Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Oleh: Kelompok 3
I Nyoman Tantra Pradnyana (1706511004)
Ni Kadek Ayu Martha Kusumawati (1706511025)
Jeremia M Sitinjak (1706511035)
Tinro Agustin S. (1706511069)
I Wayan Nata Manik Kusuma (1706511122)
I Dewa Gede Wira Satria Mandala (1706511135)

KONSENTRASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugrah-Nya penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya
penulisan paper ini hingga bisa tersusun dengan baik.
Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa
buku dan media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat memahami
tentang hakikat, pendekatan dan jenis-jenis pendekatan komunikasi antar budaya.
Kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan penerbitan paper ini di masa mendatang.

Denpasar, Oktober 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR……………………..……………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………….…………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………...……………. 1
1.1 Latar Belakang ……...…………………………………...………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………….…………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………….. 2
BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………..………… 3
2.1 Pengertian Komunikasi Antar Budaya ……………………………………. 3
2.2 Hakekat Komunikasi Antar Budaya ……………………………...……….. 4
2.3 Jenis-Jenis Pendekatan Komunikasi Antar Budaya ……………………….. 5
BAB 3 PENUTUP ……………………………………………………………..….. 9
Kesimpulan ………….………….………………………………………..……….. 9
Saran ……………………..……………………………………………..………… 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia selalu melakukan interaksi karena pada dasarnya manusia
merupakan makhluk sosial, di mana dalam interaksi sosial terjalin hubungan
timbal-balik antara dua orang atau lebih dan masing-masing orang yang terlibat di
dalamnya memainkan perannya secara aktif. Salah satu syarat terjadinya interaksi
adalah melalui komunikasi, yang merupakan hal penting dalam kehidupan karena
menunjang interaksi sosial. Komunikasi merupakan rangkaian proses pertukaran
informasi dari komunikator kepada komunikan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai
saling pengertian antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
Namun manusia dalam melakukan interaksi melalui komunikasi kadang kala
merasakan komunikasi itu tidak berjalan efektif di karenakan kesalahan dalam
penafsiran pesan oleh komunikan (penerima pesan) di sebabkan oleh setiap
persepsi individu yang berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya
keberanekaragaman manusia yang masing-masing masih memegang erat
budayanya.
Budaya merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran)
manusia, Setiap manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial budaya tertentu dan
budaya itu senantiasa memberlakukan adanya nilai-nilai sosial budaya yang
dianut oleh warga masyarakat. Kekuatan nilai-nilai maupun segala sumberdaya
sosial budaya membentuk dan mempengaruhi tingkah laku individu dalam
melakukan interaksi. Sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dan
berkomunikasi dengan sesamanya, manusia/masyarakat itu juga terdiri dari latar
belakang budaya yang berbeda. Mereka saling berinteraksi baik secara langsung
mupun melalui media massa karena dewasa ini perkembangan dunia saat ini
menuju ke arah “desa dunia” (global village) yang hampir tidak memiliki batas-
batas lagi sebagai akibat dari perkembangan teknologi modern, khususnya

1
teknologi komunikasi. Bersamaan dengan pertukaran informasi tersebut terjadi
pula proses pertukaran nilai-nilai sosial budaya sehingga hal ini menimbulkan
anggapan bahwa komunikasi antarbudaya saat ini sangat penting di bandingkan
masa-masa sebelumnya.
Komunikasi antarbudaya yaitu proses komunikasi yang melibatkan orang-
orang yang berasal dari latar belakang sosial budaya yang berbeda. Dalam
keadaan ini komunikator dan komunikan sering dihadapkan pada kesalahan
penafsiran pesan, karena masing-masing individu memiliki budaya berbeda,
karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara
berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang
ada pada masing-masing budaya. Dalam komunikasi antarbudaya menggunakan
komunikasi verbal (bahasa) yaitu lambang terpenting yang dapat disampaikan
secara langsung dengan berbicara ataupun tertulis, bahasa merupakan sarana
dalam melakukan interaksi untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita.
Perbedaan persepsi tentang suatu hal dapat disepakati bersama dengan
menggunakan sarana bahasa dan bahasa hanya dapat digunakan bila ada
kesepakatan di antara pengguna bahasa. Melalui perbedaan-perbedaan yang ada,
maka perlu adanya pendekatan komunikasi antarbudaya untuk dapat menyatukan
perbedaan pandangan, persepsi yang ada dalam suatu wilayah atau daerah.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan pendekatan komunikasi antar budaya?
- Apa sajakah hakekat komunikasi antar budaya?
- Apa sajakah yang termasuk jenis-jenis pendekatan komunikasi antar budaya?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian pendekatan komunikasi antar budaya.
- Untuk mengetahui hakekat komunikasi antar budaya
- Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan komunikasi antar budaya

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antarbudaya yaitu proses komunikasi yang melibatkan orang-
orang yang berasal dari latar belakang sosial budaya yang berbeda. Dalam keadaan
ini komunikator dan komunikan sering dihadapkan pada kesalahan penafsiran pesan,
karena masing-masing individu memiliki budaya berbeda, karenanya ikut
menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita
yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-
masing budaya. Dalam komunikasi antarbudaya menggunakan komunikasi verbal
(bahasa) yaitu lambang terpenting yang dapat disampaikan secara langsung dengan
berbicara ataupun tertulis, bahasa merupakan sarana dalam melakukan interaksi untuk
mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita. Maka pendekatan komunikasi antar
budaya merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam melakukan suatu
interaksi atau komunikasi antar budaya.
Para ahli mengartikan komunikasi antar budaya sebagai berikut:
Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara
orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-
perbedaan sosio ekonomi). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan
dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi. Sedangkan
Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di
antara orang-orang yang berbeda budayanya. Komunikasi antarbudaya itu dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:
1. Negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang
membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang
dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat

3
berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau
diperjuangkan.
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari persetujuan
antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk
berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama.
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun
bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita.
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri
dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara.
2.2 Hakekat Komunikasi Antar Budaya
 Enkulturasi
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur
ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok,
teman, sekolah, lembaga ke-agamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-
guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka. Tarian adalah salah
satu bentuk enkulturasi budaya yang ditransmisikan sejak kecil
 Akulturasi
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi
melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila
sekelompok imigran kemudian berdiam di Indonesia (kultur tuan rumah), kultur
mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-
nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian
dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut
berubah. Contohnya budaya minang, batak, jawa di tanah sunda.

4
2.3 Jenis-Jenis Pendekatan Komunikasi Antar Budaya
 Pendekatan Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan ilmu dasar yang bertujuan untuk memahami perilaku
sosial manusia serta motivasi, kognisi, dan emosi yang berhubungan dengan perilaku
tersebut. Sebagai contoh, psikologi sosial mencoba memahami mengapa orang begitu
mudah menyerah pada tekanan sosial, mengapa orang sering tampak tidak peka
terhadap kebutuhan orang lain, mengapa orang menjadi agresif, mengapa orang
saling menyukai atau mengapa orang tidak bahagia meskipun mereka tampaknya
memiliki segalanya. Psikologi sosial mencoba untuk membangun pengetahuan, dan
karena itu teori dan temuan dari psikologi sosial mungkin kadang-kadang tampak
jauh dari masalah-masalah aktual di masyarakat. Namun, sebagian besar masalah
sosial memiliki aspek-aspek sosial-psikologis, yaitu berakar dalam perilaku atau
kognisi manusia. Misalnya, masalah integrasi mungkin akibat dari konflik
antarkelompok dan kecenderungan manusia yang melekat untuk mendukung
kelompok sendiri, dan kecelakaan lalu lintas untuk sebagian besar disebabkan oleh
gaya mengemudi yang tidak aman dan persepsi realistis bahwa dirinya adalah
pengemudi yang lebih baik dibandingkan orang lain. Akibatnya, solusi dan
pencegahan dari masalah tersebut memerlukan perubahan dalam sikap, nilai,
perilaku, dan gaya hidup (Zimbardo, 2002).
Pendekatan psikologi sosial ini sebetulnya lebih didominasi oleh para penganut
paham fungsionalis yang menekankan pendekatan yang bersifat etik (bernando attias,
2000). Menurut beliau, metode etik secara umum menyelidiki suatu objek penelitian
dari pandangan peneliti sendiri atau pandangan dari "luar" lingkungang sasaran
penelitian. pendekatan ini memandang bahwa hanya peneliti yang benar-benar bebas
dan berbeda di luar lingkungan sasaran penelitian, akan melakukan penelitian dan
menghasilkan kesimpulan yang obyektif. bahwa relitas eksternal seorang penelitilah

5
yang akan mampu mendorong dia untuk meneliti dan meramalkan perilaku tertentu
dari sasaran penelitian.
Anda dapat meneliti perilaku komunikasi orang batak dengan pendekatan etik,
dan sebagai seorang peneliti, anda harus bebas dan berdiri "di luar" dan meneliti
orang batak "dari luar" sehingga anda benar-benar akan bersikap pbjektif. Gudykunst
(1997) menawarkan beberapa pilihan metode atau strategi pendekatan etik melalui;
uncertainty-reduction strategies-individu alist cultures, yakni menggunakan
pertanyaan langsung kepada sasaran penelitian dalam sebuah wawancara,
communication accomodation theory, yakni dengan menyelidiki cara atau langkah
individu-individu mengubah pola-pola perilaku mereka untuk melakukan akomodasi
dengan orang lain. Keuntungan studi ini adalah dapat mengidentifikasi varian dasar
dalam komunikasi mereka agar dengan mudah dibedakan dengan kelompok budaya
yang lain. Keterbatasan dari metode ini adalah terlalu memandang realitas eksternal
yang ditampilkan sasaran penelitian harus menyusun konstruk sendiri berdasarkan
pola-pola komunikasi dari sasaran yang diteliti yang kadang-kadang mengandung
bias budaya.
 Pendekatan Interpreatif
Pendekatan ini merupakan kebalikan dari pendekatan di atas, kita sebut
pendekatan emik. Jika pendekatan etik "mewajibkan" peneliti "berdiri "di luar"
sasaran penelitian maka pendekatan emik "mewajibkan" peneliti berada "didalam"
dan berada dan hidup "dengan" sasaran penelitian. Asumsi yang mendasari
pendekatan ini bahwa keberadaan dan kehidupan manusia merupakan konstruk dari
sebuah realitas, dan perilaku manusia itu kreatif, oleh karena itu tidak selalu dapat
diramalkan. tujuan penelitan adalah untuk memahami dan menggambarkan perilaku
manusia dan bukan untuk meramalkan perilaku itu sendiri. jadi jika anda ingin
melakukan penelitian terhadap perilaku komunikasi antar budaya orang alor maka
anda harus berada "di dalam" dan bagaimana orang alor, anda tidak dapat
meramalkan pola-pola perilaku orang alor bagaimana dilakukan metode etik.
 Pendekatan Kritis

6
Pendekatan kritis ini menekankan pada kreativitas manusia dan berusaha
mencatat secara cermat realitas kehidupan manusia yang dikonstruk melalui
komunikasi. Perbedaan utama dari pendekatan ini dengan pendekatan lain terletak
pada macro context yang lebih menekankan pada konteks makro seperti realitas
sosial, politik, dan isu-isu ekonomi yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya,
lebih khusus lagi meneliti hubungan kekuasaan diantara beberapa budaya. Metode
yang digunakan adalah textual analisis yang keuntungannya terletak pada pemilihan
fokus konteks makro melalui studi sejarah. Keterbatasan pendekatan ini adalah tidak
cukup mampu mempelajari konteks makro melalui situasi komunikasi antarpribadi
tatap muka.
 Pendekatan Dialektikal
Pendekatan dialektikal merupakan kombinasi tiga pendekatan tersebut diatas.
bahwa sesuatu yang disebut realitas adalah dialektikal. Kita dapat mengatakan "ya"
untuk mengakui bahwa memandang sesatu kenyataan dari luar atau dari dalam itu
lebih baik, namun harus dikonstruk melalui komunikasi. Dianjurkan bahwa
pendekatan alternative ini dapat dilakukan dengan memandang realitas secara objektif
maupun subjektif
 Pendekatan Dialog Kultural
Pendekatan Dialog Cultural adalah pendekatan yang menekankan pada masalah
hubungan (komunikasi) antar ras atau antar etnik secara transnasional atau
internasional. Komunikasi ini terjadi diantara mereka yang berbeda ras atau etnik
dalam suatu pertemuan, seminar, symposium atau organisasi internasional yang
memperkerjakan staf dari berbagi bangsa.
Pendekatan ini sering menekankan pada isu-isu internasionalisme dan
humanisme. Pendekatan ini berakar dari konsep yang mengatakan bahwa sains
merupakan alat praktis yang perlu digunakan manusia, dan sumbangan para teoritis
adalah memberikan kontribusi ke ilmuannya untuk meningkatkan pemahaman
tentang dunia. Bagi mereka, komunikasi antarbudaya lebih menekankkan pada
bagaimana mengorganisasi masyarakat manusia demi kepuasan sesama.beranjak dari

7
asumsi demikian maka pendekatan ini sangat peduli pada analisis peran komunikasi
antarbudaya dari organisasi-organisasi perdamaian internasional, seminar-seminar
yang menampilkan persepsi lintas budaya, sejumlah kursus yang melibatkan siswa
antarbudaya maupun lintas budaya dan beberapa gerakan religius.
 Pendekatan Kritik Budaya
Pendekatan kritik budaya berusaha mencari dan menemukan isu-isu utama yang
mendorong terjadinya konflik dalam setiap budaya, sehingga mengakibatkan salah
satu atau lebih kebudayaan terpaksa diisolasikan oleh masyarakat. Dalam pendekatan
ini hanya ada sedikit kebutuhan untuk mencari titik temu dan universal antar budaya,
bahkan mereka hanya berusaha untuk menggambarkan bagaimana kebudayaan itu
dibangun atau dikembangkan dalam suasana konflik.
Pendekatan kritik budaya ini menekankan pada 1) pengelompokan hambatan; 2)
pengkajian terhadap sejauh mana jenis-jenis, intensitas suatu faktor penghambat telah
terjadi; dan 3) memberikan rekomendasi yang bersifat aplikatif sehingga dapat
dijadikan pedoman dalam berkomunikasi antarbudaya.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pemaparan di bab sebelumnya, kesimpulan
yang dapat kami tarik adalah, komunikasi antarbudaya merupakan proses komunikasi
yang melibatkan orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial budaya yang
berbeda. Dalam keadaan ini komunikator dan komunikan sering dihadapkan pada
kesalahan penafsiran pesan, karena masing-masing individu memiliki budaya
berbeda, karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan
cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang
ada pada masing-masing budaya. Maka pendekatan komunikasi antar budaya
merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam melakukan suatu interaksi atau
komunikasi antar budaya.
Komunikasi budaya apabila dilihat dari hakekatnya, mencakup 2 hal secara garis
besar, yaitu enkulturasi dan akulturasi. Kedua hakekat besar dari komunikasi budaya
ini dijabarkan melalui banyak pendekatan. Contoh pendekatannya adalah pendekatan
psikologi sosial, pendekatan interperatif, pendekatan kritis, pendekatan dialektikal,
pendekatan kultural, dan pendekatan kritik budaya.
3.2 Saran
Melihat dari perjalanan pembuatan tulisan ini, saran yang dapat kami ajukan
kepada dosen selaku pembimbing adalah memberikan rekomendasi referensi bacaan
guna membentuk tulisan yang lebih komperhensif. Selain itu, forum-forum diskusi

9
juga perlu dipastikan semakin luas dalam memastikan perdebatan dialektik yang
terjadi guna menambah pemikiran baru dalam membuat tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mulyana, Deddy & Rakhmat, Jalaluddin (Editor). 2006. Komunikasi Antarbudaya:
Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

10

Anda mungkin juga menyukai