Diksi
A.Tujuan pembelajaran:
1. Mahasiswa memahami jenis makna kata.
2. Mahasiswa memahami hubungan makna.
3. Mahasiswa memahami perubahan makna.
4. Mahasiswa memahami pertimbangan memilih kata.
B. Materi pembelajaran:
5. Jenis makna kata
6. Hubungan makna
7. Perubahan makna
8. Pertimbangan memilih kata
DIKSI (PILIHAN KATA)
• Pengantar
Manusia adalah makhluk berpikir dan berasa. Apa yang
dipikirkan atau dirasakan disampaikan dengan kata-kata. Jadi,
kata-kata itu dijadikan sebagai media untuk menyampaikan
perasaan atau hasil berpikir. Karena itu, kata-kata
mengandung pengertian, perasaan, atau maksud.
Agar pembicara/penulis dapat menyampaikan perasaan,
pikiran, dan maksudnya kepada orang lain, maka harus
menguasai banyak kosakata dan dapat mengguna-kannya
sesuai dengan maksud, gagasan (ide), dan dampak yang
diinginkan oleh pembicara atau penulis. Karena itu penulis
harus mengetahui perbedaan makna kata yang satu dengan
kata yang lain.
Jenis Makna
• Kata Bermakna Denotatif
Makna denotatif adalah makna dasar, makna
sebenarnya, makna yang pertama sekali
tergambar ketika kata itu diucapkan secara
berdiri sendiri sebelum dimasukkan dalam
kalimat. Misalnya, kata mata makna deno-
tatifnya adalah indra yang digunakan untuk
melihat. Ketika kata mata mengacu kepada
makna itu, maka kata mata bermakna denotatif.
o Kata Bermakna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang menyimpang dari makna
dasarnya atau makna sebenarnya. Misalnya kata mata tadi
digunakan dalam kalimat Mata pencahariannya bertani maka
kata mata sudah bermakna konotatif.
Ada sinonim-sinonim yang hanya mempunyai makna denotatif,
tetapi ada juga sinonim yang mempunyai makna konotatif.
Misalnya, kata mati, meninggal, wafat, gugur, mangkat, dan
berpulang memiliki denotasi yang sama yaitu “peristiwa di
mana jiwa seseorang telah meninggalkan badannya.” Namun,
kata meninggal, wafat, dan berpulang, mempunyai konotasi
tertentu, yaitu mengandung nilai kesopanan; kata mangkat
memiliki makna kebesaran; dan kata gugur mengandung
makna keagungan.
Kata Bermakna Umum dan Makna Khusus
Makna umum adalah makna yang membawahi makna-
makna lain, makna yang bermakna luas. Kata warna
termasuk kata yang mempunyai makna umum. Kata khusus
merupakan makna yang merupakan bagian dari makna yang
lain. Misalnya, kata khusus kata warna adalah merah, biru,
hijau, kuning. Kata merah juga dapat menjadi kata umum
jika ada merah maron, merah jambu, merah muda. Jadi,
ketika kata itu masih dapat dibagi-bagi lagi menjadi makna
yang sempit, maka kata itu disebut makna umum. Kalau kita
menginginkan pengertian yang abstrak, maka dapat kita
gunakan kata umum, sedangkan kalau kita menginginkan
pengertian khusus, maka kita menggunakan kata khusus.
Kata Bermakna Abstrak dan Makna Konkrit
a. Kata bermakna abstrak adalah kata yang
mempunyai referen berupa konsep. Misal-nya,
penyesalan, demokrasi, kesehatan, na-sionalisme,
dsb.
b. Kata bermakna konkrit adalah kata yang
mempunyai referen berupa objek yang dapat
dilihat, didengar, diraba, atau dirasakan. Con-toh:
kursi, lingkaran, segitiga, rumah, sepe-da, sawah,
dan sebagainya.
Supaya tulisan menjadi lebih jelas, gunakanlah
sebanyak mungkin kata-kata konkrit.
Kata Populer dan Kata Kajian
a. Kata populer adalah yang sering digunakan
dalam berbagai kesempatan atau dalam
komunikasi sehari-hari. Kata populer, misalnya
kata pengangkutan, penginapan, sesuai, sama,
berbeda, lebih, sisa.
b. Kata kajian adalah kata yang digunakan secara
terbatas dalam bidang ilmiah, seminar ilmiah,
atau tulisan ilmiah. Kata kajian ini termasuk kata
serapan. Misalnya, transportasi, akomodasi,
relevan, homogen, heterogen, surplus, saldo.
Kata Bermakna Stilistik dan Afektif
a. Kata bermakna stilistik adalah makna yang berhubungan
dengan dialek, situasi, dan ragam bahasa. Misalnya:
• Profesi: bahasa bidang hukum, bahasa untuk
iklan, bahasa untuk jurnalistik.
• Status: bahasa untuk atasan, bahasa untuk orang
sederajat.
b. Kata bermakna afektif adalah makna yang me-ngandung
konsep konotatif dari kata-kata yang dipergunakan atau
menyatakan sesuatu secara tidak langsung. Misalnya,
buta diganti dengan kata tunanetra; gila diganti dengan
kurang ingatan.
Kata Bermakna Reflektif
Makna reflektif adalah makna yang cenderung
menghindarkan kata yang bermakna tabu. Contoh: Ada
orang tua yang bernama “toga”. Demi sopan santun,
ketika anaknya mau menggunakan kata itu maka diganti
dengan “baju kebesaran”; harimau dinganti dengan raja
hutan.