SKRIPSI
ADE SORAYA
150904031
Public Relations
2019
SKRIPSI
ADE SORAYA
150904031
Public Relations
2019
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini seluruh sumber yang dikutip
maupun dirujuk telah dicantumkan dengan benar. Apabila dikemudian hari
terbukti lain atau tidak seperti saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara
hukum.
Ade Soraya
NIM. 150904031
Beserta perangat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini, Universitas sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan tugas akhir Saya selama tetap mencantumkan nama Saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Medan
Yang Menyatakan,
Ade Soraya
ii
Majelis Penguji
Penguji : (.................................)
Ditetapkan di : Medan
iv
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara beserta jajarannya.
2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara sekaligus Dosen Pembimbing peneliti. Terimakasih atas waktu,
tenaga dan sumbangsih pemikiran serta masukan yang telah diberikan
dengan sabar untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
vi
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Apabila
terdapat kesalahan/kekhilafan dalam bentuk kata, bahasa penyampaian, dan teknik
vii
Peneliti
Ade Soraya
NIM. 150904007
viii
ix
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
3.3.2 Sampel.......................................................................................... 34
xi
5.2 Saran....................................................................................................... 82
xii
xiii
4.27 Pendapat Tentang Orang Yang Membuat Instastory Setiap Hari ..................69
4.28 Pendapat Tentang Orag Yang Memposting Foto Secara Rutin .......................70
4.30 Fitur Explore Pada Instagram Terhadap Minat Mencari Tempat Wisata .......72
xiv
xv
PENDAHULUAN
waktu yang relatif cepat, serta dengan cara penggunaannya. Berdasarkan data di
Departemen Komunikasi dan Informasi (DEPKOMINFO) (2013, hlm. 1) dapat
diketahui bahwa Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut,
95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.
Data yang diambil dari data Kementrian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia tahun 2014, dalam riset kominfo dan UNICEF mengenai
“Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet” diketahui bahwa
penggunakan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam
kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia. Studi ini menemukan bahwa 98%
dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa 79,5%
diantaranya adalah pengguna internet (sumber: https://Kominfo.go.id). Remaja
pada masa peralihan anak menjadi dewasa di antara umur 11-21) tahun, pada
umumnya membutuhkan tempat untuk bisa berinteraksi dengan individu lain,
pada umumnya, usia 18 – 21 tahun oleh para ahli psikologi perkembangan masih
digolongkan pada remaja lanjut, Gunarso (2000: 128) menyebutkan istilah remaja
lanjut biasa di sebut juga dengan “pemuda”, yang menunjukkan mereka masih
pada tahapan peralihan dari dunia remaja ke dunia dewasa, peneliti menjadi
tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai penggunaan media sosial
terhadap gaya hidup di kalangan remaja lanjut atau pemuda.
Sekarang ini, remaja merupakan kalangan yang sering menggunakan
media internet khususnya media sosial sebagai sarana untuk mencari informasi,
hiburan maupun berkomunikasi dengan teman di situs jejaring sosial berdasarkan
data yang diperoleh DEPKOMINFO (2012, hlm. 1) dapat diketahui bahwa
semakin banyak pengguna internet merupakan anak muda. Mulai dari usia 15-20
tahun dan 10-14 tahun meningkat signifikan. Media sebagai sarana penunjang
bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan.
Media sosial termasuk kedalam salah satu New media. Istilah New media
sendiri baru muncul pada akhir abad 20 yang dipakai untuk menyebut sebuah
media baru yang menggabungkan media-media konvensional dengan internet.
New media memegang kemungkinan akses secara langsung untuk semua konten
kapanpun kita mau. Perbedaan New media dengan Media Konvensional,
sebenarnya bukan dilihat dari digitalisasi konten media ke bit. Akan tetapi
kehidupan yang dinamis dari isi New media itu sendiri dan hubungan interaktif
dengan konsumen media. Kehidupan yang dinamis ini bergerak, bernapas dan
mengalir kegembiraan secara real time.
Banyaknya teknologi yang bermunculan di era globalisasi ini, seperti
teknologi digital serta berkembang pesatnya teknologi komputer di sepanjang
dekade 1980-an, telah melahirkan new communication technologies atau teknologi
komunikasi baru, atau disebut juga dengan istilah New media. Pemahaman
mengenai New media dalam penelitian ini meminjam pendekatan yang digunakan
Sonia Livington, bahwa istilah “New” disini lebih dipahami sebagai apa yang baru
bagi Mahasiswa, yakni dalam konteks sosial dan kultur, bukan dengan semata-
mata memahaminya hanya sebagai sebuah piranti atau artefak dimana lebih
berkaitan dengan konteks teknologi itu sendiri (Terry Flew, 2005:2). Artinya
defenisi New media disini dapat dibatasi sebagai ide, perasaan, dan pengalaman
yang diperoleh seseorang melalui keterlibatannya dalam medium dan cara
berkomunikasi yang baru, berbeda dan lebih menantang (Peter Ride & Andrew
Dewdney, 2006:4).
Salah satu media sosial yang sangat diminati di kalangan mahasiswa
adalah Instagram. Sebagai media komunikasi yang digandrungi oleh banyak
kalangan muda khususnya mahasiswa, saat ini Instagram memiliki peringkat
tertinggi keempat sebagai salah satu aplikasi yang banyak diunduh di Indonesia
berdasarkan.
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagai foto yang memungkinkan
pengguna menggambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Kegunaan
utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan berbagai
foto-foto kepada pengguna lainnya. Sistem sosial di dalam Instagram adalah
dengan menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut
Instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram
sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari
foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah
satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat
mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang popular atau
tidak. Oleh karena itu para mahasiswa dan anak-anak zaman sekarang berlomba
mengunggah foto sedemikian rupa agar dapat mendapatkan banyak like dan
fotonya juga si pemilik akun tersebut menjadi popular. Dalam membagi foto
tersebut, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di dalam Instagram
saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial lainnya.
Dikutip dari berbagai sumber, pada perkembangan media sosial di
Indonesia saat ini, Instagram menjadi salah satu media sosial popular di tahun
2017. Dengan 19,9 juta pengguna aktif perbulannya Instagram diprediksi masih
akan berkembang di Indonesia. Pengguna Instagram di Indonesia tercatat sebagai
teraktif ke 4 didunia. (sumber: www.ridwandfajar.com). Media sosial intagram
yang pada umunya banyak digunakan oleh mahasiswa, sebagai sarana komunikasi
penyebaran informasi kepada khalayak. Instagram memiliki jangkauan yang luas
untuk melakukan komunikasi secara tidak langsung. Sebuah penelitian
membuktikan bahwa penggunaan smartphone berpengaruh terhadap gaya hidup.
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa rata-rata menggunakan smartphone
dengan frekuensi yang tinggi. Konten yang digunakan biasanya beragam, mulai
dari media sosial, game, video, musik, email, dll. Penggunaan smartphone
berpengaruh terhadap gaya hidup mereka. Menggunakan smartphone agar
mendapatkan pengalaman baru, ingin mendapat respon, dan ingin diakui oleh
lingkungan sekitar (Gifary, 2015:174).
Instagram merupakan aplikasi yang dibuat oleh perusahaan Burbn, Inc.
Yang berdiri pada tahun 2010. Burbn inc merupakan perusahaan teknologi start-
up yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam.
Pada awalnya Burn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam
HTML5 peranti bergerak, namun kedua COD, Kevin Systrom dan Mike Krieger
memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka
mencoba untuk mebuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat
sebuah versi pertama dari Burn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang
belum sempurna. Versi Burn yang sudah final, aplikasi yang sudah dapat
digunakan iPhone yang isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin
Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan memulai
lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian foto,
komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto. Itulah yang
akhirnya menjadi Instagram. (https://wikipedia.org/wiki/Instagram)
Instagram memiliki makna dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata
“insta” berasal dari kata “insta”, seperti kamera Polaroid yang pada masanya lebih
dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-
foto secara intan, seperti Polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata
“gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan
informasi kepada orang lain dengan cepat.
Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan
menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disaampaikan
dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itu Instagram merupakan gabungan kata
dari “instan” dan “telegram” https://wikipedia.org/wiki/Instagram).
Mahasiswa saat ini cendrung menghabiskan waktunya untuk bermain
media sosial salah satunya Instagram, melihat-lihat fashion terkini, tempat
nongkrong favorit terkini, dan lain sebagainya. Mahasiswa tersebut cendrung
berkutat di dunia maya, sehingga tidak menyadari dampak negatif yang
ditimbulkan bagi pergaulan dan kehidupan sosialnya. Seperti yang kita ketahui
perkembangan teknologi pasti menimbulkan dampak negatif, terlebih Instagram
yang banyak digemari remaja pada era ini (Bambang, 2012:5).
Dalam setiap kehidupan kita mungkin sudah mengenal apa yang namanya
gaya hidup. Gaya hidup adalah sesuatu yang selalu ada dan dipraktekkan oleh
manusia disekelilingnya., karena dengan seperti itu akan nampak cara hidup yang
mereka inginkan, sesuai kebutuhan mereka tanpa harus memikirkan orang lain,
asiknya gaya hidup juga bisa dirasakan oleh beberapa kaum remaja yang masih
melihat tren-tren gaya hidup sekarang ataupun masa depan, yang lebih dikenal
dengan yang hidup modern. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan
perkembangan zaman dan teknologi. Instagram merupakan media sosial yang
mendukung untuk melakukan segala aktifitas yang mempengaruhi gaya hidup
bagi penggunanya baik dari berbagai bidang. Sampai saat ini faktor yang sangat
mempengaruhi di dalam sosial media instagram berupa postingan yang menjadi
tolak ukur bagi pengguna untuk memperlihatkan gaya hidupnya baik dari segi
fasion, makan, belanja ataupun kegiatan lainnya yang mendukung gaya hidup
Mahasiswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh
Instagram terhadap gaya hidup Mahasiswa dalam penggunaan media sosial di
Universitas Sumatera Utara. Apakah gaya hidup yang ditimbulkan mengarah pada
gaya hidup positif atau justru mengarah pada gaya hidup negatif yang memiliki
dampak pada penggunanya.
URAIAN TEORITIS
2.1.1 Komunikasi
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Proses Komunikasi
Media
Noise
Feedback Response
media massa atau sumber lainnya (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and
gratifications memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh
gratification atau pemenuhan kebutuhan.
Sumber pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan
dengan non media:
1. Keluarga, teman-
Kebanyakan teman
khalayak: 2. Komunikasi
1. Kognitif interpersonal
Lingkunga
n sosial: 2. Afektif 3. Hobi
Era informasi merupakan sebuah era yang mana media komunikasi telah
menjadi pusat dari hampir semua yang kita lakukan. Alat untuk pengiriman,
transmisi, dan menerima informasi selalu menempati tempat penting dalam
aktivitas manusia. Teknologi komunikasi memiliki dampak luas terhadap
kehidupan pribadi dan profesional, kelompok dan organisasi kita, dan masyarakat
seluruh dunia. Media baru muncul hampir di setiap aspek kegiatan sosial dan
profesional pada saat ini. Dalam industri hiburan berbagai perangkat seperti,
televisi kabel, telekomunikasi, video game, layanan internet, rekaman dan pemutar
ulang, telah sangat memperluas dan memperbanyak tempat rekreasi bagi kita
(Ruben, 2014:214)
Media baru (new media) yang dibahas disini adalah berbagai perangkat
teknologi komunikasi yang berbagai ciri yang sama yang mana selain baru
dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediannya yang luas untuk
penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Rossler (McQuail, 2011: 148)
mengatakan secara umum, media baru telah disambut (termasuk media lama)
dengan ketertarikan yang kuat, positif, dan bahkan pengharapan serta perkiraan
yang bersifat eforia, serta perkiraan yang berlebihan mengenai signifikasi mereka.
Media baru atau new media merupakan media yang menggunakan internet, media
online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat
berfungsi secara privat maupun secara publik (Mondry,2008:13).
Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre
Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas
mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua
pandangan, pertama yaitu pandangan interaksi sosial, yang membedakan media
menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang
world wide web (www) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka,
fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi
pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang
pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan
pada masyarakat. (http://enwikipedia.org)
Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0.
(web two point-oh), dimana sebuah menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area
untuk semua orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja. Semua orang saat ini
dapat langsung mengambil peran dan menaruh apapun ke dalam internet.
Perkembangan web 2.0 sebagai platform telah mengubah sifat interaktivitas di
web dan membuka alam semesta bagi pengguna media.
Internet adalah salah satu bentuk dari media baru ( new media). Internet
dinilai sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan kedepannya.
Internet memiliki kemampuan untuk mengkode, menyimpan, memanipulasi dan
menerima pesan. Internet merupakan sebuah media dengan segala
karakteristiknya. Internet memilki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan,
isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh
sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung
secara intensional dan beroprasi berdasarkan protokol yang terhubung secara
intensional dan beroprasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama.
Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan
dalam operasi internet (McQuail,2009: 28-29).
Fungsi media sosial dapat kita ketahui melalui sebuah kerangka kerja
honeycomb. Pada tahun 2011, jan H. Kietzmann, Kritopher Hermkens, Ian p.
McCarthy dan Bruno S. Silvestre menggambarkan hubungan kerangka kerja
honeycomb sebagai penyajian sebuah kerangka kerja yang mendefinisikan media
sosial dengan menggunakan tujuh kotak bangunan fungsi yaitu identity,
conversations, sharing, presence, relationships, reputation, dan groups.
2.1.5 Instagram
Instagram berasal dari kata “insta” berasal dari kata “instan”. Seperti
kamera Polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto
instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti
Polaroid didalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata
“telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang
lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah
foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin
disampaikan dapat diditerima dengan cepat. Oleh karena itu Instagram
merupakan lakuran dari kata instan dan telegram.
1. Pengikut
Sistem sosial didalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti
akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan
tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang diukur
secara langsung. Minat akan semacam objek, peristiwa atau topik adalah tingkat
kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepadanya.
Opini adalah “jawaban” lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon
terhadap situasi stimulus dimana semacam “pertanyaan” diajukan. Opini
digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti
kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan
peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi memberi ganjaran atau
menghukum dari jalannya tindakan alternatif.
Gaya hidup tersebut akan menentukan perilaku seseorang terhadap
kehidupan. Gaya hidup menggambarkan orang seutuhnya, yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Interaksi dengan lingkungan yang terjalin terus menerus
akan membentuk gaya manusia yang seutuhnya. Berge dan Arthur Asa (1998)
mengatakan bahwa gaya hidup adalah istilah menyeluruh yang meliputi cita rasa
seseorang di dalam fashion, mobil, hiburan dan hal-hal lain. Gaya hidup
mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya hidup remaja dapat diukur melalui
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan bersama teman-temannya, minat-minat
apa saja yang mereka miliki, dan bagaimana opini mereka tentang hal yang
berlangsung.Meskipun rentang usia dari remaja dapat bervariasi terkait dengan
lingkungan budaya dan historinya, kini di Amerikas Serikat dan sebagian besar
budaya lainnya, masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir
pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun (John W. Santrock, 2007; 20).
Gaya hidup merupakan sebagai cara bagaimana seseorang mengkonsumsi
waktu dan uangnya untuk mengaktualisasikan dirinya. Gaya hidup juga dapat
menjadi ajang ekspresi dan adaptasi seseorang terhadap budaya yang tengah
melanda, sehingga tindakannya didasarkan pada pola baru yang dilahirkan akibat
perkembangan zaman. Dalam hal ini, bentuk budaya modern meghadirkan gaya
hidup modern, yang menjadi acuan dalam bersikap maupun bertindak. Termasuk
ketika hadir produk-produk baru dianggap bagian dari bentuk simbolis gaya hidup
masa kini.
Gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari berguna untuk mengenali dan
menjelaskan adanya kompleks identitas dan afiliasi sosial yang lebih luas. Gaya
2. Variabel Terikat
Karakteristik
Responden
- Uang saku
- Status tempat tinggal
- Fakultas
3. Karakteristik Responden
Karakteristik adalah nilai-nilai yang dimiliki boleh seseorang yang dapat
membedakannya dengan orang lain, yang meliputi:
- Jenis kelamin
- Usia
- Uang saku
- Status tempat tinggal
- Fakultas
2.6 Hipotesis
Ho: Tidak ada pengaruh penggunaan media sosial Instagram terhadap Gaya
Hidup Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara.
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daerah Istimewa Aceh juga turut serta pada waktu itu, pada tanggal 20 Agustus
1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh
juta orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Kemudian disusul dengan
berdirinya Fakultas Hukum dan pengetahuan masyarakat (1956), Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956).
Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno meresmikan Universitas
Sumatera Utara menjadi Universitas Negeri yang ketujuh di Indonesia, pada
tanggal 20 November 1975. Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan
dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (BAnda Aceh) yang diresmikan secara
meriah oleh Presiden R.I. kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran
Hewan dan Perternakan (1960) di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU
terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh.
Maka selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961),
Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965),
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (1982) , Sekolah Pasca Sarjana (1992), Fakultas
Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2006), Fakultas Psikologi
(2007), Fakultas Keperawatan (2009), Fakulta Kehutanan (2014).
Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Perubahan status USU dari PTN menjadi BHM merupakan yang kelima di
Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB, dan IPB pada tahun
2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
Dalam perkembangan, beberapa fakultas di lingkungan usu telah menjadi
embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kula
di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakuktas
Kedokteran Hewan dan Perternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul
berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964),
yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang
embrionya adalah fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu,
berdiri Politeknik Negeri Medan (1999) yang semula adalah politeknik USU
(http://www.usu.ac.id/id/sejarah.html)
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Aktif di Universitas Sumatera Utara
NO FAKULTAS JUMLAH
1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 5.487
2. Fakultas Farmasi 1.264
3. Fakultas Hukum 2.863
4. Fakultas Ilmu Budaya 4.621
5. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi 1.711
6. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3.939
7. Fakultas Kedokteran 1.096
8. Fakultas Kedokteran Gigi 1.222
9. Fakultas Keperawatan 750
10. Fakultas Kesehatan Masyarakat 2.094
11. Fakultas Matematika dan Ilmu Penghetahuan Alam 3.268
12. Fakultas Pertanian 1.626
13. Fakultas Psikologi 984
14. Fakultas Teknik 4.959
JUMLAH 36.689
Sumber: http://dirmahasiswa.usu.ac.id/
Jumlah mahasiswa yang tercatat aktif pada tahun 2018 sebanyak 36.689.
suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua
objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan,
dan apabila ada seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya
hubungan tersebut.
Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh
instagram terhadap gaya hidup mahasiswa di Universitas Sumatera Utara. Adapun
cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuesioner yang
disebarkan kepada responden.
Tabel 3.2
Tabel populasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 3.939
Fakultas keperawatan 750
Total 4.689
3.3.2 Sampel
Sugiono (2013:118) menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar,
dan keterbatasan dana, tenaga serta waktu, maka peneliti dapat memakai sampel
yang diambil dari populasi tersebut. Dari data yang diperoleh, maka penelitian
menggunakan rumus taroyamane dengan presisisi 10% dengan tingkat
kepercayaan 90% yaitu sebagai berikut:
( )
Keterangan :
N : populasi
n: sampel
d: presisi (digunakan 10% atau 0
,1)
Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel
sebanyak:
( )
n= 98
Jadi, sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini berjumlah 98 responden.
Keterangan :
n1 : Jumlah jiwa
n: jumlah sampel
N:Jumlah populasi
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih disetiap
fakultas, sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Sampel
Fakultas Populasi Penarikan Jumlah Sampel
Sampel
Fakultas Ilmu 3. 939 84
Sosial dan Ilmu
Politik
Fakultas 750 16
Keperawatan
Total 100
2. Purposive Sampling
Kriyantono (2012: 154) mengatakan purposive sampling adalah teknik
penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel
yang digunakan sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan
tujuan penelitian, kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
∑
( )
Keterangan :
Rs (rho) : Koefisien Kolerasi rank order
1 : Bilangin Konstan
6 : Bilangin osntan
d : Perbedaan antara pasangan jenjang
Keterangan :
T = nilai t hitung
rs = Nilai Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
jika thitung > ttabel , maka hubungannya signifikan
jika thitung < ttabel , maka hubungannya tidak signifikan
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang dijumpai pada saat itu, karena
peneliti tidak membatasi pada stambuk, sehingga memudahkan peneliti dalam
membagikan kuesioner. Peneliti memberikan keterangan seperlunya mengenai isi
dari kuesioner agar tidak membingungkan responden dalam melakukan pengisian.
Hampir keseluruhan mahasiswa bersedia meberikan waktu untuk mengisi
kuesioner, dan tidak mengalami kesulitan pada saat pengisian.
1. Penomoran Kuesioner
2. Editing
3. Coding
4. Inventarisasi Variabel
5. Tabulasi Data
6. Pengujian hipotesa
suku, pendidikan terakhir orang tua, styatus tempat tinggal, dan fakultas untuk
memperjelas karakteristik responden yang dimaksud dapat dijelaskan berikut ini :
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan
13%
85%
Tabel 4.2
0%
25% 32%
43%
Dari data diatas dapat dilihat yang menjadi mayoritas status tempat tinggal
responden adalah tempat tinggal orang tua. Tempat tinggal orang tua yang
merupakan tempat tinggal yang paling dominan menjadi tempat tinggal pada
mahasiswa.
Tabel 4.3
Uang Saku
100%
80%
60%
40%
20%
0%
<Rp. 500.000 Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 >Rp. 1000.000
4.2.1.4 Fakultas
Tabel 4.4
Fakultas
16%
Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik
84% Fakultas keperawatan
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi terbesar yang terpilih
menjadi responden penelitian dari fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Dimana
jumlah mahasiswa fakultas Ilmu Sosial dan Politik sebanyak 84 responden
(83,7%), dan Fakultas Keperawatan sebanyak 16 responden (16,3%). Peneliti
telah menentukan sebelumnya dalam pemilihan responden dengan menggunakan
rumus teknik penarikan sample, agar memudahkan peneliti dalam menentukan
pembagian kuesioner ke setiap Fakultas.
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Pada tabel 4.9 menunjukkan mengenai frekuensi atau lama waktu respon
menggunakan Instagram. Adapun terdapat sebanyak 18 responden (18,4%)
menyatakan sudah sangat lama atau lebih dari 1 tahun dalam menggunakan
Instagram. Selanjutnya terdapat sebanyak 65 responden (66,3%) menyatakan
sudah lama atau kurang dari satu tahun dalam menggunakan Instagram.
Selebihnya 15 responden (15,3%) menyatakan tidak terlalu lama atau lebih dari 6
bulan dalam menggunakan Instagram. Tidak ada satupun responden yang
menyatakan masih baru dalam menggunakan Instagram. Hal ini berarti bahwa
frekuensi mayoritas responden dalam menggunakan Instagram termasuk kedalam
waktu sudah sangat lama atau lebih dari satu tahun. Sedangkan pada waktu kurang
dari satu tahun menunjukkan hanya sebanyak 15 responden. Selebihnya termasuk
kedalam kategori tidak terlalu lama dalam waktu menggunakan Instagram.
Tabel 4.10
5 jam 56 57,1%
Tabel 4.11
Tabel 4.12
mempengaruhi 63 64,3%
Tabel 4.13
Suka 51 52,0%
Salah satu fungsi media sosial adalah untuk mencari informasi. Begitu
pula dengan Instagram. Dalam mencari informasi, Instagram memberikan
kemudahan pada penggunanya hal ini dapat dilihat dari hasil data penelitian pada
tabel 4,13 diatas bahwa sebanyak 1 responden (1,0%) menyatakan bahwa fitur
share foto pada Instagram sangat disukai oleh responden Instagram memudahkan
responden dalam mencari informasi. 51 orang responden (52,0%) menyatakan
bahwa fitur Instagram di sukai responden dalam fitur Instagram. Selain itu 46
responden (46,9%) menyatakan kurang setuju terhadap fitur share foto yang ada
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Suka 55 56,1 %
Sangat suka - -
Bedasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada tabel 4.16
terdapat sebanyak 55 orang responden (56,1%) menyatakan suka mengakses
konten berita atau informasi. Selain itu 39 orang responden (39,8%) menyatakan
kurang suka mengakses konten berupa berita atau informasi. Selanjutnya 4 orang
responden (4,1%) menyatakan tidak suka mengakses konten berita atau informasi,
dan tidak ada responden menyatakan sangat suka mengakses konten berupa berita
atau informasi. Dari keselurahan respon mayoritas responden menyatakan suka
mengakses berita atau informasi. Hal ini dikarenakan responden dapat mengetahui
pristiwa-pristiwa terkini melalui informasi atau berita yang diakses.
Tabel 4.17
Suka 50 51,0 %
Sangat suka - -
Total 98 100,0 (%)
Tabel 4.18
Kurang suka - -
Suka 54 55,1
Sangat suka - -
Total 98 100,0 (%)
Tabel 4.19
Suka 54 55,1
Sangat suka - -
Total 98 100,0 (%)
Tabel 4.20
mempengaruhi 55 56,1%
Tabel 4.21
mempengaruhi 56 57,1%
Tabel 4.22
mempengaruhi 49 50,0%
Tabel 4.23
mempengaruhi 51 52,0%
Tabel 4.24
setuju 51 52,0%
Tabel 4.25
setuju 55 56,1%
Tabel 4.26
setuju 54 55,1%
Tabel 4.27
setuju 53 54,1%
Tabel 4.28
setuju 49 50,0%
Tabel 4.29
setuju 39 39,8%
sangat setuju - -
Tabel 4.30
terdapat 1 orang yang menyatakan kurang suka mencari explore dan juga
menyatakan bahwa Instagram kurang mempengaruhi responden dalam mencari
tempat wisata/travelling. Tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak
suka dalam emngakses explore dan Instagram tidak mepengaruhi responden
untuk menjadikan Instagram sebagai referensi tempat wisata/travelling.
Tabel 4.31
Instastory dan setuju terhadap pengguna yang membuat Instastory setiap harinya.
Selain itu 25 responden lain menyatakan sangat setuju terhadap pengguna yang
mengunggah isntastory setiap hari. Juga terdapat 3 responden yang menyatakan
kurang suka mengakses Instastory, dan kurang setuju terhadap pengguna yang
sering mengakses Instastory setiap hari. Namun tidak ada satupun responden yang
menyatakan tidak suka dalam mengakses Instastory ataupun tidak setuju terhadap
pengguna Instagram yang mengakses Instastory setiap hari.
Tabel 4.32
Correlations
Totalx Totaly
Spearman's rho Totalx Correlation Coefficient 1,000 ,371**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 98 98
Totaly Correlation Coefficient ,371** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 98 98
Kp = (Rs)2 x 100%
Dari hasil uji hipotesis variabel X dan Y, didapatkan nilai r = 0,371. Maka
dengan menggunakanrumus Kp diatas, diperoleh data sebagi berikut:
Kp = (Rs)2 x 100%
= (0,371)2 x 100%
= 0,137641 x 100%
= 13,7641%
= 14%
4.5 Pembahasan
Setelah peneliti menganalisis data dari 98 responden yang berasal dari Universitas
Sumatera Utara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas
Keperawatan, peneliti melihat hasil dalam penelitian ini menunjukkan bagai mana
penggunaan media sosial Instagram pada Mahasiswa Universitas Sumtera Utara
dapat mempengaruhi gaya hidup mereka. Dari hasil analisis tabel tunggal
sebelumnya menunjukkan mayoritas Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang
menggunakan media sosial Instagram termasuk kedalam kategori pengguna berat
(heavy user), yang mana penggunanya mengakses 5-6 kali dalam sehari
Media sosial dirasakan relatif lebih muda untuk di akses sispa saja dalam
menyampai dan menerima informasi. Melalui media sosial, pola komunikasi tidak
terbatas oleh ruang dan waktu. Responden pada penelitian ini menggunakan
media sosial Instagram dan memiliki pengaruh pada gaya hidup, responden juga
menggunakan untuk memenuhi kebutuhan dan motif penggunaan ysng dimulai
dilingkungan sosial. Menurut effendi (2003:294) mengemukakan terdapat 5
kategorisasi kebutuhan dari pengguna media, yang jika dikaitkan dengan
penelitian ini yaitu penggunaan media sosial, sebagai berikut :
Pada bagaian ini, peneliti membagi indikator menjadi tiga yaitu kegiatan, minat,
dan opini. Berikut masing-masing penjelasan tentang point yang terdapat dalam
gaya hidup pada 98 responden yang berasal dari Universitas Sumatera Utara.
5.1. Kesimpulan
81
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memerlukan watu yang lama, dapat diakses di mana saja, dan dapat melihat
fasion-fasion terbaru, dapat mencari kuliner melalui Instagram yang mana
penggunanya dapat menjadi Instagram seabagai refensi dalam gaya hidup mereka.
5.2. Saran
Buku:
Rahmad, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi: dilengkapi dengan
contoh Analisis Statistic. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Silalahi, UIber, 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2011. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
PT. Pustaka lP3ES Indonesia
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods), Bandung : CV. Alfabeta
Surip. 2011. Teori Komunikasi, Massa Perspektif Teoritis teori Komunikasi.
Medan: UNIMED
Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.
Effendi, Onong Uchjana. 2014. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Mondry, 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor : Ghalia
Indonesia
Ruben, Brent D. & Lea P. Stewart. 2014. Komunikasi dan Perilaku Manusia.
(Ibnu Hamad. Penerjemah) Jakarta : Rajawali Perst
Kriyantono Rachmat. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana
MCQuail, Denis, 2011. Teori komunikasi Massa MCQuail, Edisi 6. (Putri Iva
Izzati. Penerjemah). Jakarta: Salemba Humanika.
Mondry, 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia
Indonesia
Effendi, Onong Uchjana, 2014. Dinamika komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
___________________.. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti
Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Cespur
_______ . 2011. Pengantar komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Nawawi, Hadari (2001). Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM
83
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pres
Butterick, Keith. 2013 . Pengantar Public Relations: Teori dan Peraktik. Jakarta:
Rajawali Pers
Cangara, Hafied. 2012 . Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Jurnal:
Elsa Puji Juwita, Peran Media Sosial Dalam Gaya Hidup Mahasiswa. Jurnal
sosietas, vol. 5, No. 1 SMA PGRI Bandung.
MonAnda, Rizka. 2017 Pengaruh Media Sosial Instagram @ Awkarin Terhadap
Gaya Hidup Hedonis Di Kalangan Followers Remaja, Universitas Riau.
Marla, Dinda. 2018. Mahasiwa dan Instagram Universitas Erlangga Surabaya.
Dellani. Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Konsuftif
Mahasiswa.
Dellani. Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Konsuftif
Mahasiswa.
Amanda, Szasa. 2014. Teori gaya hidup.
https://www.academia.edu/4297262/teorigayahidup.
Azwar, Elfi 2012. “ Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Proses Keputusan Pembelian
Batik di Kota Padang (Studi Pada Konsumen Batik Di Plaza Andalas
Padang). Skripsi. Padang : FE Universitas Andalas.
Apriyanti, Rika. 2005. Pengaruh Majalah Remaja Terhadap Gaya Hidup Remaja
Putri (di Salah Satu SMA Negri di Bandung. Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat).
Dapertemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institute
Pertanian Bogor.
Internet:
https://kominfo.go.id
tempo.co
www.usu.ac.id
http://enwikipedia.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Instagram
http://dirmahasiswa.usu.ac.id
I. KATA PENGANTAR
Dengan hormat,
Adapun salah satu cara untuk mendapat data adalah dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan
saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan
dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti,
(Ade Soraya)
No. Responden
Nama:
………………………………………………………………………..
1. Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
2. Suku :
1. Batak 5. Karo
2. Jawa 6. Tionghua
3. Mandailing 7. Nias
4. Minang 8. Lainnya (sebutkan) ………………….
6. Fakultas :
1. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
2. Fakultas keperawatan
7. Angkatan :
1. 2012 4. 2015 7. 2018
2. 2013 5. 2016
3. 2014 6. 2017
3. Melihat
profile
orang lain
4. Menambah
teman baru
Isi, Konten atau 12. Apakah Anda sering mengakses mengenai berita /
informasi yang hiburan melalui Instagram ?
ada pada media 1. Tidak suka 3. suka
sosial 2. kurang suka 4. Sangat suka
TABEL TUNGGAL
x1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Penting 36 36,7 36,7 36,7
x3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x7.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x7.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x7.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
x15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
y23
Suka 9 34 25 68
Sangat Suka 0 1 0 1
Total 12 53 33 98
y19
Kurang Sangat
Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengaruhi Total
Suka 2 36 29 67
Sangat Suka 0 0 2 2
Total 3 51 44 98
x8 * y22 Crosstabulation
Count
y22
x8 Tidak Mempengaruhi 0 1 0 1
Kurang Mempengaruhi 3 16 4 23
Mempengaruhi 6 33 24 63
Sangat Mempengaruhi 1 4 6 11
Total 10 54 34 98
totalx totaly
**
Spearman's rho totalx Correlation Coefficient 1,000 ,371
N 98 98
**
totaly Correlation Coefficient ,371 1,000
N 98 98