantau kemampuan klien
meningkat diharapkan klien harga diri klien dalam berlatih kegiatan sesuai
pasien meningkat jadwal
2. Berikan penilaian pada kemampuan 2. Mengetahui kemampuan klien
klien dalam mengontrol perilaku dalam mengontrol perilaku
kekerasan kekerasan
Harga Diri SP 1 Keluarga :
Rendah Keluarga dapat Setelah 1 x interaksi,
43 Diskusikan bersama keluarga tentang Membantu keluarga dalam
Kronis mengungkapkan masalah keluarga mampu masalah-masalah yang dialami selama mengungkapkan perasaanya
yang dirasakan dalam mengungkapkan masalah merawat pasien perilku kekerasan
merawat pasien. yang dirasakan dalam
merawat pasien
SP 1 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x interaksi, 1. Jelaskan pengertian harga diri 1. Penjelasan kepada keluarga
mengerti dan memahami keluarga mampu mengerti rendah tentang pengertian harga diri
tentang pengertian, tanda dan memahami tentang rendah dapat menambah
dan gejala, serta proses pengertian, tanda dan pengetahuan keluarga tentang
terjadinya harga diri gejala, serta proses HDR
rendah terjadinya harga diri 2. Jelaskan tentang tanda dan gejala 2. Penjelasan kepada keluarga
rendah prilaku HDR tentang tanda dan gejala perilaku
HDR dapat menambah
pengetahuan keluarga tentang
HDR
3. Jelaskan proses terjadinya HDR 3. Penjelasan kepada keluarga
tentang proses terjadinya HDR
dapat menambah pengetahuan
keluarga tentang HDR
SP 1 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah 1 x pertemuan Identifikasi bersama keluarga kemampuan Menggali informasi terhadap
mengidentifikasi keluarga mampu klien sebelum dan sesudah sakit kemampuan klien sebelum dan sesudah
kemampuan yang mengidentifikasi sakit
dimiliki klien sebelum kemampuan yang dimiliki
dan sesudah sakit klien sebelum dan sesudah
sakit
SP 1 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x interaksi, 1. Jelaskan cara merawat klien dengan 1. Penanganan yang tepat dapat
menjelaskan cara keluarga mengerti tentang HDR : membantu proses penyembuhan
merawat pasien dengan cara merawat pasien HDR a. Merawat klien HDR dengan klien dengan HDR
HDR mengidentifikasi kemampuan
klien dalam melakukan
kegiatan yang positif
44 b. Merawat klien HDR dengan
melatih klien satu kegiatan
c. Merawat klien HDR dengan
melatih klien dua kegiatan
d. Merawat klien HDR dengan
melatih klien tiga kegiatan
e. Merawat klien HDR dengan
melatih klien empat kegiatan
2. Beri pujian jika klien dapat 2. Menghargai upaya keluarga
melakukannya dengan baik dalam pembelajaran
SP 1 Keluarga :
Keluarga mampu melatih Setelah 1 x interaksi, 1. Latih keluarga merawat klien HDR 1. Meningkatkan kognitif kelurga
satu cara merawat klien Keluarga mampu melatih dengan melakukan kegiatan sesuai tentang tujuan kegiatan
HDR dengan memberi satu cara merawat klien pilihan klien a. Meningkatkan kognitif
tanggungjawab kegiatan HDR dengan memberi keluarga tentang cara
pertama yang dipilih tanggungjawab kegiatan a. Jelaskan tujuan kegiatan yang kegiatan
klien pertama yang dipilih klien dipilih oleh klien b. Meningkatkan psikomotor
keluarga
b. Jelaskan cara melakukan c. Meningkatkan psikomotor
kegiatan tersebut keluarga
c. Demonstrasi cara kegiatan d. Menilai psikomotor klien
e. Menilai kemampuan
d.Bersama – sama keluarga keluarga
mendemonstrasikan cara
kegiatan
e. Minta keluarga untuk
mempraktekkan secara mandiri
cara kegiatan 2. Menghargai upaya keluarga
2. Beri pujian kepada keluarga dalam pembelajaran
SP 1 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x interaksi Anjurkan keluarga membantu pasien Dukungan sosial dari keluarga
membimbing pasien keluarga mampu, sesuai jadwal dan memberi pujian mempercepat proses penyembuhan
melakukan kegiatan yang membimbing pasien pasien
sudah terjadwal melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal dan
45
berikan pujian
Harga Diri SP 2 Keluarga :
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah 1 x interaksi 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Ketrampilan keluarga
Kronis keluarga dalam keluarga mampu, melatih merawat dan melatih pasien (2 mempercepat proses
membimbing klien klien dalam melaksanakan kegiatan) penyembuhan pasien
melaksanakan kegiatan kegiatan kedua yang 2. Berikan pujian kepada keluarga 2. Pujian kepada keluarga dapat
pertama yang dipilih dan dipilih klien dan berikan memotivasi keluarga
dilatih pujian
SP 2 Keluarga :
Keluarga mampu melatih Setelah 1 x interaksi 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif keluarga
kegiatan yang kedua keluarga mampu melatih melakukan kegiatan yang kedua 2. Mensukseskan program
kegiatan yang kedua 2. Latih keluarga dalam kegiatan yang pengobatan klien
kedua:
a. Berikan contoh kepada
keluarga bagaimana cara
melakukan kegiatan yang
kedua
b. Lakukan bersama-sama dengan
perawat
c. Minta keluarga untuk
mengulang apa yang sudah
diajarkan 3. Meningkatkan kepercayaan diri
3. Beri reinforcement positif pada keluarga
keluarga
SP 2 Keluarga : SP 2 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah 1 x interaksi 1. Anjurkan keluarga membantu pasien 1. Dukungan sosial dari keluarga
membantu pasien diharapkan keluarga melakukan kegiatan sesuai jadwal mempercepat proses
melakukan kegiatan mampu membantu pasien 2. Anjurkan keluarga untuk penyembuhan pasien
sesuai jadwal melakukan kegiatan sesuai memberikan pujian kepada pasien 2. Pujian dari keluarga akan
jadwal ketika pasien dapat melakukan memotivasi pasien untuk
kegiatan sesuai jadwal yang dibuat. memasukan dalam jadwal
kegiatan
Harga Diri SP 3 Keluarga
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah 1x interaksi
46 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Ketrampilan keluarga
Kronis keluarga dalam diharapkan keluarga merawat dan melatih pasien (3 mempercepat proses
membimbing klien mampu melatih klien kegiatan) penyembuhan pasien
melaksanakan kegiatan dalam melaksanakan 2. Berikan pujian kepada keluarga 2. Pujian kepada keluarga dapat
pertama dan kedua yang kegiatan ketiga yang memotivasi keluarga
sudah dipilih dan dilatih dipilih klien dan berikan
klien dan berikan pujian pujian
SP 3 Keluarga :
Keluarga mampu melatih Setelah 1 x interaksi 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif keluarga
klien melakukan kegiatan diharapkan keluarga melakukan kegiatan yang ketiga 2. Mensukseskan program
ketiga yang dipilih mampu melatih klien 2. Latih keluarga dalam kegiatan yang pengobatan klien
melakukan kegiatan ketiga ketiga:
yang dipilih a. Berikan contoh kepada keluarga
bagaimana cara melakukan
kegiatan yang ketiga
b. Lakukan bersama-sama dengan
perawat
c. Minta keluarga untuk
mengulang apa yang sudah
diajarkan
3. Beri reinforcement positif pada 3. Meningkatkan kepercayaan diri
keluarga keluarga
SP 3 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x interaksi 1. Anjurkan keluarga membantu pasien 1. Dukungan sosial dari keluarga
membantu pasien diharapkan keluarga melakukan kegiatan sesuai jadwal mempercepat proses
melakukan kegiatan mampu membantu pasien 2. Anjurkan keluarga untuk penyembuhan pasien
sesuai jadwal melakukan kegiatan sesuai memberikan pujian kepada pasien 2. Pujian dari keluarga akan
jadwal ketika pasien dapat melakukan memotivasi pasien untuk
kegiatan sesuai jadwal yang dibuat. melakukan kegiatan yang
terdapat didalam jadwal
Harga Diri SP 4 Keluarga :
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah 1 x interaksi 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Ketrampilan keluarga
Kronis keluarga dalam diharapkan keluarga merawat dan melatih pasien (3 mempercepat proses
membimbing klien mampu merawat/melatih kegiatan) penyembuhan pasien
melaksanakan kegiatan pasien melakukan47 kegiatan 2. Berikan pujian kepada keluarga 2. Pujian kepada keluarga dapat
pertama, kedua dan pertama, kedua dan ketiga memotivasi keluarga
ketiga. Berikan pujian
SP 4 Keluarga :
Keluarga dapat melatih Setelah 1 x interaksi 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif keluarga
klien dalam diharapkan keluarga dapat melakukan kegiatan yang keempat
melaksanakan kegiatan melatih klien dalam 2. Latih keluarga dalam kegiatan yang 2. Mensukseskan program
keempat melaksanakan kegiatan keempat: pengobatan klien
keempat a. Berikan contoh kepada keluarga
bagaimana cara melakukan
kegiatan yang keempat
b. Lakukan bersama-sama dengan
perawat
c. Minta keluarga untuk
mengulang apa yang sudah
diajarkan
3. Beri reinforcement positif pada 3. Meningkatkan kepercayaan diri
keluarga keluarga
SP 4:
Keluarga mampu Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan follow up (catatan 1. Menentukan tindakan selanjutnya
memfollow-up ke RSJ, keluarga mampu perkembangan) klien ke RSJ/PKM
tanda kambuh, rujukan memfollow-up ke RSJ, 2. Jelaskan tanda-tanda kambuh 2. Meningkatkan kognitif keluarga
tanda kambuh, rujukan selama perawatan klien di rumah : selama merawat klien dengan
a. Klien senang menyendiri HDR
b. Tidak mau bergaul dengan
orang lain
3. Segera hubungi pelayanan 3. Memperoleh penanganan lebih
kesehatan terdekat bila ada gejala- lanjut, cepat dan tepat.
gejala di atas (rujukan)
SP 4 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1 x interaksi 1. Anjurkan keluarga membantu pasien 1. Dukungan sosial dari keluarga
membantu pasien diharapkan keluarga melakukan kegiatan sesuai jadwal mempercepat proses
melakukan kegiatan mampu membantu pasien penyembuhan pasien
sesuai jadwal melakukan kegiatan sesuai 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pujian dari keluarga akan
jadwal 48 memberikan pujian kepada pasien memotivasi pasien untuk
ketika pasien dapat melakukan melakukan kegiatan yang
kegiatan sesuai jadwal yang dibuat. terdapat didalam jadwal
Harga Diri SP 5 Keluarga :
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah 1 x interaksi 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Ketrampilan keluarga
Kronis keluarga dalam diharapkan keluarga merawat dan melatih pasien secara mempercepat proses
membimbing klien mampu membimbing fisik penyembuhan pasien
melakukan kegiatan yang klien melakukan kegiatan a. Kegiatan pertama
dipilih dan dilatih klien, yang dipilih dan dilatih b. Kegiatan kedua
berikan pujian klien c. Kegiatan ketiga
d. Kegiatan empat 2. Pujian kepada keluarga dapat
2. Berikan pujian kepada keluarga memotivasi keluarga

SP 5 Keluarga :
Menilai kemampuan Setelah 1 x interaksi Nilai kemampuan keluarga merawat pasien Untuk mengetahui kemampuan
keluarga dalam diharapkan keluarga HDR keluarga dalam merawat
membimbing klien mampu merawat pasien
HDR
SP 5 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x interaksi Nilai kemampuan keluarga melakukan Untuk mengetahui kemampuan
membawa pasien kontrol diharapkan keluarga kontrol ke RSJ/PKM melakukan kontrol ke RSJ/PKM
ke RSJ/PKM mampu membawa pasien
kontrol ke RSJ/PKM

49
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 3 Mei 2021 Jam : 10.00 WIB
Oleh : Rahayu Nanang Kresnawan
1. Identitas Klien
Nama : Sdr. D
Umur : 17 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Yogyakarta
Tgl. Masuk RS : 30 April 2021
Ruang : Bunga
Nomor RM : 1232xx
2. Alasan masuk
Ibu pasien mengatakan pasien jarang keluar rumah dan tidak pernah
berkomunikasi dengan orang lain. Pasien cenderung mengurung diri di
kamar.
3. Faktor prediposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
ü Ya Tidak
b. Pengobatan sebelumnya :
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
ü
c. Trauma :
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya Fisik - - - -
Aniaya Seksual - - - -
Penolakan 17 ü - -
Kekerasan dalam - - - -
Keluarga
Tindakan Kriminal - - - -
Lain-lain - - - -
51

Jelaskan No a,b,c : Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah


mengalami gangguan jiwa, dan mendapatkan
obat haloperidol. Klien mengatakan pernah
di bully waktu SMA dan ketika dirumah
klien tidak mau menemui teman-temannya
karena merasa malu.
Masalah Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Sindroma Trauma Perkosaan
Berduka antisipasi
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Berduka fungsional
ü Respon pasca trauma
Lain-lain
d. Anggota Keluarga yang gangguan jiwa?
Ada ü Tidak
Bila ada hubungan keluarga : tidak ada
Gejala : tidak ada
Riwayat pengobatan : tidak ada
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
Lain-lain.
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Klien mengatakan pada waktu SMA klien pernah di bully oleh
teman-temannya.
Masalah Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
 Respon pasca trauma
Berduka antisipasi
Sindroma trauma perkosaan
52

Berduka disfungsional
Lain-lain, jelaskan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda vital : TD: 120 /80 mmHg, N: 78 x/mnt, RR: 20x/mnt,
S: 36,4ºC
b. Ukuran
Berat Badan (BB) : 70Kg Tinggi Badan (TB) : 168 cm
IMT : BB/TB2= 70/1,682=70/ 2,8224=24,8 (Normal)
c. Keluhan Fisik
ü tidak ada Ada, jelaskan
Jelaskan: klien mengatakan tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
Perubahan perlindungan
Defisit volume cairan
Kerusakan integritas jaringan
Perubahan volume cairan
Perubahan membran mukosa oral
Resiko tinggi terhadap infeksi
Kerusakan integritas kulit
Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan eliminasi feses
Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Perubahan eliminasi urin
Perubahan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh
5. Psikososial
a. Genogram
53

Keterangan:
: Laki-laki : Anggota serumah
: Perempuan : Pasien
: Meninggal
Jelaskan :
Klien berusia 17 tahun mengatakan bahwa klien tinggal dengan
kedua orang tua dan kakak laki-laki, serta adik laki-laki. Keluarga
tidak pernah memiliki riwayat penyakit sakit jiwa.
Masalah Keperawatan : tidak ada
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan koping
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
Koping keluarga : potensial untuk pertumbuhan
Lain-lain.
b. Konsep Diri
1) Gambaran diri :
Klien mengatakan menyukai semua bagian dari tubuhnya.
2) Identitas diri :
Klien dapat mengenal siapa namanya, umur berapa, alamat
rumah, orang tua dan saudara.
3) Peran :
Klien mengatakan hanya berperan sebagai anak sehingga harus
membantu orang tua.
4) Ideal diri :
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang kerumah.
5) Harga diri :
Klien mengatakan tidak percaya diri bila bersama banyak
orang yang sudah dikenal, suka suasana sepi.
Masalah Keperawatan :
Pengabaian unilateral ü Harga diri rendah
Gangguan citra tubuh Harga diri rendah situasional
54

Gangguan identitas diri Lain-lain.


c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti : Ibu
2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat : pasien jarang
keluar rumah, tidak pernah mengikuti kegiatan dimasyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak percaya diri bila bersama banyak
orang yang sudah dikenal, suka suasana sepi.
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi ü Isolasi sosial : menarik diri
Kerusakan interaksi sosial Lain-lain: harga diri rendah
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : klien mengatakan beragama muslim
2) Kegiatan ibadah : klien mengatakan rajin sholat 5 waktu
Masalah Keperawatan : tidak ada
Disstress spiritual Lain-lain, jelaskan.
6. Status Mental
a. Penampilan
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan,
toilet training dan pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi
dalam mendukung penampilan, apakah klien :
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasa
ü Lain-lain : Rapi
Jelaskan : klien berpenampilan rapi, rambut klien terdapat banyak
ketombe, lubang telinga kanan dan kiri kotor terdapat
serumen. Baju dan celana pasien bersih, memakai alas
kaki.
Masalah Keperawatan :
Sindroma defisit perawatan diri
55

ü Lain-lain, Defisit perawatan diri : mandi


b. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap
Inkoherensi Apatis Tidak mampu mulai pembicaraan
ü Lambat Membisu Lain-lain, jelaskan
Jelaskan : saat diajak berbicara klien menunduk, tidak berani
menatap mata lawan bicara, nada suara klien kecil.
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
ü Kerusakan komunikasi verbal
Lain-lain.
c. Aktivitas Motorik
ü Lesu Tegang Gelisah
Agitasi TIK Grimas Tremor
Lain-lain.
Jelaskan : aktivitas motorik lesu, banyak berdiam diri di kamar, dan
tidak percaya diri dengan banyak orang.
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cedera
Kerusakan mobilitas fisik
ü Isolasi sosial : menarik diri
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
d. Afek dan Emosi
1) Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
ü Lain-lain.

Jelaskan : Afek klien sesuai saat diberikan stimulus yang


bersifat lucu klien tertawa dan mempunyai emosi
yang stabil saat di Rumah Sakit.
Masalah Keperawatan : tidak ada
Resiko tinggi cedera Kerusakan komunikasi verbal
56

Kerusakan komunikasi Kerusakan interaksi sosial


Lain-lain
2) Alam perasaan (emosi)
Sedih Putus asa Gembira
Ketakutan Kuatir ü Lain-lain.
Jelaskan : Klien mengatakan tidak percaya diri bila bersama
banyak orang yang sudah dikenal, suka suasana
sepi.
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cedera Ansietas
Resiko tinggi mencederai diri ü Isolasi sosial
Resiko tinggi penganiayaan diri Ketakutan
Ketidakberdayaan
Resiko tinggi mutilasi diri
Lain-lain, jelaskan
e. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif
Mudah tersinggung Defensif
ü Kontak mata kurang Curiga
Lain-lain, jelaskan
Jelaskan: Saat interaksi kontak mata kurang, klien sering tidak mau
menatap mata lawan bicara. Klien banyak menunduk,
nada suara klien lirih, Klien menjawab pertanyaan
singkat.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
Kerusakan komunikasi
Resiko tinggi penganiayaan diri
Resiko tinggi kekerasan
Kerusakan interaksi sosial
Resiko membahayakan diri
Resiko tinggi mutilasi diri
57

ü Isolasi sosial
Lain-lain, jelaskan :
f. Persepsi Sensori
1) Apakah ada gangguan? Ada ü Tidak ada
2) Halusinasi : Pendengaran Penglihatan
Pengecapan Penghidu Perabaan
3) Ilusi :
Ada ü Tidak ada
Lain-lain.
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada gangguan halusinasi
Masalah Keperawatan :
Perubahan persepsi sensori (halusinasi pendengaran).
Lain-lain, jelaskan.
g. Proses Pikir
1) Proses Pikir (Arus dan Bentuk Pikir)
Sirkumtansial Tangensial
Blocking Kehilangan asosiasi
Flight of idea
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Lain-lain.
Jelaskan: klien dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan topik
yang diberikan serta klien berbicara jelas tentang apa yang
terjadi pada dirinya.
2) Isi Pikir : tidak ada
Obsesi Hipokondria Depersonalisasi
Pikiran magis Ide terkait
Waham :
Agama Somatik Kebesaran
Curiga Nihilistik Sisip pikir
Siar pikir Kontrol pikir Lain-lain.
Jelaskan : klien menjawab pertanyaan sesuai keadaan
58

Masalah Keperawatan : tidak ada


Perubahan proses pikir
h. Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Lain-lain.
Jelaskan : Klien tidak mengalami kebingungan dan dengan sadar
penuh
Adakah gangguan orientasi (disorientasi) : tidak ada
Waktu Orang Tempat
Jelaskan : Klien mengatakan tahu dirinya sendiri, sekarang sedang
di rawat di RSJ Anggrek dan dapat mengatakan alamat rumahnya
di Yogyakarta, klien tahu sekarang waktunya Pagi hari, klien dapat
menyebutkan nama semua anggota keluarganya.
Masalah Keperawatan: tidak ada
Resiko tinggi cedera
Perubahan proses pikir.
Lain-lain.
i. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka menengah
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi
Lain-lain.
Jelaskan:
Klien mampu mengingat kejadian di masa SMA yaitu seperti saat
klien dibully oleh teman-temannya.
Masalah Keperawatan : tidak ada
Perubahan proses pikir
j. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
59

Tidak mampu berhitung sederhana


Lain-lain
Jelaskan : Klien dapat menghitung tanggal berapa 3 hari dari
tanggal sekarang. Klien selama wawancara tidak ada kontak mata
dengan lawan bicara.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
Perubahan proses pikir.
Isolasi sosial
Lain-lain, jelaskan :
k. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Lain-lain.
Jelaskan: Klien mengatakan bahwa klien lebih senang berdiam diri
di kamar bermain handpone.
Masalah kepearawatan : tidak ada masalah
Perubahan proses pikir
l. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Lain-lain.
Jelaskan: klien mengatakan tidak pernah diberikan obat dan
meminum obat.
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
Perubahan proses pikir
Ketidakpatuhan
Lain-lain
7. Kebutuhan perencanaan pulang
a. Kemampuan Klien Memenuhi Kebutuhan
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
Makanan ü
60

Keamanan ü
Perawatan kesehatan ü
Pakaian ü
Transportasi ü
Tempat tinggal ü
Keuangan ü
Lain-lain
Jelaskan : klien mengatakan mampu melakukan secara mandiri
Klien mampu melakukan pekerjaan sehari-hari dengan baik
Masalah Keperawatan : tidak ada
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Lain-lain, jelaskan :
b. Kegiatan Hidup Sehari-hari (ADL)
1) Perawatan Diri
Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan total Bantuan minimal
Mandi ü
Kebersihan ü
Makan ü
Buang air kecil (BAK) ü
Buang air besar (BAB) ü
Ganti pakaian ü
Jelaskan : klien terlihat tidak bisa membersihkan lubang telinga
kanan dan kiri kotor, terdapat serumen.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri : kebersihan
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Sindroma defisit perawatan diri
Perubahan eliminasi feses
Perubahan eliminasi urin
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Lain-lain, jelaskan :
c. Nutrisi
1) Apakah anda puas dengan pola makan anda?
ü Puas Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan :
61

2) Apakah saat makan anda memisahkan diri?


Ya ü Tidak
Bila ya, jelaskan : pasien makan di meja makan bersama
dengan keluarga ketika dirumah.
3) Frekuiensi makan sehari : 3 x/hari.
4) Nafsu makan
Meningkat Menurun Berlebihan
ü sedikit-sedikit
5) Berat badan
Meningkat Menurun
BB saat ini : 45 Kg BB terendah : 45 Kg
BB tertinggi : 50 Kg
Jelaskan : klien mengatakan BB sama dengan timbangan sebelumnya.
Masalah Keperawatan : tidak ada
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh
Lain-lain, jelaskan :
d. Tidur
1) Apakah ada masalah tidur
ü Tidak ada
Ada, jelaskan :
2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
ü Segar
Tidak segar, jelaskan :

3) Apakah ada yang menolong anda untuk mempermudah tidur?


ü Tidak ada
Ada, jelaskan :
4) Tidur malam jam : 21.00 wib Bangun jam : 04.00 wib
Rata-rata tidur malam : 6-7 jam
62

5) Apakah ada gangguan tidur?


Sulit untuk tidur Bangun terlalu pagi
Samnambulisme Terbangun saat tidur
Gelisah saat tidur Berbicara saat tidur
Lain-lain, jelaskan : tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada
Gangguan pola tidur, spesifiknya :
e. Kemampuan Klien dalam Hal-Hal Berikut
1) Mengantisipasi kehidupan sehari-hari
ü Ya Tidak
2) Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri :
Ya ü Tidak
3) Mengatur penggunaan obat :
Ya Tidak
4) Melakukan pemeriksaan kesehatan
Ya ü Tidak
Jelaskan : klien mengatakan tidak pernah sebelumnya masuk RSJ.
Masalah Keperawatan : tidak ada
Konflik pengambilan keputusan
Ketidakpatuhan
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
Lain-lain, jelaskan :
f. Klien Memiliki Sistem Pendukung
1) Keluarga ü Ya Tidak
2) Teman sejawat Ya ü Tidak
3) Terapis ü Ya Tidak
4) Kelompok sosial Ya ü Tidak
Jelaskan : klien mengatakan bisa mengurus diri sendiri dan di
rumah tinggal bersama orang tua dan adik. Klien tidak punya
teman dan tidak mempunyai kelompok sosial di masyarakat.
Masalah Keperawatan : tidak ada
63

Perilaku mencari bantuan kesehatan


Lain-lain, jelaskan :
g. Apakah Klien Menikmati Saat Bekerja, Produktif atau Hobi?
Ya/menikmati
Tidak menikmati
Masalah Keperawatan : tidak ada
Defisit aktivitas deversional/hiburan

8. Mekanisme koping
Adaptif Mal Adaptif
Berbicara dengan orang lain Menghindar, kontak mata
kurang
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat
Teknik relaksasi Kerja lambat
Olahraga Menyendiri
Jelaskan:
Klien saat diajak berbicara menghindar dan kontak mata kurang, reaksi
lambat saat menyelesaikan masalah, serta lebih senang menyendiri.
Masalah Keperawatan :
Kegiatan penyesuaian
ü Koping individu tidak efektif (defensif)
Koping individu tidak efektif (menyangkal)
Lain-lain, jelaskan :
9. Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Klien mengatakan ada dukungan dari keluarga.

b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya


Klien mengatakan jarang berbaur dengan orang lain atau tetangga,
jarang keluar rumah karena malu dengan tetangga sekitar.
c. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Klien sudah tidak sekolah, pendidikan terakhir klien SMA
64

d. Masalah dengan pekerjaan, spesifikasinya


Klien mengatakan tidak bekerja.
e. Masalah dengan perumahan, spesifiknya
Klien mengatakan tinggal dengan orang tuanya, kakak dan adiknya.
f. Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Biaya hidup masih ditanggung orang tua.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Klien tidak memiliki masalah pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan dilakukan di rumah sakit.
h. Masalah lainnya, spesifiknya
Tidak ada
Masalah Keperawatan :
ü Isolasi sosial
Gangguan konsep diri (gangguan harga diri rendah kronik)
Gangguan konsep diri (gangguan harga diri rendah situasional)
Lain-lain, jelaskan : Harga diri rendah
10. Pengetahuan kurang tentang
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan
pengetahuan yang kurang tentang suatu hal?
Penyakit/gangguan jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Koping
Penyakit fisik ü Obat-obatan
Lain-lain.
Jelaskan: klien mengatakan tidak tahu tentang obat yang diterimanya.
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Penatalaksanaan terapeutik tidak efektif
ü Ketidakpuasan
11. ü Kurang pengetahuan tentang obatASPEK MEDIS
Diagnosa medis : Skizofrenia
Terapi medis : Trihexipenidyl 2 mg 2 x 2 mg, Haloperidol 2mg 1 x 2mg
No Nama obat Indikasi Kontra indikasi Efek samping Implikasi Keperawatan
1 Trihexipenidyl Sebagai terapi - Hipersensitivitas Mulut kering, Memperhatikan 12 benar,
2mg 2 x 2mg penunjang segala terhadap THP Penglihatan kabur, memberi obat sampai
jenis penyakit - Gangguan jantung hati Bingung, kelemahan, benar-benar diminum oleh
Parkinson termasuk - Gangguan ginjal Agitasi, Konstipasi, klien. Observasi gejala
pasca ensefalitis dan - Ibu Hamil dan Takikardia, Sakit kepala, gangguan mental, tremor
idiopatik sindrom menyusui Mengantuk, Retansi pada klien, observasi efek
Parkinson akibat obat Urin samping obat.
2 Haloperidol Skizofrenia. Kasus Pasien yang hipersensitif Disfungsi ereksi, Memperhatikan 12 benar,
2mg 1 x 2mg psikosis, mual dan terhadap obat. Depresi gangguan siklus memberi obat sampai
muntah, sindroma sistem saraf pusat menstruasi, akathisia benar-benar diminum oleh
tourette tambahan berat(termasuk koma), distonia otot kaku gejala klien. Observasi gejala
pada gangguan neuroleptic malignant penyakit parkinson, gangguan mental,
ansietas. Tingkah syndrome (NMS), kejang sakit kepala, sulit tdur observasi efek samping
laku berat yang tidak terkontrol dan lemas obat.
kebingungan. penyakit parkinson. Tidak
Cegukan terus diberikan pada pasien
menerus. dengan psikosis yang
berhubungan dengan
demensia karena dapat
meningkatkan risiko
kematian
66

B. ANALISA DATA, DAFTAR MASALAH, POHON MASALAH


1. Analisa Data
N Data Masalah
o
1 DS: Harga Diri
- Ibu pasien mengatakan pasien jarang keluar Rendah
rumah dan tidak pernah berkomunikasi dengan Kronis
orang lain. Pasien cenderung mengurung diri di
kamar.
- Klien mengatakan tidak percaya diri bila
bersama banyak orang yang sudah dikenal
- Klien mengatakan suka suasana sepi
DO:
- Klien terliahat pendiam dan suka menyendiri
2 DS : Respon
- klien mengatakan pernah di bully waktu SMA. pasca trauma
DO :
- klien terlihat lebih suka menyendiri
3 DS : - Defisit
DO : perawatan
- lubang telinga kiri dan kanan klien kotor dan diri : mandi
terdapat serumen.
4 DS : - Kerusakan
DO : Komunikasi
- Afek klien datar, namun kadang tersenyum Verbal
ketika ditanya dan setelah itu menunduk lagi.
- Klien saat diajak bicara menjawab singkat
5 DS : Isolasi Sosial
- Klien mengatakan tidak pernah mengikuti : menarik
kegiatan dimasyarakat diri
- Klien mengatakan jarang berkomunikasi dengan
orang lain, selalu menyendiri dan lebih suka di
dalam kamar
DO :
- Klien selama wawancara diam, tidak ada kontak
mata, sering menundukkan kepala
6 DS : Kurang
- Klien mengatakan saat ditanya tentang Pengetahuan
pengobatan mengatakan tidak tahu. tentang
DO : - Pengobatan
7 DS : Koping
- Pasien mengatakan tidak percaya diri bila individu
bersama banyak ornag yang sudah dikenal tidak efektif
DO :
- Klien terlihat lebih suka menyendiri
67

2. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah kronis
b. Respon pasca trauma
c. Defisit perawatan diri : mandi
d. Kerusakan Komunikasi Verbal
e. Isolasi Sosial : menarik diri
f. Kurang Pengetahuan tentang Pengobatan
g. Koping individu tidak efektif

3. POHON MASALAH

Defisit perawatan diri


: mandi Kerusakan Komunikasi Verbal

Isolasi Sosial : Efek/Akibat


menarik diri

Core
Gangguan konsep Problem/
diri : Harga diri Masalah
rendah kronis utama

Koping individu tidak Penyebab


efektif

Respon pasca trauma

Kurang Pengetahuan tentang


Pengobatan
68

C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis


2. Isolasi sosial: Menarik diri
3. Koping individu tidak efektif
4. Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, toilet training)
5. Kerusakan Komunikasi Verbal
6. Kurang Pengetahuan tentang Pengobatan
7. Respon pasca trauma

Tanggal: 3 Mei 2021


Perawat yang mengkaji

Rahayu Nanang Kresnawan


(NIM.2004057)
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama : Sdr. D Ruang : Bunga
Nomor RM : 1232xx Diagnosa Medis : Skizofrenia
Rencana Tindakan Keperawatan untuk Klien dengan Harga Diri Rendah Kronis

No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawata Kriteria Evaluasi Intervensi
n
1 Harga Diri SP 1 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling
Kronis mengidentifikasi pertemuan percaya percaya merupakan
kegiatan dan aspek diharapkan klien a. Salam terapeutik landasan utama untuk
positif seperti: membina b. Perkenalan hubungan dan tindakan
a. Membersihkan hubungan saling c. Jelaskan tujuan selanjutnya
rumah percaya d. Ciptakan lingkungan
b. Berbelanja yang terapeutik
c. Menyiapkan e. Buat kontrak waktu
makan f. Tepati waktu
2. Dorong dan beri klien 2. Perasaan membantu
untuk ungkapkan mengurangi
perasaan stress/depresi akibat
dari halusinasi yang
timbul
3. Menunjukkan
3. Dengarkan ungkapan kepedulian kepada klien
dengan empati 4. Mengetahui
kemampuan klien
4. Identifikasi kemampuan
melakukan kegiatan dan
aspek positif
SP 1 :
Klien dapat menilai Setelah 1 x 1. Bimbing klien dalam 1. Kemampuan klien
kegiatan yang dapat pertemuan menilai kegiatan yang dalam memilih kegiatan
dilakukan saat ini diharapkan klien dapat dilakukan saat ini yang bermanfaat
(buat daftar dapat menilai 2. Berikan contoh kegiatan 2. Memberikan gambaran
kegiatan yang dapat kegiatan yang positif yang dapat kegiatan positif yang
dilakukan saat ini) dapat dilakukan dilakukan seperti: dapat dilakukan klien
saat ini a. Membaca
b. Menyiapkan makan
c. Membersihkan rumah 3. Sebagai acuan untuk
3. Bimbing klien membuat berlatih klien
daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini
SP 1 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan kepada klien 1. Agar klien mengetahui
memilih salah satu pertemuan manfaat dari kegiatan dan memahami manfaat
kegiatan yang dapat diharapkan klien yang sudah dipilih oleh kegiatan yang dipilih
dilakukan saat ini dapat memilih klien 2. Memberikan
untuk dilatih salah satu 2. Beri kesempatan klien kesempatan kepada
kegiatan yang untuk menjelaskan klien untuk berpendapat
dapat dilakukan kembali apa manfaat 3. Meningkatkan
saat ini untuk kegiatan yang dipilih kepercayaan diri klien
dilatih
3. Beri reinforcement positif
SP 1 :

70
Klien dapat berlatih Setelah 1 x 1. Jelaskan definisi kegiatan 1. Meberikan pengetahuan
kegiatan yang pertemuan yang akan dilakukan klien terkait kegiatan
sudah dipilih (alat diharapkan klien seperti: berbelanja, yang akan dilakukan
dan cara dapat berlatih memasak, menjahit,
melakukannya) kegiatan yang membersihkan rumah, dll 2. Mengetahui tujuan
sudah dipilih (alat 2. Jelaskan tujuan kegiatan kegiatan yang akan
dan cara yang akan dilakukan dilakukan
melakukannya) 3. Meningkatkan
3. Jelaskan cara melakukan pengetahuan klien
kegiatan tersebut tentang cara melakukan
kegiatan
4. Memberikan gambaran
4. Demonstrasikan cara terlebih dahulu kepada
melakukan kegiatan klien tentang kegiatan
(dilakukan oleh perawat yang dipilih
terlebih dahulu) 5. Mengevaluasi
5. Demonstrasikan bersama- kemampuan klien
sama dengan klien cara
melakukan kegiatan 6. Mengevaluasi
6. Beri kesempatan klien kemampuan klien
untuk demontrasi secara
mandiri 7. Meningkatkan
7. Beri reinforcement positif kepercayaan diri klien
pada klien
SP 1:
Klien dapat Setelah 1 x 1. Bimbing klien untuk 1. Agar klien dapat
memasukkan pertemuan menyusun jadwal membuat jadwal latihan
latihan dalam diharapkan klien melakukan kegiatan nafas dalam

71
jadwal kegiatan dapat 2. Motivasi klien menyusun 2. Agar klien mau
harian untuk latihan memasukkan jadwal kegiatan harian membuat jadwal
dua kali per hari latihan dalam kegiatan hariannya
jadwal kegiatan 3. Beri pujian 3. Agar klien lebih
harian untuk termotivasi
latihan dua kali
per hari
2 Harga Diri SP 2 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x 1. Evaluasi klien cara 1. Menilai kemampuan
Kronis mendemonstrasikan pertemuan melakukan kegiatan yang klien
kegiatan pertama diharapkan klien pertama:
yang sudah dilatih mampu a. Anjurkan klien
mengevaluasi menjelaskan cara
latihan pada melakukan kegiatan
kegiatan pertama yang sudah dilakukan
b. Minta klien
memperagakan
aktivitas yang sudah
dilakukan
c. Observasi kemampuan
klien melakukan
kegiatan
d. Observasi jadwal
kegiatan harian
2. Beri pujian postif pada 2. Meningkatkan percaya
klien diri
SP 2 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan kepada klien 1. Agar klien mengetahui

72
memilih kegiatan pertemuan manfaat dari kegiatan yang dan memahami manfaat
kedua yang akan diharapkan klien sudah dipilih oleh klien kegiatan yang dipilih
dilatih dapat memilih 2. Memberikan
kegiatan kedua 2. Beri kesempatan klien kesempatan kepada
yang akan dilatih untuk menjelaskan kembali klien untuk berpendapat
apa manfaat kegiatan yang 3. Meningkatkan
dipilih kepercayaan diri klien
3. Beri reinforcement positif
SP 2 :
Klien dapat berlatih Setelah 1 x 1. Jelaskan definisi kegiatan 1. Meberikan pengetahuan
kegiatan kedua pertemuan yang akan dilakukan klien terkait kegiatan
yang sudah dipilih diharapkan klien seperti: berbelanja, yang akan dilakukan
(alat dan cara dapat berlatih memasak, menjahit,
melakukannya) kegiatan kedua membersihkan rumah, dll 2. Mengetahui tujuan
yang sudah 2. Jelaskan tujuan kegiatan kegiatan yang akan
dipilih (alat dan yang akan dilakukan dilakukan
cara 3. Meningkatkan
melakukannya) 3. Jelaskan cara melakukan pengetahuan klien
kegiatan tersebut tentang cara melakukan
kegiatan
4. Memberikan gambaran
4. Demonstrasikan cara terlebih dahulu kepada
melakukan kegiatan klien tentang kegiatan
(dilakukan oleh perawat yang dipilih
terlebih dahulu) 5. Mengevaluasi
5. Demonstrasikan bersama- kemampuan klien
sama dengan klien cara
melakukan kegiatan 6. Mengevaluasi

73
6. Beri kesempatan klien kemampuan klien
untuk demontrasi secara 7. Meningkatkan
mandiri kepercayaan diri klien
7. Beri reinforcement positif
pada klien
SP 2:
Klien dapat Setelah 1 x 1. Bantu klien membuat 1. Memasukan dalam
memasukkan pertemuan Klien jadwal kegiatan harian cara jadwal kegiatan dapat
latihan dalam dapat melakukan kegiatan membantu mempercepat
jadwal kegiatan memasukkan interaksi dengan orang
harian untuk latihan latihan dalam lain
dua kali per hari jadwal kegiatan 2. Motivasi klien menyusun 2. Motivasi akan
harian untuk jadwal kegiatan harian memberikan klien
latihan dua kali semangat dalam
per hari menyusun jadwal
3. Beri pujian 3. Dengan pujian akan
lebih memotivasi klien
Harga Diri SP 3 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x 1. Evaluasi klien cara 1. Menilai kemampuan
Kronis mendemonstrasikan pertemuan melakukan kegiatan yang klien
kembali latihan diharapkan klien kedua:
kegiatan yang mampu a. Anjurkan klien
kedua mengevaluasi menjelaskan cara
latihan kegiatan melakukan kegiatan
sebelumnya pertama
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan
kegiatan pertama

74
2. Evaluasi klien cara 2. Menilai perkembangan
melakukan kegiatan yang kemampuan klien
kedua:
a. Anjurkan klien
menjelaskan cara
melakukan kegiatan
yang sudah dilakukan
b. Minta klien
memperagakan
aktivitas yang sudah
dilakukan
c. Observasi kemampuan
klien melakukan
kegiatan
d. Observasi jadwal
kegiatan harian
3. Beri pujian postif pada 3. Meningkatkan percaya
klien diri klien
SP 3 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan kepada klien 1. Agar klien mengetahui
memilih kegiatan pertemuan manfaat dari kegiatan dan memahami manfaat
ketiga yang akan diharapkan klien yang sudah dipilih oleh kegiatan yang dipilih
dilatih dapat memilih klien 2. Memberikan kesempatan
kegiatan ketiga 2. Beri kesempatan klien kepada klien untuk
yang akan dilatih untuk menjelaskan berpendapat
kembali apa manfaat 3. Meningkatkan
kegiatan yang dipilih kepercayaan diri klien
3. Beri reinforcement positif

75
SP 3:
Klien dapat berlatih Setelah 1 x 1. Jelaskan definisi kegiatan 1. Meberikan pengetahuan
kegiatan ketiga pertemuan yang akan dilakukan klien terkait kegiatan
yang sudah dipilih diharapkan klien seperti: berbelanja, yang akan dilakukan
(alat dan cara dapat berlatih memasak, menjahit,
melakukannya) kegiatan kedua membersihkan rumah, dll
yang sudah 2. Jelaskan tujuan kegiatan 2. Mengetahui tujuan
dipilih (alat dan yang akan dilakukan kegiatan yang akan
cara 3. Jelaskan cara melakukan dilakukan
melakukannya) kegiatan tersebut 3. Meningkatkan
pengetahuan klien
tentang cara melakukan
kegiatan
4. Demonstrasikan cara 4. Memberikan gambaran
melakukan kegiatan terlebih dahulu kepada
(dilakukan oleh perawat klien tentang kegiatan
terlebih dahulu) yang dipilih
5. Demonstrasikan bersama- 5. Mengevaluasi
sama dengan klien cara kemampuan klien
melakukan kegiatan
6. Beri kesempatan klien 6. Mengevaluasi
untuk demontrasi secara kemampuan klien
mandiri 7. Meningkatkan
7. Beri reinforcement positif kepercayaan diri klien
pada klien
SP 3 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Bantu klien untuk 1. Memasukkan kegiatan

76
memasukkan pertemuan memasukkan latihan untuk membiasakan diri
latihan kegiatan diharapkan klien kegiatan pertam, kedua, dan melatih
pertama, kedua dan dapat dapat ketiga dalam jadwal mengaplikasikan
ketiga dalam memasukkan kegiatan harian masing- kegiatan yang sudah
jadwal kegiatan latihan kegiatan masing dua kali sehari dilatih
harian masing- pertama, kedua 2. Motivasi klien menyusun 2. Motivasi akan
masing dua kali dan ketiga dalam jadwal kegiatan harian memberikan klien
sehari jadwal kegiatan semangat dalam
harian masing- menyusun jadwal
masing dua kali 3. Beri pujian 3. Dengan pujian akan
sehari lebih memotivasi klien
Harga Diri SP 4 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x 1. Evaluasi klien cara 1. Menilai kemampuan
Kronis mendemonstrasikan pertemuan melakukan kegiatan klien
kembali latihan diharapkan klien pertama:
kegiatan, pertama, mampu a. Anjurkan klien
kedua dan ketiga mengevaluasi menjelaskan cara
latihan fisik melakukan kegiatan
sebelumnya pertama
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan
kegiatan pertama
c. Observasi sikap
2. Evaluasi klien cara 2. Menilai kemampuan
melakukan kegiatan klien
kedua:
a. Anjurkan klien
menjelaskan cara

77
melakukan kegiatan
kedua
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan
kegiatan kedua
c. Observasi sikap 3. Menilai perkembangan
3. Evaluasi klien cara kemampuan klien
melakukan kegiatan
ketiga:
a. Anjurkan klien
menjelaskan cara
melakukan kegiatan
yang sudah dilakukan
b. Minta klien
memperagakan
aktivitas yang sudah
dilakukan
c. Observasi kemampuan
klien melakukan
kegiatan
d. Observasi jadwal
kegiatan harian
4. Beri reinforcemen positif 4. Meningkatkan percaya
kepada klien diri klien
SP 4 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan kepada klien 1. Agar klien mengetahui
memilih kegiatan pertemuan manfaat dari kegiatan dan memahami manfaat
keempat yang akan diharapkan klien yang sudah dipilih oleh kegiatan yang dipilih

78
dilatih dapat memilih klien 2. Memberikan kesempatan
dan melakukan kepada klien untuk
kegiatan keempat 2. Beri kesempatan klien berpendapat
untuk menjelaskan
kembali apa manfaat 3. Meningkatkan
kegiatan yang dipilih kepercayaan diri klien
3. Beri reinforcement positif

SP 4:
Klien dapat berlatih Setelah 1 x 1. Jelaskan definisi kegiatan 1. Meberikan pengetahuan
kegiatan untuk pertemuan klien yang akan dilakukan klien terkait kegiatan
latihan empat dapat berlatih seperti: berbelanja, yang akan dilakukan
kegiatan kegiatan untuk memasak, menjahit,
latihan empat membersihkan rumah, dll
kegiatan 2. Jelaskan tujuan kegiatan 2. Mengetahui tujuan
yang akan dilakukan kegiatan yang akan
dilakukan
3. Jelaskan cara melakukan 3. Meningkatkan
kegiatan tersebut pengetahuan klien
tentang cara melakukan
kegiatan
4. Demonstrasikan cara 4. Memberikan gambaran
melakukan kegiatan terlebih dahulu kepada
(dilakukan oleh perawat klien tentang kegiatan
terlebih dahulu) yang dipilih
5. Demonstrasikan bersama- 5. Mengevaluasi
sama dengan klien cara kemampuan klien
melakukan kegiatan

79
6. Beri kesempatan klien 6. Mengevaluasi
untuk demontrasi secara kemampuan klien
mandiri
7. Beri reinforcement positif 7. Meningkatkan
pada klien kepercayaan diri klien
SP 4 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Dorong klien untuk 1. Memasukkan kegiatan
memasukkan pertemuan memasukkan jadwal untuk membiasakan diri
jadwal kegiatan diharapkan klien kegiatan untuk latihan melatih
untuk latihan empat dapat empat kegiatan masing- mengaplikasikan empat
kegiatan masing- memasukkan masing dua kali per hari kegiatan dalam sehari-
masing dua kali per jadwal kegiatan hari
hari untuk latihan 2. Motivasi klien menyusun 2. Motivasi akan
empat kegiatan jadwal kegiatan harian memberikan klien
masing-masing semangat dalam
dua kali per hari menyusun jadwal
3. Beri pujian 3. Dengan pujian akan
lebih memotivasi klien
Harga Diri SP 5 :
Rendah Klien dapat Setelah 1 x 1. Evaluasi klien cara 1. Menilai kemampuan
Kronis mendemonstrasikan pertemuan melakukan kegiatan klien
kembali latihan diharapkan klien pertama
empat kegiatan mampu a. Anjurkan klien
mengevaluasi menjelaskan cara
latihan empat melakukan kegiatan
kegiatan pertama
sebelumnya b. Anjurkan klien untuk
memperagakan

80
kegiatan pertama
c. Observasi sikap
2. Evaluasi klien cara 2. Menilai kemampuan
melakukan kegiatan kedua klien
a. Anjurkan klien
menjelaskan cara
melakukan kegiatan
kedua
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan
kegiatan kedua
c. Observasi sikap
3. Evaluasi klien cara 3. Menilai kemampuan
melakukan kegiatan klien
ketiga
a. Anjurkan klien
menjelaskan cara
melakukan kegiatan
ketiga
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan
kegiatan ketiga
c. Observasi sikap
4. Evaluasi klien cara 4. Menilai perkembangan
melakukan kegiatan kemampuan klien
keempat
a. Anjurkan klien
menjelaskan cara

81
melakukan kegiatan
yang sudah dilakukan
b. Minta klien
memperagakan
aktivitas yang sudah
dilakukan
c. Observasi kemampuan
klien melakukan
kegiatan
d. Observasi jadwal
kegiatan harian
5. Beri reinforcement positif 5. Meningkatkan percaya
kepada klien diri klien
SP 5 :
Klien mampu Setelah 1 x 1. Pantau pelaksanaan jadwal 1. Mengetahui perilaku
melakukan pertemuan kegiatan yang sudah yang dilakukan klien
kegiatan secara diharapkan klien disusun
mandiri mampu 2. Berikan penguatan 2. Meningkatkan harga
melakukan terhadap perilaku klien diri klien
kegiatan secara yang positif
mandiri 3. Berikan penilaian 3. Mengetahui
kemampuan klien yang perkembangan
mandiri kemampuan klien
dalam melakukan
kegiatan secara
mandiri.
SP 5 :
Harga diri klien Setelah 1 x 1. Pantau perkembangan 1. Memantau kemampuan

82
meningkat pertemuan kemampuan klien dalam klien
diharapkan klien berlatih kegiatan sesuai
harga diri klien jadwal
meningkat 2. Berikan penilaian pada 2. Mengetahui
kemampuan klien dalam kemampuan klien
mengontrol perilaku dalam mengontrol
kekerasan perilaku kekerasan
1 Harga Diri SP 1 Keluarga :
Rendah Keluarga dapat Setelah 1 x Diskusikan bersama keluarga Membantu keluarga dalam
Kronis mengungkapkan interaksi, tentang masalah-masalah yang mengungkapkan
masalah yang keluarga mampu dialami selama merawat klien perasaanya
dirasakan dalam mengungkapkan perilku kekerasan
merawat klien. masalah yang
dirasakan dalam
merawat klien

SP 1 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Jelaskan pengertian harga 1. Penjelasan kepada
mengerti dan interaksi, diri rendah keluarga tentang
memahami tentang keluarga mampu pengertian harga diri
pengertian, tanda mengerti dan rendah dapat
dan gejala, serta memahami menambah
proses terjadinya tentang pengetahuan keluarga
harga diri rendah pengertian, tanda tentang HDR
dan gejala, serta 2. Jelaskan tentang tanda dan 2. Penjelasan kepada
proses terjadinya gejala prilaku HDR keluarga tentang tanda
harga diri rendah dan gejala perilaku

83
HDR dapat menambah
pengetahuan keluarga
tentang HDR
3. Jelaskan proses terjadinya 3. Penjelasan kepada
HDR keluarga tentang proses
terjadinya HDR dapat
menambah
pengetahuan keluarga
tentang HDR
SP 1 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah 1 x Identifikasi bersama keluarga Menggali informasi
mengidentifikasi pertemuan kemampuan klien sebelum terhadap kemampuan klien
kemampuan yang keluarga mampu dan sesudah sakit sebelum dan sesudah sakit
dimiliki klien mengidentifikasi
sebelum dan kemampuan yang
sesudah sakit dimiliki klien
sebelum dan
sesudah sakit
SP 1 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Jelaskan cara merawat 1. Penanganan yang tepat
menjelaskan cara interaksi, klien dengan HDR : dapat membantu proses
merawat klien keluarga mengerti a. Merawat klien HDR penyembuhan klien
dengan HDR tentang cara dengan dengan HDR
merawat klien mengidentifikasi
HDR kemampuan klien
dalam melakukan
kegiatan yang positif
b. Merawat klien HDR

84
dengan melatih klien
satu kegiatan
c. Merawat klien HDR
dengan melatih klien
dua kegiatan
d. Merawat klien HDR
dengan melatih klien
tiga kegiatan
e. Merawat klien HDR
dengan melatih klien
empat kegiatan
2. Beri pujian jika klien 2. Menghargai upaya
dapat melakukannya keluarga dalam
dengan baik pembelajaran
SP 1 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Latih keluarga merawat 1. Meningkatkan kognitif
melatih satu cara interaksi, klien HDR dengan kelurga tentang tujuan
merawat klien Keluarga mampu melakukan kegiatan sesuai kegiatan
HDR dengan melatih satu cara pilihan klien a. Meningkatkan
memberi merawat klien a. Jelaskan tujuan kognitif keluarga
tanggungjawab HDR dengan kegiatan yang dipilih tentang cara
kegiatan pertama memberi oleh klien kegiatan
yang dipilih klien tanggungjawab b. Meningkatkan
kegiatan pertama b. Jelaskan cara psikomotor
yang dipilih klien melakukan kegiatan keluarga
tersebut c. Meningkatkan
c. Demonstrasi cara psikomotor
kegiatan keluarga

85
d. Bersama – sama d. Menilai psikomotor
keluarga klien
mendemonstrasikan e. Menilai
cara kegiatan kemampuan
e. Minta keluarga untuk keluarga
mempraktekkan secara
mandiri cara kegiatan 2. Menghargai upaya
2. Beri pujian kepada keluarga dalam
keluarga pembelajaran
SP 1 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x Anjurkan keluarga membantu Dukungan sosial dari
membimbing klien interaksi keluarga klien sesuai jadwal dan keluarga mempercepat
melakukan mampu, memberi pujian proses penyembuhan klien
kegiatan yang membimbing
sudah terjadwal klien melakukan
kegiatan yang
sudah terjadwal
dan berikan
pujian
2 Harga Diri SP 2 Keluarga :
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah 1 x 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Ketrampilan keluarga
Kronis keluarga dalam interaksi keluarga dalam merawat dan mempercepat proses
membimbing klien mampu, melatih melatih klien (2 kegiatan) penyembuhan klien
melaksanakan klien dalam 2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga
kegiatan pertama melaksanakan keluarga dapat memotivasi
yang dipilih dan kegiatan kedua keluarga
dilatih yang dipilih klien
dan berikan

86
pujian
SP 2 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif
melatih kegiatan interaksi keluarga melakukan kegiatan yang keluarga
yang kedua mampu melatih kedua
kegiatan yang 2. Latih keluarga dalam 2. Mensukseskan program
kedua kegiatan yang kedua: pengobatan klien
a. Berikan contoh
kepada keluarga
bagaimana cara
melakukan kegiatan
yang kedua
b. Lakukan bersama-
sama dengan perawat
c. Minta keluarga untuk
mengulang apa yang 3. Meningkatkan
sudah diajarkan kepercayaan diri
3. Beri reinforcement positif keluarga
pada keluarga
SP 2 Keluarga : SP 2 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari
membantu klien interaksi membantu klien keluarga mempercepat
melakukan diharapkan melakukan kegiatan sesuai proses penyembuhan
kegiatan sesuai keluarga mampu jadwal klien
jadwal membantu klien 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pujian dari keluarga
melakukan memberikan pujian kepada akan memotivasi klien
kegiatan sesuai klien ketika klien dapat untuk memasukan
jadwal melakukan kegiatan sesuai dalam jadwal kegiatan

87
jadwal yang dibuat.
3 Harga Diri SP 3 Keluarga
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah 1 x 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Ketrampilan keluarga
Kronis keluarga dalam interaksi dalam merawat dan mempercepat proses
membimbing klien diharapkan melatih klien (3 kegiatan) penyembuhan klien
melaksanakan keluarga mampu 2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga
kegiatan pertama melatih klien keluarga dapat memotivasi
dan kedua yang dalam keluarga
sudah dipilih dan melaksanakan
dilatih klien dan kegiatan ketiga
berikan pujian yang dipilih klien
dan berikan
pujian
SP 3 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif
melatih klien interaksi melakukan kegiatan yang keluarga
melakukan diharapkan ketiga
kegiatan ketiga keluarga mampu 2. Latih keluarga dalam 2. Mensukseskan program
yang dipilih melatih klien kegiatan yang ketiga: pengobatan klien
melakukan a. Berikan contoh
kegiatan ketiga kepada keluarga
yang dipilih bagaimana cara
melakukan kegiatan
yang ketiga
b. Lakukan bersama-
sama dengan perawat
c. Minta keluarga untuk
mengulang apa yang 3. Meningkatkan

88
sudah diajarkan kepercayaan diri
3. Beri reinforcement positif keluarga
pada keluarga
SP 3 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari
membantu klien interaksi membantu klien keluarga mempercepat
melakukan diharapkan melakukan kegiatan sesuai proses penyembuhan
kegiatan sesuai keluarga mampu jadwal klien
jadwal membantu klien 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pujian dari keluarga
melakukan memberikan pujian kepada akan memotivasi klien
kegiatan sesuai klien ketika klien dapat untuk melakukan
jadwal melakukan kegiatan sesuai kegiatan yang terdapat
jadwal yang dibuat. didalam jadwal
4 Harga Diri SP 4 Keluarga :
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah 1 x 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Ketrampilan keluarga
Kronis keluarga dalam interaksi dalam merawat dan mempercepat proses
membimbing klien diharapkan melatih klien (3 kegiatan) penyembuhan klien
melaksanakan keluarga mampu 2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga
kegiatan pertama, merawat/melatih keluarga dapat memotivasi
kedua dan ketiga. klien melakukan keluarga
Berikan pujian kegiatan pertama,
kedua dan ketiga
SP 4 Keluarga :
Keluarga dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif
melatih klien dalam interaksi melakukan kegiatan yang keluarga
melaksanakan diharapkan keempat
kegiatan keempat keluarga dapat 2. Latih keluarga dalam 2. Mensukseskan program
melatih klien kegiatan yang keempat: pengobatan klien

89
dalam a. Berikan contoh kepada
melaksanakan keluarga bagaimana
kegiatan keempat cara melakukan
kegiatan yang keempat
b. Lakukan bersama-
sama dengan perawat
c. Minta keluarga untuk
mengulang apa yang 3. Meningkatkan
sudah diajarkan kepercayaan diri
3. Beri reinforcement positif keluarga
pada keluarga
SP 4:
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Jelaskan follow up 1. Menentukan tindakan
memfollow-up ke pertemuan (catatan perkembangan) selanjutnya
RSJ, tanda kambuh, keluarga mampu klien ke RSJ/PKM
rujukan memfollow-up ke 2. Jelaskan tanda-tanda 2. Meningkatkan kognitif
RSJ, tanda kambuh selama keluarga selama
kambuh, rujukan perawatan klien di rumah merawat klien dengan
a. Klien senang HDR
menyendiri
b. Tidak mau bergaul
dengan orang lain
3. Segera hubungi 3. Memperoleh
pelayanan kesehatan penanganan lebih
terdekat bila ada gejala- lanjut, cepat dan tepat.
gejala di atas (rujukan)
SP 4 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan sosial dari

90
membantu klien interaksi membantu klien keluarga mempercepat
melakukan diharapkan melakukan kegiatan sesuai proses penyembuhan
kegiatan sesuai keluarga mampu jadwal klien
jadwal membantu klien 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pujian dari keluarga
melakukan memberikan pujian kepada akan memotivasi klien
kegiatan sesuai klien ketika klien dapat untuk melakukan
jadwal melakukan kegiatan sesuai kegiatan yang terdapat
jadwal yang dibuat. didalam jadwal
5 Harga Diri SP 5 Keluarga :
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah 1 x 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Ketrampilan keluarga
Kronis keluarga dalam interaksi dalam merawat dan mempercepat proses
membimbing klien diharapkan melatih klien secara fisik penyembuhan klien
melakukan keluarga mampu a. Kegiatan pertama
kegiatan yang membimbing b. Kegiatan kedua
dipilih dan dilatih klien melakukan c. Kegiatan ketiga
klien, berikan kegiatan yang d. Kegiatan empat
pujian dipilih dan dilatih 2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga
klien keluarga dapat memotivasi
keluarga
SP 5 Keluarga :
Menilai Setelah 1 x Nilai kemampuan keluarga Untuk mengetahui
kemampuan interaksi merawat klien HDR kemampuan keluarga
keluarga dalam diharapkan dalam merawat
membimbing klien keluarga mampu
merawat klien
HDR
SP 5 Keluarga :
Keluarga mampu Setelah 1 x Nilai kemampuan keluarga Untuk mengetahui

91
membawa klien interaksi melakukan kontrol ke kemampuan melakukan
kontrol ke diharapkan RSJ/PKM kontrol ke RSJ/PKM
RSJ/PKM keluarga mampu
membawa klien
kontrol ke
RSJ/PKM

Rencana Tindakan Keperawatan untuk Klien dengan Isolasi Sosial : Menarik Diri

No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Isolasi Sosial SP I : Pasien
1. Klien dapat 1. Setelah 1x 1. Berikan salam terapeutik 1. Salam terapeutik dapat
mengidentifika interaksi klien membina hubungan saling
si penyebab dapat percaya antar perawat dan
isolasi sosial: mengidentifikasi pasien.
siapa yang penyebab isolasi 2. Bimbing klien mengenal siapa 2. Agar klien dapat
serumah sosial: siapa yang saja yang tinggal serumah. mengetahui orang-orang
dengan klien, serumah dengan 3. Tanyakan klien siapa orang di sekitar.
siapa yang klien, siapa yang yang dekat dan tidak dekat. 3. Klien dapat
dekat, siapa dekat, siapa yang mengidentifikasi orang
yang tidak tidak dekat, dan 4. Dorong klien untuk yang dekat/tidak dekat.
dekat, dan apa apa sebabnya menyebutkan penyebab isolasi 4. Klien dapat
sebabnya social. mengidentifikasi
5. Beri pujian jika klien dapat penyebab isolasi social.
menyebutkan. 5. Agar klien lebih
termotivasi

92
2. Klien dapat 2. Setelah 1x 1. Bimbing klien 1. Agar klien mengetahui
menjelaskan interaksi klien mengidentifikasi keuntungan keuntungan memiliki
keuntungan dapat menjelaskan mempunyai teman dan teman dan bercakap-cakap.
punya teman keuntungan punya bercakap-cakap. 2. Mengklarifikasi hal yang
dan bercakap- teman dan 2. Beri kesempatan klien tidak di mengerti.
cakap bercakap-cakap bertanya.
3. Agar klien lebih
3. Beri pujian bila klien bias termotivasi
menyebutkan
3. Klien dapat 3. Setelah 1x 1. Bimbing klien 1. Agar klien mengetahui
menjelaskan interaksi, klien mengidentifikasi kerugian kerugian tidak memiliki
kerugian tidak mampu tidak mempunyai teman dan teman dan tidak bercakap-
punya teman mengidentifikasi tidakbercakap-cakap cakap.
dan tidak kerugian tidak 2. Beri kesempatan klien 2. Mengklarifikasi hal yang
bercakap- punya teman dan bertanya tidak di mengerti
cakap tidak bercakap- 3. Beri pujian bila klien bisa 3. Lebih memotivasi klien
cakap menyebutkan
4. Klien dapat 4. Setelah 1x 1. Jelaskan manfaat berkenalan 1. Agar klien dapat
berlatih cara interaksi klien dengan orang lain pada klien mengetahui manfaat
berkenalan mampu berkenalan berkenalan dengan orang
dengan pasien dengan orang lain lain
dan perawat secara bertahap 2. Demonstrasikan cara 2. Klien dapat menirukan
atau tamu berkenalan dengan orang lain
3. Lakukan bersama-sama 3. Klien dapat melakukannya
dengan klien. besama perawat.
4. Minta klien mengulangi cara 4. Melibatkan klien dalam
berkenalan dengan orang lain interaksi sosial akan
mendorong klien untuk

93
melihat dan merasakan
secara langsung
keuntungan dari
berinteraksi serta
meningkatkan konsep diri
5. Beri pujian jika klien mampu klien.
melakukan. 5. Lebih memotivasi klien
5. Klien dapat 5. Setelah 1x 1. Bantu klien membuat jadwal 1. Memasukkan kegiatan
memasukkan interaksi, klien harian berkenalan dengan berbincang-bincang
pada jadwal dapat orang lain dengan orang lain ke
kegiatan untuk memasukkan pada dalam kegiatan harian
latihan jadwal kegiatan akan membantu klien
berkenalan untuk latihan mencapai interaksi sosial
berkenalan secara bertahap
2. Motivasi klien untuk 2. Agar klien lebih
menyusun jadwal harian termotivasi
3. Beri pujian 3. Pujian lebih memotivasi
2 SP II : Pasien
1. Klien dapat 1. Setelah 1x 1. Anjurkan klien untuk 1. Mengetahui
mengevalusi interaksi, klien menjelaskan tujuannya perkembangan
kegiatan dapat kemampuan klien
berkenalan mengevaluasi 2. Minta klien memperagakan 2. Evaluasi sebagai upaya
kegiatan harian kembali cara berkenalan untuk merencanakan
klien dengan orang lain kegiatan selanjutnya
apakah klien bisa
melakukan interaksi sosial
dengan dua orang atau
lebih.

94
3. Observasi kemampuan klien 3. Mengetahui
melakukan kegiatan perkembangan klien
4. Observasi jadwal kegiatan 4. Melihat perkembangan
harian kemampuan klien
5. Beri pujian 5. Pujian dapat memotivasi
klien untuk berusaha
2. Klien berlatih 2. Setelah 1x 1. Bimbing klien memilih 2 1. Berdiskusi mengenai
bicara saat interaksi, klien kegiatan yang akan dilakukan kegiatan yang akan di
melakukan dapat berbicara lakukan dapat
kegiatan dengan orang lain merencanakan kegiatan
harian (latihan saat melakukan 2 2. Demonstrasikan cara yang disukai
2 kegiatan) kegiatan harian berbicara dengan orang lain 2. Agar klien dapat
ketika melakukan kegiatan menirukan cara berbicara
harian dengan orang lain ketika
melakukan kegiatan harian
3. Lakukan bersama-sama 3. Klien meniru perawat
dengan klien. dengan baik.
4. Minta klien untuk 4. Melatih klien agar terbiasa
memperagakan berbicara saat melakukan
kegiatan harian
5. Beri pujian 5. Agar klien lebih
termotivasi
3. Klien dapat 3. Setelah 1x 1. Bantu klien membuat jadwal 1. Memasukan kegiatan
memasukkan interaksi, klien kegiatan harian berkenalan berkenalan dengan 2-3
kegiatan dapat dengan 2-3 orang lain dan orang lain dan berbicara
harian untuk memasukkan berbicara saat melakukan saat melakukan kegiatan
latihan dalam jadwal kegiatan harian harian dapat menargetkan
berkenalan 2-3 kegiatan harian interaksi dengan orang lain

95
orang pasien, 2. Motivasi klien menyusun 2. Agar dapat menyusun
perawat dan jadwal kegiatan harian jadwal kegiatan harian
tamu, secara mandiri
berbicara saat 3. Beri pujian 3. Agar klien lebih
melakukan termotivasi
kegiatan
harian
3 SP III : Pasien
1. Klien dapat 1. Setelah 1x 1. Anjurkan klien untuk 1. Mengetahui
mengevaluasi interaksi, klien menjelaskan cara berkenalan perkembangan
kegiatan dapat dengan beberapa orang dan kemampuan klien
latihan mengevaluasi berbicara saat melakukan 2
berkenalan jadwal kegiatan kegiatan harian
(beberapa harian klien 2. Minta klien untuk melakukan
2. Dengan melakukan
orang) dan kegiatan berkenalan dengan kegiatan sebelumnya,
berbicara saat beberapa orang dan berbicaradapat diketahui ada atau
melakukan 2 saat melakukan 2 kegiatan tidaknya perkembangan
kegiatan harian pasien
harian 3. Observasi kemampuan klien3. Mengamati perkembangan
melakukan kegiatan untuk menentukan tindak
lanjut
4. Observasi jadwal kegiatan 4. Melihat perkembangan
harian kemampuan klien
5. Beri pujian 5. Agar klien lebih
termotivasi
2. Klien dapat 2. Setelah 1x 1. Bimbing klien memilih 2 1. Mendiskusikan kegiatan
berlatih cara interaksi, klien kegiatan baru yang akan baru agar klien dapat
berbicara saat dapat berbicara dilakukan memilih kegiatan yang

96
melakukan dengan orang lain disukai untuk
kegiatan saat melakukan 2 2. Demonstrasikan cara memperbanyak interaksi
harian (2 kegiatan harian berbicara saat melakukan 2 2. Membantu klien
kegiatan baru) kegiatan harian baru berinteraksi dengan orang
3. Lakukan bersama-sama lain saat kegiatan
dengan klien. 3. Klien mampu meniru
4. Minta klien memperagakan perawat.
ulang 4. Melihat kemampuan klien
5. Beri pujian 5. Dengan pujian akan lebih
memotivasi klien.
3. Klien dapat 3. Setelah 1x 1. Bantu klien membuat jadwal 1. Memasukan dalam jadwal
memasukkan interaksi, klien kegiatan harian berkenalan kegiatan dapat membantu
pada jadwal dapat dengan 4-5 orang lain dan mempercepat interaksi
kegiatan untuk memasukkan berbicara saat melakukan 4 dengan orang lain
latihan dalam jadwal kegiatanharian
berkenalan 4-5 kegiatan harian 2. Motivasi klien menyusun 2. Motivasi akan
orang, jadwal kegiatan harian memberikan klien
berbicara saat semangat dalam menyusun
melakukan 4 jadwal
kegiatan 3. Beri pujian 3. Dengan pujian akan lebih
harian memotivasi klien
4 SP IV : Pasien
1. Klien dapat 1. Setelah 1x 1. Anjurkan klien untuk 1. Mengetahui
mengevaluasi interaksi, klien menjelaskan cara berkenalan perkembangan
kegiatan dapat dengan 4-5 orang dan kemampuan klien
latihan mengevaluasi berbicara dengan orang saat
berkenalan, jadwal kegiatan melakukan 4 kegiatan
bicara saat harian klien 2. Minta klien berkenalan 2. Mengulangi kegiatan

97
melakukan dengan 4-5 orang dan sebelumnya dapat
empat berbicara dengan orang saat diketahui
kegiatan melakukan 4 kegiatan
harian 3. Observasi kemampuan klien 3. Perkembangan untuk
melakukan kegiatan menentukan tindak lanjut
4. Observasi jadwal kegiatan 4. Perkembangan untuk
harian klien menentukan tindak lanjut
5. Beri pujian 5. Pujian dapat membuat
klien lebih termotivasi
2. Klien dapat 2. Setelah 1x 1. Bimbing klien mempelajari 1. Agar klien dapat
berlatih cara interaksi, klien cara meminta sesuatu dan mengetahui cara meminta
bicara sosial: dapat meminta menjawab dengan benar dan menjawab pertanyaan.
meminta sesuatu dan 2. Demonstrasikan cara bicara 2. Agar klien dapat berbicara
sesuatu, menjawab sosial: meminta dan menjawab meminta sesuatu.
menjawab pertanyaan dengan benar.
pertanyaan 3. Lakukan cara tersebut 3. Klien mampu meniru
bersama klien. perawat dengan cara
memperagakan bersama-
sama.
4. Minta klien memperagakan 4. Dengan menirukan klien
ulang dapat memahami
5. Dengan pujian klien lebih
5. Beri pujian termotivasi
3. Klien 3. Setelah 1x 1. Bantu klien memasukan pada 1. Membantu klien dalam
memasukkan interaksi, klien jadwal kegiatan harian memasukkan jadwal
kegiatan untuk dapat berkenalan dengan > 5 orang, kegiatan harian.
latihan memasukkan berbicara saat melakukan
berkenalan >5 dalam jadwal kegiatan harian dan sosialisasi

98
orang, orang kegiatan harian 2. Motivasi klien untuk 2. Motivasi dapat
baru, berbicara menyusun jadwal kegiatan meningkatkan semangat
saat harian kilen.
melakukan 3. Beri pujian 3. Dengan pujian klien lebih
kegiatan termotivasi.
harian dan
sosialisasi
5 SP V : Pasien
1. Klien dapat 1. Setelah 1x
1. Anjurkan klien untuk 1. Mengetahui
mengevaluasi interaksi, klien menjelaskan cara melakukan perkembangan
kegiatan dapat kegiatan berkenalan berbicara kemampuan klien
latihan mengevaluasi saat melakukan kegiatan
berkenalan, kegiatan latihan harian dan bersosialisasi
berbicara saat berkenalan, 2. Minta klien melakukan 2. Meminta klien melakukan
melakukan berbicara saat kegiatan berkenalan berbicara kegiatan berkenalan
kegiatan melakukan saat melakukan kegiatan berbicaradapat melatih
harian dan kegiatan harian harian dan bersosialisasi keberanian klien dalam
sosialisasi dan sosialisasi berbicara.
3. Observasi kemampuan klien 3. Agar mengetahui
melakukan kegiatan dan kemampuan klien dalam
Observasi jadwal kegiatan melakukan kegiatannya.
harian 4. Pujian dapat memotivasi
4. Beri pujian klien
2. Klien dapat 2. Setelah 1x 1. Bimbing klien memilih 1. Mengetahui kegiatan yang
melakukan interaksi, klien kegiatan harian yang akan akan dilakukan oleh klien.
latihan dapat berlatih dilakukan 2. Membantu klien untuk
kegiatan kegiatan harian 2. Demonstrasikan kegiatan dapat berinteraksi dengan
harian harian dan caraberkomunikasi. orang lain secara mandiri.

99
3. Lakukan cara tersebut 3. Klien dapat meniru
bersama klien. perawat dengan baik.
4. Minta klien memperagakan 4. Mengetahui sejauh mana
kembali kemampuan klien dapat
memperagakan kembali.
5. Beri pujian 5. Agar klien lebih
termotivasi.
3. Klien dapat 3. Setelah 1x 1. Catat dan nilai perubahan 1. Dapat mengetahui sejauh
menilai interaksi, klien yang terjadi pada klien mana perubahan yang
kemampuan dapat menilai dialami klien.
yang telah kemampuan yang 2. Catat kemajuan pada klien 2. Untuk mengetahui
mandiri telah mandiri kemajuan yang terjadi
pada klien.
4. Klien dapat 4. Setelah 1x 1. Nilai sejauh mana kemampuan 1. Mengetahui sejauh mana
menilai interaksi klien klien untuk melakukan kemampuan klien untuk
apakah isolasi dapat menilai kegiatan dan berinteraksi melakukan kegiatan dan
sosial teratasi apakah isolasi dengan orang lain. berinterkasi dengan orang
sosial teratasi lain.

SP I : Keluarga Setelah 1x interaksi 1. Jelaskan pada keluarga 1. agar keluarga mengetahui


1. Keluarga keluarga mampu penyebab masalah pasien penyebab masalah pasien
mampu mengetahui penyebab 2. Observasi respon keluarga 2. mengetahui respon
mengungkapk dan masalah yang terhadap masalah pasien penyebab masalah pasien
an masalah dialami pasien dan 3. Beri pujian 3. agar keluarga lebih
yang kesulitan dalam termotivasi
dirasakan merawat
dalam
merawat

100
pasien
2. jelaskan Keluarga mampu 1. diskusikan bersama keluarga 1. Agar keluarga mengerti
kepada menjelaskan tentang tentang pengertian tanda dan tentang pengertian tanda
keluarga pengertian tanda dan gejala isolasi sosial. dan gejala isoasi sosial
tentang gejala proses 2. Berikan kesempatan keluarga 2. Agar keluarga dapat
pengertian terjadinya isolasi untuk bertanya menanyakan hal-hal yang
tanda dan sosial belum di pahami.
gejala &
proses
terjadinya
isolasi sosial
3. Menjelaskan keluarga mampu 1. Diskusikan bersama keluarga 1. Agar keluarga mengerti
kepada menjelaskan kembali cara merawat pasien isolasi tentang cara merawat
keluarga cara cara merawat klien sosial keluarga yang mengalami
merawat klien yang menderita isolasi isolasi sosial
yang sosial 2. Berikan kesempatan keluarga 2. Agar keluarga mengerti
menderita untuk bertanya tentang hal-hal yang elum
isolasi sosial dipahami.
4. Anjurkan Keluarga mampu 1. Jelaskan cara merawat klien 1. Agar klien mampu
keluarga mendemonstrasikan yang mengalami isolasi sosial mengetahui manfaat
untuk melatih cara melatih berbicara tentang manfaat berkenalan berkenalan dan berbicara
klien dan berkenalan dan berbicara dengan orang dengan orang lain.
berbicara, dan kepada klien lain. 2. Agar keluarga menjadi
berkenalan, 2. Demonstrasikan kepada lebih paham tentang cara
saat merawat keluarga tentang cara mengajari klien untuk
klien berkenalan dan berbicara berkenalan dan berbicara
melakukan kepada orang lain kepada orang lain.
kegiatan 3. Lakukan bersama-sama 3. Keluarga mampu

101
harian dengan keluarga melakukannya bersama
perawat
4. Minta keluarga menirukan 4. Untuk memastikan bahwa
hal-hal yang sudah di keluarga benar-benar
demonstrasikan paham akan tentang hal
yang telah di ajarkan
5. Beri pujian 5. Agar keluarga merasa
lebih dihargai.
6. Minta Keluarga mampu 1. Diskusikan dengan keluarga 1. Agar klien tidak bingung
keluarga membantu pasien cara membantu jadwal tentang kegiatan apa yang
untuk selalu dalam setiap jadwal kegiatan pasien/jadwal yang akan ia lakukan selama
membantu kegiatan pasien akan dilakukan dirumah. dirumah nanti.
pasien sesuai 2. Ajarkan keluarga untuk 2. Agar klien merasa
jadwal memberikan pujian kepada dihergai tentang usaha
kegiatan pasien bila pasien dapat yang telah dilakukannya.
pasien, dan melakukan kegiatan yang
berikan telah diajarkan.
pujian.
SP 2 Keluarga Setalah 1x interkasi 1. Minta keluarga untuk 1. Agar keluarga paham
1. Mengevaluasi keluarga mampu mengulangi kegiatan yang kegiatan yang sudah
keluarga melatih pasien sudah dilakukan pada dilakukan pada pertemuan
dalam berkenalan dan pertemuan sebelumnya sebelumnya
melatih/mera berbicara ke pada 2. Observasi keluarga dalam 2. Keuarga mampu
wat pasien orang lain. melakukan kegiatan melakukan kegiatan
berkenalan 3. Beri pujian 3. Agar keluarga merasa
dan berbicara. senang dan termotivasi.
Beri pujian.
2. Keluarga Keluarga mengetahui 1. Diskusiakn dengan keluarga 1. Keluarga dapat mengethui

102
dapat kegiatan apa saja yang kegiatan apa saja yang dapat hal-hal apa saja yang
menjeaskan dapat dilakukan melibatkan klien untuk dapat melibatkan klien
kegiatan dirumah dan dapat berbicara. berbicara.
dirumah yang melibatkan klien 2. Jelaskan akibat bila klien 2. Agar keluarga paham
dapat untuk berinteraksi. tidak diajak berinteraksi di akan dampak bila klien
melibatkan dalam lingkungan keluarga. tidak diajak berinteraksi
pasien untuk 3. Beri kesempatan untuk 3. Agar keluarga menjadi
berbicara bertanya lebih mengerti akan hal-
hal yang masih membuat
keluarga bingung.
3. Keluarga Keluarga dapat 1. Jelaskan manfaat berbicara 1. Keluarga mengetahui
dapat menjaga membimbing pasien dalam lingkungan keluarga manfaat berbicara dalam
komunikasi berbicara lingkungan keluarga
kien dengan 2. Demonstrasikan cara 2. Keluarga dapat mlakukan
melatih mengajak klien berbicara komunikasi kepada klien.
berbicara. dengan baik 3. Keluarga dapat
3. Lakukan bersama keluarga melakukannya dengan
cara menghardik baik setela meniru
perawat..
4. Minta keluarga 4. Keluarga mampu
mendemonstrasikan ulang memberikan
mempertahankan
komunikasi dengan klien
secara mandiri.
5. Beri pujian. 5. Sebagai wujud
penghargan dan motivasi
terhadap keluarga.

103
4. Keluarga Keluarga mampu 1. Diskusiakan dengan keluarga 1. Keluarga dapat
mampu membantu untuk selalu mengingatkan mengingatkan pasien
menganjurkan mengingatkan pasien dengan jadwal kegiatan dengan jadwal
/membantu kegiatan pasien sesuai yang akan dilakukan kegiatannya
pasien sesuai jadwal 2. Ajarkan keluarga untuk 2. Keluarga dapat memberi
jadwal. Dan memberikan pujian kepada pujian kepada klien
memberi pasien bila pasien dapat
pujian. melakukan kegiatan.
3. Beri pujian. 3. Memotivas keluarga
SP 3 Keluarga Setelah 1x interaksi 1. Minta keluarga untuk melatih 1. Keluarga menjadi lebih
1. Mengevaluasi keluarga mampu ulang klien tentang kegiatan ingat dan terampil tentag
kegiatan melatih klien yang telah diajarkan. mengajarkan cara
keluarga melakukan kegiatan. berinteraksi dengan klien.
dalam Berbicara dan 2. Observasi kegiatan yang 2. Agar keluaraga
merawat berkenalan, serta dilakukan keluarga melakukan dengan benar
berkenalan, melibatkan klien 3. Beri pujian 3. Agar keluarga lebih
berbicara, dan dalam percakapan dihargai.
melatih klien selama aktifitas
berbicara dirumah.
dalam
kegiatan
dirumah.
2. Keluarga Keluarga dapat 1. Jelaskan cara melatih klien 1. Keluarga dapat melatih
mampu mengajarkan kepada melakukan kegiatan sosial klien melakukan kegiatan
melatih klien klien untuk sederhana sosial dengan benar.
melakukan melakukan kegiatan 2. Demonstrasika cara 2. Agar dpat menerapkan
kegiatan sosial ayng sederhana melakukan kegiatan sosial apa yang telah diajarkan
sosial yang sederhana 3. Keluarga

104
(belanja) 3. Lakukan bersama keluarga 4. Agar keluarga paham
4. Minta keluarga untuk akan hal yang telah
mengualangi dijelaskan
5. Berikan pujian 5. Sebagai apresiasi dan
keluarga menjadi lebih
dihargai.
3. Keluarga Keluarga membantu 1. Jelaskan cara membimbing 1. Keluarga memberikan
mampu pasien melakukan klien melakukan tugas sosial contoh membimbing klien
membimbing aktifitas sosial yang yang sederhana dengan benar.
klien sederhana. 2. Demonstrasikan cara 2. Keluarga menjadi lebih
berbelanja membimbing pasien paham tentang apa yang
sebagai melakukan tugas sosial akan dilakukan
aktivitas sederhana (belanja) 3. Keluarga dapat
sosial yang 3. Lakuka bersama-sama melakukannya dengan
sederhana baik
4. Minta keluarga menirukan hal 4. Agar keluarga mengingat
yang tellah diajarkan dan bisa melakukan
tindakan yang telah
diajarkan
5. Berikan pujian 5. Sebagai apresiasi dan
keluarga menjadi lebih
dihargai
4. Keluarga 1. Keluraga 1. Diskusikan dengan keluarga 1. Keluarga dapat
menganjurkan mampu untuk selalu mengingatkan mengingatkan pasien
/membantu membantu pasien dengan jadwal kegiatan dengan jadwal
pasien sesuai mngingatkan yang akan dilakukan kegiatannya
jadwal. Dan kegiatan 2. Ajarkan keluarga untuk 2. Keluarga dapat memberi
memberi pasien sesuai memberikan pujian kepada pujian kepada klien

105
pujian jadwal pasien bila pasien dapat
melakukan kegiatan
3. Beri pujian 3. Memotivasi keluarga.
SP 4 Keluarga Setelah 1x interaksi 1. Meminta keluara membantu 1. Agar keluarga dpat
1. Mengevaluasi kelurga mampu pasien melakukan aktivitas melakukan tindakan yang
kegiatan melatih pasien berkenalan, berbicara, saat harus dilakukan keluarga
keluarga berkenalan, berbicara, melakukan kegiatan harian, saat pasien kambuh.
dalam saat melakukan berbelanja.
merawat/ kegiatan harian, 2. Observasi kegiatan keluarga 2. Keluarga dapat
melatih pasien berbelanja. melakukan kegiatan
berkenalan, 3. Beri pujian. 3. Memberi motivasi bagi
berbicara saat keluarga.
melakukan
kegiatan
harian
berbelaja.
Beri pujian
2. Menjelaskan Keluarga mampu 1. Diskusikan dengan keluarga 1. Agar keluarga dapat
tanda kambuh mengetahui tanda tanda kekambuhan pasien melakukan tindakan yang
yang dialami kekambuhan dan serta tindakan yang harus harus dilakukan keluarga
klien, dan tindakan yang harus dilakukan keluarga saat pasien saat pasien kambuh.
jelaskan cara dilakukan kambuh 2. Mengklarifikasi hal yang
memberikan 2. Beri kesempatan klien untuk tidak di mengerti.
rujukan. bertanya
5 SP 5 Keluarga Setalah 1x interaksi 1. Meminta keluarga membantu 1. Agar keluarga dapat
1. Mengevaluasi keluarga mampu pasien melakukan aktivitas membantu pasien
kegiatan melatih pasien berkenalan, berbicara, saat melakukan aktivitas
keluarga berkenalan, berbicara, melakukan kegiatan harian berkenalan, berbicara,

106
dalam saat melakukan berbelanja berbelanja & follow up.
merawat/ kegiatan harian, 2. Observasi kegiatan keluarga 2. Keluarga dapat
melatih pasien berbelanja & kegiatan melakukan kegiatan
berkenalan, lain dan follow up. 3. Beri pujian 3. Memberikan motivasi
berbicara saat bagi keluarga.
melakukan
kegatan
harian,
berbelanja &
kegiatan lain
dan follow up.
Beri puujian.
2. Menilai Keluarga mampu 1. Catat kemampuan dan 1. Mengetahui kemampuan
kemampuan membantu dan perkembangan keluarga dalam dan perkembangan
keluarga melatih keutuhan membantu dan membimbing keluarga dalam mambantu
merawat klien menghadapi pasien memenuhi dan membimbing pasien
pasien. isolasi sosial. kebutuhannya. memenuhi kebutuhannya.
2. Evaluasi perkembangan 2. Mengetahui
keluarga perkembangan keluarga
3. Beri pujian. 3. Memberi motivasi pada
keluarga
3. Menilai Keluarga mampu 1. Anjurkan keluarga membantu 1. Agar keluarga dapat
kemapuan membawa pasien jadwal kontrol ke RSJ/PKM mengetahui jadwal
keluarga control berobat ke kontrol ke RSJ/PKM
melakukan RSJ/PKM
kontrol ke
RSJ/PKM

107
Rencana Tindakan Keperawatan untuk Klien dengan Koping individu tidak efektif

PASIEN
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Keperawata Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
n Evaluasi
1. Koping SP 1
Individu Klien dapat Setelah ... x 1. Jelaskan pengertian 1. Membantu pasien
Inefektif mengidentifikasi interaksi koping mengetahui tentang
sumber koping diharapkan klien kping individu
yang masih dapat 2. Diskusikan sumber- 2. Membantu klien
dimiliki mengidentifikasi sumber koping mengetahui segala
sumber koping secara umum sesuatu yang dapat
yang masih memberikan
dimiliki 3. Diskusikan sumber dukungan
koping yang 3. Mengetahui sumber-
dimiliki klien sumber yang tetap
memberikan
dukungan kepada
klien
SP 1
Klien dapat Setelah ... x 1. Jelaskan pengertian 1. Menambah
menjelaskan interaksi mekanisme koping pengetahuan klien
keuntungan diharapkan klien konstruktif tentang mekanisme
mekanisme dapat koping konstruktif
koping menjelaskan 2. Diskusikan 2. Agar klien dapat
konsruktif dan keuntungan keuntungan mengetahui contoh

108
menjelaskan mekanisme mekanisme koping koping konstruktif
kerugian koping konstruktif
mekanisme konstruktif dan 3. Jelaskan pengertian 3. Menambah
destruktif kerugian mekanisme koping pengetahuan klien
mekanisme destruktif tentang mekanisme
koping koping destruktif
destruktif 4. Diskusikan 4. Agar klien dapat
kerugian mengetahui contoh
mekanisme koping koping destruktif
destruktif
5. Minta pasien 5. Menilai pemahaman
mengulangi klien tentang koping
keuntungan konstruktif dan
mekanisme koping destruktif
konstruktif dan
kerugian
mekanisme koping
destruktif
SP 1
Klien mampu Setelah ... x 1. Diskusikan 1. Mengetahui macam-
mendiskusikan interaksi kebutuhan klien macam kebutuhan
bersama diharapkan klien 2. Diskusikan klien
kebutuhan klien mampu kebutuhan yang 2. Mengetahui
yang tidak mendiskusikan sudah terpenuhi kebutuhan yang sudah
terpenuhi kebutuhan yang 3. Diskusikan terpenuhi
tidak terpenuhi kebutuhan yang 3. Mengetahui
belum terpenuhi kebutuhan yang tidak
4. Diskusikan terpenuhi

109
penyebab 4. Mengetahui penyebab
kebutuhan belum kebutuhan klien tidak
terpenuhi terpenuhi
SP 1
Klien dapat Setelah ... x 1. Diskusikan jenis 1. Mengetahui jenis
memenuhi interaksi bantuan yang bantuan yang paling
kebutuhannya diharapkan klien diperlukan klien dibutuhkan klien
yang belum mampu 2. Bantu klien 2. Agar kebutuhan klien
terprnuhi dengan memenuhi memenuhi dapat terpenuhi
bantuan kebutuhan kebutuhan

SP 1
Klien dapat Setelah 1x Bimbing klien Upaya untuk
memasukkan pertemuandihara memasukkan pada membiasakan diri
pada jadwal pkan klien dapat jadwal kegiatan melakukan kegiatan agar
kegiatan memasukkan pemenuhan kebutuhan semua kebutuhan dapat
pemenuhan pada jadwal yang belum terpenuhi terpenuhi
kebutuhan kegiatan
pemenuhan
kebutuhan
2 Koping SP 2
individu Klien dapat Setelah ... x 1. Diskusikan jenis 1. Mengetahui jenis
inefektif menyebutkan interaksi klien kebutuhan jebutuhan sebelumnya
kebutuhan yang mampu sebelumnya yang yang belum terpenuhi
sudah dipenuhi menyebutkan belum terpenuhi
kebutuhan yang 2. Diskusikan 2. Mengetahui persentase
sebelumnya kebutuhan yang peningkatan

110
belum terpenuhi dapat terpebuhi pemenuhan kebutuhan
dan kini sudah sesuai jadwal
terpenuhi 3. Observasi 3. Menilai kemampuan
kemampuan klien klien
dalam
menyebutkan
kebutuhan yang
sebelumnya belum
terpenuhi dan kini
sudah terpenuhi 4. Menilai kemampuan
4. Observasi jadwal klien
kegiatan harian 5. Pujian dan apresiasi
5. Beri pujian dapat meningkatkan
kepercayaan diri
SP 2
Klien dapat Setelah ... x 1. Diskusikan bersama 1. Mengetahui kebutuhan
memenuhi interaksi kien kebutuhan yang belum terpenuhi
kebutuhan lain diharapkan klien yang belum
yang tidak mampu terpenuhi
terpenuhi memenuhi 2. Diskusikan 2. Mengetahui penyebab
kebutuhan lain penyebab kebutuhan kebutuhan tidak
yang belum tidak terpenuhi terpenuhi
terpenuhi 3. Bantu klien 3. Agar kebutuhan klien
memenuhi dapat terpenuhi
kebutuhan yang
belum terpenuhi
SP 2 Setelah ... x 1. Diskusikan latihan 1. Mengetahui jenis
Klien dapat interaksi kegiatan pemenuhan latihan yang

111
melakukan diharapkan klien kebutuhan yang diperlukan klien
latihan mampu diperlukan klien
pemenuhan melakukan 2. Bantu klien memilih 2. Untuk memfokuskan
kebutuhan yang latihan salah satu kegiatan latihan pemenuhan
dipilih pemenuhan pemenuhan kebutuhan
kebutuhan yang kebutuhan
dipilih 3. Jelaskan dan 3. Menambah
demontrasikan pengetahuan klien
kepada klien latihan
kegiatan yang
dipilih klien
4. Lakukan latihan 4. Membimbing klien
bersama dengan dalam latihan
klien
5. Minta klien 5. Memberi kesempatan
mengulangi latihan klien dalam
kegiatan secara memperagakan
mandiri latihan
6. Beri pujian pada 6. Meningkatkan
klien kepercayaan diri
klien
SP 2
Klien dapat Setelah ... x Bimbing klien Membantu klien
memasukkan interaksi klien memasukkan pada melakukan kegiatan
jadwal dapat jadwal kegiatan secara terstruktur dan
pemenuhan memasukkan pemenuhan kebutuhan menghindari lupa
kebutuhan dan pada jadwal dan kegiatan yang melakukan kegiatan yang
kegiatan yang kegiatan dilatih diprogramkan

112
dilatih pemenuhan
kebutuhan dan
kegiatan yang
dilatih
3 Koping SP 3
individu Klien mampu Setelah ... x 1. Diskusikan 1. Mengetahui
inefektif mengevaluasi interaksi kebutuhan yang kemajuan
kegiatan diharapkan klien sudah terpenuhi dan perkembangan klien
pemenuhan mampu belum terpenuhi dalam memenuhi
kebutuhan dan mengevaluasi kebutuhan
kegiatan yang pemenuhan 2. Bersama dengan 2. Mengetahui jenis dan
dilakukan klien kebutuhan dan klien mendiskusikan frekuensi klien
kegiatan yang latihan kegiatan melakukan kegiatan
dilakukan klien yang sudah
dilakukan klien
3. Minta klien 3. Menilai kemampuan
mendemonstrasikan klien dalam
kembali kegiatan melakukan kegiatan
yang dilakukan
4. Observasi 4. Menilai kemampuan
kemampuan klien klien dalam
dalam mekakukan melakukan kegiatan
kegiatan
5. Observasi jadwal 5. Menilai kemampuan
kegiatan harian klien dalam
melakukan kegiatan
6. Beri pujian 6. Membantu
meningkatkan

113
kepercayaan diri klien

SP 3 Setelah ... x 1. Jelaskan jenis dan 1. Agar klien


Klien dapat interaksi klien fungsi obat yang mengetahui jenis obat
memahami dapat dikonsumsi klien yang dikonsumsi
program memahami dan beserta fungsinya
pengobatan yang menjelaskan 2. Jelaskan cara, dosis 2. Agar klien dapat
dijalani dan kembali dan frekuensi mengkonsumsi obat
manfaat yang pengobatan minum obat sesuai aturan
dirasakan yang dijalani 3. Jelaskan 3. Membantu
(jenis, guna, keuntungan teratur keberlangsungan
dosis, frekuensi, minum obat dan kontinyuitas klien
cara, kerugian minum dalam minum obat
keuntungan obat tidak teratur
minum obat dan 4. Beri kesempatan 4. Memberi klien
kerugian tidak klien bertanya kesempatan untuk
minum obat menanyakan hal yang
teratur) belum jelas
5. Minta klien 5. Mengetahui
menjelskan kembali pemahaman klien
tentang program tentang program
pengobatannya pengobatannya
(jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara dan
kontinyuitas minum
obat)
SP 3 Setelah ... x 1. Bimbing klien 1. Membantu klien
Klien dapat interaksi memasukkan pada melakukan kegiatan

114
memasukkan diharapkan jadwal pemenuhan secara terstruktur
pada jadwal kliem mampu kebutuhan
pemenuhan memasukkan 2. Bimbing klien 2. Membantu klien
kebutuhan, pada jadwal memasukkan pada dalam melakukan
kegiatan yang kegiatan jadwal kegiatan kegiatan yang sudah
telah dilatih dan pemenuhan yang telah dilatih dilatih
obat kebutuhan, 3. Bimbing klien
kegiatan yang memasukkan pada 3. Membantu klien
telah dilatih dan jadwal minum obat teratur minum obat
obat
4 Koping SP 4 Setelah ... x 1. Evaluasi kebutuhan 1. Mengetahui
individu Klien dapat interaksi klien yang sudah peningkatan klien
inefektif melakukan diharapkan klien terpenuhi dan belum dalam memenuhi
kegiatan untuk dapat terpenuhi kebutuhan
memenuhi melakukan 2. Evaluasi kegiatan 2. Mengetahui
kebutuhan, kegiatan yang telah kemampuan klien
kegiatan yang pemenuhan dilakukan, minta dalam melakukan
sudah dilatih dan kebutuhan klien, klien untuk kegiatan
minum obat melakukan mendemonstrasikan
teratur kegiatan yang kegiatan
telah dilatih dan 3. Evaluasi kegiatan 3. Mengetahui
teratur minum klien dalam minum keteraturan klien
obat obat dalam minum obat
4. Observasi 4. Menilai kemampuan
kemampuan klien klien
dalam mekakukan
kegiatan
5. Observasi jadwal 5. Menilai kemampuan

115
kegiatan harian klien
6. Beri pujian kepada 6. Apresiasi dapat
klien meningkatkan
kepercayaan diri
klien
SP 4 Setelah ... x 1. Diskusikan bersama 1. Mengetahui
Klien dapat interaksi klien klien kebutuhan kebutuhan klien yang
mendiskusikan mampu yang belum belum terpenuhi
kebutuhan lain menentukan terpenuhi
dan cara kebutuhan lain 2. Diskusikan bersama 2. Menentukan cara
pemenuhannya dan cara klien cara pemenuhan
pemenuhannya pemenuhan kebutuhan klien
kebutuhan
SP4 Setelaah ... x 1. Diskusikan bersama 1. Mengetahui
Klien dapat interaksi klien kemampuan kemampuan yang
mendiskusikan diharapkan klien yang dimiliki dalam dimiliki klien
kemampuan mampu memenuhi
yang dimiliki mengidentifikasi kebutuhan
dan memilih kemampuan 2. Diskusikan bersama 2. Menentukan
kegiatan yang yang dimiliki, klien kemampuan kemampuan klien
akan dilatih memilih yang akan dipilih yang akan dilatih
kegiatan dan untuk dilatih
melatih kegiatan 3. Jelaskan kepada 3. Pemberia informasi
klien kegiatan yang kepada klien tentang
akan dilatih kemampuan yang
dimiliki
4. Demonstrasikan 4. Memberikan
pada klien kegiatan gambaran kepada

116
yang akan dilatih kien terkait latihan
5. Lakukan kegiatan 5. Membangun rasa
yang dipilih bersama percaya diri klien
dengan klien saat latihan
6. Minta klien 6. Menilai kemampuan
mendemonstrasikan klien saat melakukan
kembali kegiatan kegiatan
yang telah dilatih
7. Beri pujian 7. Pujian dapat
meningkatkan rasa
percaya diri
SP 4 Setelah ... x 1. Bimbing klien 1. Membantu klien
Klien dapat interaksi klien memasukkan pada dalam melakukan
memasukkan mampu jadwal kegiatan kegiatan secara
pada jadwal memasukkan pemenuhan terjadwal
kegiatan harian pada jadwal dan kebutuhan, kegiatan
pasien, kegiatan melaksanakan yang dilatih dan
yang telah kegiatan harian, jadwal minum obat
dilatih dan kegiatan yang 2. Beri pujian pada 2. Membangun rasa
minum obat dilatih dan klien percaya diri klien
minum obat
5 Koping SP 5 Setelah ... x 1. Evaluasi kebutuhan 1. Mengetahui
individu Klien dapat interaksi klien yang sudah keberhasilan klien
inefektif memenuhi diharapkan klien terpenuhi dan belum dalam memenuhi
kebutuhan, dapat memenuhi terpenuhi kebutuhan
melakukan kebutuhan, 2. Evaluasi kegiatan 2. Mengetahui
kegiatan yang melakukan yang dilatih keberhasilan latihan
telah dilatih kegiatan yang sebelumnya, minta sebelumnya

117
sebeumnya dan dilatih klien
minum obat sebelumnya dan mendemonstrasikan
teratur minum obat kembali
teratur 3. Evaluasi klien dalam 3. Mengetahui ketaatan
keteraturan minum klien dalam minum
obat obat
4. Observasi 4. Menilai kemampuan
kemampuan klien klien
dalam mekakukan
kegiatan
5. Observasi jadwal 5. Menilai kemampuan
kegiatan harian klien
6. Beri pujian kepada 6. Membantu
klien meningkatkan
kepercayaan diri
klien
SP 5 Setelah ... x 1. Diskusikan kegiatan 1. Menilai keberhasilan
Penilaian interaksi yang mampu kegiatan pemenuhan
kemampuan diharapkan klien dilakukan klien kebutuhan klien
klien yang telah dapat 2. Minta klien 2. Menilai kemampuan
mandiri melakukan mendemonstrasikan yang dimiliki klien
kegiatan secara kemampuan yang
mandiri sesuai dimiliki
kemampuan 3. Nilai kemampuan 3. Mengetahui tingkat
klien yang telah kemandirian klien
mandiri dalam melakukan
kegiatan
6 Koping SP 1 Setelah ... x 1. Diskusikan bersama Membantu keluarga

118
individu Keluarga interaksi keluarga tentang dalam mengungkapkan
inefektif mampu diharapkan masalah-masalah perasaannya
mendiskusikan keluarga mampu yang dihadapi
masalah yang mendiskusikan selama merawat
dirasakan dalam masalah yang klien koping
merawat klien dirasakan dalam individu inefektif
merawat klien
SP 1 Setelah ... x 1. Jelaskan kepada 1. Menambah
Keluarga interaksi keluarga pengertian pengetahuan keluarga
memahami diharapkan koping individu tentang pengertian
pengertian keluarga mampu inefektif mekanisme kopinh
mekanisme memahami 2. Jelaskan mekanisme 2. Menambah
koping, pengertian koping konstruktif pengetahuan keluarga
konstruktif dan mekanisme tentang mekanisme
destruktif koping koping
konstruktif dan 3. Jelaskan akibat dari 3. Memberikan gambaran
destruktif mekanisme koping kepada keluarga akibat
konstruktif dari mekanisme
koping seseorang
4. Menambah
4. Jelaskan mekanisme pengetahuan keluarga
koping destruktif tentang mekanisme
koping
5. Memberikan gambaran
5. Jelaskan akibat kepada keluarga akibat
mekanisme koping dari mekanisme
destruktif koping seseorang
SP 1 Setelah ... x 1. Kaji kemampuan 1. Mengetahui

119
Keluarga interaksi keluarga dalam kemampuan keluarga
memahami cara diharapkan merawat klien dalam merawat klien
merawat klien keluarga mampu koping individu
koping individu memahami cara inefektif
inefektif : tidak merawat klien 2. Demonstrasikan 2. Menambah
disangkal, tidak koping individu keluarga dalam pengetahuan keluarga
diikuti/diterima inefektif : tidak merawat klien dalam merawat klien
(netral) disangkal, tidak koping individu sehingga dapat
diikuti/diterima inefektif diterapkan dalam
(netral) a. Jelaskan cara melakukan perawatan
merawat klien pada klien koping
koping individu individu inefektif
inefektif : tidak
disangkal, tidak
diikuti/diterima
(netral)
b. Demostrasikan
kepada keluarga
cara merawat
klien koping
individu
inefektif : tidak
disangkal, tidak
diikuti/diterima
(netral)
c. Lakukan
bersama
keluarga cara

120
merawat klien
koping individu
inefektif : tidak
disangkal, tidak
diikuti/diterima
(netral)
d. Minta keluarga
memperagakan
kembali cara
merawat klien
koping individu
inefektif : tidak
disangkal, tidak
diikuti/diterima
(netral)
SP 1 Setelah ... x 1. Demonstrasikan 1. Memudahkan
Keluarga interaksi keluarga cara keluarga dalam
mampu diharapkan mengetahui membantu klien
memahami cara keluarga mampu kebutuhan klien dalam memenuhi
mengetahui memahami cara a. Jelaskan tujuan kebuthuannya
kebutuhan mengetahui mengethui
pasien dan kebutuhan kebutuhan klien
mengetahui pasien dan b. Demonstrasikan
kemampuan mengenali cara mengetahui
klien kemampuan kebutuhan klien
klien c. Lakukan
bersama dengan
keluarga cara

121
mengetahui
kebutuhan klien
d. Minta keluarga
untuk
mendemonstrasi
kan kembali cara
mengetahui
kebutuhan klien
2. Demonstrasikan 2. Membantu keluarga
keluarga cara dalam memahami
mengetahui kemampuan yang
kemampuan klien dimiliki klien dan
a. Jelaskan kepada mengoptimalkan
keluarga cara kemampuan yang
mengetahui dimiliki
kemampuan
klien
b. Demonstrasikan
cara mengkaji
kemampuan
klien
c. Lakukan cara
mengkaji
kemampuan
klien bersama
dengan keluarga
d. Minta keluarga
mendemonstrasi

122
kan kembali cara
mengkaji
kemampuan
yang dimiliki
klien
SP 1 Setelah ... x Anjurkan keluarga Dukungan sosial dari
Keluarga dapat interaksi membantu pasien keluarga mempercepat
membantu diharapkan sesuai jadwal dan proses penyembuhan
membimbing keluarga mampu memberikan pujian pasien
pasien membimbing
melakukan pasien
kegiatan yang melakukan
sudah terjadwal kegiatan yang
dan memberikan sudah terjadwal
pujian
7 Koping SP 2 Setelah ... x 1. Evaluasi kegiatan 1. Keterampilan
individu Keluarga dapatinteraksi keluarga dalam keluarga dalam
inefektif membimbing diharapkan membimbing merawat pasien dapat
pasien keluarga mampu pasien memebuhi mempercepat
memenuhi membimbing kebutuhannya pemulihan pasien
kebutuhannya. pasien dalam 2. Beri pujian 2. Pujian kepada
memenuhi keluarga dapat
kebutuhannya memotivasi keluarga
SP 2 Setelah ... x 1. Demonstrasikan 1. Keterampilan
Keluarga interaksi keluarga cara keluarga dalam
mampu diharapkan memenuhi merawat pasien dapat
memahami cara keluarga mampu kebutuhan pasien membantu proses
memenuhi memahami cara a. Jelaskan tujuan pemulihan pasien

123
kebutuhan memenuhi memenuhi
pasien kebutuhan kebutuhan pasien
pasien b. Demonstrasikan
cara memenuhi
kebutuhan pasien
c. Bersama dengan
keluarga lakukan
latihan cara
memenuhi
kebutuhan pasien
d. Minta keluasga
untuk
mendemonstrasi
kan kembali
SP 2 Setelah ... x 1. Demonstrasikan 1. Membantu
Keluarga interaksi keluarga cara mengoptimalkan
mampu melatih diharapkan melatih kemampuan kemampuan pasien
kemampuan keluarga mampu yang dimiliki pasien dalah melakukan
yang dimiliki melatih a. Jelaskan tujuan kegiatan
pasien kemampuan melatih
yang dimiliki kemampuan
pasien yang dimiliki
pasien
b. Demonstasikan
cara melatih
kemampuan
pasien
c. Bersama

124
keluarga lakukan
latihan untuk
melatih
kemampuan
pasien
d. Minta keluarga
mendemonstrasi
kan cara melatih
kemampuan
pasien
SP 2 Setelah ... x 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan keluarga
Keluarga interaksi membantu klien dapat memberikan
mampu diharapkan dalam melakukan penguatan yang
membantu keluarga mampu kegiatan sesuai yang positif terhadap diri
pasien membimbing telah dijadwalkan : pasien
melakukan pasien memenuhi
kegiatan sesuai melakukan kebutuhan dan
jadwal kegiatan yang latihan kegiatan
sudah terjadwal 2. Beri pujian 2. Pujian yang positif
dapat memotivasi
keluarga dalam
merawat pasien
8 Koping SP 3 Setelah ... x 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai keberhasilan
individu Keluarga interaksi keluarga dalam latihan sebelumnya
inefektif mampu dalam diharapkan membimbing bersama keluarga
membimbing keluarga mampu memenuhi
memenuhi dalam kebutuhan pasien
kebutuhan membimbing a. Kebutuhan yang

125
pasien dan memenuhi sudah terpenuhi
membimbing kebutuhan b. Kebutuhan yang
pasien pasien dan belum terpenuhi
melaksanakan membimbing 2. Evaluasi kegiatan 2. Keterampilan
kegiatan yang pasien keluarga dalam keluarga
dilatih melaksanakan membimbing pasien mempercepat
kegiatan yang melaksanakan pemuliah pasien
dilatih kegiatan yang dilatih
3. Beri pujian kepada 3. Memberikan
keluarga motivasi kepada
keluarga dalam
merawat pasien
SP 3 Setelah ... x 1. Jelaskan kepada 1. Menambah
Keluarga interaksi keluarga tentang pemahaman keluarga
mampu diharapkan obat yang tentang pengoatan
memahami keluarga mampu dikonsumsi pasien : pasien sehingga
tentang obat memahami a. Jenis obat membantu pasien
yang diminum tentang obat b. Guna obat dalam keteraturan
pasien yang diminum c. Dosis obat minum obat
pasien meliputi d. Frekuensi
jenis, guna, minum obat
dosis, frekuensi, e. Cara minum
cara kan obat
kontinyuitas f. Keuntungan
minum obat minum obat
g. Kerugian tidak
minum obat
teratur

126
2. Minta keluarga 2. Mengevaluasi
menjelaskan pemahaman keluarga
kembali tentang obat tentang pengobatan
yang dikonsumsi pasien setelah
pasien diberikan penjelasan
SP 3
Keluarga dapat Setelah ... x Anjurkan keluarga Dukungan keluarga dapat
membantu interaksi membantu pasien memberikan dampak
pasien diharapkan melakukan kegiatan positif pada klien
melakukan keluarga mampu sesuai jadwal :
kegiatan sesuaimembantu memenuhi kebutuhan,
jadwal pasien melakukan kegiatan
melakukan yang dilatih dan minum
kegiatan sesuai obat
jadwal
9 Koping SP 4 Setelah ... x 1. Evaluasi kegiatan 1. Keterampilan
individu Keluarga dapat interaksi keluarga dalam keluarga dalam
inefektif membantu diharapkan memenuhi membimbing pasien
membimbing keluarga mampu kebutuhan paisen membantu pemulihan
pasien membimbing a. Kebutuhan yang pasien
memenuhi pasien sudah terpenuhi
kebutuhan memenuhi b. Kebutuhan yang
pasien, kebutuhan belum terpenuhi
membimbing pasien, 2. Evaluasi kegiatan 2. Keterampilan
pasien membimbing keluarga dalam keluarga dalam
melakukan pasien membimbing pasien membimbing pasien
kegiatan yang melakukan melakukan kegiatan membantu pemulihan
dilatih dan kegiatan yang yang dilatih pasien

127
minum obat dilatih dan 3. Evaluasi kegiatan 3. Dukungan keluarga
minum obat keluarga dalam dapat meningkatkan
membinmbing keteraturan pasien
pasien minum obat dalam minum obat
4. Beri pujian kepada 4. Pujian kepada
keluarga keluarga dapat
memotivasi keluarga
SP 4 Setelah ... x 1. Jelaskan kepada 1. Menentukan tindakan
Keluarga interaksi keluarga tentang selanjutnya
mampu diharapkan follow up (catatan
memahami keluarga mampu perkembangan)
follow up pasien memahami pasien ke RSJ/PKM
ke RSJ/PKM, follow up pasien 2. Jelaskan tanda-tanda 2. Meningkatkan
tanda kambuh ke RSJ/PKM, pasien kambuh kognitif keluarga
dan rujukan tanda kambuh a. Mengingkari dalam merawat
pasien dan rujukan masalah pasien dengan
pasien b. Harga diri koping individu
rendah inefektif
c. Merasa malu
d. Tidak percaya
diri
e. Jarang
berkomunikasi
3. Jelaskan tentang 3. Memperoleh
rujukan pasien : penanganan lebih
segera hubungi lanjut, cepat dan
pelayanan kesehatan tepat
terdekat bila ada

128
gejala
SP 4
Keluarga Setelah ... x Anjurkan keluarga Dukungan keluarga dapat
mampu interaksi membantu pasien memberikan dampak
membantu diharapkan melakukan kegiatan positif pada klien
membimbing keluarga mampu sesuai jadwal :
pasien dalam membimbing memenuhi kebutuhan,
melakukan pasien dalam melakukan kegiatan
kegiatan sesuai melakukan yang dilatih dan minum
jadwal kegiatan sesuai obat
jadwal
10 Koping SP 5 Setelah ... x 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan keluarga
individu Keluarga dapat interaksi membantu pasien dapat memberikan
inefektif membantu diharapkan melakukan kegiatan dampak positif pada
membimbing keluarga mampu sesuai jadwal : klien
pasien membimbing memenuhi
memenuhi pasien kebutuhan,
kebutuhan memenuhi melakukan kegiatan
pasien, kebutuhan yang dilatih dan
membimbing pasien, minum obat
pasien membimbing 2. Berikan pujian 2. Pujian kepada
melakukan pasien kepada keluarga keluarga dapat
kegiatan yang melakukan memberikan motivasi
dilatih dan kegiatan yang kepada keluarga
minum obat dilatih dan
minum obat
SP 5 Setelah ... x Nilai kemampuan Untuk mengetahui
Keluarga interaksi keluarga merawat kemampuan keluarga

129
mampu merawat diharapkan pasien dengan koping merawat pasien
pasien keluarga mampu individu inefektif
merawat pasien
dengan koping
individu
inefektif
Sp 5 Setelah ... x Nilai kemampuan Untuk mengetahui
Keluarga interaksi keluarga melakukan kemampuan melakukan
mampu dihaapkan kontrol ke RSJ/PKM kontrol ke RSJ/PKM
melakukan keluarga mampu
kontrol ke membawa
RSJ/PKM pasien kontrol
ke RSJ/PKM

E. Catatan Perkembangan (Implementasi dan Evaluasi)


Nama : Sdr. D Ruangan : Bunga
Nomor RM : 1232xx Diagnosa : Skizofrenia
Diagnosis
Hari/tangg Tanda
Keperawatan/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
al Jam Tangan
Tujuan
Senin, 3 SP 1 : Harga Diri
Mei 2021 Rendah Kronis
10.50 s/d 1. Klien dapat 1. Identifikasi kemampuan S:
11.10 WIB mengidentifika kegiatan dan aspek positif - Klien mengatakan mampu untuk Nanang
si kemampuan pasien memilih kegiatan.
kegiatan dan 1. Merapikan tempat tidur
aspek positif 2. Berdandan: menyisir rambut

130
pasien 3. Menyapu lantai
2. Klien dapat 2. Bantu menilai kegiatan 4. Mengepel lantai
membantu yang dapat dilakukan saat - Klien mengatakan akan melakukan
menilai ini (pilih dari daftar kegiatan yang bermanfaat
kegiatan yang kegiatan): buat daftar - Klien mengatakan bersedia
dapat kegiatan yang dapat melakukan kegiatan yang pertama
dilakukan saat dilakukan saat ini. yaitu merapikan tempat tidur
ini (pilih dari - Klien mengatakan tujuan dari
daftar merapikan tempat tidur adalah agar
kegiatan): buat tempat tidurnya rapi dan bagus
daftar kegiatan untuk dilihat.
yang dapat - Klien mengatakan dirinya
dilakukan saat berharga, dan ingin cepat pulang
ini. 3. Bantu memilih salah satu bertemu keluarga.
3. Klien dapat kegiatan yang dapat O:
mambantu dilakukan saat ini untuk - Ada kontak mata , menunduk
memilih salah dilatih - Klien kooperatif, klien jarang
satu kegiatan berbicara
yang dapat - Klien bisa mengungkapkan
dilakukan saat perasaannya dan memilih
ini untuk 4. Latih kegiatan yang dipilih kegiatannya
dilatih (alat dan cara - Klien melakukan kegiatan pertama
4. Klien dapat melakukannya) dibuktikan dengan klien merapikan
melatih tempat tidur sesuai instruksi
kegiatan yang perawat
dipilih (alat A: SP 1 tercapai
dan cara 5. Bimbing klien untuk P:
melakukannya) memasukkan pada jadwal Klien:

131
5. Klien dapat kegiatan untuk latihan: dua - Minta klien menilai aspek positif
memasukkan kegiatan masing-masing yang ada pada diri klien
pada jadwal dua kali per hari - Anjurkan klien melatih kegiatan
kegiatan untuk yang telah dilatih
dua kali per - Anjurkan klien memperagakan
hari kegiatan yang telah dilakukan dan
memasukan kedalam jadwal
Perawat:
- Menjelasakan tujuan dari kegiatan
pertama yang telah dilakukan
- Melatih kembali kegiatan pertama
yang telah dilakukan dan menilai
aspek positif dari diri klien,
mengobservasi sikap dan jadwal
kegiatan
- Melanjutkan SP 2 Harga Diri
Rendah Kronis:
1. Evaluasi kegiatan pertama yang
telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu klien memilih kegiatan
kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua (alat dan
cara)
4. Bimbing klien untuk
memasukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan: dua
kegiatan masing-masing dua
kali per hari

132
Senin, 3 SP 2 : Harga Diri
Mei 2021 Rendah Kronis
13.10 s/d 1. Klien dapat 1. Mengevaluasi kegiatan S:
13.30 WIB mengevaluasi pertama yang telah dilatih - Klien mengatakan mampu untuk
kegiatan dan berikan pujian memilih kegiatan. Nanang
pertama yang 1. Merapikan tempat tidur
telah dilatih dan 2. Berdandan: menyisir rambut
berikan pujian 3. Menyapu lantai
2. Klien dapat 2. Membantu klien memilih 4. Mengepel lantai
membantu kegiatan kedua yang akan - Klien mengatakan akan melakukan
memilih dilatih kegiatan yang bermanfaat
kegiatan kedua - Klien mengatakan dirinya
yang akan berharga, dan ingin cepat pulang
dilatih 3. Melatih kegiatan kedua bertemu keluarga.
3. Klien dapat (alat dan cara) - Klien mengatakan tujauan dari
melatih merapikan tempat tidur adalah agar
kegiatan kedua tempat tidurnya rapi dan bagus
(alat dan cara) 4. Membimbing klien untuk untuk dilihat.
4. Klien mampu memasukan pada jadwal - Klien mengatakan akan melakukan
memasukan kegiatan untuk latihan: dua kegiatan kedua yaitu menyisir
pada jadwal kegiatan masing-masing rambut
kegiatan untuk dua kali per hari - Klien mengatakan bersedia
latihan: dua melakukan kegiatan yang kedua.
kegiatan O:
masing-masing - Ada kontak mata , menunduk
dua kali per hari - Klien kooperatif, klien jarang
berbicara
- Klien bisa mengungkapkan

133
perasaannya dan memilih
kegiatannya
- Klien mengevaluasi kegiatan yang
pertama dibuktikan dengan klien
merapikan tempat tidur sesuai
instruksi perawat
- Klien melakukan kegiatan kedua
yaitu menyisir rambut dibuktikan
dengan rambut klien rapi dan tidak
acak-acakan lagi
A: SP 2 tercapai
P:
Klien:
- Anjurkan klien menjelaskan tujuan
kegiatan pertama dan minta klien
menilai aspek positif yang ada pada
diri klien dan melatih kegiatan
pertama yang telah dilatih, dan
anjurkan klien memperagakan
kegiatan pertama yang telah
dilakukan.
- Anjurkan klien untuk menjelaskan
tujuan, melatih kegiatan, dan
mendemonatrasikan kegiatan
kedua dan memasukan dalam
jadwal kegiatan
Perawat:
- Menilai aspek positif dari diri klien

134
- Menjelasakan tujuan dari kegiatan
pertama dan kedua yang telah
dilakukan
- Melatih kembali kegiatan pertama
dan kedua yang telah dilakukan
dan mengobservasi sikap dan
jadwal kegiatan
- Melanjutkan SP 3 Harga Diri
Rendah Kronis:
1. Evaluasi kegiatan pertama dan
kedua yang telah dilatih dan
berikan pujian
2. Bantu klien memilih kegiatan
ketiga yang akan dilatih
3. Latih kegiatan ketiga (alat dan
cara)
4. Bimbing klien untuk
memasukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan: tiga
kegiatan masing-masing dua
kali per hari
Selasa, 4 SP 3 : Harga Diri
Mei 2021 Rendah Kronis
12.50 s/d 1. Klien dapat 1. Mengevaluasi kegiatan S:
13.10 WIB mengevaluasi pertama dan kedua yang - Klien mengatakan mampu untuk
kegiatan telah dilatih dan berikan memilih kegiatan : Merapikan Nanang
pertama dan pujian tempat tidur, Berdandan: menyisir
kedua yang rambut, Menyapu lantai, Mengepel

135
telah dilatih dan lantai
berikan pujian - Klien mengatakan akan melakukan
2. Klien dapat 2. Membantu klien memilih kegiatan yang bermanfaat dan
membantu kegiatan ketiga yang akan mengatakan dirinya berharga, dan
memilih dilatih ingin cepat pulang bertemu
kegiatan ketiga keluarga.
yang akan - Klien mengatakan tujuan dari
dilatih 3. Melatih kegiatan ketiga merapikan tempat tidur adalah agar
3. Klien dapat (alat dan cara) tempat tidurnya rapi dan bagus
melatih untuk dilihat.
kegiatan ketiga - Klien mengatakan tujuan
(alat dan cara) 4. Membimbing klien untuk melakukan kegiatan menyisir
4. Klien mampu memasukan pada jadwal rambut adalah biar rapi dan tidak
memasukan kegiatan untuk latihan: tiga acak-acakan.
pada jadwal kegiatan masing-masing - Klien mengatakan akan melakukan
kegiatan untuk dua kali per hari kegiatan ketiga yaitu menyapu
latihan: tiga lantai
kegiatan - Klien mengatakan bersedia
masing-masing melakukan kegiatan yang telah
dua kali per hari direncanakan
O:
- Ada kontak mata
- Terkadang menunduk
- Klien kooperatif, klien jarang
berbicara dan kurang terbuka
- Klien mengevaluasi kegiatan yang
pertama dibuktikan dengan klien
merapikan tempat tidur sesuai

136
instruksi perawat
- Klien mengevaluasi kegiatan kedua
yaitu menyisir rambut dibuktikan
dengan rambut klien rapi dan tidak
acak-acakan lagi
- Klien mampu melakukan kegiatan
yang ketiga dibuktikan klien dapat
mendemonstrasikan kegiatan
menyapu lantai sesuai dengan
perawat ajarkan.
A: SP 3 tercapai
P:
Klien:
- Anjurkan klien menjelaskan tujuan
kegiatan pertama dan minta klien
menilai aspek positif yang ada pada
diri klien dan melatih kegiatan
pertama yang telah dilatih, dan
anjurkan klien mememperagakan
kegiatan pertama yang telah
dilakukan dan memasukan kedalam
jadwal
- Anjurkan klien untuk menjelaskan
tujuan, melatih kegiatan, dan
mendemonatrasikan kegiatan
kedua
- Anjurkan klien menjelaskan tujuan
kegiatan yang ketiga, melatih

137
kegiatan dan memperagakan
kegiatan ketiga yang telah dilatih
dan memasukan dalam jadwal
kegiatan
Perawat:
- Menjelasakan tujuan dari kegiatan
pertama yang telah dilakukan dan
melatih kembali kegiatan yang
telah dilakukan dan menilai aspek
positif dari diri klien
- Menjelaskan tujuan, melatih dan
memperagakan kegiatan kedua
yang telah dilatih yaitu menyisir
rambut
- Menjelaskan tujuan, melatih dan
mendemonstrasikan kegiatan
ketiga klien yaitu menyapu lantai,
dan mengobservasi sikap dan
jadwal kegiatan
- Melanjutkan SP 4 Harga Diri
Rendah Kronis:
1. Evaluasi kegiatan pertama,
kedua, dan tiga yang telah
dilatih dan berikan pujian
2. Bantu klien memilih kegiatan
keempat yang akan dilatih
3. Latih kegiatan keempat (alat dan
cara)

138
4. Bimbing klien untuk
memasukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan: empat
kegiatan masing-masing dua
kali per hari
Rabu, 5 SP 4: Harga Diri
Mei 2021 Rendah Kronis
12.40 s/d 1. Klien dapat 1. Mengevaluasi kegiatan S:
13.00 WIB mengevaluasi pertama, kedua dan ketiga - Klien mengatakan mampu untuk
kegiatan yang telah dilatih dan memilih kegiatan : Merapikan Nanang
pertama, kedua berikan pujian tempat tidur, Berdandan: menyisir
dan ketiga yang rambut, Menyapu lantai, Mengepel
telah dilatih dan lantai
berikan pujian - Klien mengatakan akan melakukan
2. Klien dapat 2. Membantu klien memilih kegiatan yang bermanfaat dan
membantu kegiatan keempat yang mengatakan dirinya berharga, dan
memilih akan dilatih ingin cepat pulang bertemu
kegiatan keluarga.
keempat yang - Klien mengatakan tujuan dari
akan dilatih 3. Melatih kegiatan keempat merapikan tempat tidur adalah agar
3. Klien dapat (alat dan cara) tempat tidurnya rapi dan bagus
melatih untuk dilihat.
kegiatan - Klien mengatakan tujuan
keempat (alat 4. Membimbing klien untuk melakukan kegiatan menyisir
dan cara) memasukan pada jadwal rambut adalah biar rapi dan tidak
4. Klien mampu kegiatan untuk latihan: acak-acakan.
memasukan empat kegiatan masing- - Klien mengatakan tujuan
pada jadwal masing dua kali per hari melakukan kegiatan menyapu

139
kegiatan untuk lantai agar tidak ada debu dan
latihan: empat ruangan bersih
kegiatan - Klien mengatakan akan melakukan
masing-masing kegiatan keempat yaitu mengepel
dua kali per hari lantai
- Klien mengatakan bersedia
melakukan kegiatan yang telah
direncanakan
O:
- Ada kontak mata
- Terkadang menunduk
- Klien kooperatif, tetapi kurang
terbuka/ klien banyak diam tapi
mau melakukan apa yang
diperintahkan oleh perawat
- Klien mengevaluasi kegiatan yang
pertama dibuktikan dengan klien
merapikan tempat tidur sesuai
instruksi perawat
- Klien mengevaluasi kegiatan yang
kedua yaitu menyisir rambut
dibuktikan dengan rambut klien
rapi dan tidak acak-acakan lagi
- Klien mengevaluasi kegiatan yang
ketiga dibuktikan klien menyapu
lantai sesuai dengan instruksi dan
dapat melakukan dengan baik
- Klien mampu melakukan kegiatan

140
yang keempat dibuktikan dengan
klien dapat memperagakan cara
mengepel lantai dengan baik.
A: SP 4 tercapai
P:
Klien:
- Anjurkan klien menjelaskan tujuan
kegiatan pertama dan minta klien
menilai aspek positif yang ada pada
diri klien dan melatih kegiatan
pertama yang telah dilatih, dan
anjurkan klien mememperagakan
kegiatan pertama yang telah
dilakukan dan memasukan kedalam
jadwal
- Anjurkan klien untuk menjelaskan
tujuan, melatih kegiatan, dan
mendemonatrasikan kegiatan
kedua
- Anjurkan klien menjelaskan tujuan
kegiatan yang ketiga, melatih
kegiatan dan memperagakan
kegiatan ketiga yang telah dilatih
- Anjurkan klien menjelaskan tujuan
kegiatan yang keempat, melatih
dan memperagakan kegiatan yang
telah dilatih dan memasukan dalam
jadwal kegiatan

141
Perawat:
- Menjelasakan tujuan dari kegiatan
pertama yang telah dilakukan dan
melatih kembali kegiatan yang
telah dilakukan dan menilai aspek
positif dari diri klien
- Menjelaskan tujuan, melatih dan
memperagakan kegiatan kedua
yang telah dilatih yaitu menyisir
rambut
- Menjelaskan tujuan, melatih dan
mendemonstrasikan kegiatan
ketiga klien yaitu menyapu lantai
- Menjelaskan tujuan, melatih dan
memperagakan kegiatan keempat
klien yang telah dilatih yaitu
mengepel lantai dan mengobservasi
sikap dan jadwal kegiatan
- Melanjutkan SP 5 Harga Diri
Rendah Kronis:
1. Mengevaluasi kegiatan latihan
dan berikan pujian
2. Melatih kegiatan dilanjutkan
sampai tak terhingga
3. Menilai kemampuan yang telah
mandiri
4. Nilai apakah harga diri klien
meningkat

142
Kamis, 6 SP 5: Harga Diri
Mei 2021 Rendah Kronis
11.15 s/d 1. Mengevaluasi
11.45 WIB kegiatan latihan 1. Mengevaluasi kegiatan S: Nanang
dan berikan latihan dan berikan pujian
2. Melatih kegiatan - Klien mengatakan mampu
pujian
dilanjutkan sampai tak melakukan untuk memilih
2. Melatih
terhingga kegiatan : Merapikan tempat tidur,
kegiatan
3. Menilai kemampuan yang Berdandan: menyisir rambut,
dilanjutkan
telah mandiri Menyapu lantai, Mengepel lantai
sampai tak
4. Nilai apakah harga diri - Klien mengatakan akan melakukan
terhingga
klien meningkat kegiatan yang bermanfaat dan
3. Menilai
mengatakan dirinya berharga, dan
kemampuan
ingin cepat pulang bertemu
yang telah
keluarga.
mandiri
- Klien mengatakan tujuan dari
4. Nilai apakah
merapikan tempat tidur adalah agar
harga diri klien
tempat tidurnya rapi dan bagus
meningkat
untuk dilihat.
- Klien mengatakan tujuan
melakukan kegiatan menyisir
rambut adalah biar rapi dan tidak
acak-acakan.
- Klien mengatakan tujuan
melakukan kegiatan menyapu
lantai agar tidak ada debu dan
ruangan bersih
- Klien mengatakan akan melakukan

143
kegiatan keempat yaitu mengepel
lantai
- Klien mengatakan bersedia
melakukan kegiatan yang telah
direncanakan
O:
- Ada kontak mata
- Terkadang menunduk
- Klien kooperatif, lebih banyak
diam, taetapi klien mau mengikuti
instruksi yang diberikan oleh
perawat
- Klien mengevaluasi kegiatan yang
pertama dibuktikan dengan klien
merapikan tempat tidur sesuai
instruksi perawat
- Klien mengevaluasi kegiatan yang
kedua yaitu menyisir rambut
dibuktikan dengan rambut klien
rapi dan tidak acak-acakan lagi
- Klien mengevaluasi kegiatan yang
ketiga dibuktikan klien menyapu
lantai sesuai dengan instruksi dan
dapat melakukan dengan baik
- Klien mampu melakukan kegiatan
yang keempat dibuktikan dengan
klien dapat memperagakan cara
mengepel lantai dengan baik.

144
- Klien dapat melakukan kegiatan
kegiatan dengan baik
- Dalam jadwal kegiatan klien dapat
melakukan kegiatan 2 kali perhari
selama 3 kali pertemuan dan
sekarang sudah 8 kali kegiatan
yang telah dilakukan klien.
A: SP 5 tercapai
P:
Klien:
- Anjurkan klien untuk mengingat,
melatih dan mendemonstrasikan
kegiatan yang telah dilatih yaitu
merapikan tempat tidur, menyisir
rambut, menyapu lantai dan
mengepel lantai dan selalu
menuliskan dalam jadwal kegiatan
yang telah diberikan oleh perawat
dan di isi saat melakukan kegiatan
tersebut.
Perawat:
- Pantau perkembangan kemampuan
klien dalam berlatih kegiatan
sesuai jadwal
- Berikan peneilaian pada
kemampuan klien dalam
menggontrol harga diri rendah dan
selalu berikan pujian kepada klien

145
setelah klien berhasil melakukan
kegiatan tersebut.
- Lanjutkan SP 1 Isolasi Sosial
1. Identifikasi penyebab isolasi
sosial, siapa yang serumah,
siapa yang dekat, siapa yang
tidak dekat dan apa
penyebabnya tidak dekat.
2. Keuntungan punya teman dan
bercakap-cakap
3. Kerugian tidak punya teman
dan tidak bercakap-cakap
4. Latih cara berbicara dan pasien
dan perawat
5. Bimbing klien untuk
memasukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
Jumat, 7 SP 1 : Isolasi Sosial S:
Mei 2021 1. Mengidentifikasi penyebab - Klien mengatakan dia ingin sendiri
1. Klien mampu
Jam : 09.00 isolasi sosial, siapa yang saja tidak mau bertemu dengan
mengidentifika Nanang
s/d 09.30 serumah, siapa yang dekat, orang lain.
si penyebab
WIB siapa yang tidak dekat dan - Klien mengatakan sudah minum
isolasi sosial,
apa penyebabnya tidak obat, mandi dan sarapan pagi
siapa yang
dekat. - Klien mengatakan serumah dengan
serumah, siapa
2. Menguntungkan punya ibu, ayah, dan 3 adik
yang dekat,
teman dan bercakap-cakap - Klien mengatakan dekat dengan
siapa yang
3. Merugikan jika tidak punya ibunya
tidak dekat dan
teman dan tidak bercakap- - Klien mengatakan tidak dekat
apa

146
penyebabnya cakap dengan keluarga dari ibunnya
tidak dekat. 4. Melatih cara berbicara dan - Klien mengatakan keluarga ibu
2. Klien dapat pasien dan perawat suka mengejek ejek klien karena
mengetahui 5. Membimbing klien untuk tidak naik kelas sebanyak 2 kali
keuntungan memasukan pada jadwal - Klien mengatakan tidak tahu
punya teman kegiatan untuk latihan keuntungan dan kerugian dari
dan bercakap- bercakap-cakap
cakap - Klien mengatakan mau berbicara
3. Klien dapat dengan perawat
mengetahui O:
kerugian tidak - Ada kontak mata tetapi kurang
punya teman - Klien tersenyum menatap
dan tidak perawat tetapi menunduk
bercakap- kembali
cakap - Klien tampak sedih
4. Klien dapat - Klien kooperatif tetapi lebih
melatih cara banyak diam
berbicara dan - Klien sedikit sulit di ajak
pasien dan berbicara
perawat - Klien sedikit terbuka dengan
5. Klien dapat perawat dibuktikan klien mau
memasukan bercerita tetapi perasaan tidak
pada jadwal tersampaikan semua.
kegiatan untuk - Klien mampu menyampaikan
latihan perasaannya.
A: SP 1 belum teratasi
P:
Klien :

147
- Anjurkan klien untuk terbuka dan
membina hubungan saling percaya
- Membantu klien memahami
keuntungan dan kerugaian
bercakap dengan teman
- Melatih kegiatan berbicara dengan
perawat dan masukan kegiatan
dalam jadwal kegiatan
Perawat :
- Membina hubungan saling percaya
agar klien terbuka.
- Menjelaskan penyebab klien
menyendiri, kaji orang terdekat,
orang yang tidak disukai, dan
alasannya.
- Melatih bercakap dengan klien dan
observasi sikap dan jadwal
kegiatan
- Lanjutkan SP 1 Isolasi Sosial
1. Identifikasi penyebab isolasi
sosial, siapa yang serumah,
siapa yang dekat, siapa yang
tidak dekat dan apa
penyebabnya tidak dekat.
2. Keuntungan punya teman dan
bercakap-cakap
3. Kerugian tidak punya teman
dan tidak bercakap-cakap

148
4. Latih cara berbicara dan
pasien dan perawat
5. Bimbing klien untuk
memasukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
Jumat, 7 SP 1 : Isolasi Sosial S:
Mei 2021
Jam : 13.00 1. Klien mampu 1. Mengidentifikasi penyebab - Klien mengatakan dia ingin sendiri
s/d 13.30 mengidentifikasi isolasi sosial, siapa yang saja tidak mau bertemu dengan orang Nanang
WIB penyebab isolasi serumah, siapa yang dekat, lain.
sosial, siapa yang siapa yang tidak dekat dan - Klien mengatakan sudah minum obat,
serumah, siapa apa penyebabnya tidak dekat. mandi dan sarapan pagi
yang dekat, siapa 2. Menguntungkan punya - Klien mengatakan serumah dengan
yang tidak dekat teman dan bercakap-cakap ibu, ayah, 1 adik dan 1 kakak
dan apa 3. Merugikan jika tidak punya - Klien mengatakan dekat dengan
penyebabnya teman dan tidak bercakap- ibunya
tidak dekat. cakap - Klien mengatakan tidak dekat dengan
2. Klien dapat 4. Melatih cara berbicara dan teman temannya
mengetahui pasien dan perawat - Klien mengatakan teman-temannya
keuntungan 5. Membimbing klien untuk suka membulinya
punya teman dan memasukan pada jadwal - Klien mengatakan melakukan
bercakap-cakap kegiatan untuk latihan kegiatan berbincang-bincang dengan
3. Klien dapat perawat
mengetahui O:
kerugian tidak
punya teman dan - Ada kontak mata
tidak bercakap- - Klien tersenyum menatap perawat,
cakap pandangan wajah menatap perawat
walaupun terkadang menunduk.

149
4. Klien dapat - Klien kooperatif, sudah mau berbicara
melatih cara - Perawat dapat membina hubugan
berbicara dan saling percaya dibuktikan klien mau
pasien dan bercerita dan mencerikan perasaannya
perawat walaupun klien terlihat sulit
5. Klien dapat mengungkapkannya
memasukan pada - Klien tampak bahagia saat perawat
jadwal kegiatan memberi pujian bagi klien, karena
untuk latihan sudah mau terbuka.
A: SP 1 teratasi
P:
Klien :
- Anjurkan klien untuk terbuka dan
membina hubungan saling percaya
- Anjurkan klien menjelaskan penyebab
klien menyendiri, orang terdekat,
orang yang tidak dekat dan alasannya.
- Anjurkan klien menjelaskan
keuntungan dan kerugaian bercakap
dengan teman
- Melatih kegiatan berbicara dengan
perawat dan masukan kegiatan dalam
jadwal kegiatan
Perawat :
- Membina hubungan saling percaya
agar klien terbuka.
- Menjelaskan penyebab klien
menyendiri, kaji orang terdekat, orang

150
yang tidak disukai, dan alasannya.
- Melatih bercakap dengan klien dan
observasi sikap dan jadwal kegiatan
- Lanjutkan SP 2 Isolasi Sosial
1. Evaluasi kegiatan berkenalan
(berapa orang), beri pujian
2. Latih cara berkenalan saat
melakukan kegiatan harian
(latihan 2 kegiatan)
3. Bimbing pasien untuk
memasukan pada jadwal kegiatan
untuk berkenalan 2-3 orang
pasien, perawat dan tamu,
berbicara saat melakukan kegiatan
harian
Sabtu, 8 Mei SP 2 : Isolasi Sosial S:
2021
Jam : 13.00 1. Klien mampu 1. Klien mampu mengevaluasi - Klien mengatakan sudah berkenalan
s/d 13.30 mengevaluasi kegiatan berkenalan (berapa dengan 2 orang teman kamarnya Nanang
WIB kegiatan orang), beri pujian - Klien mengatakan masih mengingat
berkenalan 2. Melatih cara berkenalan saat latihan keuntungan dan kerugian
(berapa orang), melakukan kegiatan harian punya teman dan bercakap-cakap
beri pujian (latihan 2 kegiatan) O :
2. Melatih cara 3. Membimbing pasien untuk
berkenalan saat - Klien terlihat lebih semangat
memasukan pada jadwal
melakukan - Klien tampak koperatif dari
kegiatan untuk berkenalan 2-
kegiatan harian sebelumnya
3 orang pasien, perawat dan
(latihan 2 - Kontak mata mulai ada
tamu, berbicara saat
A : SP 2 teratasi

151
kegiatan) melakukan kegiatan harian P:
3. Membimbing Klien :
pasien untuk - Motivasi klien untuk terus berlatih
memasukan berkenalan dengan orang lain dan
pada jadwal melakukan bercakap-cakap
kegiatan untuk - Anjurkan klien memasukkan latihan
berkenalan 2-3 ke dalam jadwal kegiatan
orang pasien, Perawat :
perawat dan - Evaluasi kegiatan latihan SP 1 dan SP
tamu, berbicara 2
saat melakukan - Membantu klien memasukkan latihan
kegiatan harian ke dalam jadwal kegiatan
- Lanjutkan SP 3 Isolasi Sosial
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan (berapa orang) dan
bicara saat melakukan dua
kegiatan harian, berikan pujian
2. Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan harian ( 2
kegiatan baru)
3. Bimbing klien memasukkan pada
jadwalkegiatan untuk latihan
berkenalan 4-5 orang, berbicara
saat melakukan 4 kegiatan harian

152
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Skizofrenia adalah suatu gangguan yang bertahan selama 6 bulan yang meliputi
satu bulan fase gejala aktif (misalnya, mengalami dua atau lebih gejala berikut:
delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terarah, perilaku katatonik, gejala
negatif).

Untuk mendiagnosis skizofrenia yang tidak terorganisasi dimana adanya


pembicaraan dan perilaku yang tidak terarah. Selain itu, adanya efek datar atau
efek yang tidak sesuai. Namun, perilaku yang muncul dari penderita ini
bukalah perilaku yang bersifat katatonik, skizofrenia pada klien sudah
memasuki Fase Residual yaitu penderita mengalami gangguan kognitif berupa
gangguan bicara spontan, menggerutukan peristiwa, kewaspadaan dan
eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial)

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri,
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat & Akemat, 2012).

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan diagnosis keperawatan pada Sdr. D


sebagai berikut: Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis, Isolasi sosial:
menarik diri, Koping individu tidak efektif, Sindroma defisit perawatan diri
(makan, mandi, toilet training), Kerusakan komunikasi verbal, Kurang
pengetahauan tentang pengobatan, Respon pasca trauma. Dari diagnosis
tersebut, penulis menyusun rencana keperawatan dan melaksanakan
implementasi keperawatan untuk mengatasi 1 diagnosis, yaitu: Gangguan
konsep diri: Harga diri kronis (core problem).

153
154

Asuhan keperawatan dilakukan mulai tanggal 3 Mei 2021 sampai 8 Mei 2021
dan sudah dilakukan empat kali pertemuan dengan klien. Penulis selama
delapan kali pertemuan telah melakukan SP 1 hingga SP 5 untuk diagnosis
harga diri rendah dan SP 1 hingga SP 2 untuk diagnosis isolasi sosial.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan penulis terhadap klien, didapatkan
bahwa pada diagnosis harga diri rendah SP 1 merapikan tempat tidur tercapai,
SP 2 menyapu tercapai, SP 3 mencuci piring tercapai, SP 4 mengepel lantai
tercapai, SP 5 mengevaluasi latihan kegiatan merapikan tempat tidur, menyapu,
mencuci piring, mengepel lantai telah tercapai dan untuk diagnosis isolasi
sosial SP 1 mengidentifikasi penyebab isolasi sosial tercapai, SP 2 cara
berkenalan saat melakukan kegiatan harian tercapai.

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Pertahankan dan tingkatkan komunikasi terapeutik saat memberikan terapi
maupun saat berinteraksi dengan klien, serta diharapkan laporan ini
menjadi bahan masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu
keperawatan jiwa khususnya dalam memberikan perawatan pada klien
dengan kasus skizofrenia dengan masalah utama harga diri rendah kronis.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat dijadikan acuan atau tambahan referensi
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa didik dalam melakukan
asuhan keperawatan pada kasus skizofrenia dengan masalah utama harga
diri rendah kronis.
3. Bagi Mahasiwa
Pelajari dan pahami dengan dalam terkait konsep atau teori klien dengan
gangguan jiwa dan klien dengan masalah kejiwaaan, serta asuhan
keperawatan jiwa, khususnya pada klien dengan kasus skizofrenia dengan
masalah utama harga diri rendah, sehingga saat melakukan praktik
lapangan mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang
optitimal, professional dan komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi Teraupetik Dalam Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Gosyes Publishing

Darmayanti, A. (2012). Analisa Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi II


Pada Tn. A Dengan Gangguan Proses Pikir: Waham Studi Kasus di Ruang
23 Psikiatri RSUD Saiful Anwar Malang (Doctoral dissertation, University
of Muhannadiyah Malang). http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/29871

Keliat B, dkk. (2014). Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI.

Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV Andi OFFSET

Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan Jiwa.


Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Herdman, T. Heather. (2018). NANDA-I diagnosa keperawatan: definisi dan


klasifikasi 2018-2020. Ed. 11. Jakarta: EGC

Sianturi. 2014. Risperidone and haloperidol Comparative Effects of positive


Symptoms Patient Schizophrenic.Journal of Biology, Agriculture and
Healthcare
Stuart, G. W. (2009). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. St Louis:
Mosby
Stuart, G. W., Keliat, B. A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan Praktik
Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart (1st ed). Singapure: Elsevier

Suerni T, Budi Anna Keliat, Novy Helena CD. 2013. Penerapan Terapi Kognitif &
Psikoedukasi Keluara Pada Klien Harga Diri Rendah Di Ruang Yudistira
Rumah Sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume.
1, No. 2, November 2013.

Sutejo, Ns. (2019). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Tumanggor, R. D. (2018). Asuhan Keperawatan pada Klien Skizofrenia dengan


Pendekatan NANDA, NIC, NOC, dan ISDA. Jakarta: Salemba Medik

TIM Pogja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Ed. I. Jakarta: DPP PPNI

155
Townsend, M. C. (2014). Psychiatric mental health nursing: Concepts of care in
evidence-based practice. F. A Davis Company

World Health Organization (2017). Mental disorders fact sheets World Health
Organization.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en/. Diakses
19 April 2021.

Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Yusuf, Ah., Rizky Fitrysari PK., Hanik Endang. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Salemba Medika: Jakarta

156
LAMPIRAN

1
Lampiran 1
LAPORAN PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
HARGA DIRI RENDAH SESI II : MELATIH HAL POSITIF PADA DIRI

Disusun Oleh :
RAHAYU NANANG KRESNAWAN
2004057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2021

2
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Harga Diri Rendah sesi II : Melatih
Hal Positif Pada Diri ini telah diteliti dan disetujui oleh Pembimbing Akademik
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta :

Yogyakarta, Mei 2021

Pembimbing Klinik

Ruthy Ngapiyem, S.Kp.,M.Kes

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal “Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) Harga Diri Rendah Sesi II : Melatih Hal Positif Pada Diri”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan proposal ini. Penulis menyadari proposal ini jauh dari
sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna menyempurnakan proposal selanjutnya.
1. Ibu Vivi Retno intening, S. Kep., Ns ., MAN., selaku ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Ethic Palupi., S. Kep., Ns., MNS., selaku Ketua Prodi Profesi Ners
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Ruthy Ngapiyem, S.Kp., M.Kes., selaku koordinator preceptor praktik &
Pembimbing Akademik stase keperawatan jiwa
4. Mahasiswa Profesi Ners Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta khususnya Ners
angkatan XII yang telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunana
laporan dan melaksanakan prktik Stase Komunitas.

Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal Terapi Aktivitas Kelompok: Harga


Diri Rendah Sesi II : Melatih Hal Positif Pada Diri ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun dan bermanfaat demi kesempurnaan proposal terapi aktivitas
kelompok ini.

Yogyakarta, Mei 2021

Rahayu Nanang Kresnawan

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...…………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................5
A. Konsep TAK Umum.....................................................................................5
1. Definisi TAK.............................................................................................5
2. Tujuan TAK...............................................................................................5
3. Manfaat TAK.............................................................................................5
4. Jenis TAK..................................................................................................6
B. Konsep TAK Khusus Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah.....................6
1. Definisi TAK Stimulasi Persepsi : Halusinasi...........................................6
2. Tujuan........................................................................................................6
3. Indikasi......................................................................................................6
4. Topik..........................................................................................................7
5. Waktu Pelaksanaan....................................................................................7
6. Pengorganisasian.......................................................................................7
7. Setting tempat............................................................................................8
8. Alat............................................................................................................8
9. Metode.......................................................................................................8
10. Sasaran dan Kriteria Pasien...................................................................8
11. Langkah Kegiatan..................................................................................9
12. Evaluasi dan Dokumentasi...................................................................11
BAB III PELAKSANAAN TAK...........................................................................12
A. Persiapan.....................................................................................................12
1. Peserta.....................................................................................................12

5
2. Alat..........................................................................................................12
3. Terapis.....................................................................................................12
B. Pelaksanaan dan Hasil.................................................................................12
1. Pelaksanaan.............................................................................................12
BAB IV PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
LAMPIRAN...............................................................................................................

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa adalah kondisi psikologis individu dimana mengalami


penurunan fungsi tubuh, merasa tertekan, tidak nyaman, dan penurunan
fungsi peran individu di masyarakat (Stuart, 2016). Gangguan jiwa
termasuk ke dalam empat kategori masalah kesehatan utama yang terdiri
dari penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan
kecelakaan.Gangguan jiwa cendrung mengalami peningkatan seiring
dengan dinamisnya kehidupan masyarakat, sebagai dampak kemampuan
individu beradaptasi pada perubahan sosial yang berubahubah.Individu
yang mengalami gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan pada bio-
psiko-sosial (Madalise, 2015).

Gangguan jiwa terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya gangguan jiwa


organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan
waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan
somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik, gangguan kepribadian dan perilaku masa
dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan
perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja (Keliat,
2009). Salah satu jenis gangguan adalah skizofrenia. Skizofrenia
merupakan gangguan jiwa yang menjadi masalah utama di negara-negara
dimana skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas
dari seluruh gangguan jiwa yang ada (Nuraenah, 2012).

7
Prevalensi gangguan jiwa di seluruh dunia menurut data WHO, (World
Health Organization)pada tahun 2019, terdapat 264 juta orang mengalami
depresi, 45 juta orang menderita gangguan bipolar, 50 juta orang
mengalami demensia, dan 20 juta orang jiwa mengalami skizofrenia.
Meskipun prevalensi skizofrenia tercatat dalam jumlah yang relative lebih
rendah dibandingkan prevalensi jenis gangguan jiwa lainnya berdasarkan
National Institute of Mental Health (NIMH), skizofrenia merupakan salah
satu dari 15 penyebab besar kecacatan di seluruh dunia, orang dengan
skizofrenia memiliki kecendrungan lebih besar peningkatan resikobunuh
diri(NIMH, 2019). Data American Psychiatric Association (APA) tahun
2014 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi skizofrenia/psikosis di Indonesia sebanyak 7 per 1000 rumah
tangga. Hal ini menunjukkan bahwa dari 1000 rumah tangga, terdapat 7
rumah tangga yang mempunyai anggota rumah tangga (ART) dengan
pengidap skizofrenia/psikosis berat. Berdasarkan catatan Kemenkes RI
pada tahun 2019, prevalensi gangguan kejiwaan tertinggi terdapat di
Provinsi Bali dan DI Yogyakarta dengan masing-masing prevalensi
menunjukan angka 11,1 dan 10.4 per 1000 rumah tangga yang memiliki
ART dengan pengidap skizofrenia/psikosis. Selanjutnya diikuti oleh
provinsi-provinsi lain diantaranya : Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat secara berurutan.
Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa kronik yang ditandai dengan
gangguan pikiran, emosi, dan berbagai pemikiran yang tidak saling
berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru, afek datar
atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktivitas motorik yang aneh
(Davidson, 2006). Videbeck (2011) menjelaskan tanda dan gejala
skizofrenia terdiri dari 2 kategori gejala yaitu gejala postif dan gejala
negatif. Gejala positif yang dialami penderita skizofrenia meliputi
ambivalensi, delusi, pikiran atau gagasan yang tidak terkait, meniru

1
gerakan tubuh dari orang yang diamati, flight of ideas, halusinasi,
keyakinan yang salah, mengulang-ulang kata. Gejala negatif yang dialami
oleh penderita skizofrenia adalah menarik diri dari lingkungan, keinginan
bicara sedikit, afek tumpul, tidak adanya ambisi, bahkan penderita bisa
seperti tidak bergerak atau seolah-olah tegang.
Asuhan Keperawatan Jiwa merupakan asuhan keperawatan yang bersifat
spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara
holistik. Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pada
perilaku klien, difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan
spiritual klien.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang


dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.

2
B. Sesuai dengan kasus yang banyak terjadi di berbagai rumah sakit jiwa,
masalah keperawatan yang sering muncul adalah perilaku kekerasan,
halusinasi, isolasisosial, dan harga diri rendah. TAK dilakukan kepada
klien dengan masalah keperawatan tersebut untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan adalah sosialisasi,
stimulus persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realita. TAK merupakan
tindakan keperawatan, sehingga perlu dimasukkan dalam rencana tindakan
keperawatan pada masalah keperawatan tertentu. Semua kemampuan yang
dipelajari klien dalam TAK hendaknya digunakan sampai klien pulang
kerumah. Peran keluarga diperlukan untuk memantau pelaksanaan
kemampuan klien di rumah (Keliat, 2014).Tujuan
1. Tujuan TAK Harga Diri Rendah : klien mampu melatih hal positif pada
diri.
2. Tujuan TAK untuk mahasiswa : Untuk melatih mahasiswa keperawatan
menggunakan terapi aktivitas kelompok kepada pasien gangguan jiwa
khususnya pasien harga diri rendah. Sehingga, pasien dapat kembali
kemasyarakat lagi dan melakukan interaksi sosial sesuai perannya.
C. Manfaat
1. Klien mampu menilai hal positif pada diri klien
2. Klien mampu memilih hal positif diri yang akan dilakukan

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep TAK Umum


1. Definisi TAK

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu


dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perlikau lama yang maladaptif (Keliat, 2014).
Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi
aktivitas kelompok kelompok orientasi realita, dan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (Keliat, 2014).
2. Tujuan TAK
Tujuan Kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive
(Keliat, 2014).
3. Manfaat TAK
a. Klien dapat belajar menyelesaikan masalah
b. Klien dapat belajar dan mencoba menemukan hubungan
interpersonal yang baik.

4
d. Klien dapat mengembangkan perilaku yang adaptiKlien merasa
diakui dan dihargai oleh anggota kelompok lain.
4. Jenis TAK
a. TAK Stimulasi Persepsi
b. TAK Stimulasi Persepsi : Defisit Perawatan Diri
c. TAK Stimulasi Sensori
d. TAK Orientasi Realita
e. TAK Sosialisasi
B. Konsep TAK Khusus Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah Sesi II
Melatih Hal Positif Pada Diri
1. Definisi TAK Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah
TAK Stimulasi Persepsi dilaksanakan dengan melatih klien
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami (Keliat,2014).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien mampu melatih hal positif pada diri
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat menilai hal positif pada diri yang dapat digunakan
2) Klien dapat memilih hal positif diri yang akan dilakukan
3) Klien dapat memperagakan hal positif diri yang telah dipilih
4) Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan/hal positif
diri yang telah dilatih/diperagakan
3. Indikasi
TAK stimulasi persepsi harga diri rendah memiliki 2 sesi yang
bertujuan untuk melatih dan mengajarkan pasien untuk melatih hal
positif pada diri. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ini di
indikasikan pada pasien dengan gangguan persepsi sensori (Keliat,
2014).

5
4. Topik
Terapi aktivitas kelompok Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah Sesi
II melatih hal positif pada diri.
5. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : Selasa, 4 Mei 2021
Waktu : 11.00 s/d 11.30 WIB
Tempat : Ruang Tamu
6. Pengorganisasian
a. Leader : Rahayu Nanang K
Memberi arahan dan memimpin jalannya TAK. Memberikan
penjelasan mengenai TAK yang akan dilakukan kepada klien.
Leader juga bertanggung jawab pada kelancaran kegiatan terapi
aktivitas kelompok.
b. Co Leader : Rahayu Nanang K
Membantu leader saat leader kesulitan dan memberikan
informasi tambahan apabila leader lupa. Memotivasi peserta agar
lebih aktif dalam Terapi Aktivitas Kelompok.
c. Fasilitator : Driadora
Membantu klien untuk tetap focus dan memotivasi klien agar
tetap aktif dalam TAK. Fasilitator memfasilitasi jalannya kegiatan
dan memotivasi peserta untuk aktif berpartisipasi.
d. Observer : Driadora
Mengamati jalannya TAK dan mendokumentasikan hasil TAK.

6
7. Setting tempat

Keterangan :

: Leader/Co Leader

: Fasilitator/Observer

: Pasien

8. Alat
a. Daftar Kegiatan
b. Jadwal kegiatan harian
c. Papan tulis dan spidol
9. Metode
a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Sharing persespsi
c. Melengkapi jadwal harian
10. Sasaran dan Kriteria Pasien

NO NAMA PESERTA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Tn. D Stimulasi persepsi : Harga diri rendah, Perilaku
Kekerasan
2. Tn.P Harga diri rendah, Perilaku Kekerasan
3. Tn. K Perilaku Kekerasan, Harga diri rendah

7
11. Langkah Kegiatan

No Langkah Kegiatan Waktu


1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang 5 menit
telah mengikuti Sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan.
2. Orientasi a. Salam terapeutik 5 menit
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu melatih/ memperagakan hal
positif pada klien
2) Terapis menjelaskan aturan main
berikut.
a) Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai.
3. Tahap a. Terapis meminta semua klien membaca 15
kerja ulang daftar kemampuan positif pada Sesi menit
I dan memilih satu untuk dilatih
b. Terapis meminta klien menyebutkan
pilihannyadan dituliskan dipapan tulis
c. Terapis meminta tiap klien untuk memilih
satu dari daftar yang di papan tulis.
Kegiatan yang paling banyak dipilih
diambil untuk dilatih.
d. Terapis melatih/ meminta klien
memperagakan cara pelaksanaan
kegiatan/kemampuan yang dipilih dengan
cara berikut :
- Terapis memperagakan

8
- Klien memperagakan ulang (semua
klien mendapat giliran)
- Berikan pujian sesuai dengan
keberhasilan klien
e. Kegiatan a sampai dengan d dapat diulang
untuk kemampuan/kegiatan yang berbeda
f. Bantu klien memasukkan ke dalam jadwal
latihan harian.
4 Tahap a. Evaluasi 5 Menit
terminasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK.
2) Terapis meminta setiap klien untuk
mencontohkan ulang apa yang sudah
diajarkan pada latihan kegiatan harian
3) Terapis memberi pujian atas
keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien agar
selanjutnya bisa berlatih secara mandiri
apa yang sudah diajarkan/dilatih
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan
datang, yaitu belajar tentang
kebersihan diri : mandi pada Sesi IA
pada Defisit perawatan diri.
2) Menyepakati waktu
3) Menyepakati tempat.

12. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan melatih hal
positif pada diri, kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki
satu hal positif yang akan dilatih dan memperagakannya. Formulir
evaluasi sebagai berikut :

9
Sesi II
Stimulasi persepsi : Harga diri
Kemampuan melatih kegiatan positif
No Nama Membaca Memilih satu Memperagakan
klien daftar hal hal positif yang kegiatan positif
positif akan dilatih
1 Tn. D
2 Tn. P
3 Tn. K
Jumlah
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X)
jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2,
TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah. Klien telah melatih
merapikan tempat tidur. Anjurkan dan jadwalkan agar klien
melakukannya serta berikan pujian.

10
BAB III
PELAKSANAAN TAK
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi persepsi : Harga Diri
Rendah Sesi II : Melatih Hal Positif Pada Diri

A. Persiapan
1. Peserta
a. Peserta terdiri dari 3 orang
b. Peserta yang telah dipilih dilakukan kontrak waktu, topik dan
tempat.
c. Peserta dianjurkan untuk masuk ke ruang TAK dan diposisikan
membentuk sejajar barisan.
2. Alat
a. Spidol dan papan tulis
b. Jadwal kegiatan harian
c. Daftar kegiatan
3. Terapis
Terapis yang bertugas terdiri dari:
a. Leader: Rahayu Nanang K
b. Co-Leader: Rahayu Nanang K
c. Fasilitator: Driadora
d. Observer: Driadora

B. Pelaksanaan dan Hasil


1. Pelaksanaan
Terapi Stimulasi persepsi Harga Diri Rendah Sesi II : Melatih hal
positif pada diri telah dilakukan pada Selasa, 4 Mei 2021 pukul 11.00
s/d 11.30 WIB di Ruang Tamu. Jumlah klien sebanyak 3 orang. Semua
klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

11
2. Hasil
Kemampuan melatih kegiatan positif
No Nama Membaca Memilih satu Memperagakan
klien daftar hal hal positif yang kegiatan positif
positif akan dilatih
1 Tn. D ü ü ü
2 Tn. P ü ü ü
3 Tn. K ü ü ü
Jumlah 3 3 3
Hasil : Hasil didapatkan dari ketiga pasien yang mengikuti kegiatan
Terapi Aktivitas Kelompok yaitu semua pasien mampu
membaca daftar hal positif, memilih satu hal positif yang akan
dilatih, memperagakan kegiatan positif dengan jumlah skor 3.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Terapi aktivitas kelompok adalah metode
pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan
tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus terapi adalah membuat
sadar diri (self-awareness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan, atau ketiganya. Terapi aktivitas kelompok sangat berguna bagi
klien mendapatkan berbagai pengalaman dan saling membantu satu sama
lain, untuk menentukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan
laboratorium tempat mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang
baik. Semua kemampuan yang dipelajari klien dalam terapi aktivitas
kelompok hendaknya digunakan sampai klien pulang ke rumah. Peran
keluarga diperlukan untuk memantau pelaksanaan kemampuan di rumah.
B. Saran
1. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Laporan hasil TAK ini dapat sebagai referensi yang menunjang
pembelajaran dan referensi untuk menyusun proposal atau laporan hasil
TAK .
2. Bagi Mahasiswa STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

13
Mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri lebih matang dalam menyusun laporan
hasil TAK, sehingga dapat melaksanakan TAK dengan lebih baik. DAFTAR
PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2014. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta : EGC
Susana, Sarka A. & Hendarsih, Sri. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yusuf dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Lampiran 2
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH
SESI II

Disusun Oleh :
RAHAYU NANANG KRESNAWAN
2004057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2021

HALAMAN PENGESAHAN

2
Proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Harga Diri Rendah : Melatih Hal
Positif Pada Diri ini telah diteliti dan disetujui oleh Pembimbing Akademik
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta :

Yogyakarta, Mei 2021

Pembimbing Klinik

Ruthy Ngapiyem, S.Kp.,M.Kes

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal “Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) Harga Diri Rendah : Melatih Hal Positif Pada Diri”. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
penulisan proposal ini. Penulis menyadari proposal ini jauh dari sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
guna menyempurnakan proposal selanjutnya.
1. Ibu Vivi Retno intening, S. Kep., Ns ., MAN., selaku ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Ethic Palupi., S. Kep., Ns., MNS., selaku Ketua Prodi Profesi Ners
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Ruthy Ngapiyem, S.Kp., M.Kes., selaku koordinator preceptor praktik &
Pembimbing Akademik stase keperawatan jiwa
4. Mahasiswa Profesi Ners Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta khususnya Ners
angkatan XII yang telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunana
laporan dan melaksanakan prktik Stase Komunitas.
Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Harga Diri Rendah : Melatih Hal Positif Pada Diri ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun dan bermanfaat demi kesempurnaan proposal terapi aktivitas
kelompok ini.

Yogyakarta, Mei 2021

Rahayu Nanang Kresnawan

4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI 5
A. Konsep TAK Umum.....................................................................................5
1. Definisi TAK.............................................................................................5
2. Tujuan TAK...............................................................................................5
3. Manfaat TAK.............................................................................................5
4. Jenis TAK..................................................................................................6
B. Konsep TAK Khusus Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah Sesi II
Melatih Hal Positif Pada Diri...............................................................................8
1. Definisi TAK Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah.............................8
2. Tujuan........................................................................................................9
3. Indikasi......................................................................................................9
4. Topik..........................................................................................................9
5. Waktu Pelaksanaan....................................................................................9
6. Pengorganisasian.......................................................................................9
7. Setting tempat..........................................................................................11
8. Alat..........................................................................................................11
9. Metode.....................................................................................................11
10. Sasaran dan Kriteria Pasien.....................................................................11
11. Langkah Kegiatan....................................................................................12
12. Evaluasi dan Dokumentasi......................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah kondisi psikologis individu dimana mengalami
penurunan fungsi tubuh, merasa tertekan, tidak nyaman, dan penurunan
fungsi peran individu di masyarakat (Stuart, 2016). Gangguan jiwa
termasuk ke dalam empat kategori masalah kesehatan utama yang terdiri
dari penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan
kecelakaan.Gangguan jiwa cendrung mengalami peningkatan seiring
dengan dinamisnya kehidupan masyarakat, sebagai dampak kemampuan
individu beradaptasi pada perubahan sosial yang berubahubah.Individu
yang mengalami gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan pada bio-
psiko-sosial (Madalise, 2015).
Gangguan jiwa terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya gangguan jiwa
organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan
waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan
somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik, gangguan kepribadian dan perilaku masa
dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan
perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja (Keliat,
2009). Salah satu jenis gangguan adalah skizofrenia. Skizofrenia
merupakan gangguan jiwa yang menjadi masalah utama di negara-negara
dimana skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas
dari seluruh gangguan jiwa yang ada (Nuraenah, 2012).

6
Prevalensi gangguan jiwa di seluruh dunia menurut data WHO, (World
Health Organization)pada tahun 2019, terdapat 264 juta orang mengalami
depresi, 45 juta orang menderita gangguan bipolar, 50 juta orang
mengalami demensia, dan 20 juta orang jiwa mengalami skizofrenia.
Meskipun prevalensi skizofrenia tercatat dalam jumlah yang relative lebih
rendah dibandingkan prevalensi jenis gangguan jiwa lainnya berdasarkan
National Institute of Mental Health (NIMH), skizofrenia merupakan salah
satu dari 15 penyebab besar kecacatan di seluruh dunia, orang dengan
skizofrenia memiliki kecendrungan lebih besar peningkatan resiko bunuh
diri (NIMH, 2019). Data American Psychiatric Association (APA) tahun
2014 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi skizofrenia/psikosis di Indonesia sebanyak 7 per 1000 rumah
tangga. Hal ini menunjukkan bahwa dari 1000 rumah tangga, terdapat 7
rumah tangga yang mempunyai anggota rumah tangga (ART) dengan
pengidap skizofrenia/psikosis berat. Berdasarkan catatan Kemenkes RI
pada tahun 2019, prevalensi gangguan kejiwaan tertinggi terdapat di
Provinsi Bali dan DI Yogyakarta dengan masing-masing prevalensi
menunjukan angka 11,1 dan 10.4 per 1000 rumah tangga yang memiliki
ART dengan pengidap skizofrenia/psikosis. Selanjutnya diikuti oleh
provinsi-provinsi lain diantaranya : Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat secara berurutan.
Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa kronik yang ditandai dengan
gangguan pikiran, emosi, dan berbagai pemikiran yang tidak saling
berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru, afek datar
atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktivitas motorik yang aneh
(Davidson, 2006). Videbeck (2011) menjelaskan tanda dan gejala
skizofrenia terdiri dari 2 kategori gejala yaitu gejala postif dan gejala
negatif. Gejala positif yang dialami penderita skizofrenia meliputi
ambivalensi, delusi, pikiran atau gagasan yang tidak terkait, meniru
gerakan tubuh dari orang yang diamati, flight of ideas, halusinasi,
keyakinan yang salah, mengulang-ulang kata. Gejala negatif yang dialami
oleh penderita skizofrenia adalah menarik diri dari lingkungan, keinginan
bicara sedikit, afek tumpul, tidak adanya ambisi, bahkan penderita bisa
seperti tidak bergerak atau seolah-olah tegang.
Asuhan Keperawatan Jiwa merupakan asuhan keperawatan yang bersifat
spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara
holistik. Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pada
perilaku klien, difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan
spiritual klien.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang


dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.
B. Sesuai dengan kasus yang banyak terjadi di berbagai rumah sakit jiwa,
masalah keperawatan yang sering muncul adalah perilaku kekerasan,
halusinasi, isolasisosial, dan harga diri rendah. TAK dilakukan kepada
klien dengan masalah keperawatan tersebut untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan adalah sosialisasi,
stimulus persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realita. TAK merupakan
tindakan keperawatan, sehingga perlu dimasukkan dalam rencana tindakan
keperawatan pada masalah keperawatan tertentu. Semua kemampuan yang
dipelajari klien dalam TAK hendaknya digunakan sampai klien pulang
kerumah. Peran keluarga diperlukan untuk memantau pelaksanaan
kemampuan klien di rumah (Keliat, 2014).Tujuan
1. Tujuan TAK Harga Diri Rendah : klien mampu melatih hal positif
pada diri.
2. Tujuan TAK untuk mahasiswa : Untuk melatih mahasiswa
keperawatan menggunakan terapi aktivitas kelompok kepada pasien
gangguan jiwa khususnya pasien harga diri rendah. Sehingga, pasien
dapat kembali kemasyarakat lagi dan melakukan interaksi sosial
sesuai perannya.
C. Manfaat
1. klien mampu menilai hal positif pada diri
2. klien mampu memilih hal positif pada diri
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep TAK Umum


1. Definisi TAK
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi,
dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih
perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perlikau lama yang
maladaptif (Keliat, 2014).
Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi
aktivitas kelompok kelompok orientasi realita, dan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (Keliat, 2014).
2. Tujuan TAK
Tujuan Kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive
(Keliat, 2014).
3. Manfaat TAK
a. Klien dapat belajar menyelesaikan masalah
b. Klien dapat belajar dan mencoba menemukan hubungan
interpersonal yang baik.
e. Klien dapat mengembangkan perilaku yang adaptiKlien merasa
diakui dan dihargai oleh anggota kelompok lain (Keliat, 2014)
4. Jenis TAK
Menurut Keliat (2014), jenis-jenis terapi kelompok, yaitu:
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi terbagi menjadi:
1) Terapi aktifitas stimulasi persepsi umum
a) Sesi 1 menonton televise
b) Sesi 2 membaca majalah/Koran/artikel
c) Sesi 3 melihat gambar
2) Terapi aktifitas stimulasi persepsi perilaku kekerasan
a) Sesi 1 mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
b) Sesi 2 mencegah perilaku kekersan secara fisik
c) Sesi 3 mencegah perilaku kekerasan dengan cara
interaksi sosial asertif (cara verbal)
d) Sesi 4 mencegah perilaku kekerasan dengan cara
spiritual
e) Sesi 5 mencegah perilaku kekerasan dengan patuh
mengkonsumsi obat
3) Terapi aktifitas stimulasi persepsi halusinasi
a) Sesi 1 mengenal halusinasi
b) Sesi 2 mengontrol halusinasi dengan menghardik
c) Sesi 3 mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
d) Sesi 4 mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
e) Sesi 5 mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
4) Terapi aktifitas stimulasi persepsi harga diri rendah
a) Sesi 1 identifikasi hal positif pada diri
b) Sesi 2 melatih hal positif pada diri
5) Terapi aktifitas stimulasi persepsi defisit perawatan diri

5
a) Sesi 1a kebersihan diri: mandi
b) Sesi 1b kebersihan diri: keramas
c) Sesi 1c kebersihan diri: menyikat gigi
d) Sesi 1d kebersihan diri: perawatan kuku
e) Sesi 2a berdandan: berpakaian rapi
f) Sesi 2b berdandan: berhias diri
g) Sesi 3a tata cara makan
h) Sesi 3b tata cara minum
i) Sesi 4a tata cara buang air besar
j) Sesi 4b tata cara buang air kecil
6) Terapi aktifitas stimulasi persepsi resiko bunuh diri
a) Sesi 1 melindungi pasien dari bunuh diri
b) Sesi 2 meningkatkan harga diri pasien
c) Sesi 3 menggunkan mekanisme koping yang adaptif
b. Terapi aktivitas kelompok sensori
Untuk terapi yang satu ini biasanya dilakukan pada seseorang
yang mengalami kemunduran pada fungsi sensorinya, sehingga
diupayakan untuk bisa melakukan stimulasi atau bisa juga
memberikan stimulus sensori yang dikaitkan dengan hubungan
interaksi pada dirinya dan juga mengenai lingkungannya. Tujuan
dari terapi ini sebenarnya agar pasien bisa meningkatkan
kemampuan sensori yang dimilikinya serta dapat meningkatkan
fokus agar bisa lebih memusatkan perhatiannya.
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori terbagi 3 sesi:
1) Sesi 1: mendengarkan musik
2) Sesi 2: menggambar
3) Sesi 3: menonton video
c. Terapi aktivitas kelompok Sosialisasi
TAK Sosialisasi dilaksanakan dengan membantu klien melakukan
sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi

6
dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu per
satu), kelompok, dan massa.
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi terbagi 7 sesi :
1) Sesi 1: memperkenalkan diri
2) Sesi 2: berkenalan dengan orang lain
3) Sesi 3: bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Sesi 4: menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain.
5) Sesi 5: menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain
6) Sesi 6: bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
7) Sesi 7: menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan.
d. Terapi aktivitas kelompok orientasi realita
Dalam tahapan ini sebuah kelompok dapat dioreientasikan pada
tahapan kenyataan, namun adapun terapu yang dilakukan
biasanya terdapat sebuah amsalah pada orientasi waktu dan juga
tempat, namun terapi yang satu ini juga bisa ditandai dengan
orietasi realita seperti contohnya halusinasi. Adapun tujuan dari
dilakukannya terapi ini agar bisa mengidentifikasikan sebuah
stimulus internal yang ada di dalam sensasi somatik, serta pasien
yang membedakan antara kenyataan dengan lamunan yang dia
rasakan.
Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita terbagi menjadi 3
sesi:
1) Sesi 1: Pengenalan orang
2) Sesi 2: pengenalan tempat
3) Sesi 3: pengenalanl waktu

7
B. Konsep TAK Khusus Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah Sesi II
Melatih Hal Positif Pada Diri
1. Definisi TAK Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas
yang dilakukan oleh seorang perawat pada sekelompok klien dengan
masalah keperawatan yang sama (Keliat, 2014).
Harga Diri Rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat,
2014).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien mampu melatih hal positif pada diri
b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat menilai hal positif pada diri
2. Klien dapat memilih hal positif pada diri yang akan
dilatih/dilakukan
3. Klien dapat memperagakan hal positif diri yang telah dipilih
4. Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan/hal
positif diri yang telah dilatih/diperagakan.
3. Indikasi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pasien yang diindikasikan
mendapat terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah pasien
yang mengalami perasaan harga diri rendah (Keliat, 2014).
4. Topik
Terapi aktivitas kelompok Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah
Sesi II : Melatih hal positif pada diri
5. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : Selasa, 4 Mei 2021
Waktu : 11.00 s/d 11.30 WIB
Tempat : Ruang Tamu

8
6. Pengorganisasian
a. Leader : Rahayu Nanang K
Memberi arahan dan memimpin jalannya TAK. Memberikan
penjelasan mengenai TAK yang akan dilakukan kepada klien.
Leader juga bertanggung jawab pada kelancaran kegiatan terapi
aktivitas kelompok.
b. Co Leader : Rahayu Nanang K
Membantu leader saat leader kesulitan dan memberikan
informasi tambahan apabila leader lupa. Memotivasi peserta agar
lebih aktif dalam Terapi Aktivitas Kelompok.
c. Fasilitator : Driadora
Membantu klien untuk tetap focus dan memotivasi klien agar
tetap aktif dalam TAK. Fasilitator memfasilitasi jalannya kegiatan
dan memotivasi peserta untuk aktif berpartisipasi.
d. Observer : Driadora
Mengamati jalannya TAK dan mendokumentasikan hasil TAK.
7. Setting tempat

Keterangan :

: Leader/Co Leader

: Fasilitator/Observer

: Pasien
8. Alat
a. Alat tulis/Papan tulis
b. Jadwal kegiatan harian

9
c. Kertas daftar kemampuan positif

9. Metode
a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Bermain peran
10. Sasaran dan Kriteria Pasien
N NAMA DIAGNOSA KEPERAWATAN
O PESERTA
1. Tn. D Halusinasi, Perilaku Kekerasan
2. Tn.P Halusinasi, Perilaku Kekerasan
3. Tn. K Perilaku Kekerasan, Halusinasi

11. Langkah Kegiatan


No Langkah Kegiatan Waktu
1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang 5 menit
telah mengikuti Sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan.
2. Orientasi a. Salam terapeutik 5 menit
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu melatih/memperagakan hal
positif pada klien
2) Terapis menjelaskan aturan main
berikut.
a) Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai.
3. Tahap a. Terapis meminta semua klien membaca 15
kerja ulang daftar kemampuan positif pada Sesi menit
I dan memilih satu untuk dilatih
b. Terapis meminta klien menyebutkan

10
pilihannya dan ditulis dipapan tulis
c. Terapis meminta semua klien untuk
memilih satu dari daftar di papan tulis.
Kegiatan yang paling banyak dipilih
diambil untuk dilatih
d. Terapis melatih/meminta klien
memperagakan cara pelaksanaan
kegiatan/kemampuan yang dipilih dengan
cara berikut :
• Terapis memperagakan
• Klien memperagakan ulang (semua
klien mendapat giliran)
• Berikan pujian sesuai dengan
keberhasilan klien
e. Kegiatan a sampai dengan d dapat diulang
untuk kemampuan/kegiatan yang berbeda.
4 Tahap a. Evaluasi 5 Menit
terminasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK (terutama
perasaannya setelah memperagakan
hal positif diri dan mendapatkan
apresiasi dari orang lain).
2) Terapis memberi pujian atas
keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
Terapis meminta klien memasukkan
kegiatan yang telah dilatih pada jadwal
kegiatan sehari-hari.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegaitan TAK yang
akan datang yaitu TAK Stimulasi
Persepsi: DPD Sesi IA : Mandi
2. Menyepakati waktu
3. Menyepakati tempat.

12. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai

11
dengan tujuan TAK. Untuk TAK Stimulasi Persepsi Harga Diri
Rendah Sesi II, kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki
satu hal positif yang akan dilatih dan memperagakannya. Formulir
evaluasi sebagai berikut :

SESI II
Stimulasi Persepsi : Harga Diri
No Nama Membaca daftar Memilih satu hal positif Memperagakan
klien hal positif yang akan dilatih kegiatan positif
1 Tn. D
2 Tn. N
3 Tn. K
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X)
jika klien tidak mampu.
b. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang klien memiliki ketika TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi
II, TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah. Klien telah melatih
merapikan tempat tidur. Anjurkan dan jadwalkan agar klirn
melakukannya serta berikan pujian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2014. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI tahun 2018.
Sutart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

13
Lampiran 3
JADWAL KEGIATAN HARIAN

Nama Klien : Sdr. D


Ruang : Bunga
TGL/ KEGIATAN HASIL
JAM Mandiri Bantuan Tidak
Dilakukan
3/05/2021
Jam : 10.50 Melakukan latihan merapikan ü
s/d 11.10 WIB tempat tidur

Jam : 13.10
s/d 13.30 Melakukan latihan menyapu
ü
WIB
4/05/2021 Melakukan latihan mencuci piring ü
Jam : 12.50
s/d 13.10
WIB
5/05/2021 Melakukan latihan mengepel lantai ü
Jam : 12.40
s/d 13.00
WIB
6/05/2021 Melakukan latihan merapikan ü
Jam : 11.15 tempat tidur, menyapu, mencuci
s/d 11.45 WIB piring, mengepel lantai
7/05/2021 Mengidentifikasi penyebab isolasi ü
Jam : 13.00 sosial
s/d 13.30
WIB
8/05/2021 latihan cara berkenalan saat ü
Jam : 13.00 melakukan kegiatan harian
s/d 13.30
WIB

Lampiran 4

14
PENDELEGASIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

1. Identitas Keluarga

a. Nama kepala keluarga :


b. Jenis kelamin :L/P
c. Umur :
d. Agama :
e. Pendidikan :
f. Pekerjaan :
g. Alamat :
2. Masalah yang ditemukan :

3. Masalah yang sudah diatasi :

4. Masalah yang belum teratasi :


5. Kondisi keluarga pada saat evaluasi terakhir :
6. Rencana selanjutnya :
a. lanjutkan SP 3 HDR
b. lanjutkan SP yang belum diberikan

Yogyakarta, 01 Mei 2021

Yang menerima Yang mendelegasikan

(Ns. Kris) (Rahayu Nanang)

15

Anda mungkin juga menyukai