Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan saran untuk menyampaikan suatu informasi.


Penyampaian infomasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media
massa. Setiap anggota masyarakat dapat menggunakan media massa untuk
berbagai keperluan, misalnya memasang iklan untuk menginformasikan
sesuatu.
Media massa dapat berupa media elektonik dan media cetak. Mengingat
pentignya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa
itu sendiri, dapat membatasi pengetian bahasa sebagai: bahasa adalah alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia.

Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya


mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata
untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan
penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan
hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata
tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata
tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam
bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi)
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan diksi?


2. Apa fungsi dan ciri-ciri dari diksi?
3. Apa saja jenis-jenis dan syarat ketepatan diksi?
4. Bagaimana cara pembentukan kata dan contoh penggunaan diksi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi (PILIHAN KATA)

Diksi adalah pilihan kata untuk menggambarkan sebuah cerita. Tidak terbatas
kepada pilih-memilih kata saja, diksi juga digunakan untuk mengungkapkan
gagasan atau menceritakan peristiwa. Diksi juga meliputi persoalan gaya
bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. 

Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam


penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan). Dengan kata lain, diksi merupakan
pemilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan suatu gagasan agar
mendapatkan hasil tertentu.

Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan maksud yang
diinginkan. Dengan begitu, lawan bicara akan lebih mudah mengerti apa yang
kamu sampaikan. Diksi sangat berguna dalam penulisan karya tulis seperti
puisi, novel, laporan dan lain-lain.

B. Ciri-ciri dan Fungsi Diksi

1. Ciri-ciri Diksi

Adapun ciri-ciri diksi adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat
yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan.

2. Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna, kata, dan
bentuk yang sesuai dengan ide atau gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca
maupun pendengar.

2
3. Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki dan dikenali oleh
masyarakat, dan dapat menggerakan dan memberdayakan kekayaan
tersebut menjadi jaring kata yang jelas.

2. Fungsi Diksi

1. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.


2. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
3. Menciptakan suasana yang tepat.dan mencegah perbedaan penafsiran.
4. Mencegah salah pemahaman.dan pencapaian target komunikasi lebih
efektif.
5. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
6. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal dan membuat
orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham
mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
7. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis
ataupun terucap” dan membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat
sehingga dapat menyenangkan pendengar ataupun pembacanya.

C. Jenis-jenis dan Syarat Ketepatan Diksi

1. Jenis-jenis Diksi

Secara umum diksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan
maknanya dan diksi berdasarkan leksikal. Penjelasan jenis-jenis diksi adalah
sebagai berikut:

1). Diksi Berdasarkan Maknanya

- Makna Denotatif

3
Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau
kalimat. Contohnya, Budi selalu “kerja keras” untuk mendapatkan hasil
terbaik.

- Makna Konotatif

Makna konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan
sebenarnya. Contohnya, Mario adalah seorang “kutu buku”, ia tahu
banyak hal.

2). Diksi Berdasarkan Leksikal

 Sinonim. Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan


kata lain. Contohnya, Bahagia = Senang, Lezat = Enak, Pintar =
Pandai.

 Antonim. Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan


kata lain. Contohnya, Naik lawannya Turun, Besar lawannya Kecil,
Banyak lawannya Sedikit, Cepat lawannya Lambat.

 Homonim. Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang


sama namun artinya berbeda satu sama lain. Contohnya, penggunaan
kata bulan pada kalimat berikut: Bulan terlihat bulat penuh malam ini
atau semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan.

 Homofon. Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang


berbeda, namun lafal sama. Contohnya, Anton menabung uangnya di
Bank secara rutin dan Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan.
Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang
sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.

 Homograf. Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang


berbeda, namun ejaannya sama. Contohnya, Makanan favorit wanita

4
itu adalah tahu goreng dan Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur.
Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti
yang berbeda.

 Polisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti.


Contohnya, para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat
bunga setiap bulan dan Andini adalah salah satu bunga desa yang
paling cantik. Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang
berbeda walaupun menggunakan kata yang sama.

 Hipernim dan Hiponim. Hipernim adalah kata yang dapat mewakili


banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat
terwakili oleh kata hipernim. Contohnya, Di kebun binatang itu
terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa, kuda,
dan lain-lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim.
Sedangkan kata hiponim gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. 

2. Syarat Ketepatan Diksi

Menurut Gorys Keraf, syarat ketepatan diksi adalah sebagai berikut:

- Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.

- Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.

- Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip.

- Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.

- Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato
agar ketepatan diksi terjamin.

- Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam


suatu tulisan ataupun pidato.

5
D. Pembentukan Kata dan Contoh Penggunaan Diksi

1. Pembentukan Kata

Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa
Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar
kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur
serapan. Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata yang sering kita temukan,
baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis misalnya:.
 Penanggalan awalan meng-
 Penanggalan awalan ber-
 Peluluhan bunyi /c/
 Penggunaan kata dasar
 Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
 Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
 Padanan yang tidak serasi
 Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap
 Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
 Penggunaan kata yang hemat

1. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal
atau konsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi hal yang perlu di
perhatikan adalah tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita
definisikan. Definisi terdiri dari :
1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain
yang lebih umum dimengerti. Umumnya di gunakan pada permulaan
suatu pembicaraan atau diskusi. Definisi nominalis ada enam macam,

6
yaitu definisi sinonim, definisi simbolik, definisi etimologik, definisi
semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif. 

2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam
sebuah istilah, bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi realis
ada tiga macam, yaitu :
1. Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan
perbedaan antara penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian
suatu benda (definisi analitik) dengan penjelasan dengan cara
menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia
(definisi konotatif).
2. Definisi diskriptif, yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-
sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara
menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi.
3. Definisi praktis, yaitu penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan
dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis dibedakan atas tiga
macam yaitu:
- Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan
langkah-langkah pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang
dapat di amati. 
- Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara
menunjukkan kegunaan dan tujuannya. 
- Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu
pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk
orang lain. 
2. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah
sesuai dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur
kosa kata. Bahasa asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa

7
kata bahasa Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda,
bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi
dan Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke
dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu: 
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut
memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya. 
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan
anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya. 

1) Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak
berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem
fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata
yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses
penyesuaian ataupun tidak, misalnya : Menurut taraf integrasinya unsur
pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua golongan. Pertama
unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua
unsur pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. 
2) Anomali
Bank (Indonesia) bank (Inggris)
Intern (Indonesia) Intern (Inggris)
Qur’an (Indonesia) Qur’an (Arab)
Jum’at (Indonesia) Jum’at (Arab)

Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan dengan


unsur anomali. Bila kita amati, maka akan dapat di simpulkan bahwa
lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak

8
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak sesuai adalah :
bank=(nk), jum’at=(’).
Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh
tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk
dibaca bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dalam fonologi.
Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga
yang terdiri dari dua morfem atau lebih. Sehingga penyerapannya
dilakukan secara utuh. Misalnya :
Federalisme (Indonesia) Federalism (Inggris)
Bilingual (Indonesia) Bilingual (Inggris)
Dedikasi (Indonesia) Dedication (Inggris)
Edukasi (Indonesia) Education (Inggris)
2. Contoh Penggunaan Diksi
1) Kata dari dan daripada
Contoh :
- Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal).
- Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan
sebab).
- Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan
alasan).
2) Kata pada dan kepada
Contoh :
- Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan).
- Saya bertemu dengan dia pada suatu sore hari (keterangan waktu).
3) Kata di dan ke
Contoh :
- Atika sedang berada di luar kota  (fungsi kata depan di).
- Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar
(keterangan waktu).
4) Kata dan dan dengan
Contoh :

9
- Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin.
- Ibu memotong kue dengan pisau.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.
Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat
penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi
mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu
di hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami
maksud dan tujuan penulis.

B. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan
makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan
kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat
kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan  mahasiswa dan mahasiswi
memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar
yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sugono, Dendy, 2003.  Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta.


Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika
Pressindo.
Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset,
Yogyakarta.
Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi. Erlangga. Jakarta
Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata:Suatu Spesifikasi di dalam
kosa kata” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3.
Jakarta: Bharata.

11

Anda mungkin juga menyukai