Oleh:
AN NISA’U SHOLEHA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
2
I. Definisi
kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada tiga macam yaitu tidak dapat
memulai tidur, tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga, dan bangun
II. Etiologi
Menurut Rafknowledge (2010) secara garis besar ada beberapa faktor yang
kesulitan tidur.
6. Kafein, nikotin, dan alkohol. Kafein dan nikotin adalah zat stimulant.
Alkohol dapat mengacaukan pola tidur Kurang berolah raga juga bisa
dan tatanan yang tidak familiar dapat mengganggu pola tidur seseorang.
III. Patofisiologi
Menurut Zaini (2013), tanda dan gejala yang timbul dari pasien yang
1. Kesulitan untuk jatuh tertidur pada waktu yang normal (initial insomnia)
Didefinisikan sebagai kesulitan tertidur yang lebih dari 30 menit. Biasanya
disebabkan karena tingkat kesadaran yang tinggi yang berhubungan dengan
anxietas atau faktor lain.
4
2. Kesulitan untuk mempertahankan tidur / sering terbangun dari tidur lalu sulit
tertidur kembali. Keadaan ini bisa muncul secara ireguler dalam 1 malam atau
muncul pada waktu-waktu tertentu, seperti selama fase tidur REM.
3. Terbangun lebih cepat di pagi hari. (terminal insomnia) Kondisi ini cukup
seirng ditemukan pada orang tua. Merasa tetap lelah dan mengantuk meskipun
durasi tidur sudah cukup. Merasa cemas jika sudah mendekati waktu tidur.
4. Untuk mencapai kriteria diagnosis untuk insomnia secara umum, pasien
memiliki satu dari tiga kriteria dibwah (Larayanthi, 2013) :
1) Keluhan mengandung paling sedikit satu dari keluhan tidur dibawah ini
a. Kelelahan/ malaise
b. Gangguan konsentrasi, perhatian, dan memori
5
c. Disfungsi social
d. Mengantuk di siang hari
e. Berkurangnya energy / motivasi
f. Keprihatinan atau kecemasan tentang tidur
V. Pemeriksaan Penunjang
VI. Penatalaksanaam
1. Penatalaksaan Farmakologis :
oleh BZDs adalah menurunkan frekuensi tidur pada fase REM, menurunkan
sleep latency, dan mencegah pasien terjaga di malam hari.
2) Non benzodiazepine
Obat ini efektif pada usia lanjut karena dapat diberikan dalam dosis yang
rendah. Obat golongan non-benzodiazepine yang aman pada usia lanjut yaitu:
Zaleplon, Zolpodem, Eszopiclone, Melatonin reseptor agonist dan Sedating
Antidepressant
2. Penatalaksanaan NonFarmakologis :
b) Teknik relaksasi
c) Stimulus kontrol
2) Gaya hidup
VII. WOC
Stres, depresi, kelainan-kelainan kronis, efek samping pengobatan, pola makan yang
buruk, kafein, alkohol, nikotin, faktor lingkungan
Mempengaruhi
proses tidur
Frekuensi tidur
menurun
Insomnia
MK : Risiko
Cidera (D.0136)
VIII. Pengkajian
1. Identitas Klien
8
Kaji identitas klien meliputi : nama, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, keadaan lingkungan, tempat
tinggal, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnose medis.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama klien yang mengalami insomnia biasanya adalah susah utuk tidur
sehingga terjadi peningkatan waktu antara tidur. Selain itu terjadi kesulitan untuk
mempertahankan tidur dan tidak dapat tidur cukup yang mengakibatkan seseorang
terbangun sebelum mendapatkan waktu tidur yang cukup.
3. Riwayat Kesehatan
Kaji tentang kapan mulai datang gejala gangguan tidur (insomnia), penyebab
timbulnya, dampak yang ditimbulkan, alat bantu tidur yang digunakan, serta
upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.
Kaji apakah klien pernah menderita insomnia sebelumnya, atau penyakit yang
mempengaruhi tidur, menjalani pengobatan dan obat obat apa yang
dikonsumsi.
Kaji adakah keluarga yang menderita penyakit yang dialami pasien, kaji
adanya penyakit keturunan yang dapat menyebabkan insomnia seperti
penyakit jantung, stroke, asma, dll
4. Kebiasaan Sehari-hari
1) Riwayat psikososial
Kaji meliputi informasi mengenai perilaku, perasan dan emosi yang dialami
klien
2) Biologis
Kaji pola makan klien, minum, pola tidur, pola elemininasi, dan aktivitas
sehari hari
10
3) Sosial
Kaji meliputi dukungan keluarga antar keluarga dan hubungan dengan orang
lain
4) Spiritual/ kulturat
5. Pemeriksaan Fisik
3) Observasi daerah wajah : biasaya orang dengan insomnia ada lingkaran hitam
dibawah mata, kemudian mata sayu, konjungtiva merah
4) Pergerakan ambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap,
mata tampak lengket, menarik diri, bingung
6. Pemeriksaan Diagnostik
3. Riwayat medis
4. Aktifitas fisik
7. Data Penunjang
4) Iritabilitas/ letargis
5) Sering menguap
8) Mata merah
1) Gangguan pola tidur (D. 0055) b.d kurang kontrol tidur d.d mengeluh sulit tidur,
mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur
2) Keletihan (D. 0057) b.d gangguan tidur d.d merasa kurang tenaga, mengeluh
lelah, tampak lesu
3) Gangguan rasa nyaman (D. 0074) b.d gejala penyakit d.d mengeluh tidak nyaman,
gelisah
X. Rencana Keperawatan
Edukasi :
Kolaborasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Daftar Pustaka
14
Rafknowledge, (2010). Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta. Elex Medika
Computindo.
Zaini, N. b. (2013). WHAT IS INSOMNIA. E-Jurnal Medika Udayana, 2(12), 2061-2076.
Dipetik Novemver 30, 2021, dari
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/7341