Anda di halaman 1dari 4

Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik karya Santi Indra Astuti

Radio adalalah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan


secara serempak melalui gelombang radio di udara. Di Amerika, tujuan awal mendirikan sta-siun
radio adalah untuk manual pesawat radio sebanyak-banyaknya tapi seiring dengan beragamnya
siaran radio, mata orang terbuka dan radio menjadi media propaganda yang powerful. Radio di
Inggris smenempuh jalur yang agak berbeda. Pendengar tetap membayar pa-jak untuk radio, dan
dananya digunakan utnuk membiayai sebuah radio berorientasi pendidikan dan budaya. Arti
sempit radio, format berarti susunan item program dalam satu satuan waktu. Arti luas radio ,
format bisa berarti susunan program radio secara keseluruhan, yang menjadi semacam penanda
identitas yang terkemas dalam pelbagai program radio. Pada awalnya, radio dimaksudkan
sebagai alat telekomunikasi yang menjalankan fungsi sosial melayani masyarakat, lalu
berkembang sebagai industri media baru saat KDKA didirikan di Pittsburgh tahun 1920. Sistem
radio awalnya terintegrasi. Kini, pasar radio cen-derung berkembang kembali ke bentuk-bentuk
jejaring dan sindikasi. Iklan adalah buah dari inovasi tak disengaja yang memnculkan peluan
gmengeksploitasi aspek ekonomi radio.

Teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis radio sebagai media
komunikasi massa, antara lain:

 Teori seputar dampak, mencakup Teori Peluru, Spiral of Silence Theory, dan Teori
Kultivasi.
 Teori tentang peran, mencakup Teori Difusi Inovasi, Agenda Setting Theory, Uses and
Gratification Theory, Social Responsibility Theory, dan Teori Dependensi Sistem Media.
 Teori kritis, mencakup Teori Wacana kritis dan teori-teori pembingkaian (framing).
 Teori tentang proses dan produk, mencakup Teori Gatekeeping.

Karakteristik Radio :

 Radio dapat membidik khalayak yang spesifik.


 Radio bersifat mobile dan portabe
 Radio bersifat intrusif.
 Radio bersifat fleksibel.
 Radio itu sederhana dalam produksi, pengelolaan (pemasaran dan teknis), dan isi.
 Radio is aural only (voice/words, musik, special effect)
 Radio message are short lived.
 Radio listening is prone to distraction.
 Tidak ada khalayak radio yang betul-betul loyal, hanya ingin isi ringan, dan daya
konsentrasi rendah.

Udang-Undang Penyiaran No. 32/2002 yang berlagu di Indonesia memerinci jenis-jenis lembaga
penyiaran sebagai berikut:

 Lembaga penyiaran publik (pasal 14).


 Lembaga penyiaran swasta (pasal 16).
 Lembaga penyiaran komunitas (pasal 21).
 Lembaga penyiaran berlangganan.

Berikut adalah straegi untuk mengemas pesan melalui radio:

 Ubah semua jenis pesan menjadi pernyataan-pernyataan ringkas.


 Informasi yang panjang disampaikan secara mencicil tap sering.
 Ubah semua jenis pesan menjadi bersifat personal.

Dua jenis program yang kerap muncul di radio adalah wawancara dan forum
diskusi. Wawancara pada hakikatnya adalah proses tanya jawab yang berlangsung di antara dua
o-rang atau lebih, dengan pihak pertama sebagai reporter dan pihak lainnya adalah narasum-ber.
Wawancara selalu dilandasi tujuan dan terfokus pada satu dua tema tertentu. Forum diskusi radio
merupakan bentuk forum pertukaran opini dan gagasan. Gaya berdiskusi bisa formal atau
nonformal, namun selalu memiliki pro dan kontra.
JURNALISME RADIO :
TEORI DAN PRAKTIK KARYA SANTI INDRA ASTUTI

Disusun Oleh :
Mohamad Agung Gelar Pangreksa
3112177004

UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
2017/2018

Anda mungkin juga menyukai