Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

Keperawatan Medikal Bedah

KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN FISTULLA INTRACUTAN

Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

Disusun Oleh :

NOOR ASIAH, S.Kep


NIM. P 170688

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR
2018

1
LAPORAN PENDAHULUAN

FISTULA ENTERO CUTANEOUS

A. PENGERTIAN

Entero – enteral atau enterocutaneous fistula adalah saluran abnomal terjadi pada perut atau usus besar/
usus kecil dengan organ lain, bisa terjadi pada usus yang satu dengan usus lainnya

( enteroenteral ) atau usus dengan kulit enterocutaneous fistul).


Fistul adalah hubungan abnormal antara dua struktur tubuh baik interna ( antara dua struktur ) atau

eksterna ( antara struktur interna dan permukaan luas tubuh).


Entero Cutaneous fistul : gastrointestinal fistul

Setiap hubungan abnormal antara dua buah permukaan atau rongga tubuh.

B. PENYEBAB
- Akibat pembedahan

- Trauma, khususnya trauma penestrasi seperti luka bacok atau luka tembak
- Proses inflamasi

- Infeksi
- Penyakit inflamasi usus ( penyakit Crohn )

C. PATOFISIOLOGI

2
D. TANDA - TANDA DAN GEJALA

Entero cutaneous fistula tidak mempunyai tanda- gejala spesifik tergantung pada segmen usus yang
terkena , antara lain :

- Diare
- Malabsorption of nutrisi

- Dehidrasi
- Terjadi kebocoran pada usus dan ada yang menembus sampai kulit

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laborat

Hitung darah lengkap untuk mengkaji HMT , Kadar Hb yang biasanya menurun serta hitung sel darah
putih ( yang mungkin meningkat ). Laju Sedimentasi biasanya akan meningkat. Kadar albumin dan

protein menurun yang menunjukkan malnutrisi


2. Pemeriksaan Rontgen
Dengan radio pague untuk mengetahui antomi fistule
Bila fistel terjadi pada colon penggunaan contras enema ( pemberian contras di berikan melalui

rektum ) lebih bermanfaat


3. CT Scan Abdomen

Untuk mengetahui peradangan atau infeksi


4. Fistulogram

Dengan memberikan cairan radio opaque disuntikan dalam fistul enterocutaneus,kemudian di


rontgen maka hasilnya akan tampak lebih bagus

F. PENATALAKSANAAN
1. Fistul akan menutup dengan sendirinya setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan. Tergantung

keadaan kliniknya, yaitu klien mendapatkan n tambahan nutrisi per IV , tanpa suplemen makanan fistul
akan menutup

2. Masukan diit dan cairan


Cairan oral , diit rendah residu tinggi protein tinggi kalori dan terapi suplemen vitamin dan pengganti

zat besi untuk diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.


3. Terapi obat-obatan

Obat-obatan sedatif dan antidiare atau antiperistaltik digunakan untuk mengurangi peristaltic sampai
minimun untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi

4. Pembedahan
Pembedahan akan dilakukan pada bagian tertentu, untuk membuka bagian usus tertentu seandainya

mengalami kesulitan penyembuhan

3
5. Segera periksa :

- bila anda menemukan perubahan yang signifikan pada


kebiasaan eliminasi, diare yang hebat

- Ada kebocoran dari usus atau kebocoran dari kulit setelah


pembedahan

G. PROGNOSIS
Prognosis tergantung paa penyebab dan kekomplekan fistul, serta kondisi pasien banyak

pasien mempunyai prognosis yang bagus atau sebaliknya


H. KOMPLIKASI

Fistule bisa mengakibatkan manultrisi dan dehidrasi, tergantung pada lokasinya di usus. Fistule juga
merupakan sumber dari masalah kulit dan infeksi

I. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nyeri akut b. d. agen injuri fisik ( pembedahan)
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b. d ketidakmampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau mengabsorbsi zat-zat gizi dari faktor biologis

3. Kerusakan mobilitas fisik b. d.kurang pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik


4. Kurang pengetahuan tenteng penyakit fistul enterokutaneous b.d. tidak mengenal (familiar) dengan

sumber-sumber informasi.
5. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan secara aktif

6. PK : Infeksi
7. PK : Anemia

8. PK : Hipoalbumin

4
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian

1. Identitas
Biasanya berisi nama, jenis kelamin, alamat, No Medical Record, penanggung jawab, agama,

alamat, tanggal masuk, dan lain-lain.


2. Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : Biasanya normal


Suhu : Biasanya normal

Pernafasan : Biasanya normal


Nadi : Biasanya normal

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya terjadi partus lama, partus dengan tindakan SC, karsinoma, radiasi, trauma operasi
atau kelainan congenital, aborsi, pelecehan seksual atau pemerkosaan.

b. Riwayat kesehatan sekarang


Biasanya terjadi kelumpuhan, inkontinensia urine, haid klien biasanya terganggu, kulit

sekitar anus tebal, infeksi pada jalin lahir, dinding vesika menonjol keluar, dan keluar cairan
dari rectum.

c. Riwayat kesehatan keluarga


Biasanya

d. Riwayat menstruasi
Biasanya haid klien terganggu dengan terjadi amnorrhoe sekunder.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut

Biasanya rambut klien bersih, tidak ada ketombe.


b.Mata

Biasanya simertsi kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, dan pupil
isokor.

c. Hidung
Biasanya tidak terdapat oedema, tidak ada lesi dan simetris kiri dan kanan.

d. Telinga
Biasanya simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik.

e.Mulut
Biasanya mukosa bibir lembab.

5
f.Leher

Biasanya tidak pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah bening


g.Payudara

Biasanya simetris kiri dan kanan, dan tidak ada pembengkakan, papilla mamae keluar dan
tidak terdapat nyeri saat menyusui.

h.Jantung
I : biasanya ictus cordis tidak terlihat

P : biasanya ictus cordis teraba


P : biasanya pekak

A: biasanya BJ I dan BJ II teratur


i. Abdomen

Inspeksi : biasanya tidak asites


Auskultasi : biasanya bising usus normal
Palpasi : biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
Perkusi : biasanya tympani

j. Genitalia
Biasanya keluar cairan dari rectum dan vagina, kulit sekitar anus tebal, infeksi pada jalin lahir,

dan dinding vesika menonjol keluar


i. Ekstremitas

Biasanya terjadi kelumpuhan pada ekstermitas bawah akibat trauma operasi.

6
B. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1. Nyeri b.d iritasi  Pain level 1. Lakukan pengkajian nyeri.
mukosa, proses  Pain control 2. Observasi reaksi komunikasi

inflamasi  Comfort level terapeutik untuk mengetahui


Kriteria hasil : pengalaman nyeri pasien.

a. Mampu mengontrol nyeri. 3. Kaji kultur nyeri pasien yang


b. Melaporkan bahwa nyeri mempengaruhi nyeri

berkurang dengan 4. Evaluasi pengalaman nyeri


menggunakan menejemen 5. Evaluasi bersama pasien dan im

nyeri. kesehatan lain


c. Mampu mengenali nyeri. 6. Bantu pasien dan keluarga

d. Menyatakan rasa nyaman untuk mencari dukungan.


setelah nyeri berkurang. 7. Kurangi faktor presipitasi nyeri

8. Ajarkan tentang teknik non


farmakologi

9. Berikan anlgetik untuk


mengurangi nyeri

10. Evaluasi keefektifan control


nyeri.

2. Resiko tinggi infeksi  Immune status 1. Bersihkan lingkungan setelah

b.d penurunan daya  Knowledge : infection dipakai pasien lain


tahan tubuh, proses control 2. Pertahankan teknik isolasi

pembedahan  Risk control 3. Batasi pengunjung bila perlu


Kriteria hasil: 4. Cuci tangan sesudah dan

a. Klien bebas dari tanda dan sebelum metindakan


gejala infeksi keperawatan

b. Mendeskripsikan proses 5. Pertahankan lingkungn aseptik


penularan penyakit. selama pemasangan alat

c. Menunjukkan kemampuan 6. Tingkatkan intake nutrisi


untuk mencegah timbulnya 7. Monitor tanda dan gejala infeksi

infeksi sistemik dan lokal.

7
d. Menunjukkan perilaku hidup

sehat

3. Kecemasan Kontrol kecemasan 1.Gunakan pendekatan yang

berhubungan dengan Koping menenangkan


perubahan status Kriteria Hasil: 2.Nyatakan dengan jelas harapan

kesehatan a. Klien mampu terhadap pelaku pasien


mengungkapkan gejala cemas 3.Temani pasien untuk

b.Mengidentifikasi, memberikan keamanan dan


mengungkapkan dam mengurangi kecemasan

menujjukan teknik untuk 4.Libatkan keluarga untuk


mengontrol cemas mendampingi klien

c.Vital sign dalam batas normal 5.Instrusikan klien untuk teknik


d.Postur tubuh, ekspresi wajah relaksasi

dan tingkat aktivitas 6.Bantu pasien mengenal situasi


menujukkan berkurangnya yang menyebabkan kecemasan

kecemasan 7. Kelola pemberian obat anti


cemas

8
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart (2001) Buku Ajar keperawatan Medikal BedahVol 2 Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

Jakarta

Jeanne C. Mc Closkey, Gloria. M Bulechets (1996) Nursing Intervention Classification ( NIC) Mosby Year-Book,

ST Louis.

Larraine m Wilson, Syliva A PIERE (1994) Patofisiologi Konsep Klinik Proses- proses Penyakit, Penerbit Buku

Kedokteran,EGC,Jakarta

Marion Johnson dkk(2000) Nursing Outcome Clasisification (NOC) Mosby, Year BOOK, St Louis

NANDA (2005) Nursing Diagnosis Defenition dan Classification 2005-2006, NANDA


www. Google .com/ Fistula EnteroCutaneous /18 Mei 2005

Herdman, T.H. 2009. Nursing Diagnoses: Definition and Calssification 2009-2012.

Philadelpia: Wiley-Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai