Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Periklanan (Advertising)

Abdee Pamungkas Kamis, 05 April 2012 21:40 WIBSainsComments Off


Periklanan (Advertising) merupakan suatu bentuk komunikasi dengan tujuan mengajak orang yang
melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu. Promosi pada umumnya
mencakup nama produk atau layanan serta bagaimana produk dan layanan tersebut dapat
memberikan manfaat bagi pembeli dalam rangka untuk mengajak calon pembeli yang memiliki
potensial untuk membeli atau mengkonsumsi produk tertentu.
Kegiatan promosi atau yang biasa disebut dengan Advertising mempunyai tujuan khusus, yaitu untuk
membujuk, mempengaruhi dan menginformasikan serta mengingatkan seorang pengguna
(pelangggan) tentang perusahaan ataupun berbagai produk/jasa yang dimilikinya.
Dalam melakukan periklanan / promosi diketahui ada beberapa karakteristik didalamnya, yakni:
Suatu bentuk komunikasi yang berbayar.
Nonpersonal komunikasi.
Menggunakan media massa sebagai massifikasi pesan.
Menggunakan sponsor yang teridentifikasi.
Bersifat mempersuasi khalayak.
Memiliki tujuan untuk meraih audiens sebanyak-banyaknya.

Periklanan dan marketing

Intinya promosi dilakukan untuk memperkenalkan atau menginformasikan suatu produk/jasa kepada
konsumen, setelah konsumen (pelanggan) mengetahui produk tersebut, diharapkan konsumen dapat
terpengaruh serta terbujuk sehingga beralih ke produk/jasa yang dipromosikan tersebut.

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN


SYARAT PERIKLANAN
A.Definisi Periklanan
Definisi tentang iklan dan periklanan dapat kita temui di hampir
semua kepustakaan iklan, periklanan dan pemasaran. Iklan adalah
segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat
media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan
kepada sebagaian atau seluruh masyarakat. Dari definisi diatas, jelas
terlihata adanya empat unsur yang menentukan atau membentuk
iklan, yaitu :
1. Pemrakarsa
2. Pesan
3. Media
4. Masyarakat

Penjabaran definisi diatas ternyata sejalan dengan Model


Komunikasi SMCR dan Lasswell yang unsur-unsurnya adalah :

Tata Krama
dan Tata
Unsur-unsur Model Model
Cara
Komunikasi SMCRE Lasswell
Periklanan
Indonesia

Pemrakarsa
Komunikator Source Who yang
dikenal

Pesan
Says tentang
Pesan Message
what suatu
produk

Which Disuatu
Media Channel
channel Media

Ditujukan
To
Khalayak Receiver kepada
Whom
masyarakat

Efek Efect With Untuk


what tujuan
effect tertentu

Dengan demikian jelas, bahwa iklan merupakan pula suatu


komunikasi. Ia melibatkan produsen sebagai Komunikator, fisik iklan
itu sendiri sebagai unsure Pesan, media sebagai Saluran dan
khalayak sebagai publik yang ditujunya. Dengan demikian, model
komunikasinya menjadi :

Produsen > Iklan > Media > Khalayak > Sasaran

Para praktisi periklanan Indonesia juga menyatakan sepakat


bahwa, periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi
penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
penyampaian iklan.

B. Tujuan Periklanan

Pada dasarnya tujuan akhir periklanan adalah untuk


merangsanga atau mendorong terjadinya penjualan (sales). Untuk
mencapai tujuan itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Secara
umum tujuan periklanan adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan pengenalan merek / produk / perusahaan
Melalui periklanan khalayak akan mengetahui keberadaan
merk, produk maupuin perusahaan pasar.
2. Memposisikan
Melalui periklanan perusahaan pasar dapat memposisikan
produknya dengan membedakan diri dengan produk pesaing.
3. Mendorong prospek untuk mencoba
Dengan menyampaikan pesan-pesan yang persuasive,
khalayak didorong untuk mencoba menggunakan produk
atau merk yang ditawarkan.
4. Mendukung terjadinya penjualan
Dengan beriklan diharapkan konsumen bertindak untuk
membeli produk
5. Membina loyalitas
Dengan beriklan akan semakin memantapkan keberadaan
pelanggan yang loyal. Artinya perusahaan ingin
menyampaikan bahwa merk dan produk yang pernah
digunakan konsumen masih tetap ada dipasar.
6. Mengumumkan cara baru pemanfaatan
Inovasi atau cara baru pemanfaatan dapat dapat diketahui
khalayak melalui iklan
7. Meningkatkan citra
Dengan iklan akan meningkatkan citra produk, merk maupun
perusahaan.

C. Fungsi dan Peran Periklanan


1. Sumber Informasi
Dengan iklan, dapat membantu masyarakat unruk memilih
altenatif produk yang lebih baik atau yang lebih sesuai
dengan kebutuhannya. Artinya iklan dapat memberikan
informasi yang lebih banyak daripada yang lainnya, baik
tentang produknya, distribusi atau tempat pembeliannya atau
informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi masyarakat.
2. Kegiatan Ekonomi
Periklanan mendorong pertumbuhan perekonomian karena
produsen didorong utnuk tetap memproduksi dan
memperdagangkan produk untuk melengkapi kebutuhan
masyarakat yang terus berkembang.
3. Pembagi Beban Biaya
Periklanan membantu tercipatanya skala ekonomi yang besar
bagi setiap produk, sehingga menurunkan biaya produksi dan
distribusi per unit atas produk tersebut, dan pada akhirnya
memurahkan harga jualnya kepada masyarakat.
4. Sumber Dana Media
Periklanan merupakan salah satu sumber dana media yang
menunjang media untuk tetap eksis. Munculnya banyak
media membuat persaingan semakin ketat.
5. Identitas produsen
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan mengetahui
produsen. Ada perusahaan yang dalam iklannya
memnonjolkan perusahaanya
6. Sarana Kontrol
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat dapat membedakan
produk-produk sah dengan tiruan.

Akan tetapi, selain berperan positif, berbagai pandangan


negative tentang iklan bermunculan, diantaranya adalah :
1. Iklan dianggap merusak tata bahasa yang berlaku
2. Iklan dianggap dapat mendorong orang menjadi matrealistis
3. Iklan dianggap dapat mendorong orang membeli barang yang
tidak diinginkan
4. Iklan dianggap terlalu berlebihan
5. Iklan dianggap menciptakan suatu stereotip

D.Periklanan dan Unsur Promosi

Perikalanan (advertising) adalah salah satu bentuk komunikasi


massa yang bersifat komersil dan non personal dengan tujuan untuk
menimbulkan kegiatan tertentu yang akan memeberi keuntungan bagi
pemasangnya yang berupa peningkatan image atau penjualan suatu
produk. Ada beberapa cirri yang digunakan dalam periklanan yaitu :
a. Mengkomunikasikan tema
Periklanan mengkomunikasikan pesan penjualan
tentang sutu produk dengan suatu tema teertentu pada
khalayak
b. Bersifat jangka panjang
Periklanan memiliki dampak yang tidak langsung dan
dilakukan dalam konteks upaya promosi
c. Membangun citra
Periklanan ditujukan untuk membentuk citra baik
terhadap manfaat suatu produk yang ditawarkan
d. Membedakan diri
Setiap iklan pasti berusaha menunjukan identitas
produk dan produsennya secara tegas, sehbingga
terlihat perbedaan da keunggulannya dibandungkan
dengan produk pesaing
e. Memberi nilai
Iklan memberi nilai anggapan terhadap produk atau
jasa yang ditawarkan sehingga akan muncul persepsi
teretentu dalam diri konsumen terhadap produk
tersebut.

E. Komponen-komponen Perencanaan Periklanan

Perencanaan periklanan harus sejalan dengan perencanaan


marketing (marketing Planning) :
1. Tujuan Periklanan
a) Harus sejalan dengan tujuan pemasaran atau dengan
kata lain tujuan periklanan hanya bisa ditetapkan jika
tujuan pemasaran suatu produk telah ditransformasikan
kedalam tujuan promosi.
b) Dalam tujuan periklanan harus menjabarkan berapa %
tingkat awareness (sadar kenal/ tanggapan) yang
diharapkan terhadap target audience
c) Dalam tujuan promosi biasanya dinyatakan berapa
banyak orang yang diharapkan tahu tentang promosi
yang disampaikan dan pada tingkatan yang bagaimana.
d) Selanjutnya ditetapkan berapa banyak yang harus
menjadi tanggung jawab periklanan dan berapa banyak
dari unsure-unsure promosi lainnya.
e) Bila senadainya aktivitas unsure-unsure promosi lainnya
dianggap tidak diperlukan dengan sendirinya target
audience tersebut harus menjadi tanggung jawab
sepenuhnya periklanan
f) Langkah berikutnya adalah menentukan tingkat
tanggapan yang bagaimana yang diharapkan sehingga
khalayak sasaran bersedia membeli produk yang
diiklankan.
2. Strategi Periklanan
Ada dua syarat utama yang harus dipenuhi :
a. Siapa khalayak sasaran perikalanan
b. Bagaimana membuat khalayak sasaran periklanan
tersebut tahu tentang iklan produk kita sehingga tercapai
yang dinyatakan oleh tujuan periklanan.
3. Program
Dinyatakan dalam bentuk penjabaran strategi peiklanan yang
dikaitkan dengan unsure waktu
4. Anggaran
Dinyatakan dalam bentuk rincian atas kebutuhan untuk
kegiatan-kegiatan periklanan

F. SYARAT IKLAN YANG BAIK

1. Iklan yang Baik Menurut Teori AIDCA

Terdapat beberapa pendapat mengenai iklan yang bagus.


Menurut Kasali (1995: 83:86) iklan yang bagus paling tidak
memenuhi kriteria rumus yang disebut AIDCA. Rumus itu
merupakan singkatan dari dari elemen-elemen:

1. Attention (perhatian)

2. Interest (minat)

3. Desire (kebutuhan)

4. Conviction (keinginan)

5. Action (tindakan)

Dalam elemen Attention, iklan harus mampu menarik


perhatian khalayak sasaran. Untuk itu, iklan membutuhkan
bantuan ukuran, penggunaan warna, tata letak, atau suara-
suara khusus.

Untuk elemen Interest, iklan berurusan dengan bagaimana


konsumen berminat dan memiliki keinginan lebih jauh. Dalam
hal ini konsumen harus dirangsang agar mau membaca,
mendengar, atau menonton pesan-pesan yang disampaikan.
Selain itu, iklan juga harus memiliki komponen Desire, yaitu
mampu menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau
menikmati produk tersebut.

Setelah itu, iklan juga harus mempunyai


elemen Conviction, yang artinya iklan harus mampu
menciptakan kebutuhan calon pembeli. Konsumen mulai goyah
dan emosinya mulai tersentuh untuk membeli produk tersebut.
Akhirnya, elemen Action berusaha membujuk calon pembeli
agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian.
Dalam hal ini dapat digunakan kata beli, ambil, hubungi,
rasakan, bunakan, dan lain-lain.

Namun demikian, dalam era yang serbaover


comunication iklan ini, penulis iklan harus cukup hati-hati.
Banyak kalangan yang merasa alergi melihat iklan. Salah satu di
antaranya karena iklan tersebut membosankan atau terlalu
terkesan memaksa, seperti iklan berikut.

Tje Fuk
Disisi lain kita juga perlu memperhatikan rencana strategi
pemasaran secara umum. Tentu saja target iklan untuk produk
baru, akan sangat berbeda dengan iklan untuk produk yang
sudah lama melekat dalam benak konsumen.

Begitu juga golongan target audienceatau calon konsumen


dan ciri fungsi produk dari iklan -- mempengaruhi pemakaian
kata-kata yang akan dipakai. Bahasa yang dipakai untuk iklan
yang target audience-nya anak-anak tentu berbeda dengan iklan
yang target audience-nya orang dewasa laki-laki .Bahasa yang
dipakai untuk iklan rokok tentu berbeda dengan iklan yang
dipakai untuk iklan obat masuk angin. Untuk iklan obat masuk
angincopywriter dapat menggunakan kata "segeralah minum
obat X", namun untuk iklan rokok kata-kata itu tidak dapat
digunakan. Di sini yang membedakan adalah ciri fungsi iklan.
Obat masuk angin dipakai langsung untuk mengobati penyakit
yang sering diidap oleh masyarakat. Sementara rokok
digunakan konsumen untuk kenikmatan dan gaya hidup.

Oleh karena itu, rumus AIDCA sebagai syarat untuk iklan


yang baik, tidak begitu relevan untuk saat ini. Hakim (2006: 49-
63), menawarkan rumus iklan baik yang disebut dengan SUPER
"A".

2. Iklan Baik: SUPER "A"

Rumus iklan SUPER "A" selain sesuai dengan kondisi


masyarakat saat ini yang over comunication, juga
memperhatikan rencana strategi pemasaran, golongan
konsumen, serta ciri fungsi produk. Rumus SUPER "A"
merupakan singkatan dari elemen-elemen berikut ini.

a. Simple (S)

Simple artinya sederhana. Untuk brandbaru


kesederhanaaan ini dipahami sebagai "dapat dimengerti sekali
lihat". Contohnya Iklan Kit Kat dengan slogannya "ada break
ada Kit Kat." Slogan ini dengan mudah masuk dalam ingatan
kita bahwa Kit Kat adalah makanan ringan untuk waktu istirahat.
b. Unexpected (U)

Unexpected artinya tidak terduga. Di tengah derasnya arus


iklan yang kita lihat setiap harinya, iklan yang baik adalah iklan
yang idenya tidak terduga, di luar bayangan kita sehingga kita
berdecak kagum. Iklan seperti ini akan selalu diingat dan
menjadi the top of mind, paling tidak dalam segmentnya.

c. Persuasive (P)

Persuafif disebut juga dengan daya bujuk, yang berarti


mempunyai kemampuan menyihir orang untuk melakukan
sesuatu. Iklan yang berpersuasif mampu menggerakkan
konsumen untuk mendekatkan diri dengan brand dan tertarik
untuk mencobanya.

Jangan lupa, daya persuasif sebuah iklan harus diarahkan


pada brand. Sasarannya adalah konsumen tertarik
kepada brand dari sebuah produk. Jangan sampai yang menjadi
top of the Mind konsumen adalah iklan, bukanbrand itu sendiri.

Jadi, benarlah adanya bahwa brand adalah hero (Hakim:


2006:57), brand adalah panglima (Dewi, 662005).

d. Entertaining (E)

Pernahkah Anda merasa kesal menonton iklan? Ataukah


Anda merasa seperti dibodohi, dipaksa, dan merasa waktu Anda
sia-sia untuk melihat iklan? Atau sebaliknya, Anda merasa
terhibur ketika melihat sebuah iklan, berdecak melihatnya, dan
ingin melihat lagi gambar atau tayangan iklan tersebut?

Dalam era yang sudah over comunicationdan juga over


iklan ini, pembuat iklan harus kreatif. Jangan sampai pesan
yang kita sampaikan dalam iklan, menjadi tidak tersampaikan
karena konsumen merasa kesal melihat iklan yang ditayangkan.
Lebih lagi, jika kita menginginkan iklan yang kita buat teringat di
benak konsumen.

Iklan yang standar mungkin tidak mengesalkan hati


konsumen, namun iklan itu juga tidak akan tertanam dalam
benak konsumen. Sebaliknya, iklan yang baik akan tertanam di
benak konsumen. Iklan -iklan tersebut mengandung unsur
hiburan.

Iklan yang mempunyai sifat menghibur mampu


memainkan emosi konsumen untuk tertawa, menyanyi, menari,
menangis, atau terharu. Iklan seperti itu mampu mengangkat
simpati konsumen terhadap brand yang diiklankan.

e. Relevevant (R)

Dalam beriklan, kita dituntut untuk kreatif. Penyampaian


iklan tidak harus lugas menunjukkan persuafif agar konsumen
segera menggunakan iklan yang kita tawarkan. Iklan yang
baik harus memnggunakan berbagai gaya berbahasa:
asosiasi, analogi, hiperbola, metafora, dan lain-lain. Atau
dengan kata lain, iklan bolehlah melantur kemana-mana,
dengan syarat harus relevan. Iklan yang baik harus dapat
dipertanggungjawabkan, harus tetap dapat dirasionalisasi,
harus ada hubungan dengan brand dari produk yang kita
iklankan.Iklan harus relevan dgn brand,baik brand positioning,
maupun brand personality. Eksekusi (produksi) dari iklan
harus diperuntukkan untuk brand. Sekali lagibrand adalah
hero, brand adalah panglima. Dan, iklan harus relevan dengan
brand.

f. Acceptable (A)

Unsur acceptable atau penerimaan sangat berkaitan


dengan budaya yang berlaku di masyarakat. Membandingkan
secara langsung produk kompetitor dengan produk yang kita
iklankan, dirasa tidak dapat di terima oleh masyarakat. Begitu
juga dengan iklan yang menampilkan kekerasan.

Iklan yang baik, adalah iklan yang dapat diterima oleh


masyarakat, sesuai dengan nilai budaya setempat. Kode Etik
Periklanan dan Undang-undang tentang perlindungan
konsumen merupakan kesepakatan yang memcerminkan
kepentingan masyarakat. Janganlah iklan melanggarnya.
Meskipun demikian, terdapat beberapa bagian dari
kesepakatan itu yang bersifat grey area, sehingga susah
dijadikan pegangan. Untuk itu, berpeganglah pada hati nurani.
Kita dianugerahi Tuhan sebuah hati nurani yang mampu
menuntun kita untuk menilai apakah iklan yang kita buat,
sesuai atau tidak dengan nilai-nilai budaya di masysrakat.

Tentu kita tetap menginginkan iklan yang kita buat


menjadi the top of the Mind , sekaligus menjadi pendongkrak
penjualan. Untuk itu, iklan yang baik haruslah dapat diterima
oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA :

Muwarni, E.(2004). Dasar-dasar Periklanan. Jakarta : Wacana Jurnal


Ilmiah Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Dr. Moestopo Beragama.

http://agustinpungky.blogspot.com/2010/10/syarat-syarat-iklantujuan-
membuat.html

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/03/belajar-iklan-rumus-
iklan-yang-baik.html

Anda mungkin juga menyukai