Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

ETIKA PROFESI KOMUNIKASI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Etika Profesi Komunikasi

DISUSUN OLEH :
HAFIDZ NASRULLAH
201710040311052

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
Periklanan adalah satu dari empat barang penting yang digunakan oleh perusahaan untuk
melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat yang ditargetkan. Pada
dasarnya periklanan merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk memenuhi fungsi
pemasaran. Periklanan harus mampu membujuk konsumen supaya berperilaku sedemikian rupa
sesuai dengan strategi pemasaran pada perusahaan untuk mendapatkan penjualan dan laba.
Periklanan juga dipandang sebagai salah satu media yang paling efektif dalam
mengkomunikasikan suatu produk dan jasa. Selain itu juga periklanan dibuat oleh setiap
perusahaan tidak lain agar konsumen tertarik dan berharap tidak akan berpaling dari perusahaan
yang sejenis lainnya, karena itu perusahanan harus menciptakan iklan yang semenarik mungkin.
Periklanan menurut Dewan Periklanan Indonesia (2014 : 20) adalah seluruh proses yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, umpan balik, maupun penakaran dari sesuatu
komunikasi tentang produk dan atau merek. Periklanan merupakan salah satu komponen
penting bauran komunikasi pemasaran sebuah organisasi atau perusahaan.

ETIKA PERIKLANAN

Etika dalam periklanan mengandung arti bahwa pengiklan harus melakukan hanya iklan
yang baik yaitu iklan yang jujur. Dalam artian, iklan yang ditampilkan adalah iklan yang
menampilkan fakta-fakta yang benar, tidak berlebihan, dan tidak ada kebohongan terkait dengan
ide, produk, atau layanan yang diiklankan. Selain itu, ide, produk, layanan atau institusi harus
dinyatakan dengan jelas dalam iklan. Etika dalam periklanan juga mengacu pada hanya ide,
produk, atau layanan yang baik saya yang harus diiklankan kepada konsumen yang tepat. Iklan-
iklan berbagai produk yang dapat merusak atau menyakiti harus dihindari seperti iklan rokok,
iklan minuman keras, dan lain-lain. etis tidaknya iklan dapat ditentukan oleh sejauh mana iklan
dapat merugikan konsumen. Iklan yang merugikan konsumen dapat didefinisikan sebagai
pelanggaran otonomi dengan kontrol atau manipulasi, invasi privasi, dan pelanggaran hak untuk
mengetahui. Teori – teori etika periklanan :
a. Deontologi, deontologi adalah salah satu dari jenis teori normatis mengenai pilihan mana yang
secara moral diperlukan, dilarang, atau diizinkan.
b. Komunitarianisme, komunitarianisme adalah filsafat yang berakar dari Aristotelian dan
Hagelian yang menekankan perlunya menyeimbangkan hak individu dengan kepentingan
komunitas secara keseluruhan.
c. Utilitarianisme, utilitarianisme adalah salah satu teori etika normatif yang didasarkan atas
kemampuan seseorang untuk memprediksi konsekuensi dari sebuah tindakan.

ETIKA PELAYANAN TERHADAP KLIEN

Iklan langsung menyangkut konsumen dan sekaligus menyangkut persoalan penerapan


prinsip kejujuran dan otonomi konsumen, iklan sering dianggap sebagai salah satu tolak ukur
bisnis yang etis atau tidak. Karena kecenderungan yang terlalu besar untuk menarik konsumen
agar membeli barang produksi tertentu dengan memberi kesan dan pesan yang berlebihan tanpa
memperhatikan aspek kejujuran dan otonomi konsumen. penjual dan pembeli memiliki
kepentingan yang hampir sama, dimana penjual menginginkan keuntungan, dan sementara itu
pembeli menginginkan kepuasan. Jika antara penjual dan pembeli memiliki pola pikir yang
sama, maka sebenarnya penjual tidak perlu membungkus iklan dengan hal-hal yang tidak etis.
Secara konkrit, iklan menentukan pula hubungan penawaran dan permintaan antara produsen dan
pembeli, yang pada gilirannya ikut pula menentukan harga barang yang dijual dalam pasar.

ETIKA HUBUNGAN SESAMA PENGIKLAN

 Sesama pengiklan harus menggharagai adanya hak cipta, penggunaan materi yang bukan
milik sendiri, harus atas ijin tertulis dari pemilik atau pemegang merek yang sah. Peniruan, iklan
tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk pesaing sedemikian rupa sehingga dapat
merendahkan produk pesaing, ataupun menyesatkan atau membingungkan khalayak. Peniruan
tersebut meliputi baik ide dasar, konsep atau alur cerita, setting, komposisi musik maupun
eksekusi. Dalam pengertian eksekusi termasuk model, kemasan, bentuk merek, logo, judul atau
subjudul, slogan, komposisi huruf dan gambar, komposisi musik baik melodi maupun lirik, ikon
atau atribut khas lain, dan properti. Iklan tidak boleh meniru ikon atau atribut khas yang telah
lebih dulu digunakan oleh sesuatu iklan produk pesaing dan masih digunakan hingga kurun dua
tahun terakhir.

ETIKA PENGAWASAN AKTIVITAS PERIKLANAN

1.      Kontrol oleh pemerintah


Seperti yang dilakukan oleh Menteri Kesetaraan Inggris pada produk kecantikan yang beredar di
negaranya dimana antara model yang digunakan pada iklan tersebut kurang sesuai dengan wajah
aslinya. Dan di Indonesia sendiri beberapa Undang-Undang telah ditetapkan untuk melindungi
konsumen terhadap beberapa produk yang menyalahi aturan, diantaranya telah terdapat iklan
tentang makanan dan obat yang diawasi oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
(POM) dari Departemen Kesehatan.
2.      Kontrol oleh para pengiklan
Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan adalah pengaturan diri
(self-regulation) oleh dunia periklanan yang biasanya hal tersebut dilakukan dengan menyusun
sebuah kode etik, sejumlah norma dan pedoman yang disetujui oleh profesi periklanan itu
sendiri, khususnya oleh asosiasi biro-biro periklanan.
3.      Kontrol oleh masyarakat
Masyarakat luas tentu harus ikut serta dalam mengawasi mutu etis periklanan. Dalam hal ini
suatu cara yang terbukti membawa banyak hasil dalam menetralisasiefek-efek negatif dari
periklanan adalah mendukung dan menggalakkan lembaga-lembaga konsumen. Selain menjaga
agar periklanan tidak menyalahi batas-batas etika melalui pengontrolan terhadap iklan-iklan
dalam media massa, ada juga cara lebih positif untuk meningkatkan mutu etis dari iklan dengan
memberikan penghargaan kepada iklan yang dinilai paling baik. Penghargaan untuk iklan
tersebut bisa diberikan oleh instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, sebuah
majalah, dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, Pengantar Etika Bisnis, 2000, Kanisius, Yogyakarta
Sony Keraf, Etika Bisnis, Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur, 1993, Kanisius,
Yogyakarta
https://pakarkomunikasi.com/teori-etika-periklanan (diakses pada 19 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai