Disusun oleh:
Kelompok 4
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Peliputan dan Penyiaran tentang “Hambatan
Manajemen Peliputan dan Penyiaran”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab I : Pendahuluan.................................................................................................1
Bab II : Pembahasan.................................................................................................2
1. Hambatan Manajemen....................................................................................2
Daftar Pustaka........................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mengelola suatu lembaga atau instansi yang baik dan benar, maka
dibutuhkan proses diantaranya, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengawasan. Istilah istilah itu sangat terikat satu sama lain. Sehingga ruang
lingkup fungsinya juga saling mengisi. Kepaduan dari proses proses itu mampu
mengembangkan lembaga atau instansi yang baik dan benar.
Manajemen kelembagaan sangat membutuhkan empat hal tersebut.
Misalnya perencanaan, hal ini membantu mengatur tata kelola serta hal-hal yang
akan dilakukan kedepannya, instansi yang bagus juga bermula dari perencanaan
yang bagus. Perencanaan juga terikat erat dengan visi dan misi instansi. Setelah
dilakukan perencanaan yang baik, maka perlu adanya eksekusi atau aplikasi yang
nyata dibentuk dalam pengoganisasian. Dimana organisasi memiliki unit-unit
kerja yang saling bahu membahu untuk mecapai tujuan yang sama. Organisasi
pula-lah yang mejalankan program-program yang sudah direncanakan
sebelumnya. Keterlibatan ini juga berpadu pada kepemimpinan, yang korelasinya
memajukan instansi itu. Sebab organisasi dengan kepemimpinan yang baik, maka
akan menjadi sistem yang luar biasa. Dalam ilmu manajemen, leader atau
pemimpin memiliki kekuatan untuk memajukan. Ditangan pemimpin inilah maju
atau tidaknya organisasi.
Akan tetapi dalam proses kegiatan manajemen tidak semuanya akan
berjalan dengan lancar. Banyak faktor yang dapat menyebabkan sebuah
manajemen akan terhambat. Begitu juga dengan manajemen peliputan dan
penyiaran., dalam mengolah suatu organisasi tidak akan mudah tanpa di bekali
suatu ilmu. Untuk itu ada baiknya kita harus mengetahui apa saja hambatan-
hambatan yang sering terjadi dalam proses manajemen peliputan dan penyiaran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hambatan Manajemen
1.1 Pengertian Hambatan
Hambatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 385) adalah
halangan atau rintangan. Hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam
setiap melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak
akan terlaksana apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut.
Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu
dan tidak terlaksana dengan baik.
Hambatan cenderung bersifat negatif, yaitu memperlambat laju suatu hal
yang dikerjakan oleh seseorang. Dalam melakukan kegiatan seringkali ada
beberapa hal yang menjadi penghambat tercapainya tujuan, baik itu hambatan
dalam pelaksanaan program maupun dalam hal pengembangannya.
2
1.3 Hambatan Manajemen
3
keputusan dan membentuk atmosfer kerja tidak berpijak pada kenyataan yang ada
dan tidak berpihak pada kemanusiaan.
d. Kurangnya Perencanaan dan Pengembangan Manajemen – (Lack
Succession Planning and Management Development). Dimana persiapan akan
tujuan organisasi di masa depan tidak diantisipasi dan tidak direncanakan dengan
matang.
e. Struktur Organisasi yang Membingungkan - (Confused Organizational
Structure). Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang terurus secara efektif
dan efisien.
f. Kontrol yang Tidak Memadai – (Inadequate Control). Dimana keputusan
yang buruk akan didapat karena informasi yang kurang tepat dan kurang ditangani
oleh orang yang tepat pula.
g. Rekrutmen dan Seleksi yang Tidak Tepat – (Inadequate Recruitment and
Selection). Dimana orang-orang yang direkrut kurang memiliki pengetahuan,
kepribadian, atau keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
h. Imbalan yang Tidak Adil – (Unfair Rewards). Dimana orang-orang
didalam organisasi tidak dihargai sepantasnya, atau system penggajian tidak
berjalan dengan baik.
i. Training yang Kurang – (Poor Training). Dimana orang-orang di dalam
organisasi kurang dapat belajar secara efisien dalam mengerjakan tugasnya dan
kurang dapat meningkatkan hasil kinerjanya.
j. Stagnasi Personel – (Personnel Stagnation). Dimana orang-orang di
dalam organisasi tidak mencerminkan sikap yang dapat mendorong keefektifan
pengerjaan tugas dan pertumbuhan organisasi.
k. Komunikasi yang Tidak Berjalan Lancar – (Inadequate Communication)
Dimana visi organisasi tidak dimengerti, koordinasi antar anggota
organisasi lemah,iklim organisasi rusak dan para pembuat keputusan kekurangan
informasi.
l. Tim Kerja yang Tidak Berjalan Baik – (Poor Teamwork). Dimana orang-
orang di dalam organisasi yang seharusnya dapat bekerja sama tidak dapat
4
menjalankan perannya dalam kelompok dan menemui banyak hambatan dalam
bekerja sama.
m. Motivasi Rendah – (Low Motivation). Dimana orang-orang dalam
organisasi kurang memiliki perhatian terhadap permasalahan organisasi dan
kurang mengerahkan upayanya dalam mencapai tujuan organisasi.
n. Kreativitas Rendah – (Low Creativity). Dimana ide-ide untuk
pengembangan tidak dimanfaatkan secara tepat dan terjadi stagnasi dalam
mengembangkan ide-ide baru.
1.3.3 Hambatan Pelaksanaan / Actuating
Menurut George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan
dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut, oleh karena para anggota itu
juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. (Dimas, 2010)
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi
karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia.
Seperti
konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara
berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan
diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol
adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan
mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
5
b. Persekongkolan atau pimpinan ikut merasakan atau terlibat dari hasil
penyalahgunaan wewenang atau penyelewengan bawahannya.
c. Perasaan enggan melaksanakan pengawasan, karena beranggapan sudah ada
pengawasan fungsional yang harus dilaksanakan oleh aparat pemerintah yang
tugas pokoknya melaksanakan pengawasan.
d. Adanya perasaan tidak tega untuk menindak bawahan sendiri.
e. Adanya rasa takut akan timbulnya reaksi, karena pimpinan mempunyai
kelemahan sendiri yang mungkin akan dibongkar oleh bawahannya.
f. Hasil pengawasan melekat dari seorang pimpinan tidak segera mendapatkan
tindak lanjut karena hal tersebut merupakan wewenang pimpinan unit kerja
yang lebih tinggi.
6
berimbang dan sebaiknya mendapatkan konfirmasi langsung dari yang terkait
dengan berita tersebut. Sebagai wartawan kami harus siap ditugaskan kapan saja
dan dimana saja. Menyediakan waktu setiap saat sangat penting bagi
profesionalisme seorang jurnalis atau wartawan. Ini dikarenakan wartawan
memiliki tuntutan kecepatan dalam menyebarkan informasi, jika tidak demikian
maka media lain akan lebih dulu memberitakan, profesi wartawan akan terancam
karena wartawan juga sangat bergantung pada media.
7
ini kemudian menjadi sebuah penghalang bagi modernisasi dunia penyiaran dalam
negeri, semata-mata dikarenakan kesiapan dari pihak swasta masih belum cukup
mumpuni. Pasalnya, mereka mau tidak mau harus berjibaku dengan banyak sekali
stasiun-stasiun televisi lainnya, termasuk stasiun televisi lokal di seluruh
Indonesia dan belum lagi apabila banyak pemain-pemain baru dalam dunia
pertelevisian; mereka tidak ingin pendapatan dari iklan mereka berkurang
jatahnya karena begitu banyak sekali saluran-saluran televisi yang bersaing ketika
digitalisasi total telah dilaksanakan. Pada kenyataannya, saat ini kue iklan yang
ada pun mengalami titik jenuh dan tidak mengalami peningkatan, sehingga
apabila digitalisasi sistem penyiaran, dalam hal ini televisi, maka dikhawatirkan
para pemain lama justru akan berkurang pendapatannya karena dapat bersaing
secara seimbang dengan stasiun-stasiun televisi lainnya.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10