Anda di halaman 1dari 11

Nama : Mara Alfian Hakiem

Nim : 2303511076
Kelas : C- Peternakan
1) PENGERTIAN KALIMAT LARANGAN
Seperti dijelaskan sebelumnya kalimat larangan adalah jenis kalimat yang cukup
sering digunakan untuk berkomunikasi.
Kalimat larangan teridir dari dua kata, yaitu kalimat dan larangan yang setiapnya
memiliki arti yang berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah kesauan ujar yang
mengungkapan suatu konsep pikiran dan juga perasaan.
Selain itu kalimat juga merupakan satuan bahasa yang secara relatif akan berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final dan terdiri atas klausa.
Sedangkan larangan berdasarkan KBBI adalah perintah yang melarang suatu
perbuatan atau sesuatu yang terlarang karena dipandang keramat serta suci.
Dari penjelasan itu, dapat diartikan bahwa kalimat larangan adalah ungkapan atau
perkataan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang meminta seseorang untuk
tidak melakukan suatu perbuatan.
Ada juga yang menilai kalimat larangan sebagai kalimat yang melarang seseorang
untuk melakukan perbuatan atau tindakan.
Jenis kalimat ini juga merupakan kalimat turunan dari kalimat perintah.
Ciri-Ciri Kalimat Larangan

- Menggunakan kata larangan seperti tidak boleh, jangan, atau dilarang.


- Saat diucapkan menggunakan intonasi yang keras.
- Kata kerja pada kalimat larangan biasanya merupakan jenis kata larangan.
- Adanya partikel lah yang digunakan untuk memperhalus larangan.
- Menggunakan kata larangan seperti tidak boleh, jangan, atau dilarang.
- Saat diucapkan menggunakan intonasi yang keras.
- Kata kerja pada kalimat larangan biasanya merupakan jenis kata larangan.
- Adanya partikel -lah yang digunakan untuk memperhalus larangan.
- Jenis kalimat larangan akan menggunakan tanda seru pada akhir kalimat.
Contoh Kalimat Larangan

- Jangan buang sampah sembarangan!


- Jangan pulang telat!
- Pergilah makan sekarang juga!
- Tidak boleh makan sambil berdiri!
- Jangalah kamu terlalu sering makan mi instan!
- Jangan berisik di perpustakaan!
- Dilarang masuk kecuali karyawan!

2) PENGERTIAN DIKSI
diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Dengan kata lain, diksi
merupakan pemilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan suatu gagasan agar mendapatkan
hasil tertentu.

Ciri-Ciri Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu. Diksi atau pemilihan kata ini tentunya perlu kamu pahami. Mulai dari ciri-ciri, syarat
ketepatan, fungsi, hingga jenis diksi perlu kamu kenali. Adapun ciri-ciri diksi adalah:

- Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat yang digunakan
untuk mengungkapkan gagasan.

- Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna, kata, dan bentuk yang sesuai
dengan ide atau gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca maupun pendengar.

- Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki dan dikenali oleh masyarakat, dan dapat
menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata yang jelas .

Syarat Ketepatan Diksi


Syarat ketepatan diksi juga perlu diperhatikan. Menurut Gorys Keraf, syarat ketepatan diksi
adalah sebagai berikut:

- Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.

- Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.

- Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip.

- Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.

- Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar ketepatan
diksi terjamin

- Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan ataupun
pidato

Jenis-Jenis Diksi

Secara umum diksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan maknanya dan diksi
berdasarkan leksikal. Penjelasan jenis-jenis diksi adalah sebagai berikut:

Diksi Berdasarkan Maknanya

- Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Contohnya, Budi
selalu “kerja keras” untuk mendapatkan hasil terbaik.

- Makna Konotatif

Makna konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Contohnya,
Mario adalah seorang “kutu buku”, ia tahu banyak hal.

Diksi Berdasarkan Leksikal

Sinonim. Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Contohnya,
Bahagia = Senang, Lezat = Enak, Pintar = Pandai.

Antonim. Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Contohnya,
Naik x Turun, Besar x Kecil, Banyak x Sedikit, Cepat x Lambat.

Homonim. Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya
berbeda satu sama lain. Contohnya, penggunaan kata bulan pada kalimat berikut: Bulan terlihat
bulat penuh malam ini x semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan.
Homofon. Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal
sama. Contohnya, Anton menabung uangnya di Bank secara rutin x Bang Anton bekerja di
perusahaan pembiayaan. Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama,
namun ejaan dan maknanya berbeda.

Homograf. Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya
sama. Contohnya, Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng x Wanita itu tidak tahu kalau
hari ini liburKata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.

Polisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contohnya, para nasabah yang
menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan x Andini adalah salah satu bunga desa
yang paling cantik. Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun
menggunakan kata yang sama.

Hipernim dan Hiponim. Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya.
Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim. Contohnya, Di kebun
binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-
lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah,
singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.

Tujuan dan Fungsi diksi

Tujuan diksi adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Sebuah
kata tentunya akan lebih jelas jika pilihan kata yang digunakan tepat dan sesuai.

Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda antara
penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata
bertujuan agar tidak merusak suasana.

Hal ini juga berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Diksi
adalah pilihan kata yang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial
dalam cerita tersebut.

Fungsi Diksi

Selain beberapa tujuan penggunaan diksi yang telah disebutkan, masih banyak lagi fungsi diksi
yang perlu kamu ketahui. Fungsi diksi adalah sebagai berikut:

- Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.

- Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

- Menciptakan suasana yang tepat.


- Mencegah perbedaan penafsiran.

- Mencegah salah pemahaman.

- Pencapaian target komunikasi lebih efektif.

- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi )sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.

- Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

- Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham
mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.

- Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun terucap”.

- Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar
ataupun pembacanya.

3) IDIOM DAN IDIOMATIK

Makna idiomatik atau makna idiomatis merupakan makna yang tidak menerangkan
sebenarnya alias kiasan. Makna idiomatis sendiri berasal dari kata idiom.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, idiom adalah konstruksi yang maknanya
tidak sama dengan gabungan makna unsurnya.

Jadi, makna idiomatis bisa diartikan sebagai makna yang menyangkut idiom atau
makna yang tidak sama dengan gabungan makna unsurnya alias makna kiasan.

Ciri-Ciri Makna Idiomatik

Ada beberapa ciri yang pasti terdapat pada makna idiomatis yakni sebagai berikut :

 Mengandung frasa idiomatik.


 Mengandung konotasi.
 Tidak menerangkan makna sebenarnya.
 Makna dari idiom tersebut ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V.
Contoh Makna Idiomatik

 Setelah lama menikah, akhirnya pasangan itu dikaruniai seorang buah


hati. (Buah hati = anak).
 Pak Joyo bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarganya. (Banting
tulang = bekerja keras).
 Kedua politisi tersebut sering melakukan debat kusir. (Debat kusir = debat
yang tidak disertai alasan yang masuk akal).
 Andi dan teman-temannya menghabiskan waktu di pantai untuk cuci
mata. (Cuci mata = bersenang-senang dengan melihat sesuatu yang indah).
 Dengan berat hati, Ayah dan Ibu mengantarkanku yang akan keluar negeri.
(Berat hati = tidak sampai hati melakukan).
 Akibat pandemi, perusahaan tersebut menjadi gulung tikar. (Gulung tikar =
bangkrut.

4) KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN KATA


Pada bagian berikut akan diperhatikan kesalahan kasalahan penbentukan kata, baik dalam
bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis.
a.Penganggalan Awalan Me-
Penganggalan pada judul cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya
awalan me- harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
Contoh:
1.a) Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah)
1. b) Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia (benar)
b.Penagnggalan Awalan Ber-
Kata-kata yang berawalan Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber harus
dieksplisitkan secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian.
Contoh:
1. a) Sampai jumpa lagi (salah)
1. b) Sampai berjumpa lagi (benar)
c.Peluluhan Bunyi /c/
Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me. Padahal
tidak seperti itu.
Contoh:
1. a) Ali sedang menyuci mobil (salah)
1. b) ali sedang mencuci mobil (benar)
D .Penyengauan Kata Dasar
Ada gejala penyengauan bunyi awal kata dasar, penggunaan kata dasar ini sebenarnya adalah
ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya pencampuran antara ragam lisan dan
ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian.
Contoh:
Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak. Dalam bahasa Indonesia kita harus menggunakan kata-
kata mencopet,memandang, menulis, dan menembrak.

e.Bunyi /s/, /k/, p/, dan /t/ yang Tidak Luluh


Kata dasar yang bunyi awalnya s, k, p, atau t sering tidak luluh jika mendapat awalan me atau
pe. Padahal menurut kaidah buku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau.
Contoh:
1. a) Semua warga neraga harus mentaati peraturan yang berlaku (salah)
1. b) Semua warga neraga harus menaati peraturan yang berlaku (benar)

f.Awalan Ke- yang Kelirugunaan


Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi awalan ke.
Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat.
Contoh:
1. a) Pengendara mator itu meninggal karena ketambrak oleh kereta api (salah)
1. b) pengendara motor itu meninggal karena tertambrak oleh kereta api (benar)
Perlu tiketahui bahwa awalan ke hanya dapat menempel pada kata bilangan. Selain di depan
kata bilangan, awalan ke tidak dapat dipakai kecuali pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.

g.Pemakaian Akhiran –ir


Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari.
Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi atau isasi.
Contoh:
1. a) Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu (salah)
1. b) Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu (benar)
h.Padanan yang Tidak Serasi
Terjadi ketika pemakaian bahasa yang kurang cermat memilih padanan yang serasi, yang
muncul dalam kehitupan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau yang tidak serasi.
Hal itu, terjadi karena dua kaidah yang berselang, atau yang bergabung dalam sebuah kalimat.
Contoh:
1. a) karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh
kredit. (salah)
1. b) karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar)
1. c) modal dibank terbatas sehingga, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar)
Bentuk-bentuk diatas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan sehingga, kata
apabila dan maka, dan kata walaupun dan tetapi.
i.Pemakaia Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke, dari, bagi, dan daripada sering
dipertukarkan.
Contoh:
1.a) putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
2.a) putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
j.Pemakaian Akronim (singkatan)
Yang dimaksud kata singkatan adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan
bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo (memeorandum) dan lain-lain. Pemakaian
akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak teratur.

k.Penggunaan Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, dan Pemungkinan


Kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusan bersaing
pemakaiannya dengan kata purusan; kata pemukiman bersaing dengan kata permukiman; kata
penalaran bersaing dengan kata pernalaran.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten.
Kalau kita perhaikan dengan saksama, bentukan kata itu memiliki hubungan antara yang satu
dengan yang lain.
Contoh:
Tulis, menulis, penulis, penulisan, tulisan.
Pilih, memilih, pemilih, pemilihan, pilihan
Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut
Contoh:
Tani, bertani, petani, pertanian
Mukim, bermukim, pemukim, permukiman
l.Penggunaan Kata yang Hemat
Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah kpemakaian bahasa yang hemat kata,
tetapi padat isi. Namun dalam komunikasi sehari-hari sering kita jumpai pemakaian kata yang
tidak hemat (boros)
Contoh:
Boros hemat
Sejak sejak atau dari
Agar supaya agar atau supaya
Mempunyai pendirian berpendirian
Perbandingan kata yang hemat dan kata boros
1.a) Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlakukan tenaga
dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar (boros, salah)
1.b) Apabila suatu reservoir masihmempunyai cadangan minyak, diperlukan tenga dorong
buatan untuk memproduksi munyak lebih besar. (salah)
1.c) Untuk mengksplorasi dan mengeksploitas munyak dan gas bumi di mana sebagai sumber
devisa negaa diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan perminyakan. (benar)
m.Analogi
Di dalam dunia olahraga tertapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju
berarti ‘orang yang (biasa) bertinju’, bukan ‘orang yang (biasa ) meninju’.
Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat,
petenis, pesenam dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan teecipta bentukan seperti berikut
ini
Petinju ‘orang yang bertinju’
Pesilat ‘orang yang bersilat’
Petenis ‘orang yang bertenis’
Pesenam ‘orang yang bersenam’
n.Bentuk Jamak dalam Bahasa Indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak bahsa
Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa
Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1)Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan seperti
Kuda-kuda
Meja-meja
Buku-buku
2)Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan seperti
Beberapa meja
Sekalian tamu
Semua buku
Dua tempat
Sepuluh computer
3)Bentuk jamak dengan menmbahkan kata Bantu jamak seperti
Para tamu
4)Bentuk jamak dengan menggunakn kata ganti orang seperti
Mereka kita
Kami kalian
AS M AU L,HUSNA. “kesalahan pembentukan dan pemilihan kata”
www.7assalam9.wordpress.com. Diakses pada rabu, 4 oktober 2023. Pukul 21.30 Wita.
https://7assalam9.wordpress.com/kesalahan-pembentukan-dan-pemilihan-kata/
DAFTAR PUSTAKA
1) Amirul Nisa. “Kalimat larangan: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Kalimatnya”
www.bobo.id.com. Diakses pada rabu, 4 oktober 2023. Pukul 12.30 Wita.
https://bobo.grid.id/read/083501267/kalimat-larangan-pengertian-ciri-ciri-dan-contoh-
kalimatnya?page=all
2) Husnul Abdi. “Diksi adalah Pilihan Kata, Kenali Ciri-Ciri, Jenis, dan Fungsinya”
www.liputan6.com. Diakses pada rabu, 4 oktober 2023. Pukul 20.19 Wita.
https://www.liputan6.com/hot/read/4386506/diksi-adalah-pilihan-kata-kenali-ciri-ciri-jenis-
dan-fungsinya?page=4
3) Firdaus Deni Febriansyah. “Makna Idiomatik : Pengertian, Ciri, dan Contoh [Lengkap] ”
www.ayo-berbahasa.id. Diakses pada rabu, 4 oktober 2023. Pukul 12.30 Wita.
https://www.ayo-berbahasa.id/2021/11/makna-idiomatik.html
4) Asmaul husna. “kesalahan pembentukan dan pemilihan kata”
www.7assalam9.wordpress.com. Diakses pada rabu, 4 oktober 2023. Pukul 21.30 Wita.
https://7assalam9.wordpress.com/kesalahan-pembentukan-dan-pemilihan-kata/

Anda mungkin juga menyukai