Anda di halaman 1dari 16

PASAR DANA PINJAMAN

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ekonomi Makro”

Dosen Pengampu :
Zaenal Abidin. S.E., M.Si.

Disusun Oleh : Kelompok II

Ainun 200303034
Sahria Nur 200303049
Miftahul Akhyar 200303030
Hildayanti 200303092

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AKADEMIK 2022

i
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الر حمن الرحيم‬

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,kepada keluarga dan
para sahabatnya.
Penulis mengucapkan banyak rasa syukur karena masih diberi nikmat
sehat baik sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pasar Dana Pinjaman” guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca maupun penyusun materi sendiri sehingga dapat
menambah wawasan dalam pencarian informasi yang berkaitan dengan
bagaimana yang dimaksud dari pasar dana pinjaman,cara pengelolaan pasar dana
pinjaman hinga penyebab dari adanya pergeseran kurva pasar dana pinjaman.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu,penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini,supaya
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian jika terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini,penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membimbing dan memotivasi dalam menulis makalah ini.
Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
terima kasih.
Sinjai,18 Mei 2022

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Masalah Pokok ............................................................................... 1

C. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

BAB II ANALISIS TEORI DAN KONSEP

A. Desinisi dan Konsep ....................................................................... 3

B. Kerangka Teoritis ........................................................................... 4

C. Analisis Teori ................................................................................. 5

BAB III TEMUAN EMPIRIK

A. Relevansi Teori dan Praktek ...........................................................8

B. Temuan Empirik............................................................................. 10

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan.................................................................................... 12

B. Saran .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan manusia yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan
hidupnya atau bersifat ekonomi terlihat jelas di era persaingan dan
perdagangan bebas saat ini, dimana setiap usaha yang dilakukan
manusia hampir selalu merujuk pada maksimalisasi profit.
Perekonomian yang telah mendominasi kehidupan sosial membuat
segala sesuatunya dinilai dengan uang. Hal tersebut dapat terlihat
melalui perputaran uang dalam aktivitas pasar yang sangat cepat, baik
dalam pasar semu maupun pasar nyata seperti pasar tradisional.
Perputaran uang yang terjadi tidak hanya melalui kegiatan jual beli atau
pertukaran barang dan jasa, tetapi juga bisa dilihat dalam transaksi
hutang piutang.
Kegiatan pinjam-meminjam uang adalah salah satu kebutuhan
manusia dimana kegiatan ini telah dilakukan masyarakat sejak
masyarakat mengenal uang sebagai alat pembayaran. Hampir semua
masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang sebagai
sesuatu yang sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan
kegiatan perekonomiannya dan meningkatkan taraf kehidupannya
(Bahsan, 2007:1). Bagi perkembangan ekonomi suatu negara, uang
merupakan suatu kebutuhan. Bahkan bagi negara maju sekalipun, uang
sangat berperan dalam perkembangan ekonomi negaranya. Hal ini
disebabkan karena untuk menjalankan pembangunan, uang masih
dianggap sektor yang paling vital menurut tinjauan ekonomi. Uang
tersebut dapat digunakan dalam membangun sebuah usaha-usaha kecil
maupun digunakan untuk keperluan lainnya.
B. Masalah Pokok
Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara pembeli dan

1
penjual yang mampu menciptakan permintaan dan penawaran.
Permintaan dan penawaran yang berlanjut pada suatu transaksi akan
mendorong perputaran uang yang salah satunya direfleksikan dalam
bentuk harga. Pada dasarnya, pasar ini dapat kita katakana sebagai pasar
dana pinjaman yang merupakan salah satu pasar keuangan di dalam
negeri. Transaksi melibatkan uang, alih-alih barang atau jasa. Pasokan
dana pinjaman berasal dari rumah tangga, bisnis atau pemerintah.
Rumah tangga menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung.
Demikian juga, perusahaan mengalokasikan sebagian laba (kas) ke
berbagai instrumen keuangan. Sementara itu, pemerintah memasok
uang jika menjalankan surplus fiskal di mana pendapatan pajak
melebihi pengeluaran.
Sementara itu, permintaan dana pinjaman juga berasal dari ketiga
sektor tersebut. Rumah tangga meminjam dana (misalnya dari bank)
untuk membeli berbagai barang seperti rumah dan mobil. Perusahaan
menggunakannya untuk belanja modal. Sementara itu, pemerintah
menggunakan dana untuk menutup defisit anggaran.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pasar Dana Pinjaman?
2. Bagaimana cara kerja Pasar Dana Pinjaman ?
3. Apa yang mempengaruhi Ekuilibrium dalam Pasar Dana Pinjaman?

2
BAB II
ANALISIS TEORI DAN KONSEP
A. Defenisi dan Konsep Pasar Dana Pinjaman
Pasar menurut kajian ilmu ekonomi adalah suatu tempat atau
proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari
suatu barang/jasa tertentu. Hingga pada akhirnya dapat menetapkan harga
keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Pasar akan
menentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjual
belikan.
Secara tradisional, pasar juga dapat dikatakan sebagai tempat
bertemunya penjual dan pembeli, namun dalam pemasaran, pasar adalah
kelompok individual (perorangan maupun organisasi) yang mempunyai
permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat
merealisasikan pembelian tersebut. Adapun pengertian Pasar dari para
ahli,salah satunya ialah William J.Stanton berpendapat bahwa pengertian
pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki keinginan untuk puas,
dimana uang yang dipergunakan untuk berbelanja, serta memiliki kemauan
untuk membelanjakan uang tersebut.
Namun Lain halnya dengan Dana Pinjaman dimana secara
sederhana, pinjaman dapat di artikan sebagai barang atau jasa
yang menjadi kewajiban pihak yang satu untuk dibayarkan kepada pihak
lain sesuai dengan perjanjian tertulis ataupun lisan, yang dinyatakan atau
diimplikasikan serta wajib dibayarkan kembali dalam jangka waktu
tertentu (Ardiyos, 2004). Dalam ruang lingkup pendanaan bagi perusahaan
pembiayaan maka pinjaman adalah merupakan sejumlah dana yang
dipinjamkan oleh suatu lembaga keuangan dan debitur wajib
mengembalikannya dalam suatu jangka waktu tertentu melalui angsuran
pembayaran berupa pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman.
Berdasarkan definisi pasar dan dana pinjaman,maka secara umum
Pasar Dana Pinjaman (market for loanable funds) dapat diartikan sebagai
bentuk pasar yang ada dalam perekonomian yang menjadi wadah atau

3
mekanisme yang mempertemukan antara permintaan dan penawaran dana
pinjaman. Pasar dana pinjaman merupakan interaksi antara permintaan dan
penawaran dana pinjaman yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah
pinjaman dan tingkat bunga. Tingkat bunga adalah harga yang harus
dibayar atas penggunaan loanable funds. Dasar pemikiran dari timbulnya
penawaran akan loanable funds adalah berasal dari masyarakat yang
menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk ditabung. Dapat
dijelaskan disini bahwa jika pada suatu periode tertentu ada anggota
masyarakat yang menerima pendapatan melebihi dari apa yang mereka
perlukan untuk kebutuhan konsumsinya selama periode tersebut, maka
mereka ini adalah kelompok penabung. Bersama-sama atau seluruh jumlah
tabungan mereka membentuk penawaran akan loanable funds.
B. Kerangka Teoritis
Kerangka Teori Dalam penelitian ini,yakni teori makro. Dimana
dalam Teori Market for Loanable Funds. Interaksi antara permintaan
dan penawaran dan pinjaman atau kredit yang dikenal dikenal dengan
istilah Pasar Dana Pinjaman akan mempengaruhi jumlah pinjaman dan
tingkat suku bunga. Awal dasar munculnya penawaran dan permintaan dan
pinjaman datang dari orang orang yang memiliki dana lebih kemudian di
simpan di bank dalam bentuk saving atau tabungan, jadi tabungan adalah
sumber panwaran dana pinjaman. Sementara dari sisi permintaan datang
dari rumah tangga atau perusahaan yang membutuhkan dana untuk
kegiatan produksi atau investasi. Dari penjelasan di atas maka hal tersebut
menunjukan investasi merupakan sumber permintaan akan dana pinjaman.
Kredit yang tidak lepas dari suku bunga. Dan Suku bunga yang
dimaksud adalah dana yang harus dibayar oleh pihak peminjam dana
untuk pinjaman dan yang diterima oleh pihak pemberi pinjaman dari
tabungan. Suku bunga yang tinggi mengakibatkan menurunya jumlah
permintaan akan kredit, seiring dengan naiknya suku bunga jumlah saving
atau tabungan akan naik, jadi naiknya suku bunga jumlah dana yang
tersipan dan yang dapat di tawarkan juga mengalami kenaikan. Dengan

4
kata lain terdapat trade off, dimana kurva permintaan dana akan melandai
kebawah, sedangkan kurva penawaran akan melandai keatas (Mankiw,
2012).
Teori dana pinjaman (Loanable funds theory) lainnya juga
menjelaskan bahwa tingkat suku bunga, akan ditentukan oleh jumlah
permintaan dan penawaran di dalam pasar obligasi. Permintaan dana yang
dapat dihutang (loanable funds) yang dipinjam oleh perusahaan maupun
individu, akan digunakan untuk tujuan investasi, sedangkan penawaran
dana yang dapat dipinjamkan, akan disediakan oleh pihak yang kelebihan
dana simpanan (Surplus) atau berkeinginan untuk menabung (Saving).
Tingkat suku bunga akan mengalami peningkatan, jika terjadi kenaikan
penawaran jumlah dana yang dapat dipinjamkan atau dengan kata lain
kenaikan permintaan pada obligasi.
Kenaikan tingkat suku bunga dalam hal ini, akan mendorong
investasi menurun, karena pelaku usaha kesulitan dalam membayar cicilan
pinjaman dalam bentuk bunga. Sebaliknya, kenaikan dalam permintaan
jumlah dana yang dapat dihutang akan menurunkan tingkat suku bunga.
C. Analisis Teori
Pasar dana pinjaman di sebuah perekonomian terbuka, dimulai dengan
persamaan identitas, yakni:
S = I + NX
Setiap kali sebuah perekonomian menabung satu rupiah dari
pendapatannya, pada saat itu juga tercipta dana untuk membiayai
pembelian modal dalam negeri atau membiayai pembelian aset luar negeri.
Kedua sisi persamaan tersebut pada dasarnya mewakili dua sisi dari pasar
dana pinjaman. Penawaran dana pinjaman berasal dari tabungan nasional
(S). Sedangkan permintaan atas dana pinjaman tersebut bersumber dari
investasi domestik (I) dan investasi asing bersih (net foreign
investment/NFI). Pembelian aset modal (capital asset) menambah
permintaan dana pinjaman, terlepas dari apakah aset itu berada di dalam
negeri atau di luar negeri. Karena investasi asing bersih bisa berbentuk

5
positif atau negatif, maka hal tersebut dapat menambah atau mengurangi
permintaan dana pinjaman yang bersumber dari investasi domestic. Pada
pasar dana pinjaman, bahwa tingkatan atau kuantitas penawaran dan
permintaan akan dana pinjaman itu ditentukan oleh suku bunga riil.
Semakin tinggi suku bunga riilnya, masyarakat akan lebih bersemangat
untuk menabung uangnya sehingga mengakibatkan kuantitas penawaran
dana-dana pinjaman. Suku bunga yang lebih tinggi juga mendorong
peminjaman untuk membiayai proyek-proyek permodalan menjadi lebih
mahal; sehingga menurunkan investasi dan juga akan menurunkan
kuantitas permintaan dana pinjaman.
Selain mempengaruhi tabungan nasional dan investasi domestik,
suku bunga riil di suatu negara juga mempengaruhi investasi asing bersih
pada negara yang bersangkutan. Untuk mengetahui alasannya, terdapat
dua reksadana (mutual funds) ñ yang satu berada di Indonesia dan yang
lain berada di Amerika Serikat ñ yang tengah mempertimbangkan untuk
membeli obligasi pemerintah Indonesia atau obligasi Pemerintah Amerika
Serikat. Keduanya mendasarkan keputusan pada perbandingan suku bunga
riil di Indonesia dan Amerika Serikat. Seandainya suku bunga riil di
Indonesia meningkat, maka obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah
Indonesia pun menjadi lebih menarik bagi kedua reksadana tersebut.
Dengan demikian, kenaikan suku bunga riil di Indonesia juga akan
menyurutkan minat investor di dalam negeri Indonesia sendiri untuk
membeli aset-aset luar negeri dan sekaligus meningkatkan minat investor
asing untuk membeli aset-aset di Indonesia. Bertolak dari kedua alasan
tersebut, suku bunga riil yang lebih tinggi di Indonesia akan menurunkan
investasi asing bersih Indonesia.
Pada Gambar 2.1, menyajikan pasar dana pinjaman secara grafis
dalam bentuk diagram penawaran dan permintaan. Sama halnya dengan
analisis sistem keuangan, kurva penawaran miring ke atas (dari pusat
sumbu) karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan kuantitas dana
pinjaman yang ditawarkan, sedangkan kurva permintaan miring ke bawah

6
karena suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan kuantitas dana
pinjaman yang diminta. Dalam sebuah perekonomian terbuka, permintaan
akan dana pinjaman tidak hanya datang dari mereka yang perlu meminjam
dana untuk membeli barang-barang modal atau aset-aset domestik namun
juga dari mereka yang memerlukan dana pinjaman untuk membeli aset-
aset luar negeri. Suku bunga selalu menyesuaikan diri untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan dana pinjaman.
Apabila suku bunga lebih rendah dari tingkat ekuilibrium, maka
kuantitas penawaran dana-dana pinjaman menjadi lebih kecil daripada
kuantitas permintaannya. Hal itu akan mendorong naiknya suku bunga.
Sebaliknya, jika suku bunga lebih tinggi daripada tingkat ekuilibrium,
maka kuantitas penawaran dana pinjaman akan lebih besar daripada
kuantitas permintaannya. Kelebihan dana tersebut kemudian akan
menekan suku bunga yang berlaku. Sedangkan pada kondisi ekuilibrium,
penawaran dana pinjaman sama dengan permintaannya. Dengan demikian,
suku bunga ekuilibrium, jumlah tabungan masyarakat persis sama dengan
kuantitas investasi domestik dan investasi asing bersih yang diinginkan.
Atau Ekuilibrium di pasar dana pinjaman terjadi ketika jumlah dana yang
diminta sama dengan jumlah dana yang ditawarkan.

Gambar 2.1 Pasar Dana Pinjaman.

7
BAB III
TEMUAN EMPIRIK
A. Relevansi Teori dan Praktek
Secara umum, pengetahuan tentang konsep permintaan-penawaran
berguna bagi Anda untuk memahami cara kerja pasar dana pinjaman.
Penawaran mewakili total dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds)
pada tingkat bunga tertentu. Itu adalah jumlah tabungan nasional di sebuah
negara. Sementara, permintaan mewakili total dana yang dapat dipinjam
pada tingkat bunga tertentu. Pasar dana pinjaman mencapai ekuilibrium
ketika permintaan sama dengan penawaran, yang mana menentukan
jumlah dana pinjaman dan suku bunga di dalam sebuah perekonomian.
Bila tingkat bunga rendah, permintaan pinjaman akan bertambah
karena akan semakin banyak investasi, modal kerja maupun konsumsi
dengan asumsi cateris paribus, dan begitu pula sebaliknya. Permintaan
dana pinjaman berasal dari bisnis domestik, konsumen dan pemerintah
serta pinjaman yang dilakukan oleh orang asing di pasar domestik.
Permintaan pinjaman perbankan mencerminkan keadaan dimana ada pihak
tertentu yang membutuhkan dana. Pihak-pihak yang mengalami defisit
tersebut misalnya rumah tangga, pemerintah dan perusahaan. Mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pinjaman perbankan,
Charles D. Chartcart (1982: 105) menyebutkan: “...the price level, real
income, the interest rate, the cost of equity finance, expected inflationand,
fiscal policy”.
Pertama: Tingkat harga (the price level). Mempunyai hubungan positif
dengan permintaan pinjaman perbankan. Hal ini disebabkan karena jika
tingkat harga meningkat maka orang akan merasa likuiditasnya berkurang
dan mereka akan meningkatkan permintaan akan pinjaman.
Kedua: Pendapatan riil (real income). Mempunyai hubungan positif
dengan permintaan pinjaman perbankan. Hal ini dikarenakan semakin
tinggi pendapatan riil maka mereka akan dapat mengembalikan pinjaman
yang mereka lakukan di masa yang akan datang.

8
Ketiga: Tingkat bunga (the interest rate). Mempunyai pengaruh negatif
terhadap permintaan pinjaman perbankan. Ini sesuai dengan status bunga
itu sendiri, yaitu sebagai harga dari dana yang dipinjamkan.
Keempat: Pendapatan dari surat-surat berharga (the cost of equity finance).
Mempunyai pengaruh negatif terhadap pinjaman perbankan. Karena
peningkatan pendapatan dari surat berharga maka perusahaan akan
menjadi suka mencari dana melalui surat berharga dibandingkan dengan
melakukan pinjaman.
Kelima: Tingkat inflasi yang diharapkan (expected inflationand).
Mempunyai hubungan positif dengan permintaan pinjaman perbankan.
Keenam: Kebijakan fiskal (fiscal policy). Mempunyai pengaruh yang
sesuai dengan misi dari kebijaksanaan fiskal itu sendiri, yaitu bias
kontraktif atau ekspansif.
Sedangkan pada penawaran pinjaman, semakin tinggi tingkat
bunga, maka akan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk
menabungkan uangnya sehingga semakin besar pula dana yang dapat
disalurkan dalam bentuk pinjaman dengan asumsi cateris paribus, dan
begitu pula sebaliknya. Penawaran dana pinjaman berasal dari terdiri dari
penjumlahan tabungan domestik, laba ditahan, penciptaan kredit oleh
sistem perbankan, dana pinjaman dari institusi dan individu asing di pasar
domestik. Selanjutnya, penawaran dan permintaan ini bertemu di pasar
loanable funds. Dari proses tawar-menawar antara mereka akhirnya akan
dihasilkan tingkat bunga keseimbangan. Keseimbangan tingkat bunga
pada loanable funds dapat diartikan sebagai:
1) Jumlah penawaran pinjaman sama dengan jumlah permintaan,
2) Tabungan sama dengan investasi dalam perekonomian secara
keseluruhan
3) penawaran uang sama dengan permintaan uang.
Akibat kekuatan antara permintaan dan penawaran pinjaman, akan tercipta
keseimbangan tingkat bunga loanable funds. Namun demikian pastinya
tidak menutup kemungkinan adanya perubahan dari kedua kurva tersebut.

9
Yaitu mengalami pergeseran ke kanan maupun ke kiri, yang menyebabkan
perubahan ekuilibrium tingkat bunga loanable funds. Hal ini disebabkan
bukan dari faktor suku bunga dan jumlah pinjaman masing-masing kurva
tetapi justru disebabkan oleh faktor dari luar kedua variabel tersebut,
sehingga bukan lagi cateris paribus yang terjadi. Hal tersebut dipengaruhi
oleh kebijakan-kebijakan dari pemerintah yaitu:
1. kebijakan untuk meningkatkan tabungan (saving incentives),
2. kebijakan untuk meningkatkan investasi (investment incentives),
3. kebijakan mengenai anggaran baik anggaran defisit ataupun
surplus.
Defisit anggaran pemerintah meningkatkan permintaan ke pasar dana
pinjaman domestik. Itu akan mendorong suku bunga domestik untuk naik.
Karena suku bunga naik, biaya meminjam lebih mahal. Untuk
berinvestasi, bisnis seringkali meminjam karena kapasitas pendanaan
internal yang terbatas. Sehingga, kenaikan suku bunga membuat biaya
investasi lebih mahal. Itu memaksa mereka menunda investasi. Efek
negatif defisit anggaran pemerintah terhadap pengeluaran investasi disebut
crowding out effect.
B. Temuan Empirik
Pada hakikatnya, Pergeseran kurva dalam Pasar Dana Pinjaman dalam hal
ini Pergerakan di sepanjang kurva permintaan dan penawaran terjadi
karena perubahan suku bunga. Sementara itu, kedua kurva akan bergeser
hanya jika faktor non-suku bunga berubah.
Adapun, dua faktor yang menyebabkan kurva permintaan dana pinjaman
bergeser adalah:
1. Perubahan peluang yang dirasakan oleh bisnis
2. Perubahan dalam pengeluaran Pemerintah
Contohnya, pemerintah menaikkan defisit anggaran. Kemudian Kenaikan
defisit mendorong pemerintah untuk meningkatkan permintaan dana
pinjaman di pasar keuangan. Itu menggeser kurva permintaan ke kanan
dan menyebabkan suku bunga di dalam perekonomian naik.

10
Selanjutnya, dua faktor yang menyebabkan pergeseran kurva penawaran
adalah:
1. Perubahan perilaku tabungan oleh sektor swasta
2. Perubahan aliran modal masuk
Dalam hal ini, rumah tangga semakin sadar tentang pentingnya
menabung, hingga mereka mengalokasikan setiap tambahan pendapatan
lebih banyak ke tabungan. Perubahan perilaku menabung seperti itu akan
meningkatkan pasokan dana di pasar domestik. Secara khusus, kita
menyebut porsi tabungan dari setiap tambahan pendapatan sebagai
kecenderungan menabung marginal (marginal propensity to save atau
MPC). Sementara itu, aliran masuk investasi asing meningkatkan pasokan
dana pinjaman di dalam negeri yang akan menggeser kurva pasokan ke ke
kanan. Sebaliknya, arus keluar modal akan menyebabkan kurva bergeser
ke kiri dan dana pinjaman berkurang.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasar Dana Pinjaman (market for loanable funds) adalah bentuk pasar
yang ada dalam perekonomian yang menjadi wadah atau mekanisme
yang mempertemukan antara permintaan dan penawaran dana
pinjaman. Pasar dana pinjaman merupakan interaksi antara permintaan
dan penawaran dana pinjaman yang akhirnya akan mempengaruhi
jumlah pinjaman dan tingkat bunga.
2. Pasar dana pinjaman mencapai ekuilibrium ketika permintaan sama
dengan penawaran, yang mana menentukan jumlah dana pinjaman dan
suku bunga di dalam sebuah perekonomian.
3. Pergerakan di sepanjang kurva permintaan dan penawaran terjadi
karena perubahan suku bunga.
Adapun, dua faktor yang menyebabkan kurva permintaan dana
pinjaman bergeser adalah:
a. Perubahan peluang yang dirasakan oleh bisnis
b. Perubahan dalam pengeluaran pemerintah
B. Saran
Setelah pembaca membaca makalah ini, penulis menyarankan agar
pembaca tidak mengacu pada satu sumber literasi saja. Perlu adanya
pengembangan materi yang ada serta dapat memberikan kritikan yang
membangun, agar makalah yang dibuat selanjutnya dapat lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. (2000), “Teori Makro Ekonomi”, Edisi Keempat,


Erlangga Jakarta
Suherman Rosyidi (2011), Pengantar Teori Ekonomi: “Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro”, (Jakarta: PT. Rajawali Pers)
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, „Teori Ekonomi Mikro Suatu
Pengantar”, (Jakarta: FEUI, 2006)
M. Bahsan, 2008, “Hukum Jamiman dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia”,
Jakarta: Raja Grafindo Persada

13

Anda mungkin juga menyukai