Anda di halaman 1dari 12

DIKSI ATAU PEMILIHAN KATA

Disusun oleh :
Kelompok 1

Azzahra Nursantyendo Putri 4017010043


Luthfian Ahmad 4017010027
Satria Ryan Hamzah 4017010032

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ‘ Diksi atau Pemilihan Kata ‘. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pengajar Mata Kuliah
Bahasa Indonesia yang telah memberi arahan mengenai penyusunan
makalah ini. Serta kepada rekan – rekan mahasiswa yang telah memberi
masukkan dan saran dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan kita
mengenai materi diksi atau pemilihan kata. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik serta
saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Depok, 6 Oktober 2017


Penyusun,

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam


membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata – kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang
dapat dimengerti dengan baik.
Harus diakui, saat ini masyarakat sering mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan
kata atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan. Hal itu terjadi
karena kurangnya wawasan tentang pentingnya menguasai bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan
penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Ketepatan pilihan kata
bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara
penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar. Diksi atau
pilihan kata bukan hanya tentang pilih – memilih kata, melainkan
mencakup bagaimana makna dan informasi yang ingin disampaikan
melalui kata tersebut. Tidak hanya dalam berkomunikasi, pemilihan
kata juga digunakan dalam bahasa tulis. Dalam bahasa tulis, pilihan
kata dapat mempengaruhi mengerti atau tidaknya para pembaca
terhadap kata – kata yang dipilih.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian diksi.
2. Fungsi diksi.
3. Persyaratan diksi.
4. Jenis diksi.
5. Macam – macam makna diksi.

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari diksi.


2. Mengetahui fungsi dari diksi.
3. Mengetahui persyaratan yang dibutuhkan dalam penggunaan
diksi.
4. Mampu membedakan jenis diksi.
5. Mampu membedakan macam – macam makna diksi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi

Diksi adalah sebuah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh
efek tertentu (seperti yang diharapkan).

2.2 Fungsi Diksi

Diksi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:


1. Membuat orang yang membaca atau pun mendengar menjadi lebih
paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
2. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
3. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal
(tertulis atau pun terucap).
4. Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat
menyenangkan pendengar maupun pembaca.

2.3 Persyaratan Diksi

Syarat – syarat ketepatan pilihan kata adalah :


1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Denotasi adalah kata yang bermakna lugas atau tidak
bermakna ganda. Sedangkan konotasi adalah kata yang dapat
menimbulkan bermacam – macam makna.
Contoh :
 Bunga Edelweis hanya tumbuh di tempat tertentu (denotasi)
 Sinta adalah bunga desa di kampungnya (konotasi)
2. Membedakan dengan cermat kata – kata yang hampir bersinonim.
Contoh :
Adalah, ialah, dan merupakan.
3. Membedakan kata – kata yang memiliki kemiripan dalam
ejaannya.
Contoh :
Sarat (penuh) dan syarat (ketentuan).
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan
pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan.
Contoh :
 Modern : canggih (secara subjektif)
 Modern : terbaru atau mutakhir (menurut kamus)
5. Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing.
Contoh :
 Dilegalisir, seharusnya dilegalisasi.
 Koordinir, seharusnya koordinasi.
6. Menggunakan kata – kata idomatik berdasarkan susunan yang
benar.
Contoh :
Sesuai bagi, seharusnya sesuai dengan.
7. Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat.
Contoh :
 Umum : Mobil
 Khusus : Fortuner
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
Contoh :
 Issu (berasal dari ‘issue’) yang berarti publikasi, perkara.
 Isu (dalam bahasa Indonesia) yang berarti kabar yang tidak
jelas asal – usulnya, kabar angin, desas – desus.
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim.
Contoh :
 Pria dan lelaki
 Saya dan aku
 Buku dan kitab
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan
kata konkret mempunyai referensi objek yang diamati.
Contoh :
 Kata abstrak : Kebaikkan seseorang kepada orang lain
merupakan sifat terpuji
 Kata konkret : APBN RI mengalami kenaikkan lima belas
persen.

2.4 Jenis Diksi

1. Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan
makna. Penggunaan kata sinonim biasanya dimaksudkan untuk
membuat apa yang dikatakan atau dituliskan menjadi lebih
sesuai dengan ekspresi yang dingin diungkapkan. Contohnya :
mati (ekspresi pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi
pengungkapan yang halus).

2. Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna
berlawanan. Contohnya : luas dan sempit.

3. Polisemi
Polisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak
makna. Contohnya : kata kepala yang dapat bermakna bagian
tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna
bagian yang terletak di sebelah atas atau pun depan.

4. Homograf
Homograf merupakan kata – kata yang memiliki tulisan
sama akan tetapi memiliki arti dan bunyi yang berbeda.
Contohnya : tahu (paham) dan tahu (nama makanan).

5. Homofon
Homofon merupakan kata – kata yang memiliki bunyi yang
sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda. Contohnya :
masa dan massa.

6. Homonim
Homonim merupakan kata – kata yang memiliki ejaan yang
sama namun makna dan bunyinya berbeda. Contohnya : bisa
(dapat atau sanggup) dan bisa (racun).

7. Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di
dalam kata lainnya. Contohnya : kata biru yang telah termasuk
ke dalam makna kata warna.

8. Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata
lain. Contohnya : kata sempurna yang telah mencakup kata
baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.

2.5 Makna Diksi


Makna sebuah kata atau kalimat merupakan makna yang tidak
selalu berdiri sendiri. Menurut Abdul Chaer, makna kata terbagi atas
beberapa kelompok yaitu :
1. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah maknan yang sesuai dengan hasil
observasi indra yang dimiliki manusia, sehingga makna yang
tercipta merupakan makna yang sebenarnya. Makna ini bersifat
tetap dan pasti.
Contoh :
 Nina jatuh dari sepeda.
 Ainun memetik bunga mawar.
2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal merupakan makna yang muncul akibat
dari adanya proses gramatikal atau proses tata bahasa. Proses
gramatikal antara lain : proses komposisi, reduplikasi, afiksasi,
kompisisi.
Contoh :
 Gaji pertamanya habis untuk makan – makan bersama
teman sekantornya.
 Jangan membuang – buang makanan, banyak orang
kelaparan di luar sana.
 Setiap jam istirahat, warteg menjadi pilihan tempat makan
siangnya.
3. Makna Kontekstual
Makna kontekstual merupakan makna dari sebuah kata
yang muncul berdasarkan suatu konteks tertentu.
Contoh :
 Kaki ibu terluka karena tidak sengaja menginjak pecahan
gelas.
 Ketika baru sampai di kaki gunung Merapi, Andi sudah
memutuskan untuk pulang.
4. Makna Referensial
Makna referensial merupakan makna yang berhubungan
langsung dengan kenyataan atau memiliki acuan.
Contoh :
Orang itu menampar dirinya.
5. Makna Non-referensial
Makna non-referensial merupakan makna yang tidak
memiliki acuan di dunia nyata.
Contoh :
Aku berfoto di depan Monas, di sini aku terlihat kecil sekali.
6. Makna Denotasi
Makna denotasi merupakan makna lugas atau makna yang
sebenarnya.
Contoh :
Rani sedang makan pisang goreng.
7. Makna Konotasi
Makna konotasi merupakan makna kiasan atau ungkapan
idiomatis yang memerlukan beberapa penafsiran.
Contoh :
Rani makan hati karena tingkah laku temannya.
8. Makna Konseptual
Makna konseptual merupakan makna yang tidak tergantung
pada konteks kalimat tersebut. Makna konseptual juga disebut
sebagai makna kamus.
Contoh :
 Ibu memiliki makna konseptual sebagai seorang wanita
yang telah melahirkan seorang anak.
 Pensil memiliki makna konseptual sebagai suatu alat tulis
berupa kayu bulat berisi arang keras.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai