Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


“TERAPI MUSIK DAN EKSPLORASI PERASAAN”
PADA LANSIA DI WISMA KUNTHI UPT PSTW MAGETAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :
Sylvia Devi 015.20.18.518
Siti Koima 015.20.18. 516
Talia Adis Kasandra 015.20.18.519
Widya Febrianty Nur A. 015.20.18.527
Wisnu Aji Catur 015.20.18.528
Yulia Tantri 015.20.18.530

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KAB NGAWI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN III
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

Nama :

NIM :

Ruang :

Mahasiswa

(.........................................................)

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

(............................................................) (.............................................................)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif. Wisma Kunti adalah salah
satu wisma yang terdapat di UPT PSTW Magetan. Sebagian besar lansia
di Wisma Kunhti, aktivitasnya terbatas dan sebagian ada yang dibantu.
Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan dengan
melakukan kegiatan yang tesedia di UPT PSTW Magetan dan ada sebagian
yang hanya di dalam kamar saja. Di Wisma Kunthi sarana hiburannya terbatas
tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan oleh UPT PSTW
Magetan, sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang ingin dilakukan
lansia.
Oleh karena itu, kami mahasiswa D3 Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ngawi akan melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) yaitu
terapi musik dan eksplorasi perasaan.
1.2 Topik
Stimulasi sensoris, fungsi pendengaran dan kemampuan
mengekspresikan perasaan.
1.3 Tujuan
1.3.1Tujuan Umum
a. Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh
perawat yaitu musik.
b. Lansia dapat mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman yang
menyenangkan.
1.3.2Tujuan Khusus
a. Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar.
b. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan
musik. 
c. Lansia merasa tidak bosan dalam melewati hari - harinya di wisma
Kunti.
d. Lansia mampu mengungkapkan perasaannya berupa pengalaman
yang menyenangkan
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Lansia


Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis
(Effendi, 2009).
Lansia adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun dan tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari (Ratnawati, 2017). Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
lansia adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun, mengalami penurunan
kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari seorang diri. Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho
(2012) :
1. Young old (usia 60-69 tahun)
2. Middle age old (usia 70-79 tahun)
3. Old (usia 80-89 tahun)
4. Very old (usia 90 tahun ke atas)
2.2 Konsep Terapi Musik
1. Indikasi Terapi Musik
Dilakukan pada lanjut usia dengan kondisi:
1.) Defisit fungsional pada fisik, psikologis/fungsi mental.
2.) Marah gusar dan kesepian.
3.) Gangguan emosi dan perilaku.
4.) Stres dan kecemasan.
5.) Gangguan kepribadian (anti sosial).
2. Proses Seleksi
Seleksi dilakukan oleh terapis selama pengkajian dan observasi
serta wawancara dengan menggunakan pedoman pengkajian fisik,
psikososial, masalah emosional, spiritual, pengkajian fungsional klien
yaitu KATZ indeks, BARTHEL indeks, pengkajian status mental
gerontik yaitu SPSMQ dan MMSE serta pengkajian keseimbanagan,
yang dilakukan mulai tanggal 01 – 13 Februari 2021.
3. Sasaran Kegiatan
Semua klien laki-laki dengan kriteria di atas yang berjumlah 36 orang.
4. Tempat
Wisma Kunthi di UPT PSTW Magetan.
5. Waktu
Hari : Senin
Tanggal : 8 Februari 2021
Jam : 09.00 - WIB
6. Metode dan Alat Bantu
Metode
Dinamika kelompok
Alat Bantu:
1.) Tape recorder
2.) Kaset
3.) Bola tenis
4.) Gitar
5.) Kursi
7. Uraian Struktur Kelompok
Pengorganisasian:
a. Leader : Yulia Tantri
Tugas :
1.) Membuka acara.
2.) Memimpin kegiatan.
3.) Memotivasi peserta.
4.) Menjelaskan tujuan terapi musik.
5.) Menjelaskan langkah-langkah terapi musik.
6.) Melaksanakan dan mengontrol jalannya terapi musik agar
mencapai tujuan.
7.) Menutup acara.
b. Co-Leader : Widya Febrianty Nur Audina
Tugas :
1.) Mendampingi dan membantu Leader menjalankan tugasnya.
2.) Mengambil alih tugas Leader jika Leader pasif.
c. Fasilitator : Sylvia Devy Ananta, Thalia Adis Kasandra, Wisnu Aji
C. B.
Tugas :
1.) Mempertahankan keikutsertaan klien
2.) Memfasilitasi dan memotivasi klien untuk ikut bernyanyi.
d. Observer : Siti Koima
Tugas :
1.) Mencatat anggota yang pasif/aktif, respon verbal dan non
verbal, kejadian penting selama terapi tertawa.
2.) Mengidentifikasi issue penting selama terapi musik
3.) Memberikan umpan balik selama proses kegiatan dari mulai
persiapan sampai selesai.
8. Langkah-Langkah
a. Persiapan
Klien diatur membentuk ½ lingkaran
b. Fase Orientasi ( 5 Menit)
1.) Leader membuka acara.
2.) Melakukan perkenalan (terapis dan klien).
3.) Leader menyampaikan tujuan terapi musik.
4.) Leader membuat validasi kontrak.
5.) Leader membaca tata tertib.
6.) Leader menjelaskan langkah-langkah terapi musik.
c. Fase Kerja (30 menit)
Pelaksanaan terapi musik
1.) Terapis mengajak lansia untuk saling memperkenalkan diri
(nama, dan nama panggilan) dimulai secara berurutan searah
jarum jam.
2.) Setiap lansia selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua lansia untuk bertepuk tangan.
3.) Leader menjelaskan bahwa akan diputar lagu, lansia boleh
tepuk tangan atau boleh menari sesuai dengan irama lagu.
Setelah lagu selesai lansia akan diminta menceritakan isi dari
lagu tersebut dan perasaan lansia setelah mendengar lagu.
4.) Leader memimpin peserta dan terapis bernyanyi bersama.
5.) Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh berjoget atau
tepuk tangan (kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh
diulangbeberapa kali. Terapis mengobservasi respons lansia
terhadap musik 
6.) Secara bergiliran, lansia diminta menceritakan
isilagu/mengungkapkan perasaannya selama
dirawat/pengalaman hidup.Sampai semua lansia mendapatkan
giliran.
7.) Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak lansia bertepuk tangan.
8.) Terapis dan lansia bernyanyi bersama.
d. Fase Terminal (10 menit)
1.) Leader menanyakan perasaan peserta setelah
mengikuti terapi musik.
2.) Leader menanyakan / melakukan evaluasi
materi.
3.) Leader memberikan tugas/rencana tindak
lanjut.
4.) Leader membuat kontrak untuk yang akan
datang
5.) Leader menutup acara.
9. Perilaku Yang Diharapkan
a. Persiapan:
1.) Fasilitator
a.) Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum
terapi musik dilakukan.
b.) Mengatuir setting tempat/ruangan untuk terapi musik.
2.) Lansia:
Siap untuk mengikuti terapi musik dengan kriteria:
a.) Mengetahui aturan permainan terapi musik.
b.) Hadir 5 menit sebelum terapi dimulai.
b. Proses
1.) Terapis
a.) Melaksanakan terapi musik sampai dengan selesai.
b.) Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
2.) Lansia
a.) Mengikuti terapi musik sampai dengan selesai.
b.) Klien aktif mengikuti terapi musik dengan ceria.
c. Hasil
1.) Fasilitator
Menjalankan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi
saat acara
2.) Lansia
Mengungkapkan rasa senang dan lebih santai.
10. TATA TERTIB
a. Peserta bersedia mengikuti terapi musik.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama terapi
d. Perserta yang mengacaukan jalannya terapi akan dikeluarkan.
e. Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan dan
bicara setelah dipersilahkan.
f. Waktu terapi dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta
g. Peserta yang ingin keluar dari acara untuk keperluan ijin terlebih
dahulu kepada pemimpin acara.
11. Program Antisipasi
a. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan
tujuan, fasilitator mengingatkan dan mengarahkan.
b. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk bernyanyi.
c. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi musik selesai, fasilitator
membimbingnya agar menyelesaikan terapi.
12. Setting Tempat

= Leader = Fasilitator

= Co Leader = Operator

=Klien = Observer
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal Terapi Musik ini kami susun sebagai media penuntun
dalan pelaksanaan Terapi Modalitas yang akan dilaksanakan di Wisma Kunthi
UPT PSTW Magetan pada praktik D3 Keperawatan pada Keperawatan Gerontik.
Besar harapan kami agar terapi musik ini berjalan dengan lancar dan dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak terkait, terutama lansia. Atas kerjasama
yang baik dan dukungannya kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Nugroho. (2012). Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC
Ratnawati, Emmelia. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Baru Press.
https://id.scribd.com/doc/219707014/Proposal-Tak-Gerontik. Diakses pada 6
Februari 2021 pukul 20.52 WIB.

Anda mungkin juga menyukai