Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau
diksi. Terkadang kita pun mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan,
sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang
baik ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting,
bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari kesalahpahaman dalam
berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya
mempersoalkan kesanggupan sebuah kata, dapat juga frasa atau kelompok kata
untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.

Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu


keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih
memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap
makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya
digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang


digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam segi makna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diksi?

1
2. Apa saja syarat pemilihan kata dalam diksi?
3. Apa yang dimaksud dengan makna leksikal?
4. Apa yang dimaksud dengan makna gramatikal?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan diksi
2. Untuk mengetahui apa saja syarat pemilihan kata dalam diksi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan makna leksikal
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan makna gramatikal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi
Menurut Susilo Mansurudin (2010;73), Diksi sama artinya dengan pilihan
kata. Pemakaian diksi yang tepat, cermat dan benar membantu memberi memberi
nilai pada suatu kata. Pilihan kata yang tepat dapat mencegah kesalahan
penafsiran yang berbeda. Dengan pilihan kata yang tepat niscaya dapat
menyanggah, memberikan pendapat pada suatu forum ilmiah tanpa menimbulkan

2
salah tafsir. Pilihan kata yang cermat pada suatu forum formal, merupakan hal
yang penting.
Diksi merupakan penggunaaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan
digunakan oleh penulis. Diksi dapat pula diartikan sebagai pemilihan kata untuk
mencapai suatu gagasan, membentuk, mengelompokkan kata yang tepat,
menggunakan ungkapan-ungkapan yang sesuai, dari gaya bahasa yang paling
baik dalam suatu situasi.
Dalam KBBI (2002;264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat
dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan
pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Menurut Nurgiantoro (1998;290), diksi adalah pemilihan kata-kata melalui
pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki.

Allyn and Bacon (1999:12) ,mengemukakan bahwa:

“Diction will be effective only when the words you choose are appropriate for the
audience and purpose, when they convey your message accurately and
comfortably. The idea of comfort may seen out of place in connection with
diction, but, in fact, words can sometimes cause the reader to feel uncomfortable.
You’ve probably experienced such feelings yourself as a listener hearing a
speaker whose words for one reason or another strike you as inappropriate.”

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa diksi adalah


pemilihan kata yang tepat dan sesuai untuk mewakili gagasan, ide, perasaan, dan
lain sebagainya. Dengan tujuan agar pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh pembaca atau pendengar tanpa menimbulkan persepsi yang
berbeda. Didalam pemilihan kata ini terdapat indikasi seseorang mampu
menguasai sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata dari bahasa itu.
Adapun yang dimaksud perbndaharaan ataupun kosa kata suatu bahasa adalah
keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.

B. Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi

3
Hal utama yang harus dikuasai pengarang dalam pemilihan kata adalah
memiliki banyak kosakata untuk memudahan pengarang dalm memilih kata yang
tepat. Berdasarkan beberapa rangkaian pemilihan kata tersebut menunjukkan
bahwa diksi memiliki peran penting dalam suatu karya, baik karangan, tulisan
ilmiah maupun sastra. Penempatan diksi juga merupakan salah satu teknik
menyampaikan gagasan.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan
ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita. Agar menghasilkan
cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat syarat
sebagai berikut:
a. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
b. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat
nuansa nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
pembaca.
c. Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata
kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.

Glenn R. Capp dan Richard Capp, Jr. Merumuskan ketentuan-ketentuan


retorika itu sebagai berikut: bahasa lisan harus menggunakan kata-kata yang jelas,
tepat dan menarik.

1. Kata-kata harus jelas


Kata-kata yang dipilih tidak boleh menimbulkan arti ganda (ambigues),
tetap dapat mengungkapkan gagasan secara cermat. Untuk mencapai kejelasan
seperti itu, hal-hal berikut harus diperhatikan:
a. Gunakan istilah yang spesifik (tertentu)
Ada kata-kata yang terlalu umum artinya sehingga mengundang tafsiran
bermacam-macam. Ada pula kata-kata yang artinya sudah tertentu. “ia
mengajar bahasa inggris” lebih spesifik dari pada “ia mendidik saya”.
Pernyataan “uang ini dapat diambil secara teratur”, lebih baik diganti
dengan “uang ini dapat diambil sekali sebulan”. Tetapi “sekali sebulan”
lebih tepat lagi diganti dengan “setiap tanggal 1 tiap bulan”.
b. Gunakan kata-kata yang sederhana

4
Berpidato adalah berkomunikasi dan bukan unjuk gigi. Karena nilai
komunikasinya, kata-kata yang diucapkan harus dapat dipahami dengan
cepat. “Konsep-konsep kaum politisi yang sarat dengan fantasi dan delusi”
adalah kalimat yang sulit dicerna.
c. Berhemat dalam penggunaan kata-kata
Seringkali kalimat yang panjang menjadi jelas setelah kata-kata yang
berlebihan dibuang. “adalah suatu keharusan bagi seorang guru untuk
menaruh perhatian yang tinggi kepada siswa-siswanya”. Kalimat ini
menjadi jelas setelah diganti seperti ini: “Guru harus memperhatikan
sekali siswa-siswanya”. Termasuk penghematan kata adalah menghindari
gejala kerancuan (kontaminasi).

2. Kata-kata harus menarik.


Selain harus jelas dan pantas (clean and appropriate), kata-kata juga harus
menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan merebut pehatian.
a. Memilih kata-kata yang langsung menyentuh diri khalayak
Bahasa lisan sebaiknya bergaya percakapan, langsung dan komunikatif.
Kata-katanya menyangkut pengalaman dan menyentuh kepentingan
mereka. Dengan penduduk desa, menggunakan kata-kata yang digunakan
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menggunakan bahasa yang figurative
Bahasa figuratif ialah bahasa yang dibentuk begitu rupa sehingga
menimbulkan kesan yang indah. Oleh karena itu biasanya digunakan gaya
bahasa (figure of speech).

C. Makna Leksikal
Makna adalah salah satu aspek bahasa yang tidak dapat dipisahkan dari
bentuk bahasa. Dengan kata lain, bahasa adalah satuan bentuk dan makna. Satuan
bentuk tertentu tidak dapat digunakan untuk berkomunikasi tanpa makna tertentu.
Makna tanpa bentuk juga belum dapat digunakan dalam komunikasi.
Makna lingual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makna leksikal dan
makna gramatikal atau makna struktural.
Makna leksikal adalah konsep yang disenyawakan secara structural di
dalam bentuk lingual kata sebagai satuan leksikal. Konsep jenis kelamin adalah

5
suatu konsep yang ada di luar bahasa atau sebuah konsep yang bersifat
ekstralingual. Dimensi jenis kelamin itu tidak berfungsi sebagai komponen
pembeda. Di dalam sebuah satuan leksikal tidak hanya terdapat sebuah komponen
makna, tetapi lebih dari satu komponen makna. Leksikal adalah makna yang
bersifat leksikon, yang sesuai dengan referennya, atau makna yang sungguh
sungguh nyata dalam kehidupan kita. Sebuah kata yang memiliki makna leksikal
sudah jelas bahwa tanpa konteks pun memiliki referen atau makna langsung
( Chaer ,2013:59).
Dengan kata lain makna leksikal adalah makna kata yang terdapat dalam
leksikal (kamus). Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contohnya, makan, tidur,
ibu, adik, buku.

D. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh karena adanya
proses gramatikal seperti afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan) atau
perubahan bentuk kata, dan komposisi (pemajemukan). Makna gramatikal
umumnya diperoleh melalui proses infleksional dan derivasional. Dalam makna
gramatikal, makna intinya tidaklah berubah. Dengan kata lain, makna gramatikal
umumnya tidak jauh dari makna leksikal sebuah kata.
Contohnya:
a. Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar lempar=
Adik melempar mangga.
b. Proses reduplikasi pada kata kacang=
Kacang-kacangan merupakan salah satu sumber protein nabati.
c. Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin=
Ia bekerja di rumah sakit bersalin.

Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:

1. Makna denotatif adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi
panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi
disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contohnya, Kepala: organ tubuh yang letaknya paling atas.

6
2. Makna konotatif adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna
konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contohnya, Ibu kota: pusat pemerintahan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin disampaikannya baik lisan maupun tulisan. Penulisan kata juga
harus sesuai situasi kondisi dan tempat penggunaan kata kata itu. Pembentukan
kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan
atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas,maka dapat diambil kesimpulan bahwa
diksi mempunyai persamaan yaitu sama sama penulis ingin menyampaikn sesuatu
dihasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud
dan tujuan penulis.

B. Saran

7
Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu,saran dan kritik dari dosen dan pembaca kami harapkan, agar
makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Mansurudin, Susilo. (2010). Mozaik Bahasa Indonesia. Malang: UIN-Maliki Press.

Nugraheni, Aninditya Sri. (2017). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis


Pembelajaran Aktif. Jakarta: Prenada Media Group.

Rakhmat, Jalaluddin. (2012). Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sarmadan dan La Alu. (2015). Buku Ajar Bahasa Indonesia Dan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Penerbit deepublish.

Sitorus, Jonter Pandapotan. (2019). Mengenal Tata Bahasa Indonesia. Malang: Penerbit
Evernity.

Anda mungkin juga menyukai