Anda di halaman 1dari 13

Nama : Adib Achmad Muflih

Prodi : Manajemen A1/ 1

Nim : 41223025

RESUME MATERI

A. PENGERTIAN DAN HAKIKAT ORGANISASI


Pengertian Organisasi
Ada banyak sekali ahli yang menyatakan dan berpendapat mengenai
definisi organisasi. Diantaranya adalah sebagai berikut:

“An organization is a system of consciously coordinated activities


or efforts of two or more persons” merupakan pendapat mengenai
pengertian organisasi oleh Chester Barnard, seorang Management
Consultant. Menurut pendapat diatas, organisasi merupakan serangkaian
perencanaan formal, divisi, karyawan, dan kepemimpinan (Mukherjee,
2013:1).

Bedeian dan Zamnuto menyampaikan bahwa “social entities that


are goal directed, deliberately structured activity systems with a permeable
boundary” (Ibid).

Sheldon mengatakan bahwa “organization is the process of


combining the work, which individuals and groups have to perform with the
facilities necessary for its execution, that the duties so performed provide
the best channels for the efficient, systematic, positive and coordinated
application of the available efforts” (Kondalkar, 2007: 255)

Organisasi menurut Robbin, organisasi diartikan bahwa suatu unit


(satuan) sosial yang dikoordinasikan dengan sadar yang terdiri dari dua
orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama (Robbin, 2001:4
dalam Furqon, 2013:1)

Dari beberapa pendapat diatas, apabila rirangkum menjadi satu,


definisi organisasi adalah wadah yang memiliki sistem yang terbentuk dari
dua atau lebih orang yang memiliki tugas dan tanggung jawab dan
diarahkan dengan kepemimpinan untuk mencapai tujuan bersama.

Hakikat Organisasi
Ada dua pendekatan menurut Pace dan Faules yang dapat digunakan
untuk memahami organisasi, yaitu:

1. Pendekatan obyektif
Sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan
sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti, sesuatu yang stabil.
Organisasi merupakan sesuatu yang nyata yang merangkum orang-
orang, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan. Jadi, menurut
pendekatan obyektif, organisasi adalah struktur.

2. Pendekatan Subyektif
Kegiatan yang dilakukan orang-orang, terdiri dari tindakan-
tindakan, interaksi, dan transasksi yang melibatkan orang-orang.
Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang
terus-menerus berubah dan dilakukan oleh satu orang dengan orang
lainnya. Jadi, menurut pendekatan subyektif, organisasi adalah
proses yakni mengorganisasikan perilaku.

Kesimpulannya, untuk memahami hakikat organisasi, kedua


pendekatan baik obyektif dan subyektif bertujuan untuk mengetahui cara
pandang terhadap organisasi. Dalam pandangan obyektif, hakikat organisasi
merupakan struktur. Sedangkan dalam pandangan sebuyektif, hakikat
organisasi adalah sebuah proses.

B. PENGERTIAN DAN HAKIKAT KOMUNIKASI


Pengertian Komunikasi
Dalam berorganisasi, komunikasi merupakan elemen penting. Tanpa
adanya komunikasi, sebuah organisasi hanyalah serangkaian manusia, alat-
alat, dan proses yang tidak dapat bekerja sama. Pandangan beberapa ahli
mengenai pengertian komunikasi antara lain menurut (Mulyana, 2008:68-
69):

Carl I. Hovland
Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal)
untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).
Everett M. Rogers
Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka
Harold Laswell
‘Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect’
yang artinya, ‘Siapa berkata Apa dengan Saluran apa, Kepada Siapa
dengan Efek apa’.
Pada umumnya, komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian
pesan dari seseorang (disebut komunikator) kepada orang lain (disebut
komunikan) yang membuahkan efek dengan melalui saluran tertentu.
Hakikat Komunikasi
Menurut Chairul Furqon dalam jurnalnya berjudul Hakikat
Komunikasi Organisasi, hakikat komunikasi adalah fitrah manusia, selama
manusia masih memiliki naluri rasa ingin tahu, dan ingin menyampaikan
sesuatu kepada sesamanya, maka selama itu akan ada kegiatan komunikasi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 70% dari kegiatan manusia
adalah berkomunikasi. Hal tersebut menyatakan bahwa sebagian besar
waktu yang kita miliki sesungguhnya adalah berkomunikasi. Baik
komunikasi secara verbal maupun non-verbal. Semakin kompleks
kehidupan manusia, maka semakin sering komunikasi itu akan terjadi.

Memahami hakikat komunikasi, setidaknya ada 3 kerangka dasar


menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot dan Kenneth K. Sereno
serta Edward M. Bodaken (Mulyana, 2008:67-74), yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Mengisyaratkan penyampaian pesan dari seorang atau suatu
lembaga kepada seseorang atau sekelompok lain baik secara
langsung maupun melalui media. Sebenarnya jika dikaitkan dalam
konteks komunikasi tatap-muka (interface communication) hal
tersebut kurang sesuai karena antara komunikator-komunikan akan
saling memberi umpanbalik sehingga bersifat dua arah. Namun jika
dikaitkan pada pidato, maka hal ini sesuai.
2. Komunikasi sebagai interaksi
Artinya, komunikasi merupakan kegiatan saling
memengaruhi atau mutual influence.
3. Komunikasi sebagai transaksi
Pandangan ini menganggap bahwa komunikasi adalah
sesuatu hal yang dinamis. Artinya ada timbal-balik yang berlangsung
selama proses komunikasi.

C. PENGERTIAN KOMUNIKASI ORGANISASI


Komunikasi organisasi sering dikaitkan dengan peranan dan status
dari setiap orang dalam organisai karena peranan dan status seseorang
menentukan pula cara bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain, juga
cara bagaimana kita berkomunikasi dengan dia, oleh karena itu kitapun
sering menghubungkan peran dan status dengan pekerjaan.
Dalam masyarakat modern, orang mengenali seseorang karena dia
memiliki peran dan status yang beragam. Di dalam organisasi, keragaman
itu dilihat melalui pembagian kerja di mana setiap orang akan bekerja
menurut bakat dan krmampuan sehingga dia bertanggungjawab atas
pekerjaan itu. Ketika jumlah atau jenis pekerjaan semakin banyak, apalagi
beragam, maka dibutuhkan jalinan antara jenis-jenis pekerjaan yang
berbeda-beda, jalinan antara seorang pemimpin dengan bawahan atau antara
kalangan pemimpin yang pada akhirnya membentuk sebuah kekuatan besar
yang sinergis untuk menghasilkan keluaran yang lebih berkualitas. Pada
tahap ini dibutuhkan komunikasi.

Komunikasi organisasi sering pula diartikan sebagai perilaku


pengorganisasian (organizing behavior) yakni bagaimana para karyawan
terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang
sedang terjadi. Oleh karena itu ketika organisasi dianggap sekedar
sekumpulan orang-orang berinteraksi maka komunikasi hanya berfungsi
sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi, tapi dia
adalah organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan berpusat pada
symbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah kata-
kata, gagasan-gagasan, dan konstruk yang mendorong, mengesahkan,
mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktivitas yang terorganisir dalam
situasi-situasi spesifik.

Tulisan atau apapun yang berkaitan dengan komunikasi organisasi


selalu mempertimbangkan dua konsep utama, yakni organisasi dan
komunikasi. Suatu organisasi dapat didekati sebagai suatu obyek yang
menyenangkan dan menarik, namun ada ayng mungkin sekali memandang
organisasi sebagai sebuah penindasa. Sikap menyenangkan atau menindas
itu sebenarnya sangat tergantung dari pemahaman dan praktek interaksi,
relasi, dan transaksi yang terjadi antara manusia dalam organisasi, itulah
yang kita sebut komunikasi organisasi. Jadi kedudukan komunikasi dalam
organisasi itu sebenarnya menekankan pada bagaimana suatu organisasi
dikonstruksi dan dipelihara lewat proses komunikais.
Dengan demikian komunikasi organisasi leboh daripada sekedar apa
yang dilakukan orang-orang melainkan sebuah penjelasan teoritis atas
praktek-praktek komunikasi dalam organisasi yang “melayani” kebersamaan
baik dalam organisasi maupun melayani orang lain yang membutuhkan
organisasi.

Dengan kata lain keberadaan komunikasi dalam organisasi itu membuat kita
mampu membedakan dua hal yaitu :
1. Menunjukkan bagaimana para anggota bekerja sebagai seorang
organisatoris.
2. Bagaimana operasi jaringan kerja yang mengaitkan mereka satu
sama lain, jadi bagaimana kedudukan mereka sebagai human actors.

Dalam perspektif seperti ini maka komunikasi itu penting dalam


organisasi, yakni komunikasi adalah sebagai jalan, melalui dia orang-orang
mencari informasi dan mengembnagkan sejumlah kriteria dalam pekerjaan,
serta komunikasi merupakan proses di mana mereka meletakkan mereka
yang praktis.

Unsur Komunikasi Organisasi :


1. Komunikator / Pengirim (pihak yang memprakarsai komunikasi)
2. Encode (ing), yaitu aktivitas yang dilakukan seorang pengirim yang
memformulasi pesan sedemikian rupa sehingga dengan
menggunakan suatu lambang tertentu dia dapat mengoperkan pesan
itu kepada komunikan.
3. Saluran (media yang dilalui oleh pesan/symbol yang dikirim)
4. Pesan / Simbol , berisi pikiran, idea tau gagasan , perasaan yang
dikirim oleh seorang atasan kepada bawahannya selalu dalam bentuk
symbol.
5. Decode (ing), yaitu aktivitas yang dilakukan oleh seorang penerima
informasi baik seorang pemimpin maupun sebaliknya yang
memformulasikan sinyal, tanda, dan symbol yang dia terima ke
dalam bentuk pesan yang berstruktur yang dapat dia pahami sebagai
sebuah makna
6. Komunikan / penerima, yaitu pihak yang menerima pesan tertentu.
7. Gangguan (noise-interference), adalah segala seuatu yang menjadi
penghambat laju pesan yang ditukar antara pengirim dan pemerima.

Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi :


1. Sebagai tindakan koordinasi
2. Membagi informasi (information sharing)
3. Untuk menampilkan perasaan dan emosi

Fungsi Komunikasi Organisasi


Fungsi Umum :
1. To tell (menceritakan informasi terkini mengenai sebagian atau
keseluruhan hal yang berkaitan dengan pekerjaan).
2. To sell (menjual gagasan dan ide, pendapat, fakta, termasuk menjual
sikap organisasi, sikap tentang sesuatu yang merupakan subyek
layanan.
3. To learn (meningkatkan kemampuan karyawan agar mereka bisa
belajar tentang organisasi)
4. To decide (memutuskan dan menentukan)

Fungsi Khusus :
1. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi
lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu di sebuah
“komando”.
2. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani “relasi” antara
sesama bagi peningkatan produk organisasi
3. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani
keputusan-keputusan dalam keadaan yang ambigu dan tidak pasti.

D. ALUR KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Komunikasi dalam organisasi pada dasarnya merupakan kegiatan
intern di dalam organisasi, akan tetapi perlu diketahui bahwa alam
prakteknya kegiatan komunikasi dalam organisasi itu dapat melampaui
batas organisasi itu sendiri.
Pemimpin organisasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat,
oleh karena itu komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting
dalam organisasi. untuk mencapai tujuan organisasi, seorang manajer harus
mampu berkomunikasi dengan karyawan di semua bidang dan tingkat.
Seberapa pentingnya komunikasi dalam suatu organisasi akan terlihat dari
daftar di bawah ini:
1. Menimbulkan rasa loyalitas dan kesetiakawanan dalam organisasi
2. Meningkatkan motivasi kerja pegawai
3. Semua informasi yang dibutuhkan oleh para pegawai dapat dengan
cepat dan tepat diperoleh
4. Meningkatkan rasa tanggungjawab semua pegawai
5. Menimbulkan saling pengertian, semangat korp dan team work di
antara pegawai

Komunikasi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi


beberapa macam tergantung dari segi peninjauannya.
1. Dari segi sifatnya dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi Lisan
adalah komunikasi yang melalui ucapan kata-kata atau kalimat,
melalui apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya.
Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
komunikasi lisan secara langsung (face to face) dan komunikasi
lisan secara tidak langsung (melalui telepon, intercom, interpon).
b. Komunikasi Tertulis
adalah komunikasi dengan mempergunakan rangkaian kata-kata
atau kalimat, kode-kode (yang mengandung arti) yang tertulis
atau tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak lain. Media yang
dipergunakan dibedakan menjadi dua macam, yaitu media
tertulis intern (surat dinas,nota dinas, surat keputusan) dan media
tertulis ekstern (surat kawat, selebaran, spanduk, majalah, surat
kabar).
2. Menurut arahnya, dibedakan menjadi:
a. Komunikasi ke atas, adalah komunikasi yang berlangsung dari
bawahan ke atasan, atau dari suatu organisasi yang lebih rendah
dengan satuan organisasi yang lebih tinggi. Jadi komunikasi ke
atas dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari segi personifikasi dan
dari segi ketatalembagaan.
b. Komunikasi ke bawah. Dilihat dari personifikasinya, komunikasi
ke bawah dalah komunikasi yang berlangsung dari pimpinan
kepada bawahan. Dilihat dari segi ketatalembagaan, komunikasi
ke bawah dalah komunikasi yang berlangsung dari satuan
organisasi yang lebih tinggi kepada satuan organisasi yang ada di
bawahnya. Jadi komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan
kepada bawahan, dari tingkat manajemen puncak ke manajemen
menengah, ke manajemen tingkat bawah terus megalir kepada
para pekerja, melalui saluran hierarki.
c. Komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal adalah
komunikasi antara pimpinan atau pejabat yang setingkat dalam
suatu organisasi. Sedangkan secara ketatalembagaan, komunikasi
horizontal adalah komunikasi antar satuan organisasi yang
setingkat dalam suatu organisasi. Misalnya Biro Hukum dengan
Biro Kepegawaian, dsb.
d. Komunikasi satu arah adalh komunikasi yang tidak mendapat
respon dari pihak penerima informasi (komunikan). Komunikan
sengaja tidak member tanggapan karena suatu hal, atau
komunikator memang sengaja tidka member kesempatan kepada
komunikan untuk memberikan tanggapan. Contohnya dalam
organisasi adalah komando atau perintah dari pimpinan yang
pelaksanaannya dilakukan oleh pekerja. Komunikasi satu arah
ini bersifat top down, cepat dan efisien, tetapi tidak memberikan
kepuasan bagi komunikan, karena ada kesan otoriter dalam
komunikasi ini.
e. Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang berlangsung
secara timbal balik, dimana komunikator mendapat respon dari
pihak komunikan sehingga muncul saling pengertian di antara
kedua belah pihak. Komunikasi dua arah meskipun berlangsung
lambat namun dapat mengindari terjadinya kesalahpahaman
sehingga dapat menciptakan situasi kerja yang akrab, penuh
kekeluargaan dan demokratis.
3. Menurut lawannya dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi satu lawan satu adalah komunikasi antar-pribadi.
Komunikasi ini dapat terjadi antara seorang pimpinan dengan
bawahan, antara seorang pimpinan dengan pimpinan yang
setingkat, dsb.
b. Komunikasi satu lawan banyak adalah komunikasi antara
seseorang dengan beberapa orang dalam suatu kelompok.
c. Komunikasi banyak lawan satu adalah komunikasi kelompok
dengan seseorang dalam suatu organisasi.
d. Komunikasi kelompok lawan kelompok adalah komunikasi
antara sekelompok pegawai atau karyawan dengan sekelompok
pegawai atau karyawan yang lain. Komunikasi ini biasanya
dalam rangka mendapatkan koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi kerja antar unit, antar stuan kerja dalam organisasi.
Saluran media komunikasi yang dipergunakan bisa dalam bentuk
rapat, lokakarya,dsb.
4. Menurut keresmiannya, dibedakan menjadi:
a. Komuniaksi formal adalah komunikasi yang terjadi di antara
para anggota organisasi yang secara tegas diatur dan telah
ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi formal
berkaitan erat dengan proses penyelenggaraan kerja dan
bersumber dari perintah-perintah resmi, sehingga komunikasi
formal mempunyai sanksi resmi. saluran media komunikasi yang
dipergunakan bermacam-macam, yaitu perintah (lisan maupun
tertulis), laporan, rapat, konferensi, saran, keluhan, surat tugas,
dsb.
b. Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi dalam
suatu organsasi tetapi tidak direncanakan dan tidak ditemukan
dalam struktur organsasi. Komunikasi informasi bersifat tidak
resmi dan terjaid melalui informasi dari mulut ke mulut sehingga
di dalamnya terdapat keterangan-keterangan yang tidak resmi
dan kurang obyektif kebenarannya. Saluran media komuniaksi
yang dipergunakan biasanya melalui rantai kerumunan (cluster
chain).
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:
Bernard Kutner. Elements and Problems of Democratic Leadership dalam
Alvin W.Gouldner, Studies in Leadership. Russel & Russel, Inc.
New York. 1965.

Drs. Ig. Wursanto. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Andi Offset. Yogyakarta.


2001

Franklin S.Haiman, Ph.D. Group Leadership and Democratic Action,


Houghton Miftin Company, Cambridge Massachusetts, 1951.

Kondalkar, V.G. 2007. “Organizational Behaviour”. New Delhi: New Age


Internationa

Kusdi. 2010. Budaya Organisasi: Teori, Penelitian, dan Praktik. Jakarta:


Salemba Empat

Liliweri, A. (2004). Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: Penerbit


Mandar Maju.

Mulyana, Deddy. 2008. “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Pace, R. Wayne, Faulers, Don F. 1994. Organizational Communication 3rd


Ed. NewJersey: Prentice-Hall, Inc.

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. 2007.


Jakarta : Rajawali Press.

Tom D.Daniels, et.al (1997). Perspective on Organizational


Communication. Boston: McGraw Hill.
Referensi Jurnal:
Furqon, Chairul. 2013. “Hakikat Komunikasi Organisasi”

Mukherjee, Sumitava. 2013. “What Is An Organization?”

Refernsi Online:
Anonim, “Prinsip manajemen”, Diakses melalui situs
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen pada pukul 20.05,
Rabu, 25 Desember.

Achmadi, Indra. 2012. Kinerja Organisasi. Diakses melalui situs


http://indraachmadi.blogspot.com/2012/04/kinerja-
organisasi.html, pada tanggal 24 Desember 2013 pukul 15.15
WIB.

Paradigma dalam Teori Organisasi dan Implikasinya Pada Komunikasi


Organisasi”
https://www.academia.edu/3411614/Paradigma_Dalam_Teori_
Organisasi_dan_Implikasinya_Pada_Komunikasi_Organisasi
pada pukul 20.10, Rabu, 25 Desember.

Anda mungkin juga menyukai