Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah Komunikasi Organisasi

Review Materi
Dosen Pengampu Windhiadi Yoga Sembada, S.I.Kom., M.Si

Lokal D
Sekar Kusuma Rani - 1710411183

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Komunikasi
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 1


Pendahuluan ............................................................................................................................................. 2
Isi .................................................................................................................................................................. 4
Kesimpulan .............................................................................................................................................. 22
Daftar Pustaka......................................................................................................................................... 23

1
Pendahuluan

Komunikasi adalah instrumen yang akan selalu manusia lakukan. Setiap harinya kita
selalu bertukar pesan atau informasi, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun ketika kita
tergabung dalam sebuah organisasi. Dalam instansi/perusahaan yang di dalamnya terdapat
struktur organisasi, komunikasi merupakan alat yang berfungsi sebagai penghubung serta
dorongan motivasi antar anggota. Sehingga sebuah organisasi dapat berjalan sesuai apa yang
diinginkan pendiri atau pimpinannya. Proses komunikasi yang efektif merupakan syarat
terjalinnya kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. Selain tujuan organisasi dan
motivasi, komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur utama dalam
berlangsungnya hubungan antar anggota organisasi.

Komunikasi Organisasi hadir untuk mempelajari lebih lanjut tentang pola, struktur, proses
dan teori komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi. Organisasi adalahs tuktur yang
kompleks, di dalamnya banyak sekali bagian-bagian yang memilik tugas masing-masing.
Sehingga komunikasi yang efektiflah yang akan menajdi penolong agar tidak terjadi miss
communication.

Contoh-contoh organisasi yang sangat dekat dalam kehidupan kita adalah Rukun
Tetangga, Rukun Warga. Dalam dunia kampus kita mengenalnya dengan HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan
lain sebagainya.

Dalam organisasi-organisasi yang sudah disebutkan di atas dalam pelaksanaannya


mereka memili apa yang kita sebut dengan struktur. Di struktur mualai dari Ketua hingga Staff
memiliki tugas masing-masing yang memiliki tujuan yang sama. Dalam prakteknya, menjalankan
suatu tujuan yang sama dengan banyaknya isi kepala yang berbeda sangatlah sulit. Di dalam
komunkasi organisasi ini kita akan mempelajari bagian-bagian mana yang nantinya akan bisa
membantu semua orang yang di dalam organisasi tersebut bersama-sama melangkah untuk
mencapai tujuannya.

Dalam komunikasi organisasi selain mempelajari pengertian dari 2 unit, yaitu Komunikasi
dan Organisasi. Komunikasi Organisasi juga mempelajari tentang karakteristik, tujuan, teori
klasik, teori modern dan lain sebagainya. Di review kali ini kita akan membahas tentang Definisi
Komunikasi Organisasi, Teori Klasik, dan Teori Modern.

2
Salah satu kasus yang bisa kita jadikan contoh adalah bangkrutnya perusahaan Retail
Eropa SEARS. Dikutip dari berita Kompas.com SEARS mengalami kebangkrutan karena 4 hal
sebagai berikut:

1. Ketidakfokusan terhadap inti bisnis


Sears mencoba merambah ke dunia Real Estate yang sangat tidak ada korelasi antara
bisnis ritel yang bertahun-tahun menjadikan mereka dipuja-puja.
2. Merestrukturisasi operasi kepada orang yang kurang berpengalaman di ritel.
Sears memberikan tanggung jawab kepada orang yang salah. Sears memberikan
mandat kepada orang-orang yang minim pengalaman dalam bidang ritel.
Faktor kedua ini sangat erat kaitannya dengan komunikasi organisasi.
3. Gagal berinovasi
4. Mengabaikan kesejahteraan pegawai.
SEARS menyia-nyiakan sumber daya perusahaan yang membuang banyak uang
untuk hal buruk, dan mereka mengabaikan kebutuhan karyawan, hal inilah yang
menjadi factor terbesar SEARS gulung tikar.

Pada faktor terakhir ini juga sangat erat kaitannya dengan komunikasi organisasi. Terdapat
teori-teori dalam kominikasi organisasi yang menjelaskan begaimana seharusnya pimpinan
perusahaan memanusiakan pegawainya. Oleh karena itu komunikasi organisasi menjadi hal
yang penting dalam keberlangsungan sebuah instansi atau perusahaan. Agar kedepannya, baik
pimpinan maupun pegawai dapat berjalan bersama-sama menuju tujuan perusahaan dengan
tidak ada saling merasa dirugikan atau hanya salah satu saja yang diuntungkan.

Berita lengkap: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/16/124400026/dari-dipuja-


hingga-tak-berharga-sears-bangkrut-karena-4-kesalahan-ini.

3
Isi
Definisi Komunikasi

Karena komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, maka
komunikasi juga merupakan hal penting dalam berorganisasi. Komunikasi yang baik akan
membuat jalannya sebuah organisasi menjadi lebih lancar dan komunikasi yang efektif
juga merupakan bagian yang penting dalam sebuah organisasi. Berikut ini beberapa
pandangan dari para ahli tentang definisi komunikasi.
Brent D Rubben memberikan definisi mengenai komunikasi manusia sebagai berikut:
Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui individu dalam hubungannya, dalam
kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. (Arni
Muhammad, 2011:3-4)
Dari definisi yang Rubben kemukakan, dalam proses komunikasi memiliki hubungan yang
sangat erat antara satu individu dengan yang lainnya dan mempunyai beberapa tahap
untuk tetap saling melakukan hubungan satu sama lain. Dari definisi komunikasi yang
Rubben kemukakan juga dapat kita katakan bahwa komunikasi memiliki hubungan dua
arah, antara si pengirim pesan dengan si penerima pesan.

Selain Rubben, Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai berikut;


Communication is the process to modify the behavior of other individuals yang artinya
Komunikasi adalah proses mengubah perilaku individu. Dari definisi ini, Hovland
menunjukan bahwa komunikasi juga bukan hanya sekedar pertukaran pesan tetapi juga
merambah ke perubahan perilaku yang nantinya akan berujung pada opini publik.

Jadi dari definisi Rubben dan Hovland, pendapat dari Barry Cushway dapat kita jadikan
kesimpulan. Karena Cushway menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi
sebagai pembentuk organisasi climate yakni iklim organisasi yang menggambarkan
suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang
yang bekerja dalam organisasi (Panuju, 2001:2).

Selain Rubben dan Hovland mari kita lihat proses komunikasi dari hasil penelitian Harold
Lasswell melalui tulisannya yang bertajuk The Structure and Function of Comunication in
Society (1948).

4
Menurut Lasswell komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan yang dilakukan
oleh seseorang yang disebut komunikator kepada komunikan melalui suatu yang akan
menimbulkan efek. Efek yang dimaksud Lasswell bisa berupa perubahan tangkah laku,
sikap, maupun opini.

Definisi Organisasi

Seperti yang sudah dijelaskan pada Pendahluan, Organisasi sangatlah dekat dengan
kehidupan kita sehari-hari. Di lingkungan rumah, sekolah, kampus, dan di tempat kita
bekerja pasti ada sebuah organisasi yang mengurusi beberapa hal dengan pembagian
tugas yang berbeda-beda pada masing-masing jabatan yang diemban.
Organisasi merupakan wadah kegiatan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama.
Maka saat mereka berusaha mencapai tujuan tersebut akan ada pertukaran pesan satu
sama lain atau kita sebut sebagai komunikasi. Selain itu juga pasti akan ada perubahan
perilaku satu sama lain antar anggota karena menyesuaikan diri dengan tujuan
organisasi.

Schein mendefinisikan organisasi sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah


orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui
hierarki otoritas dan tanggungjawab. . (Arni Muhammad, 2011:24)

Selain Schein, Louis A. Allen mendefinisikan Organisasi sebagai proses penentuan dan
pengelompokkan pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan melimpahkan
wewenang dan tanggung jawab dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang
bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan. (Hasibuan, 2005: 24)

Selanjutnya Koontz dan O’Donnel mendefinisikan Organisasi adalah pembinaan


hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang terstruktural,
baik secara vertikal, maupun secara horizontal di antara posisi-posisi yang telah diserahi
tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi organisasi

5
adalah hubungan struktural yang mengikat perusahaan dan kerangka dasar tempat
individu-individu berusaha, dikoordinasi. (Hasibuan, 2005: 25)

Dari tiga definisi di atas dapat kita ambil beberapa kata kunci dari sebuah organisasi, yaitu;
Tujuan bersama, pembagian pekerjaan, wewenang, otoritas dan tanggung jawab.
Jadi jika ditarik kesimpulan Organisasi adalah keseluruhan dari suatu kegiatan yang saling
ketergantungan satu sama lain tetapi memiliki tanggung jawab masing-masing untuk
mencapai tujuan yang sama dengan saling berkoordinasi.

Komunikasi Organisasi

Setelah membahas definisi komunikasi dan organisasi, akan lebih mudah untuk
mendefinisikan Komunikasi Organisasi. Jadi komunikasi organisasi itu sendiri adalah
komunikasi (pertukaran pesan maupun perubahan tingkaj laku) antar manusia di dalam
sebuah organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan berkoordinasi untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan bersama. Fokus dari komunikasi organisasi itu
sendiri adalah anggota organisasi. Perspektif ini dapat kita bagi menajadi dua, yaitu
objektif dan subjektif.
Dalam perspektif objektif, komunikasi organisasi dipandang sebagai alat penerapan
atau mengkonstruksi organisasi yang membuat anggota organisasi saling beradaptasi
dengan lingkungan organisasi mereka.
Dalam perspektif subjektif, komunikasi organisasi lebih berfokus pada penciptaan
makna satu sama lain. Maksudnya adalah berfokus pada bagaimana seorang anggota
organisasi memaknai sebuah peristiwa atau pesan yang diberikan anggota lainnya.
Dengan kata lain perspektif subjektif berfokus pada bagaimana sebenarnya anggota
organisasi berperilaku akan bergantung pada informasi atau peristiwa yang mereka
dapatkan atau alami.

Jika kita kaitkan dengan kasus SEARS yang sudah disinggung pada Bab Pendahuluan,
faktor pertama yang menyebabkan mereka gulung tikar adalah ketidakfokusan SEARS
pada inti bisnis mereka yaitu RITEL, mereka merambah ke dunia Real Estate. Sudah
disebutkan di atas bahwa Organisasi memiliki satu tujuan yang sama, ketika SEARS ini
merambah ke dunia Real Estate berarti tujuan bersama instansi tersebut telah berubah
bahkan melenceng. Hal ini menjadikan SEARS mengalami guncangan, terlebih saingan
mereka seperti Wal-Mart melihat keguncangan SEARS sebagai peluang.

6
Komunikasi Organisasi memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah:
a. Komunikasi organisasi terjadi di dalam suatu sistem terbuka yang kompleks
yang dipengaruhi oleh lingkungan internal (budaya) dan eksternal.
b. Komunikasi organisasi melibatkan pesan-pesan dan arusnya, tujuan, arah,
dan media yang digunakan.
c. Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dengan sikap, perasaan,
hubungan, dan kemampuan-kemampuannya.

Selanjutnya satu pertanyaan pun muncul, mengapa komunikasi di dalam organisasi itu
sangat penting? Pertanyaan ini telah dijawab oleh salah satu ahli bernama Scott dan T.
R. Mitchell dalam bukunya menyebutkan beberapa fungsi komunikasi organisasi, yaitu;

a. Kendali, kontrol dan pengawasan


b. Motivasi untuk para anggota organisasi
c. Penungkapan emosional
d. Pertukaran informasi.

Kemudian dalam komunikasi organisasi juga terdapat aliran komunikasi, di kutip dari
jurnal berjudul Komunikasi Organisasi Pada Dinas Perijinan Kota Yogyakarta Untuk
Meningkatkan Pelayanan oleh Krisna Mulawarman, M.Sn Yeni Rosilawati, MM Dosen
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

a. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau organisasi ke
tingkat yang lebih bawah. Pola itu digunakan oleh pimpinan kelompok dan manajer
untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan
kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja (Robbins, 2007 : 394).
b. Komunikasi ke atas Komunikasi ke atas mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan
balik ke atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran dan
menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi (Robbins, 2007 : 394).
c. Komunikasi Horizontal Ketika komunikasi terjadi di antara anggota kelompok
kerja yang sama, di antara anggota kelompok kerja pada tingkat yang sama, di
antara manajer pada tingkat yang sama, atau di antara setiap personel yang
secara horizontal disebut komunikasi horizontal (Robbins, 2007 : 395)

7
Studi komunikasi organisasi dapat memberikan landasan kuat bagi manajemen,
pengembangan sumber daya manusia, dan komunikasi perusahaan, serta tugas-tugas
yang melibatkan manusia dalam organisasi. (Pace & Faules, 2001: 25)

8
Perspektif Teori Klasik

Sebelum membahas lebih lanjut tentang masing-masing teori klasik atau pendekatan klasik, kita
bahas terlebih dahulu apa itu yang disebut teori. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
teori adalah;

1. pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan
argumentasi; 2. penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta
berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi; 3. asas dan hukum umum yang
menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan.

Jadi suatu pernyataan bisa dikatakan sebuah teori apabila sudah diteliti dan mendapatkan
kesimpulan yang didukung oleh data dan argumentasi yang membuat suatu teori itu benar
adanya. Sebuah teori dapat memudahkan kita saat melihat suatu fenomena. Cara berpikir kita
akan langsung tersambung oleh suatu teori apabila kita sudah mengerti tentang teori tersebut.

Teori komunikasi organisasi hadir setelah beberapa ahli meneliti tentang bagaimana sebenarnya
sebuah organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana sebuah organisasi dapat
memengaruhi perilaku para anggotanya bahkan aspek lain di sekitarnya.

Teori klasik atau biasa disebut juga sebagai teori tradisional pertama muncul ke permukaan sejak
tahun 1800. Disebut sebagai teori tradisional karena teori ini lebih menjelaskan tentang konsep-
konsep komunikasi organisasi pada era kuno. Era kuno ini terjadi pada masa revolusi industri
dimana Amerika dan Eropa beralih dari sestem Agraris ke sistem Industrial. Jadi fokusnya lebih
menjelaskan tentang tugas-tugas anggota dalam sebuah organisasinya. Sehingga dalam teori ini
sangat menitikberatkan pada spesialisasi dan sentralisasi dimana sebuah perintah dan
pembagian tugas sangatlah penting. Perspektif teori komunikasi organisasi klasik ini memiliki ide
utama yang menyebutkan bahwa sistem pembagian tugas dalam organisasi disamakan dengan
mesin. Asumsi dasarnya adalah anggota organisasi merupakan bagian dari sebuah mesin besar,
mesin besar tersebut adalah organisasi itu sendiri.

Terdapat tiga teori utama dalam masa tradisional ini. Pertama, Teori Manajemen Klasik dari Henri
Fayol, Kedua, Teori Birokrasi dari Max Weber, dan Teori Manajemen Ilmiah dari Fredrick Taylor.

Pada Teori Manajemen Klasik atau sering juga disebut sebagai Teori Administrasi, Henri Fayol
memberikan 5 elemen penting dalam sebuah manajemen yang sekarang kita kenal dengan
POCCC. Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Contorlling.

9
• Planning disini maksudnya adalah penentuan tujuan atau goals dari suatu organisasi.
• Organizing maksudnya adalah pengaturan antara Sumber Daya Manusia, Sumber
Daya Alam dan Sumber daya modal mencukupi satu sama lain agar saling
berkesinambungan.
• Commanding maksudnya adalah seorang manajer mengatur pegawai sesuai dengan
tugasnya agar terlaksananya goals dari sebuah perusahaan.
• Coordinating fungsi manajemen dalam melakukan berbagai kegiatan dalam satu
waktu, sehingga waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan menjadi lebih efektif
dan efesien.
• Controlling fungsi terakhir ini adalah untuk pengawasan segala aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan oleh unit-unit organisasi. Hal ini juga digunakan untuk melihat
apakah segala jenis kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang telah di tentukan sejak
awal (planning)

Selanjutnya adalah Teori Birokrasi dari Max Weber. Teori yang dicanangkan Weber ini kurang
lebih dipengaruhi oleh ideologi sosialis. Weber mengembangkan idenya tentang birokrasi setelah
memperhatikan korupsi yang terjadi dan perilaku-perilaku tidak beretika daris seorang pemimpin.
Jadi dalam teori ini Weber menyatakan bahwa organisasi yang berjalan lancar menuju tujuannya
adalah organisasi yang memiliki sistem birokrasi yang baik.

Teori Birokrasi ini sangat berbeda dari teori yang dikemukakan oleh Fayol, dalam Teori Birokrasi
ini Weber memberikan 7 karakteristik organisasi yang memiliki sistem atau birokrasi yang baik,
diantaranya adalah:

• Spesialisasi dan pembagian divisi antar pegawai


• Memiliki peraturan dan prosedur yang jelas mencakup kewajiban dan hak pegawai/atasan
• Hirarki kewenangan yang dirumuskan dengan baik
• Hubungan antarpribadai yang ‘impersonal’
• Spesifikasi pekerjaan yang jelas
• Pegawai ditempatkan sesuai dengan kemampuannya
• Komunikasi Formal

Selain karakteristik tentang birokrasi, Weber juga menekankan Teori Birokrasi ini pada ‘function
of authority’ atau fungsi otoritas. Hal ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Otoritas Tradisional

10
Otoritas tradisional atau biasa ada yang menyebutnya juga sebagai legitimate
authority menjelaskan tentang otoritas yang dimiliki seseorang karena turunan
dari keluarga terdahulu. Walaupun peraturan-peraturan yang dimilik oleh
pemimpin baru ini tidak sesuai dengan anggota organisasi mereka akan tetap
mematuhinya biasanya karena loyalitas. Otoritas Tradisional ini contohnya
adalah kerajaan-kerajaan Indonesia zaman dahulu, perusahaan-perusahaan
swasta yang mewariskan perusahaannya pada anaknya, atau yang masih bisa
kita lihat sekarang adalah Kerajaan Inggris. Anak dari Ratu Elizabeth yaitu
Pangeran Charles otomatis akan menjadi Raja Inggris di kemudian hari.
2) Otoritas Karismatik
Otoritas ini sangat berbeda dari otoritas tradisional. Kika tradisional didapat
secara turun menurut, Otoritas Karismatik didapat karena karakter pemimpin
itu sendiri memiliki mutu yang sangat luar biasa sehingga memiliki karismatik.
Karena mereka lllllmenjadi pemimpin karena diri mereka sendiri, maka para
pemegang otoritas karismatik ini mempunyai bawahan yang memiliki loyalitas
sangat tinggi. Contohnya adalah Soekarno.
3) Otoritas Legal – Rasional
Otoritas ini didapat melalui proses birokrasi yang sekarang dapat kita lihat.
Otoritas legal rasional ini sangat dekat dengan kehidupan kita saat ini. Mereka
mendapatkan otoritas ini seteah melalui serangkaian seleksi, menaati
peraturan dsb. Contohnya adalah pemilihan anggota dewan atau presiden
yang akan kita hadapi di April 2019 nanti.

Selanjutnya adalah Teori Manajemen Ilmiah dari Taylor. Teori ini menjelaskan tentang
penerapan metode ilmiah pada studi dan pemecahan masalah komunikasi organisasi. Selain
itu Taylor juga menyatakan bahwa pengamatan ilmiah, analisis dan intervensi harus dilakukan
untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

Teori Hubungan Antar Manusia (Human Relations Theory)

Pada teori klasik yang sudah dijelaskan sebelumnya, baik Fayor, Weber dan Taylor menekankan
pada titik dimana seorang individu disamakan seperti mesin. Teori tradisional hanya meneliti
bagaimana caranya agar individu-individu yang berada pada sebuah perusahaan atau organisasi
dan membuat produktivitas dan efesiensi perusahaan menjadi meningkat. Namun dari ketiga teori
itu yang sudah diterapkan, ternyata efesiensi maupun produktivitas para pegawai tidak
mengalami peningkatan.

11
Ternyata teori tradisional mengesampingkan hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ternyata
para pegawai atau anggota organisasi membutuhkan sebuah penghargaan dan interaksi antar
pegawai atau antar anggota.

Tokoh yang mencanangkan pendekatan Human Relations ini adalah Elton Mayo. Elton Mayo
melakukan sebuah penelitian yang dikenal sebagai Hawthorne Effect. Awalnya Mayo ingin
meneliti tentang bagaimana pengaruh tingkat pencahayaan terhadap produktivitas individu di
sebuah perusahaan. Hipotesis penelitian ini awalnya adalah apabila cahaya lampu di ruangan
pegawai tinggi, maka produktivitas mereka juga akan meningkat, dan apabila pencahayaan
dikurangi maka produktivitasnya juga akan berkurang. Penelitian ini dibuat oleh suatu
perusahaan lampu, mereka ingin membuat public percaya bahwa penerangan sangatlah penting
untuk produktivitas. Tapi ternyata hasilnya adalah, berapapun tingkat pencahayaan yang
diberikan, tingkat produktivitas mereka ternyata meningkat. Elton dan timnya pun mengambil
kesimpulan bahwa ternyata tingkat pencahayaan tidak memengaruhi produktivitas seorang
individu.

Kemudian penelitian in mulai mencari lagi apa yang sebenarnya memengaruhi produktivitas
seorang individu. Mereka melalui perjalanan yang panjang sampai akhirnya menemukan sebuah
hasil bahwa ternyata yang memengaruhi produktivitas seorang pegawai adalah hubungan antar
pegawai dan hubungan pegawai dengan menejernya.

Teori Sumber Daya Manusia (Human Resource Theory)

Jika pada teori hubungan antar manusia menekankan pada hubungan antarpribadi yang lebih
personal, pada teori sumber daya manusia hal itu disempurnakan dengan menambahkan bahwa
individu itu sendiri memiliki sebuah keputusan dan motivasi. Selanjutnya kita akan membahas
beberapa teori yang menyangkut kedua hal tersebut; Pengambilan Keputusan dan Motivasi.

12
Teori Motivasi

Abraham Maslow – Hirarki Kebutuhan (Hierarchy of Needs).

Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A Theory of Human Motivation, dikemukakan oleh
Abraham Maslow tahun 1943 menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu
jamak yaitu meliputi kebutuhan biologis dan psikologis berupa materiil dan non materiil.
(Hasibuan, H. Malayu S.P., 2007: 104).

Dalam teori kebutuhan Maslow, ketika kebutuhan dasar sudah terpenuhi maka kebutuhan
berikutnya menjadi dominan. Dari sudut motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun
tidak ada kebutuhan yang benar-benar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah
dipenuhi tidak lagi memotivasi. (Robbins dan Timoty, 2009: 224).

Maslow menggabarkan kebutuhan manusia di sebuah piramida. Pada piramida terbawah


dituliskan bahwa kebutuhan fisiologis seorang individu adalah hal paling dasar yang harus
dipenuhi. Kebutuhan fisiologis ini merupakan kebutuhan utama individu untuk mempertahankan
hidupnya, berupa sandang, pangan, papan seperti makan, minum, rumah, tidur, dan lain
sebagainyaa.

Kemudian Kedua adalah Safety atau rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi
keamanan secara fisik dan psikologis. Keamanan dalam arti fisik mencakup keamanan di tempat
pekerjaan dan keamanan dari dan ke tempat pekerjaan. Kemanan fisik ini seperti keamanan dan
perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja dengan memberikan asuransi dan penerapan
prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), serta penyediaan transportasi bagi karyawan.
Sedangkan keamanan yang bersifat psikologis juga penting mendapat perhatian. Keamanan dari
segi psikologis ini seperti perlakuan yang manusiawi dan adil, jaminan akan kelangsungan

13
pekerjaannya, jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak ada lagi, dan lain sebagainya.
(Siagian, Sondang P., 2012: 150-151)

Setelah kebutuhan akan fisiologi dan rasa aman terpenuhi, kebutuhan selanjutnya adalah cinta,
afeksi, dan rasa saling memiliki. Maslow yakin bahwa jika individu yang bekerja pada sebuah
perusahaan merasa dicintai oleh lingkunannya dan mendapatkan banyak afeksi maka
produktivitas dalam bekerja juga akan meningkat dengan sendirinya. Oleh karena itu sangat
penting bagi sebuah perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang kohesif seperti ini untuk
para pegawainya.

Kemudian yang keempat adalah Penghargaan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan dan keinginan
untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas faktor kemampuan dan
keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang. (Sunyoto, Danang, 2013: 3) Maslow
membagi kebutuhan akan rasa harga diri/penghargaan ke dalam dua sub, yakni penghormatan
dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Sub pertama mencakup hasrat dari individu
untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi,
kemandirian, dan kebebasan. Kesemuanya mengimplikasikan bahwa individu ingin dan perlu
mengetahui bahawa dirinya mampu menyelesaikan segenap tugas atau tantangan dalam
hidupnya. Sub yang kedua mencakup antara lain prestasi. Dalam hal ini individu butuh
penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya. Penghargaan ini dapat berupa pujian,
pengakuan, piagam, tanda jasa, hadiah, kompensasi, insentif, prestise (wibawa), status, reputasi,
dls. (Koeswara, E., 1995: 228-229)

Dan terakhir adalah Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) Aktualisasi diri
merupakan hierarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualiasasi diri berkaitan dengan
proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. (Sunyoto, Danang,
2013: 3). Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh para pimpinan perusahaan dengan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, memberikan otonomi untuk berkreasi, memberikan
pekerjaan yang menantang, dan lain sebagainya.

Frederick Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory


Frederick Hezberg membagi faktor seseorang untuk bekerja menjadi dua, yaitu motivation dan
hygiene atau bisa kita sebut juga dengan motivasi dan kesehatan. Menurut Frederick ada
faktor-faktor yang membuat seseorang puas dalam pekerjaannya namun ada juga faktor yang
membuatnya tidak merasa puas. Sebenarnya teori ini sangatlah erat kaitannya dengan teori
Maslow tentang hirarki kebutuhan.

14
Pertama Hygiene Factor atau faktor kesehatan. Faktor ini tidak mengarah pada kepuasan
positif untuk jangka panjang. Tapi apabila faktor ini tidak ada atau tidak dipenuhi, amka faktor
motivasi untuk bekerja sudah pasti tidak akan muncul dan hilang. Hygiene factors (faktor
kesehatan) adalah gambaran kebutuhan fisiologis individu yang diharapkan untuk
dipenuhi. Hygiene factors (faktor kesehatan) meliputi gaji, privasi ata kehidupan sendiri, , kondisi
kerja, jaminan kerja seperti asuransi keselamatan, hubungan antar pribadi antara pegawai atau
dengan atasan, kebijaksanaan dalam berbagai hal termasuk pengaturan cuti dan lain
sebagainya.

Kedua adalah Motivation Factor atau faktor motivasi. Faktor ini akan muncul dengan
sendirinya ketika Hygiene factor telah terpenuhi. Faktor motivasi harus menghasilkan kepuasan
positif. Karyawan hanya menemukan faktor-faktor yang berharga pada motivation factors (faktor
pemuas). Para motivator melambangkan kebutuhan psikologis yang dirasakan sebagai manfaat
tambahan. Faktor motivasi dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan
dari atasan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan meliputi
promosi jabatan atau ucapan selamat ketika menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik.

Jadi jika kita sambungkan dengan teori Maslow, Hygiene factor berada pada piramida pertama
sampai kedua, yaitu fisiologis dan rasa aman. Sedangkan Motivation Factors berada pada
piramida ketiga sampai yang paling atas.

Pengambilan Keputusan
Teori X dan Y

Teori milik Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan yang nyata mengenai manusia,
yakni: pandangan pertama pada dasarnya negatif disebut Teori X, dan yang lain pada dasarnya
positif disebut Teori Y.

Teori X (Negatif) Teori Y (Positif)


Pegawai pada dasarnya tidak menyukai Pegawai menganggap kerja sebagai hal yang
pekerjaan menyenangkan, seperti halnya istirahat atau
bermain.

Karena tidak menyukai pekerjaan, mereka Pegawai menganggap kerja sebagai hal yang
harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam menyenangkan, seperti halnya istirahat atau
dengan hukuman untuk mencapai tujuan bermain.

15
Pegawai akan menghindari tanggung jawab Pegawai akan bersedia belajar untuk
dan mencari perintah formal bilamana menerima, bahkan belajar lebih bertanggung
mungkin. jawab.
Sebagian pegawai menempatkan keamanan Pegawai mampu membuat berbagai
di atas semua faktor lain yang terkait keputusan inovatif yang diedarkan keseluruh
pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang
menduduki posisi manajemen.

Teori Pengambilan Keputusan Partisipatif dari Linkert

Teori milik Linkert ini menjelaskan tentang bagaimana sistem yang dipilih oleh seorang supervisor
atau menejer dalam pengambilan keputusan sangatlah penting, karena ini mencerminkan sikap
kepemimpinan mereka . Linkert membaginya menjadi 4 sistem .

Pertama, sistem Otokratif Eksploitif pada sistem ini seorang pemimpin baik itu supervisor atau
manajer membuat sebuah keputusan tentang tugas yang akan diberikan kepada bawahannya
hanya berdasarkan dirinya sendiri. Cenderung lebih kaku dan hanya bisa menyuruh-nyuruh
bawahannya. Sistem tipe ini sangat otoriter, pemimpinnya mempunyai kepercayaan yang rendah
terhadap bawahannya. Motivasi yang diberikan untuk bawahan melalui ancaman atau hukuman.

Kedua, Sistem Otokratis Paternalistik sebenarnya pada sistem ini memiliki kesamaan dalam
hal menentukan perintah-perintah terhadap bawahannya. Namun sistem ini memperbolehkan
bawahannya memberikan komentar atas perintah-perintah yang diberikan. Pimpinan
mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu. Pemimpin memperhatikan segala ide yang
diberikan oleh bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan
keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.

Ketiga Sistem Konsultatif, pada sistem ini, Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dan
memberikan perintah kepada bawahan setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
Bawahan dapat membuat keputusan – keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan
tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.

Keempat Sistem Partisipatif. Sistem partisipatif adalah sistem yang paling ideal menurut Likert
tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Karena dalam sistem keempat ini tujuan
dan keputusan yang akan diambil dibuat bersama-sama dengan kelompok. Untuk hal

16
memotivasi bawahan, pimpinan tidak hanya menggunakan reward yang memiliki nilai tertantu.
Tetapi menggunakan penhargaan-pengahrgaan yang lebih personal dan menyentuh sehingga
pada bawahan menimbulkan rasa dibutuhkan oleh perusahaan. Mereka pun akan cenderung
memilih keputusan yang menguntungkan perusahaan. Komunikasi terjadi secara dua arah, dan
pimpinan memberikan kepercayaan penuh terhadap bawahan.

Rethinking Organization

Organisasi adalah sebuah system yang bersifat objektif yang keberadaannya independent,
asumsi itu muncul karena organisasi memiliki realitas.

Tiga Keputusan tentang Teori (Three Decisions about Theory)

1. Ontologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang keberadaan.


2. Epistemologi adalah mengenai filosofi tentang bagaimana segala sesuatu diketahui.
3. Aksiologi adalah apa yang kita yakini perlu diketahui, keputusan yang melibatkan
penilaian nilai atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai teori mengenai nilai. Akologi
adalah teori mengenai nilai yang membahas hubungan kegunaan dari pengetahuan
yang di dapatkan.

17
Pendekatan-pendekatan Organisasi

1. Post positivst approach

Para ahli teori post-positive percaya bahwa organisasi mengendalikan apa yang dilakukan orang-
orangnya dan pola pikir individu tidak penting karena mereka dipaksa untuk memilih tindakan
yang paling efektif dalam organisasi; dengan demikian, untuk mengetahui suatu organisasi itu
cukup untuk mengamati perilaku agregatnya.

2. Critical Approach
Ahli teori kritis percaya bahwa struktur organisasi memiliki realitas yang pasti, tetapi
mereka melihat struktur ini berasal dari proses sosio-historis yang beroperasi di luar
organisasi.

18
3. Post Modern Approach
Postmodern Approach adalah pendekatan sosial atau terapi yang bertujuan untuk
menciptakan sebuah konteks dimana konseli dapat menciptakan cerita baru yang
menyoroti wujud kebiasaan mereka (Corey, 2009).

Rethinking Communication

Komunikasi dapat digambarkan melalui tiga model utama yaitu; model linear, model
interaksional, dan model transaksional— dapat digambarkan sebagai berikut:

19
Model Linear

Claude Shanon membuat model matematika untuk komunikasi manusia secara linear. Pada
model komunikasi ini terdapat gangguan (noise) yang bisa berupa fisik, fisiologis, semantik dan
psikologis.

Satu dekade kemudian David Berlo mengadaptasi konsep tersebut menjadi SMCR (Source,
Message, Channel, Receiver). Model ini lebih fleksibel karena memfasilitasi pada
pengaplikasiannya pada percakapan langsung, tertulis dan komunikasi elektronik.

Model Interaksional

Menurut Schramm (1997) model komunikasi interaksional menggambarkan komunikasi


sebagai proses dimana partisipan komunikasi saling bertukar posisi sebagai pengirim pesan dan
penerima pesan, serta membentuk makna bersama dengan cara mengirim dan menerima umpan
balik dalam konteks fisik dan psikologis. Tidak seperti model komunikasi linear, dalam model
komunikasi interaksional terdapat unsur umpan balik yang membuat proses komunikasi menjadi
lebih interaktif karena berlangsung secara dua arah.

Model Transaksional

Pada model ini pesan dan umpan balik (feedback) bertukaran pada waktu yang sama antara
komunikator karena mereka terlibat dalam sebuah “transaksi” yang mengakibatkan bidang
pengalaman menjadi tumpang tindih. Sebuah pandangan yang lebih besar tentang bagaimana
fungsi komunikasi bisa menolong untuk menjadi lebih baik dalam mengerti bagaimana individu di
dalam komunikasi organisasi.

Selain model, disiplin ilmu komunikasi juga memiliki banyak sekali teori. Tetapi Robert Craig
membaginya menjadi tujuh tradisi yang mengelompokkan teori-teori tersebut. Teori yang banyak
tersebut dapan dikelompok kan berdasarkan jenisnya.

1. Tradisi Sibenertika awalnya berasal dari teori sistem yang berpresepsi bahwa ada
suatu hubungan yang saling bergantung dalam komponen yang terdapat pada sistem.
Sistem dapat didefinisikan sebagai sets of interacting components that together form
something more than the sum of the parts (seperangkat komponen yang saling
berinteraksi yang secara bersama-sama membentuk suatu yang lebih dari sekedar
kumpulan dari bagian-bagian itu).
2. Tradisi fenomenologi adalah disaat seseorang memperoleh makna dengan merasakan
atau melihat langsung sebuah fenomena tertentu.

20
3. Tradisi Sosiopsikologis. Tradisi ini berasal dari asumsi bahwa terjadi kesepakatan
dengan seluruh lapisan masyarakat yang percaya bahwa komunikasi menjadi diri sendiri.
Kita mungkin melihat diri sendiri sebagai individu yang berbeda (khas); apa yang kita
pikirkan, itulah diri kita. Pelajaran utama dari pandangan sosiopsikologis adalah makna
komunikasi dalam pikiran setiap individu. Para eksekutif perusahaan bertindak dengan
tujuan mempromosikan loyalitas karyawan dengan harapan mempengaruhi niat bekerja
dan ketika niat tersebut sudah muncul akan menjadikan kita menjadi lebih baik atau
kurang yang dapat dilihat dari psikologis manusia.
4. Teori Sosiokultural bagi ahli teori sosiopsikologis, makna komunikasi berada pada setiap
individu. Bagi ahli teori sosiokultural, makna komunikasi muncul dari interaksi ketika orang
terlibat dalam suatu kegiatan dan terkonstruksi secara sosial menganggap bahwa yang
mereka lakukan adalah hal yang benar. Ahli teori sosiokultural dalam komunikasi
organisasi, tertarik pada bagaimana budaya organisasi muncul ketika anggota mereka
berkomunikasi satu sama lain. Budaya organisasi dipertahankan tidak hanya melalui
acara-acara publik tetapi juga dalam percakapan biasa ketika karyawan berbicara secara
spontan.
5. Tradisi Semiotik Pepatah lama mengatakan,"Di mana ada asap, ada api“, menangkap
esensi dari tradisi semiotik dalam teori komunikasi. Semiotika adalah studi tentang signs
atau tanda-tanda yang menggambarkan suatu hal. Adapun tanda-tanda dalam bentuk
yang lain adalah simbol. Simbol yang paling umum dijumpai adalah kata-kata.
6. Tradisi Kritis berpendapat bahwa Loyalitas Karyawan menjadi satu-satunya nilai yang
diakui dan pantas mendapatkan penghargaan tahunan. Namun, keputusan tetap dibuat
oleh pemegang kekuasaan di organisasi.
7. Tradisi Retorika. Retorika berarti seni berbicara atau keterampilan berbicara, yakni ilmu
yang mempelajari cara mengatur kata-kata supaya timbul kesan menarik bagi pihak lain.

21
Kesimpulan

22
Daftar Pustaka

Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Remaja Rosda Karya,
Bandung.
Muhammad, Arni. 2011. Komunikasi Organisasi.Bumi Aksara. Jakarta.
Hasibuan, Malayu, S.P. 2005. Organisasi dan motivasi, dasar peningkatan produktivitas,
Bumi Pusaka. Jakarta
Mulawarman, Krisna. Yeni Rosilawati. 2010. Komunikasi Organisasi Pada Dinas Perijinan Kota
Yogyakarta Untuk Meningkatkan Pelayanan. Yogyakarta.
Pace, R Wayne & Don F. Faules. 2001. Komunikasi Organisasi: strategi meningkatkan kinerja
perusahaan. Terjemahan: Deddy Mulyana, MA., Ph.D. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Siagian, Sondang P., 2012, Teori Motivasi dan Aplikasinya, PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Koeswara, E., 1995, Motivasi: Teori dan Penelitiannya. Angkasa. Bandung.
Sunyoto, Danang, 2010, Uji Khi Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian. Graha Ilmu. Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai