Anda di halaman 1dari 15

Marketing Public Relation dan Sosial Marketing

Tugas ini untuk memenuhi mata kuliah: Public Relation

Dosen pengampu: Yolanda Destiana, M.M

Disusun Oleh:

Amirul Mujtahidin (2031083)


Puja Dwi Cahya (2031089)

Sapari (2031092)
Citra Trimulya (2031094)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIQ BANGKA BELITUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Marketing Public
Relation dan Sosial Marketing” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Yolanda Destiana, M.M pada mata
kuliah Public Relation, program studi Perbankan Syariah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Sarang Mandi, 17 Maret 2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi, persaingan di berbagai bidang semakin nyata saja.


Keberhasilan kinerja public relations sebagai item penting organisasi/perusahaan yang
bertugas menciptakan dan mempertahankan nilai/image positif organisasi semakin tinggi.
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan berusaha memarketkan aktivitas public
relations dengan maksimal dan efektif. Public relations (PR) kini telah menjadi alat
komunikasi dengan peran yang lebih besar, bukan hanya dalam membangun citra perusahaan
tapi juga pada citra produk dan merek. Di organisasi berorientasi profit atau perusahaan,
ketika persaingan di dunia usaha makin tajam, manajemen perusahaan terus mencari peluang
dan metode untuk mengkomunikasikan keunggulan brand nya melalui kegiatan promosi yang
persuasif dan mampu meningkatkan kredibilitas produk di mata pelanggannya. Pada saat
dimana praktik promosi pemasaran melalui iklan dan insentif promosi semakin tidak popular
di mata khalayak, muncul kesadaran bahwa salah satu alat promosi yang penting adalah
public relations. Alat ini diyakini sebagai alat promosi yang biayanya lebih murah dan
mampu meningkatkan kredibilitas. Tak bisa dipungkiri, meski public relations masih
mendapatkan jatah jauh lebih kecil dalam anggaran promosi perusahaan, namun perannya
sebagai alat untuk membangun brand makin signifikan. 1

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Marketing Public Relations?


2. Bagaimana peran Marketing Public Relations?
3. Apa Tujuan Marketing Public Relations?
4. Apa saja faktor-faktor penyebab dibutuhkannya strategi Marketing Public Relations?
5. Bagaimana strategi Marketing Public Relations?
6. Apa itu Sosial Marketing?
7. Bagaimana konsep Sosial Marketing dan kebijakannya?
8. Apa saja sifat-sifat dari pemasaran sosial?
9. Bagaimana proses Sosial Marketing?
10. Siapa saja target sasaran produk sosial?

1
Kemal Effandi Gani, Mix Marketing Xtra, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 14-15
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Marketing Public Relations.


2. Untuk mengetahui bagaimana peran Marketing Public Relations.
3. Untuk mengetahui apa tujuan Marketing Public Relations.
4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab dibutuhkannya strategi Marketing
Public Relations.
5. Untuk mengetahui bagaimana strategi Marketing Public Relations.
6. Untuk mengetahui apa itu Sosial Marketing.
7. Untuk mengetahui bagaimana konsep Sosial Marketing dan kebijakannya.
8. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat dari pemasaran sosial.
9. Untuk mengetahui bagaimana proses Sosial Marketing.
10. Untuk mengetahui siapa saja target sasaran produk sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Marketing Public Relations (MPR)
A. Pengertian Marketing Public Relations

Kemunculan marketing public relations sendiri sudah ada sejak 1930-an di Amerika.
Edward Bernays sebagai bapak public relations modern, sukses menciptakan berbagai
program marketing public relations . Di antaranya adalah keberhasilan Bernays mendongkrak
penjualan pisang United Fruit Company dengan mempublikasikan sebuah penelitian yang
membuktikan kemampuan buah pisang dalam membantu memerangi penyakit cystic fibrosis.
Ia menggunakan alat komunikasi yang biasa digunakan oleh public relation, yakni penulisan
artikel dan third-person endorser (dengan menggandeng peneliti) sebagai cara persuasif
mendekatkan produk kepada konsumen.2

Istilah marketing public relations dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris
yang memberikan pengertian sebagai berikut: Marketing public relations is the process of
planning and evaluating programs that encourage purchase and customers satisfying
through credible communication of information and impression that identify companies and
their products with need, concern of customers. Marketing public relations adalah proses
perencanaan dan pengevaluasian program-program yang mendorong pembelian dan kepuasan
pelanggan melalui komunikasi berisi informasi yang dapat dipercaya dan kesan yang
menggambarkan perusahaan dan produk produknya sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Menurut Rosady Ruslan, Marketing Public Relations merupakan proses perencanaan dan
pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian dan kepuasan konsumen
melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang
menghubungkan perusahaaan dan produknya sesuai dengan kebutuhan keinginan, perhatian
dan kepentingan para konsumen.3

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat
erat antara pemasaran dan public relation, public relations adalah bagian dari kegiatan
pemasaran dimana keduanya sama-sama berhubungan dengan publik untuk memperkuat
hubungan baik antara tamu dengan perusahaan sehingga dapat menambah nilai bagi

2
Thomas L. Harris, The Marketer’s Guide To Public Relations, (New York: John Wiley & Sons, Inc
1993), hlm. 13
3
Rosady Ruslan, Marketing Public Relations, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), hlm. 253
perusahaan di mata publik. Marketing public relations merupakan perpaduan pelaksanaan
program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja public relations.

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga strategi penting, yaitu:

1. Pull strategy, public relations memiliki dan harus mengembangkan kekuatan untuk
menarik perhatian publik.
2. Push strategy, public relations memiliki kekuatan untuk mendorong berhasilnya
pemasaran
3. Pass strategy, public relations memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan
menciptakan opini publik yang menguntungkan.
B. Peran Marketing Public Relations

Marketing public relation (MPR) merupakan perpaduan (sinergi) antara pelaksanaan


program dan strategi pemasaran (marketing strategy implementation) dengan aktivitas
program kerja Humas (work program of PR) dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi
mencapai kepuasan konsumennya. Fungsi pemasaran tersebut sebagaimana dijabarkan dalam
bauran pemasaran (marketing mix) yaitu: product, price, place, dan promotion. Berikut ini
beberapa peran marketing public relations yaitu:4

1. Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumennya.
2. Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut.
3. Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif.
4. Menentukan dan memilih target konsumen (target audiens).
5. Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi yang akan diluncurkan, serta
mampu bersaing di market place dan cukup menarik (eyes catching) baik segi
kemasan, maupun kualitas produk yang ditawaran terhadap konsumennya.
6. Komitmen terhadap pelayanan purna jual.
C. Tujuan Marketing Public Relations
Khalayak marketing public relations adalah masyarakat dan konsumen. Menurut
Ruslan (2001: 246), tujuan marketing public relations yaitu:

4
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era
Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), hlm. 75
1. Menumbuh kembangkan citra positif perusahaan (corporate image) terhadap publik
eksternal atau masyarakat luas, demi tercapainya saling pengertian bagi kedua belah
pihak.
2. Membina hubungan positif antar karyawan (employee perusahaan) dan antar
karyawan dengan pimpinan atau sebaliknya, sehingga akan tumbuh corporate culture
yang mengacu kepada disiplin dan motivasi kerja serta profesionalisme tinggi serta
memiliki sense of belonging terhadap perusahaan dengan baik.
3. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
D. Faktor-Faktor Penyebab Dibutuhkannya Strategi Marketing Public Relations
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dibutuhkannya taktik dan strategi marketing
public relations dalam tatanan baru organisasi atau perusahaan, khususnya dalam era
kompetitif dan krisis moneter sekarang ini. Kotler menyebutkan diantara faktor tersebut
sebagai berikut:5
1. Meningkatnya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil
keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat.
2. Persaingan yang ketat dalam promosi dan publikasi, baik melalui media cetak maupun
media elektronik.
3. Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relative pendek
(tidak loyal), karena banyaknya pilihan atau ptoduk yang ditawarkan di pasar.
4. Makin menurunnya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan, karena
pesan dalam iklan yang kini cenderung berlebihan dan membosankan perhatian
konsumennya.
Jadi, perusahaan pemenang adalah yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara
ekonomis dan dengan komunikasi yang efektif. Pada akhirnya pihak perusahaan yang akan
berorientasi kepada kepentingan konsumen sebelumnya harus memperoleh nilai kepercayaan
kepada konsumennya. Dalam praktiknya, PR atau humas dapat berfungsi ganda yaitu disatu
pihak sebagai MPR (Marketing Public Relations), untuk mencapai company goals (tujuan
utama dari perusahaan). Kiat-kiat marketing public relations terdiri dari tiga komponen yang
saling terkait satu sama lain. Pertama, “Marketing PR Plan” yang merupakan inti dasar untuk
mencapai tujuan yang sesuai dengan perencanaannya. Kedua, “Marketing PR Strategy” yaitu

5
Ibid, hlm. 78
sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Ketiga, “Marketing PR Tactics” adalah
sebagai pelaksanaan program untuk tujuan tersebut.6
E. Strategi Marketing Public Relations
Strategi marketing public relations meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan konsumen diantaranya yaitu:7
1) Publikasi
Kegiatan komunikasi untuk menjangkau dan mempengaruhi sasaran mencakup
laporan tahunan, brosur, artikel, audio visual, majalah perusahaan.
2) Peristiwa (event)
Kegiatan menarik khalayak sasaran atas produk atau kegiatan perusahaan lainnya
dengan mengatur suatu peristiwa atau partisipasi dalam acara tertentu seperti seminar,
konferensi, olahraga, peringatan hari jadi, serta pemberian sponsor olahraga dan
budaya yang akan menjangkau masyarakat sasaran.
3) Berita
Kegiatan menemukan dan menciptakan informasi yang mendukung perusahaan
maupun produk.
4) Kegiatan Layanan Publik
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan hubungan baik dengan
masyarakat melalui pemberian sumbangan, aksi sosial.
5) Pidato
Kegiatan memberi ceramah atau mengisi acara pada berbagai jenis kegiatan.
6) Media Identitas
Identitas atau ciri khas perusahaan seperti logo, warna, dan slogan.
2. Sosial Marketing (SM)
A. Pengertian Sosial Marketing
Pemasaran sosial merupakan salah satu bentuk komersial, namun bentuknya sebuah
gagasan dalam rangka mengubah perilaku masyarakat. SM pada dasarnya adalah program
komunikasi persuasi dengan meminjam kacamata analisis, pendekatan serta teknik
commercial marketing untuk bisa mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu perubahan pada
aspek-aspek psikologis. Pemasaran sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku yang
mengkombinasikan elemen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan perubahan sosial
dalam bentuk sebuah kerangka karya perencanaan dan pelaksanaan terintegrasi serta

6
Ibid, hlm. 80-81
7
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Prehalindo, 2000), hlm. 692
memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan keterampilan pemasaran. Pemasaran
sosial pertama kali didefinisikan oleh Kotler dan Zaltman (1971) sebagai:“The design,
implementation and control of programmes calculated to influence the acceptability of social
ideas and involving considerations of product planning, pricing, communications and market
research. They referred to social marketing as simply the application of the principles and
tools of marketing to achieve socially desirable goals, that is, benefits for society as a whole,
rather than for profit or other organisational goals.”8
Jadi, Kotler dan Zaltman menyatakan bahwa tujuan dari pemasaran sosial adalah untuk
memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan bukan untuk kepentingan dan
keuntungan suatu organisasi.
Sosial Marketing (SM) menggunakan secara menyeluruh unsur-unsur commercial
marketing seperti needs dan wants, 4P, STP (segmenting, targeting, positioning) serta
berbagai teknik riset yang biasa digunakan.
Elemen-elemen pemasaran sosial menurut Kotler sebagai berikut:
1) Personnel adalah pihak yang ingin menjual dan menyampaikan produk sosial pada
sasaran.
2) Presentation bahwa seorang sosial marketer perlu menunjukkan secara lengkap dan
jelas langkah-langkah yang harus diambil oleh target sasaran agar mereka dengan
mudah bisa mendapatkan produk sosial yang ditawarkan.
3) Process bahwa sosial marketer perlu menunjukkan secara lengkap dan jelas langkah-
langkah yang harus diambil oleh target sasaran agar mereka dengan mudah bisa
mendapatkan produk sosial yang ditawarkan.
SM setidaknya menambahkan menambahkan empat elemen penting yang
tidak ditemui dalam pendekatan social communication. Empat elemen itu adalah:9
Pertama, marketing research digunakan untuk mengetahui lebih detail tentang pasar
dan efektifitas dari pendekatan pemasaran yang mungkin dilakukan. Kampanye iklan
sosial yang lakukan tanpa riset pemasaran yang dilakukan secara detail dan hati-hati
hanya merupakan pemborosan dana besar-besaran.
Kedua, product development. Sebagai antisipasi atas masalah yang timbul dalam
mengajak orang-orang misalnya untuk berhenti merokok, para praktisi periklanan
sosial bahkan social communicator menggunakan daya tarik kesehatan, keuntungan

8
Philip Kotler, dkk, Social Marketing, (California: Sage Publication Inc, 2002), hlm. 6
9
Abndreasen, “Alternative Growth Opportunities for Contraceptive Social Marketing Programs”,
Journal of Health Care Marketing, Vol. 8, No. 2, 1998, hlm. 22
finansial (penghematan) bila berhenti (merokok) atau hal lain yang bisa dikaitkan.
Namun pelaku SM, melangkah lebih lanjut untuk mempertimbangkan merancang
sebuah produk yang mungkin diproduksi, misalnya buku panduan berhenti merokok
yang dirancang oleh dokter atau bahkan rokok rendah nikotin. Dengan kata lain,
apabila mungkin, pelaku SM tidak akan terpaku dengan produk yang telah ada dan
mencoba untuk menjualnya (sales approach) namun lebih dari itu, mencari
kemungkinan produk terbaik untuk memenuhi kebutuhan (marketing approach).
Ketiga, pemberian insentif. Para praktisi sosial communication menitikberatkan pada
perancangan pesan yang mendramatisir keuntungan atau kerugian suatu perilaku yang
dikampanyekan. Sedangkan praktisi SM melangkah lebih lanjut dengan merancang
juga pemberian insentif tertentu untuk meningkatkan motivasi. Sebagai contoh, dalam
program pemberian imunisasi, mayarakat yang mendatangi titik-titik pelayanan akan
dibagikan sebuah cindera mata untuk anak sebagai penarik minat. Cara ini identik
dengan cara-cara yang dipakai dalam aktivitas sales promotion.
Keempat, penyediaan fasilitas. Waktu dan tenaga merupakan investasi yang penting
bagi setiap orang yang berusaha mengubah perilakunya, oleh karena itu praktisi SM
mempertimbangkan cara membuat hal itu semakin mudah. Sebagai contoh, sebuah
kelas program bebas rokok harus mudah dijangkau, nyaman dan dipandu secara
profesional. Perancang program SM harus selalu memahami bahwa perancang
layanan yang merupakan tindak lanjut dari efek pesan yang disampaikan lewat
komunikasi massa sangatlah penting.
B. Konsep Sosial Marketing dan Kebijakannya
Konsep sosial marketing awal mulanya diciptakan oleh Kotler dan Zaltman, 1971. Sosial
marketing dapat diasosiasikan dengan “pemasaran non-profit” disebut demikian karena lebih
menerapkan konsep pemasaran yang diutamakan berorientasi pada tujuan dan bukan pada
keuntungan. Beberapa kegiatan terkait sosial marketing diantaranya kegiatan pemasaran
organisasi publik, nirbala atau non-komersial, seperti fasilitas administrasi publik, rumah
sakit, layanan sosial, atau fasilitas perawatan. 10
1. Kebijakan Produk
Tujuan sosial marketing bukan untuk menghasilkan keuntungan tapi untuk mencapai
tujuan dan kesuksesan sosial. Sosial marketing klasik mengacu pada prinsip dan
sarana pemasaran untuk lembaga atau perusahaan nirbala. Tujuan ebuah iklan sosial

10
Hestanto, “Konsep Social Marketing dan Kebijakannya”, (Malang: UPT Polinema, 2021), hlm. 10
marketing misalnya, memasarkan perilaku seperti tidak merokok. Perilaku ini
menggambarkan produk dan manfaat dasarnya adalah pengurangan jangka panjang
risiko kesehatan.
2. Kebijakan Harga
Harga dalam sosial marketing biasanya bukan merupakan hadiah uang, tapi
ketidaknyamanan atau usaha seseorang harus dilakukan untuk mewujudkan
perubahan perilaku yang diinginkan. Misalnya rasa sakit, mengatasi rasa malu dan
cemas saat pemeriksaan skrining, atau mengubah pola makan dan kebiasaan
seseorang untuk menurunkan berat badan.
3. Kebijakan Komunikasi
Agar sukses dibidang sosial marketing, informasi dan strategi persuasif harus
dikembangkan yang mengenalkan produk dan membuatnya terkesan diminati. Pesan
yang ingin disampaikan sekaligus pilihan yang tepat dari saluran penjualan sangat
penting. Ini termasuk internet, majalah atau pameran.
Sosial marketing saat ini, banyak perusahaan berorientasi keuntungan besar semakin
mengintegrasikan faktor sosial ke dalam kegiatan pemasaran mereka. Metode sosial
marketing digunakan untuk menumbuhkan identitas korporat mereka atau menyampaikan
pesan sosial. Artinya, pertumbuhan penjualan jangka pendek bukanlah fokus perhatian.
Contohnya adalah perusahaan di sektor otomotif yang mengiklankan keramahan lingkungan
mobil mereka. Meskipun demikian, bentuk pemasaran ini hanya dapat dikelompokkan
sebagai sosial marketing klasik, karena hal ini masih dimaksudkan untuk menghasilkan
kesuksesan ekonomi melalui pengelolaan merek dan citra jangka panjang.
C. Sifat-Sifat dari Pemasaran Sosial
Ada beberapa sifat dari pemasaran sosial, yaitu:11
1) Mengubah perilaku, pemasaran sosial menggarisbawahi pada kegiatan
perubahan perilaku kelompok orang, bukan hanya perubahan dalam
pengetahuan atau sikapnya. Hal ini mirip dengan pemasaran komersial
dimana berfokus pada orang-orang yang membeli barang dan jasa mereka
serta memahami bahwa kesadaran akan produk tidak cukup untuk membuat
terjadinya penjualan. Dalam pemasaran sosial, agen perubahan biasanya
menginginkan khalayak sasaran untuk melakukan salah satu dari empat hal:

11
Innez Irma dan Dessy Kania, “Pengaruh Komunikasi Pemasaran Sosial Terhadap Brand Awareness
Ombudsman Republik Indonesia”, Jurnal: Ilmu Komunikasi, Vol. 4, No. 1, 2014, hlm. 30
a) menerima pelaku baru, b) menolak perilaku potensial, c) memodifikasi
perilaku saat ini, atau d) meninggalkan perilaku lama.
2) Perubahan Perilaku, biasanya bersifat sukarela. Inti dari pendekatan
pemasaran sosial adalah untuk mencapai tingkat pemahaman dan empati
target pasar untuk menemukan motivasi dan keuntungan pribadi untuk
terhubung ke perubahan perilaku atas penawaran produk.
3) Menggunakan prinsip dan teknik pemasaran, prinsip pemasaran yang paling
dasar adalah menerapkan orientasi konsumen untuk menciptakan produk
dengan memahami apa yang konsumen ketahui, percaya, dan lakukan. Produk
tersebut diposisikan untuk menarik motivasi target pasar, misalnya
meningkatkan kesehatan mereka, melindungi lingkungan, atau untuk
berkontribusi pada masyarakat.
4) Memilih dan mempengaruhi target pasar, pemasar tahu bahwa pasar adalah
suatu populasi yang beragam, masing-masing memiliki aspirasi, keinginan,
dan kebutuhan yang berbeda. Prioritas “segmen” dipilih dan ditargetkan
berdasarkan karakteristik konsumen tersebut.
5) Penerima manfaat adalah individu, kelompok, atau masyarakat secara
keseluruhan. Penerima utama dari program pemasaran sosial adalah individu
melalui peningkatan kesehatan dan kualitas hidupnya, sedangkan manfaat
bagi masyarakat yaitu menjadi sehat dan tercipta penduduk yang lebih
produktif.
D. Proses Sosial Marketing
 Terapkan SWOT (Strenght Weakness Opportunity Threat) pada analisa kondisi awal
 Pilih kelompok sasaran yang perilakunya hendak diubah
 Tetapkan perubahan perilaku yang diinginkan
 Identifikasi manfaat atau hambatan dalam mengubah perilaku
 Terapkan strategi sosial marketing yang beranekaragam untuk mengelakkan hambatan
dan mengejar manfaat
 Perubahan perilaku memakan waktu sehingga strategi sosial marketing harus
diusahakan secara gigih dalam waktu lama dengan indikator prestasi yang terukur.
Publik selama ini lebih diwakili oleh sekelompok orang dalam aksi demo misalnya.
E. Target Sasaran Produk Sosial
Unsur utama yang harus diperhatikan dalam merancang strategi PR Campaign dalam
pemasaran yang berkaitan dengan suatu ide sosial dan produk-produk sosial lainnya yang
dapat menentukan kelompok masyarakat yang menjadi target sasaran, yaitu:
1. Karakteristik sosio demografi
2. Profil psikologis
3. Karakteristik perilaku masyarakat
4. Konsep pemasaran kemasyarakatan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Marketing public relations adalah proses perencanaan dan pengevaluasian program-


program yang mendorong pembelian dan kepuasan pelanggan melalui komunikasi berisi
informasi yang dapat dipercaya dan kesan yang menggambarkan perusahaan dan produk
produknya sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga strategi penting, yaitu:

1. Pull strategy, public relations memiliki dan harus mengembangkan kekuatan untuk
menarik perhatian publik.
2. Push strategy, public relations memiliki kekuatan untuk mendorong berhasilnya
pemasaran
3. Pass strategy, public relations memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan
menciptakan opini publik yang menguntungkan.

Pemasaran sosial (Sosial Marketing) adalah strategi untuk mengubah perilaku yang
mengkombinasikan elemen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan perubahan sosial
dalam bentuk sebuah kerangka karya perencanaan dan pelaksanaan terintegrasi serta
memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan keterampilan pemasaran.

Ada beberapa sifat dari pemasaran sosial, yaitu:


1) Mengubah perilaku,
2) Perubahan Perilaku,
3) Menggunakan prinsip dan teknik pemasaran,
4) Memilih dan mempengaruhi target pasar,
5) Penerima manfaat adalah individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Abndreasen, “Alternative Growth Opportunities for Contraceptive Social Marketing
Programs”, Journal of Health Care Marketing, Vol. 8, No. 2, 1998, hlm. 22
Hestanto, “Konsep Social Marketing dan Kebijakannya”, (Malang: UPT Polinema, 2021)
Innez Irma dan Dessy Kania, “Pengaruh Komunikasi Pemasaran Sosial Terhadap Brand
Awareness Ombudsman Republik Indonesia”, Jurnal: Ilmu Komunikasi, Vol. 4, No. 1, 2014
Kemal Effandi Gani, Mix Marketing Xtra, (Jakarta: Erlangga, 2007)
Thomas L. Harris, The Marketer’s Guide To Public Relations, (New York: John Wiley &
Sons, Inc 1993)

Philip Kotler, dkk, Social Marketing, (California: Sage Publication Inc, 2002)

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Prehalindo, 2000)

Rosady Ruslan, Marketing Public Relations, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002)


Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public Relation 2.0 Teori dan Praktik Public Relations
di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011)

Anda mungkin juga menyukai