MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
• Hafidz Ibnu Fahrezy
•Mohammad Satria Fadilah Hanny Putra
•Daniela Amira Santana Puteri
•Muhammad Lutfi Rizki
•Sukma
•Rina Yulia
•Nor Aulia
•Ilyas
•Robby Pranata
•Ahmad Muzakir
•Rizky syawaldi maris
Dosen Pengampu :
DR. Noor Cahaya, M.pd.
2022
DIKSI
b. Makna Konotatif
Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata atau kalimat yang memiliki arti
bukan sebenarnya. Makna konotatif juga bisa diartikan sebagai makna kias yang berkaitan
dengan nilai rasa.
Diksi dengan makna konotatif ini dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dipegang oleh
masyarakat tertentu. Meski begitu, makna dari diksi ini juga akan berubah seiring dengan
perubahan nilai dan norma di masyarakat.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif, antara lain:
- Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur memiliki makna
meninggal dunia).
- Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang sangat rajin. (anak emas
memiliki makna anak yang paling disayang).
- Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli tinta memiliki
makna sebagai wartawan).
c. Makna Leksikal
Makna leksikal merupakan makna jenis-jenis kata yang bersifat konkret dan denotatif
serta belum mengalami perubahan bentuk.
Jenis-jenis diksi berdasarkan leksikal juga terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1. a. Sinonim
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna. Penggunaan
diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi lebih sesuai dengan
ekspresi yang ingin diungkapkan.
Adapun contoh penggunaan diksi berdasarkan leksikal sinonim, seperti mampus yang
mengekspresikan hal-hal kasar dan wafat yang mengekspresikan hal-hal yang lebih halus
2. b. Antonim
Antonim adalah pemilihan diksi atau kata yang memiliki makna berlawanan atau berbeda.
Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal antonim, seperti naik x turun, besar x
kecil, tinggi x rendah, dan hemat x boros.
3. c. Homonim
Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan ejaan sama, tetapi
artinya berbeda satu sama lain. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal
homonim, seperti kata “bulan” yang bisa memiliki makna sebagai satelit alami di bumi
sekaligus arti waktu.
4. d. Homofon
Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda, tetapi
pelafalannya sama. Adapun contoh diksi berdasarkan leksikal homofon, seperti “bank” dan
“bang”. Kedua kata itu memiliki arti dan ejaan yang berbeda, tetapi pelafalannya terdengar
mirip.
5. e. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya sama.
Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homograf, seperti makanan kesukaan
karin adalah “tahu” goreng dan karin tidak “tahu” kalau hari ini dia libur. Dalam hal ini, tahu
memiliki ejaan yang sama, tetapi bunyi dan maknanya berbeda.
6. f. Polisemi
Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti, seperti bunga dan
kepala. Contohnya, orang yang menabung di Bank akan mendapatkan “bunga” setiap
bulannya dan Karin adalah bunga desa yang jadi incaran pada pria. Dalam hal ini, kata bunga
memiliki banyak makna, baik sebagai keuntungan, kecantikan atau sebuah tanaman.
7. g. Hipernim
Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup makna
kata lainnya. Contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal Hipernim, seperti kata sempurna
yang bisa memiliki arti sebagai nilai yang baik, bagus, luar biasa dan lainnya.
8. h. Hiponim
Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim. Contoh, pemilihan
diksi berdasarkan leksikal hiponim, seperti ada binatang liar di kebun binatang, yang meliputi
gajah, singa, buaya, rusa, kuda dan lainnya. Pada kalimat itu, kata binatang liar termasuk
hipernim. Sedangkan, gajah, singa, buaya dan lainnya termasuk hiponim.
d. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang timbul karena proses gramatikal atau tata bahasa,
makna ini sering juga disebut makna kontekstual atau makna situasional. Proses gramatikal
seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.
Proses afiksasi awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat batu seberat itu terangkat juga
oleh adik melahirkan makna “dapat”.
Kalimat berikut ini juga menunjukkan contoh makna gramatikal :
- Ketika balok itu ditarik
- papan itu terangkat ke atas, melahirkan makna gramatikal ”tidak sengaja”.
e. Makna Referensial
Referensial berarti berkenaan dengan referensi. Sedangkan kata referensi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sumber acuan atau rujukan. Makna referensi adalah
makna yang berkaitan langsung dengan referensi atau acuan yang digunakan. Makna
referensi ini mempunyai hubungan dengan arti yang telah disepakati secara bersama,
misalnya berdasarkan pengertiannya menurut kamus.
Dalam sebuah kalimat, bisa saja mengandung hubungan referensial ataupun hubungan non
referensial. Hubungan referensial merupakan hubungan yang terdapat antara sebuah kata
dengan dunia luar yang di acu oleh penulis atau pembicara.
Berikut contoh dari makna referensial :
- Di zaman modern ini, hampir semua pekerjaan dapat dipersingkat
menggunakan robot berbasis komputer. Kata “komputer” termasuk ke dalam
kata bermakna
referensial. Arti dari kata “komputer” adalah alat elektronik otomatis yang dapat
digunakan untuk menghitung atau mengolah data secara cermat sesuai dengan yang
diinstruksikan, kemudian dapat memberikan hasil pengolahan, serta dapat
menjalankan sistem multimedia.
- Tubuh anak itu tidak tahan terhadap serangan virus dan bakteri karena tidak
mempunyai antibodi. Kata “antibodi” termasuk ke dalam kata bermakna referensial.
Arti dari kata “antibodi” adalah zat yang dibentuk dalam darah dan berfungsi untuk
memusnahkan bakteri atau virus.
f. Makna Non-Referensial
Kata-kata yang juga memiliki acuan namun tidak menetap pada satu maujud atau dapat
berpindah dari satu maujud ke maujud yang lain juga termasuk ke dalam makna non
referensial. Kata-kata seperti ini disebut sebagai kata deiktis. Contoh dari kata deiksis adalah
dia, kamu, di sana, di sini, di situ, sekarang, besok, ini, itu.
Berikut contoh dari makna non-referensial :
- Di sini, di Pulau Jawa, tempat ribuan orang mengadu nasib untuk memperbaiki
kehidupannya. Kata “di sini” termasuk ke dalam kata bermakna non referensial. Kata
tersebut secara khusus mengarah ke “Pulau jawa”, akan tetapi artinya akan berbeda
jika terletak pada kalimat yang berbeda pula.
- “Aku mengambil keputusan menikah untuk menyenangkan hati mereka, kedua
orang tuaku”, ucap Santi lirih. Kata “aku” mengacu pada Santi, sedangkan kata
“mereka”
mengacu pada orang tua Santi. Kata “aku” dan “mereka” termasuk ke dalam kata
bermakna non-referensial.
KALIMAT
1. Jelaskan hal hal yang terkait dengan kalimat, berikan contohnya!
Kalimat ialah sebuah susunan beberapa kata ataupun klausa yang dapat diperlukan
dengan dilengkapi dengan sebuah kata penghubung atau konjungsi.
Contoh dari kalimat yaitu adalah sebagai berikut:
- Pak Didit membaca buku.
- Suha membeli sepeda baru.
Pembahasan
Kalimat mempunyai peran yang cukup penting dalam hal komunikasi dikarenakan kalimat
tersebut telah berfungsi untuk dapat menyampaikan sebuah informasi dan juga untuk dapat
menggambarkan perasaan dari seseorang.
Selain itu, juga terdapat beberapa ciri-ciri dari kalimat yaitu ialah sebagai berikut:
Suatu kalimat yang telah mempunyai lebih dari satu klausa telah menggunakan sebuah kata
hubung.
Kalimat telah mempunyai satuan makna dan juga ide yang utuh. Secara tertulis, sebuah
kalimat telah diawali dengan huruf besar dan juga telah diakhiri dengan menggunakan tanda
baca yaitu seperti sebuah titik atau (.), tanda seru atau (!), dan juga tanda tanya atau (?).
Kalimat telah terdiri setidaknya atas sebuah predikat dan subjek.
Untuk membuat sebuah kalimat, perlulah bagi kita untuk mengikuti kaidah kebahasaan dari
kalimat yaitu ialah mempunyai predikat dan subjek dari kalimat serta kalimat akan menjadi
lebih efektif apabila kalimatnya tidak mempunyai sebuah makna yang rancu atau ambigu.
b. Klausa Nonverbal
Contoh:
- Ayahku tentara
- Pacarku cantik
Kalimat terikat atau juga sering disebut dengan anak kalimat atau klausa turunan ini
merupakan klausa yang tidak dapat berdiri sendiri, sehingga klausa terikat tidak bisa
berpotensi menjadi kalimat mayor. Hal ini disebabkan karena klausa terikat memiliki struktur
yang tidak lengkap. Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin hanya subjek saja, mungkin
hanya objeknya saja, atau juga hanya berupa keterangan saja. Klausa juga bisa
dikelompokkan atas hubungan yang terjadi di dalamnya. Biasanya hubungan yang terjadi
tersebut terdapat pada kalimat majemuk, baik majemuk setara maupun bertingkat.
Contoh :
- Sering dibully di sekolah dan oleh karena itu dia jadi pendiam di sekolah.
- Sejak orang keluargaku pindah rumah, aku jadi tidak punya teman dekat.
Dikutip dari buku Kitab Bahasa Indonesia (2012) oleh Asul Wiyanto, kalimat tidak
langsung adalah kalimat berisi ungkapan yang disampaikan orang lain. Jenis kalimat ini
tidak meniru langsung apa yang dibicarakan orang lain. Biasanya disampaikan dalam bentuk
kalimat berita.
Contoh :
- Tini berkata kepadaku bahwa ia telah sampai di depan rumah.
- Dokter mengatakan bahwa aku harus menjaga kesehatan dengan rutin minum vitamin.
- Ayah bertanya kapan aku akan berangkat kerja.
e. Kalimat Mayor - Kalimat Minor
Kalimat mayor adalah jenis kalimat yang sekurang kurangnya mengandung dua susunan
kalimat yaitu Subjek maupun Predikat. Dengan kata lain Objek serta Keterangannya dapat
ditambahkan ataupun tidak (sifatnya opsional). Jenis kalimat ini lebih mengutamakan makna.
Berikut beberapa contoh kalimat mayor:
- Dina akan pergi ke Bandung besok.
- Kapan kita rekreasi ke Jogja?
- Besok pagi kita akan mensurvei tempat tempat OJT.
Kata minor artinya kecil. Pengertian kalimat minor ialah jenis kalimat yang hanya
mengandung satu unsur kalimat saja. Unsur kalimat tersebut berupa predikat. Dengan kata
lain kalimat minor hanya mengandung unsur predikat saja. Biasanya kalimat minor
digunakan untuk ajakan, seruan, jawaban pertanyaan, perintah, larangan dan sebagainya.
Berikut beberapa contoh kalimat minor:
- Selamat malam!
- Ohayou Gozaimasu!
- Sekarang.
● Ketegasan
Melakukan penunjukan terhadap ide pokok dari suatu kalimat. Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, yaitu:
- Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, contohnya:
“Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa & negara dengan kemampuan
yang ada pada masing-masing individu.”
Penekanan: Presiden mengharapkan
- Membuat urutan kata yang logis, contohnya:
Kalimat tidak efektif: “Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah”
Kalimat efektif: “Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah.”