Anda di halaman 1dari 3

Fisiologi Persalinan

Kemampuan uterus dalam mempertahankan kehamilan mempunyai jangka waktu


tertentu dan dibatasi oleh kemampuan meregang, besarnya janin janin dalam uterus dan
jangka waktu tuanya plasenta.

Sejak umur kehamilan sekitar 20-23 minggu telah mulai makin frekuensinya
kontraksi Braxton dan Hicks, yang mempunyai arti sangat penting untuk di mulai nya proses
pematengan serviks (yang berfungsi sebagai penyangga dan pintu persalinan).

Diperkirakan terdapat beberapa faktor dominan yang mempengaruhi proses persalinan


atau di mulainya kontraksi uterus, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor perubahan endokrin yang makin mengecil dengan makin tuanya kehamilan
yang bersumber dari :
a. Plasenta
b. Janin sendiri
c. Perubahan feto maternal
2. Faktor parakrin yaitu hubungan langsung terhadap janin :
a. Perubahan yang terjadi pada miometrium
b. Perubahan yang terjadi pada desidua
c. Perubahan yang terjadi pada selaput ketuban

Kedua faktor tersebut dapat merupakan “inisiasi” dimulainya His (kekuatan) untuk
proses persalinan, yang sesungguhnya telah mulai sejak umur kehamilan 20-23 minggu.

Sedangkan pada proses yang sedang berjalan, dengan dilewatinya kala I, maka pada
kala II (pengusiran) akan mendapat tambahan kekuatan baru yang berasal dari proses
mengejan. Proses mengejan merupakan kekuatan yang dapat di kendalikan dari luar sehingga
resultantenya diharapkan menunjang His sehingga persalinan dapat berlangsung lebih cepat.

Uterus terbentuk dari pertemuan duktus mueller kanan dan kiri digaris tengah
sehingga otot rahim tebentuk dari dua spiral yang saling beranyaman dan membentuk sudut
disebal kanan dan kiri sehingga pembuluh darah dapat tertutup dengan kuat saat terjadi
kontraksi.

Otot uterus terdiri dari : jaringan ikat dan glycosaminoglycans pada bagian fundus dan
korpus uteri jumlah dominan, sedangkan makin kearah serviks jumlah nya semakin
berkurang.

Pada saat hamil pertumbuhan dan perkembangan otot uterus dikendalikan oleh
hormon estrogen dan prostaglandin, namun dihambat oleh progesteron dan prostaglandin
inhibitor. Disamping itu perkembangannya dikendalikan oleh pembesaran uterus yang
mempunyai sifat “elastis” sehingga saat uterus bertambah besar tidak akan terjadi
peningkatan tekanan intrauteri. Dengan demikian, tumbuh kembang uterus saat hamil tidak
akan menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim.
Aspek Klinis Proses Persalinan

Upaya untuk mempertahankan kehamilan sampai aterm sangat komplek namun


demikian onset persalinan bukan pula berlangsung mendadak, tetapi memulai sekitar umur
kehamilan 20-23 minggu.

Sekalipun kontraksi Braxton Hicks sudah mulai dapat dirasakan pada kehamilan muda
dengan perangsangan yang adekuat, tetapi kontraksi spontan mulai makin frekuen sejak umur
kehamilan 20-23 minggu.

Sejak umur kehailian 20-23 minggu muali tumbuh reseptor oksitosin dengan distribusi
dominan di fundus dan korpus uteri. Seperti di ketahui bahwa pengeluaran oksotosin oleh
hipofisis posterior terjadi secara pulsatif sehingga kontraksi Braxton Hicks spontan sesuai
dengan pulsasi oksotosin semakin meningkat sejak makin menigkatnya jumlah reseptor
oksitosin. Untuk mempermudah analisa klinis tentang proses persalinan, ditetapkan secara
internasional sebagai berikut :

1. Proses prodromal persalinan


Sejak kehamilan umur 36 minggu untuk primigravida dengan ukuran panggul
normal, telah terjadi penurunan dan masuknya kepala janin kepintu atas panggul.
Masuknya kepala janin pada multigravida mungkin terjadi setelah mencapai umur
40 minggu, sehingga terasa epigastriumnya kosong dan tinggunya fundus uteri
sama dengan umur hamil 36 minggu.
2. Dampak klinis penurunan kepala janin ke pintu atas panggul
Masuknya kepala janin kepintu atas panggul menyebabkan pleksus frankenhausen
akan semakin tertekan sehingga dapat meningkatkan rangsangan untuk
mengeluarkan oksitosin yang lebih banyak dan mungkin lebih sering. Mungkin
juga dapat di jumpai bahwa sejak saat itu, pengeluaran lendir akan semakin
banyak karena mukosa plug yang menutupi kanali servikalis didorong keluar.
3. Keregangan otot uterus
Semakin tua kehamilan semakin regang otot uterus yang memberi dampak
semakin banyaknya terbentuk reseptor oksitosin dan pembentukan “gup
junction.” Disamping itu ada kemungkinan pengeluaran dan pulsasi oktitosin
yang semakin besar.
4. Tercapainya nilai ambang
Pengeluaran oksitosin, pembentukan ristribusi reseptor oksitosi dan pembentukan
gup juction, telah mencapai nilai ambang tertentu sehingga kontraksi Braxton
Hicks yang semula kurang teratur akhirnya berubah menjadi kontraksi yang sesuai
untuk persalinan.
5. Kontraksi Braxton Hicks
Seperti di kemukakan bahwa kontraksi Braxton Hicks telah di mulai dan semakin
frekuen sejak umur kehamilan 20-23 minggu, yang berfungsi untuk
mempersiapkan perlunakan serviks uteri. Menjelang persalinan, serviks uteri lebih
banyak mengandung komponen estradiol dan derivatnya sehingga mernagsang
pengeluaran prostagalandin disertai dengan kemampuan menahan dan menghisap
air lebih banyak untuk memudahkan perlunakan dan pembukaan serviks saat
Hicks semakin frekuen dan disertai pembentukan segmen bawah rahim (SBR).

Braxton Hicks menjadi kontraksi persalinan dengan ciri sebagai berikut :

a. His dominasi fundus


b. Mulai dari face makers kanan/kiri
c. Diteruskan kebagian isthamus yang telah meregang menjadi segmen
bawah rahim dalam waktu 2 detik.
d. Menimbulkan perubahan progresif serviks uteri berupa pelunakan dan
pembukaan.
e. Terasa nyeri oleh karna ujung serat syaraf uterus terjepit.
f. Frekuensinya makin lama makin pendek dan kekuatannya semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai