Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

1. Perspektif dan Konsep Kunci Komunikasi Organisasi

Goldhaber (1993:14-15) mengemukakan bahwa komunikasi organisasi dapat


didefinisikan dan dipresepsikan dari berbagai prespektif, seperti yang dikemukakan
berikut ini:

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang
dipengaruhi oleh lingkungannya, baik internal dan eksternal.
b. Komunikasi organisasi melibatkan pesan dan saluran, tujuan, arah, dan media.
c. Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka, perasaan,
hubungan, dan keterampilan.
d. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah

Goldhaber menjelaskan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses


menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling
tergantung satu sama lain.

Kemudian, Ia juga menjelaskan bahwa komunikasi organisasi bertujuan untuk


mengatasi lingkungan yang tidak pasti dan selalu berubah-ubah. Lebih lanjut ia
menjelaskan tujuh konsep dalam komunikasi organisasi :

A. Proses (Process) : Organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang dinamis. Oleh
karena itu, proses dibutuhkan agar dapat menciptakan serta saling menukar pesan
diantara anggotanya. Dimana gejala ini terjadi secara terus-menerus sehingga
dikatakan sebagai suatu proses.
B. Pesan (Message) : Dalam komunikasi organisasi pesan menjadi suatu hal yang sangat
penting. Seseorang dalam organisasi harus mampu menciptakan dan menerima pesan
dengan baik, dan pesan yang baik adalah pesan yang mampu diterima sama seperti
apa yang disampaikan.
C. Jaringan (Network) : Organisasi ibarat sebuah jaringan yang terdiri atas serangkaian
seri. Seri ini terdiri atas sekumpulan orang yang menduduki posisi atau jabatan
tertentu. Sekumpulan orang tersebut kemudian menjalankan tugas, fungsi, dan
perannya masing-masing dalam sebuah organisasi.
D. Keadaan Saling Tergantung (Interdependence) : Hal ini sudah menjadi sifat
organisasi sebagi suatu sistem terbuka. Ketergantungan dibutuhkan bilamana suatu
bagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya akan mengganggu kinerja dari bagian
lain juga.
E. Hubungan (Relationship): Organisasi sebagai suatu sistem sosial. Fungsi dari
beberapa bagiannya dijalankan oleh manusia bergantung kepada hubungan diantara
manusia-manusia itu sebagai anggotanya.
F. Lingkungan (Enviroment) : Lingkungan adalah semua totalitas baik fisik maupun
sosial yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan mengenai individu dalam
suatu sistem yang disebut organisasi. lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan
internal dan eksternal organisasi. Lingkungan internal (karyawan, golongan
fungsional dari organisasi, komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk/jasa
dsb).Sedangkan lingkungan eksternal ( pelanggan, kompetitor, teknologi, dsb).
G. Ketidakpastian (Uncertainly) : Perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi
yang diharapkan. Untuk mengurangi ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan
menukar pesan di antara anggota, penelitian, pengembangan organisasi dan
menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integritas yang tinggi.

2. Pandangan-pandangan Alternatif Dalam Komunikasi Organisasi

A. Realitas Sosial

Perhatian utama kita dalam bagian ini adalah konsep realitas sosial dan
bagaimana kita memahami dunia sosial kita. Apa yang penting adalah bahwa (1) orang-
orang yang berbeda berperilaku dengan cara-cara yang berbeda terhadap apa yang mereka
anggap objek yang layak diamati. (2) perbedaan-perbedaan tersebut adalah berdasarkan
pada bagaimana orang-orag berfikir tentang objek-objek itu. Dalam pengertian ini,
perilaku dan objek adalah kontruksi social, karena bergantung pada manusia untuk
membuat perilaku dan objek itu signifikan.

Dalam buku ini istilah “objektif” merujuk kepada pandangan bahwa objek-objek,
perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di suati dunia “nyata”. Hal-hal itu eksis
terlepas dari independen dari pengamat (perceiver)-nya. Istilah “subjektif” menunjukkan
bahwa realitas ini sendiri adalah suatu konstruksi sosial

B. Organisasi / Pengorganisasian
Sebagian orang mempunyai cara pandang baik objektif ataupun subjektif,
pandangan objektif antara lain menyarankan bahwa sebuah organisasi adalah bersifat fisik
dan konkrit dengan struktur dengan batasan yang konkrit. Sebagian orang menyebut
pendekatan ini sebagai pandangan yang menganggap organisasi sebagai wadah,
organisasi eksis sebagai seperti sebuah keranjang dan semua unsur yang membentuk
organisasi tersebut ditempatkan dalam satu wadah.
“Organisasi” (organization), secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara
“Pengorganisasian” (organizing), dianggap sebagai kata kerja,(Weick,1979).

C. Sifat Manusia

Gagasan-gagasan mengenai bagaimana sifat manusia dan sifat realitas adalah


saling berhubungan. Pendekatan objektif sangat menekankan lingkungan sebagai suatu
faktor penentu dalam menjelaskan perilaku manusia. Manusia dibentuk oleh lingkungan,
dan keberhasilan serta kelangsungan hidup mereka bergantung pada seberapa baik
mereka beradaptasi dengan realitas nyata .

3. Sifat Manusia

Gagasan-gagasan mengenai bagaimana sifat manusia dan sifat realitas adalah saling
berhubungan. Pendekatan objektif sangat menekankan lingkungan sebagai suatu factor
penentu dalam menjelaskan perilaku manusia. Manusia dibentuk oleh lingkungan, dan
kebrhasilan serta kelangsungan hidup merekabergantung pada seberapa baik mereka
beradaptasi dengan realitas nyata. Suatu bagian penting proses adaptasi ini adalah
mendefinisikan lingkungan secara layak dan memenuhi persyaratannya.

4. Tindakan Manusia

Kaum objektivis dan kaum subjektivis menggunakan perspektif yang berbeda dalam
memandang tindakan manusia. Berdasarkan pandangan kaum objektivis, tindakan itu
bertujuan, intensional, dan rasional. Mereka bertindak berdasarkan tujuan,
mempertimbangkan konsekuensi tujuan merka secara hati-hati. Bagi kaum subjektivis,
tindakan muncul dari proses social dalam interaksi manusia. Fokusnya adalah perilaku
yang berkembang (emergent) yang bergantung pada kontruksi social yang terjadi selama
proses interaksi.

Perbedaan antara kedua pandangan mengenai tindakan manusia ini berpengaruh terhadap
konsep-konsep keteramalan (predictability) dan control. Menjadi objektivis berarti
mempercayai bahwa organisasi dapat dikelola dan dikendalikan oleh keputusan-
keputusan rasional yang menstrukturkan aktivitas sesuai dengan tuntutan lingkungan dan
kemampuan individu. Rencana dibuat terlebih dahulu dan orang harus dapat meramalkan
hasilnya

Kaum objektivis menyarankan bahwa manusia dapat diramalkan, selama kekuatan-


kekuatan pokok keteraturan alamiah (natural order) dapat diuraikan. Tujuan utamanya
adalah berperilaku secara rasional dan menentukan bagaimana orang-orang beradptasi
dengan situasi.
B. Sifat Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakkukan orang-orang.


Kommunikasi organisasi adalah suatu disiplin study yang dapat mengambil
sejumlah arah yang sah dan bermafaat. Study Komunikasi organisasi dianggap
sebagai landasan kuat bagi karir dalam management, pengembangan sumber daya
manusia dan komunikasi perusahaan, dan tugastugas lain yang berorientasikan
manusia dalam organisasi.

C. Definisi Fungsional Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dapat didefiisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran


pesan diantara unit –unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-
hubungan hierarkis antara yang satu denngan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan. Interaksi dalam suatu lingkunngan. Interaksi diantara semua factor
internal maupun eksternal organisasi disebut sebagai system organisasi.

Anda mungkin juga menyukai