Medan
DISUSUN OLEH :
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia yang diberikan pada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sentralisasi Obat Ruangan St. Elisabeth
RumahSakit St. Elisabeth Medan”.
Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lupa untuk mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing kami yang telah memberikan kesempatan, saran serta masukan untuk
kami dalam mengikuti dan menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
baik dari teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun agar kami dapat memperbaikinya.
Penulis
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI……….…………………………………………...………………………….………
BAB 1 PENDAHULUAN………………………..………….……………………………………
1.1 Latar Belakang…….…………………………………………………………………………..
1.2 Tujuan……………..……………………………………………………………………….......
1.3. 1 Tujuan Umum…………………………………………………………………………...
1.3. 2 Tujuan Khusus…………………………………………………………….....................
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS …….…...……….………………………………………………
2.1. Pengertian Sentralisasi Obat…...……….……………………………………………………...
2.2. Tujuan Sentralisasi Obat …………………………………………………………………….
2.3. Manfaat Pengelolaan Data……………………………………………………………………..
2.4. Prinsip 8 Tepat Sentralisasi Obat………………………...……………………………………..
2.5 Peran Peran Perawat Dalam Sentralisasi Obat ……………...
…………………………………….
2.6 Alur Pelaksanaan sentrali
Obat…………………………………………………………………………
BAB 3 Lampiran…………………..……………...………………………………………………..
BAB 4 Penutup………...………………………...…………………………………………………
3.1 Kesimpulan…………...………………………...………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kesalahan pemberian obat (medication error) masih menjadi salah satu
tren isu keselamatan pasien. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan
pemberian obat yaitu faktor organisasi, faktor manajemen unit, dan faktor
individu (WHO, 2009). Ketiga faktor tersebut mempengaruhi perilaku perawat
dalam pemberian obat dan pada akhirnya akan memberikan dampak pada
outcomes keselamatan pasien.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Menjelaskan pengertian sentralisasi obat.
2. Menjelaskan tujuan sentralisasi obat.
3. Menjelaskan pengelolaan obat.
4. Menjelaskan prinsip 8T.
5. Menjelaskan peran perawat dalam sentralisasi obat.
6. Alur Pelaksanaan sentrali Obat.
BAB 2
KONSEP SENTRALISASI OBAT
Hal – hal berikut ini adalah beberapa alasan obat perlu disentralisasi
menurut Nursalam (2014) :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang
lebih murah dengan mutu
3. yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
4. Pemberian obat yang tidak sesuai indikasi.
5. Pemberian obat yang tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
6. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
7. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa.
8. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif.
9. Meletakkan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
10. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri.
Lampiran
PROPOSAL PELAKSANAAN SENTRALISASI Obat PADA PASIEN Ny.S
DI RUANG ST. ELISABETH RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH
MEDAN
1) PENDAHULUAN
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respons yang
ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak langkah-langkah konkret
dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002), salah satunya adalah pengelolaan
sentralisasi obat. Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat,
sebagai salah satu peran perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur
yang sistematis sehingga risiko kerugian baik secara materi maupun secara
nonmateri dapat dieliminasi. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan
strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan, dan
membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta
pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan
sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.
2) TUJUAN
Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
Tujuan Khusus
1. Mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar sesuai
dengan Prinsip 6 T + 1 W dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan perawat
associate dalam penerapan Prinsip 6 T + 1 W.
3. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan
yang diberikan.
4. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
5. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
3) PERAN
5) METODE
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan
pemberi obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah
terima obat.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, serta sesuai dengan
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
6) INSTRUMEN
1. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat.
2. Format kontrol dan pemakaian obat.
3. Buku sentralisasi obat (buku serah terima obat).
4. Lemari obat dan kotak sentralisasi obat.
5. Leaflet.
7) PENGORGANISASIAN
1. Kepala Ruangan :
2. Perawat Primer :
3. Perawat Associate
8) KRITERIA EVALUASI
Struktur (Input)
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Paru.
2. Persiapan dilakukan sebelumnya.
3. Perawat yang bertugas.
Proses
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentukan dan pasien yang telah menyetujui informed consent untuk
dilakukan sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
Hasil
1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1W
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
Lampiran: Petunjuk Pengisian
(………………………..) (…………………….)
Saksi 1 :…………………(………………….)
Saksi 2 :…………………(………………….)
NB: Harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangani
Lampiran serah terima obat
Tand
Tanda
a
tangan
tanga
Keterangan dan
n Nama dosi juml n dan Keteran
(diterima/diser nama
o obat s ah nama gan
ahkan) yang
yang
menyerh
diser
akan
ahi
1 Furose 40 10 Di terima Ttd Ttd
mide mg/ amp
ml
2 Combiv 0,5 10 Diterima Ttd Ttd
ent mg/ amp
2 ml
3 Keterol 30 10 Diterima Ttd Ttd
ac mg/ amp
ml
4 Ceftriax 50 10 Diterima Ttd Ttd
one mg/ amp
kg
5 Amlodi 5 10 Diterima Ttd Ttd
pin mg tab
Nam tan 11/ 12/ 13/ 14/ 15/ 16/ 17/ 18/ 19/ 20/1
a gga 11/ 11/ 11/ 11/ 11/ 11/ 11/ 11/ 11/ 1/20
obat l 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Ter 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
im
a
Fre 1x1 1x1 1x1 1x1 1x1 1x1 1x1 1x1 1x1 1x1
k
Pa Ja pf Ja Pf jam pf jam pf jam Pf
gi m m
08.0 ttd 08.0 Ttd 08.0 ttd 08.0 ttd 08.0 ttd
0 0 0 0 0
Aml Sis 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
odipi a tab tab tab tab tab tab tab tab tab
n Sor - - - - - - - - - -
Dosi e
s:5
mg
Nam
Sis 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
a
a tab tab tab tab tab tab tab tab tab
Dr :
Dr Ma - - - - - - - - - -
And la
re m
Sis 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
a tab tab tab tab tab tab tab tab tab
Ek - - - - - - - - - -
str
a
sisa 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
tab tab tab tab tab tab tab tab tab
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selain itu, salah satu tujuan dilakukan sentralisasi obat ialah untuk
meningkatkan kepatuhan pasien minum obat. Keberhasilan pengobatan pada
pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu di antaranya adalah
kepatuhan dalam mengonsumsi obat, sehingga pasien dapat mencapai tujuan
pengobatan dengan patuh minum obat.Kepatuhan adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara
benar tentang dosis, frekuensi dan waktunya (Nursalam, 2014).
DAFTAR PUSTAKA