TINGKAT BUNGA
“ MANAJEMEN KEUANGAN I “
SUSANA RAHAILJAAN
201861201136
KELAS A/MANAJEMEN
Universitas Musamus
Merauke
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Tingkat Bunga “ demi terpenuhinya nilai tugas pada
mata kuliah Manajemen Keuangan ini dengan baik.
Penulis
Susana Rahailjaan
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
BAB III..................................................................................................................................................2
PENUTUP.............................................................................................................................................2
3.1 Simpulan......................................................................................................................................2
3.2 Saran............................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia yang ditandai dengan merosotnya sendi-sendi
perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan oleh nilai tukar rupiah yang jatuh
terhadap nilai tukar dollar. Inflasi merupakan salah satu dampak dari terjadinya krisis
ekonomi berkepanjangan yang melanda suatu negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana
terjadi kenaikan harga secara tajam(absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam
jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai rill(intrinsik)
mata uang suatu negara (Tajul Kahalyawaty,2000:5).
Pada sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisis nilai tukar semakin
mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit yaitu sekitar 11,05 persen dan
menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Hal ini mengakibatkan jumlah hutang
Negara terhadap luar negeri meningkat secara tajam. Selain itu berpengaruh terhadap timbul
Non Performing Loans (NPL) atau kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung
akan mengganggu (dalam jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank.
Masalah lain yang ditimbulkan adalah perginya para investor asing dalam hal menanamkan
modalnya di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan
menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti luas (M2) atau likuiditas
perekonomian. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun bank-bank pemerintah
berlomba-lomba menaikan suku bunga. Bunga yang diberikan bank-bank pada masyarakat
merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya
dibank, sedangkan bagi bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan
meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar
berupa pemberian kredit pada masyarakat. Untuk itu pemerintah melakukan kebijakan
moneter dengan menekan jumlah uang beredar melalui peningkatan suku bunga bank.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teori tingkat suku bunga
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga.
3. Untuk mengetahui peranan tingkat suku bunga terhadap perekonomian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut teori klasik, bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi dari tingkat
suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan
masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi
masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk
konsumsi guna menambah tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat
suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk
melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal ini karena biaya penggunaan dana
(cost of capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya makin rendah tingkat suku
bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin meningkat.
2
2.1.2 Teori Keynessian, Preferensi Liquiditas
Teori penentuan tingkat suku bunga Keynes dikenal dengan teori liquidity
prefence. Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga semata-mata merupakan
fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang. Artinya tingkat
suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang.
Dalam Konsep Keynes, alternatif penyimpangan kekayaan terdiri dari surat berharga
(bonds) dan uang tunai. Asumsi Teori Keynes adalah dasar pemilikan bentuk
penyimpangan kekayaan adalah perilaku masyarakat yang selalu menghindari resiko
dan ingin memaksimumkan keuntungan.
3
mendapatkan keuntungan dengan mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang.
Bunga adalah imbalan jasa atas pinjaman uang, imbal jasa ini merupakan
suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke depan dari uang
pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut “pokok
utang” (principal).
Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga)
dalam suatu periode tertentu disebut “suku bunga”. Miller, RL dan Vanhoose,
mengataka bahwa suku bungan adalah sejumlah dana, dinilai dalam uang, yang
diterima si pemberi pinjaman (kreditor), sedangkan suku bunga adalah rasio dari
bunga terhadap jumlah pinjaman.
Tingkat Suku Bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu
atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan dan akan dikembalikan pada saat
mendatang.
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan
kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut:
1. Bunga simpanan.
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnyadi bank. Bunga simpanan merupakan harga yang dibayar
bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan
bunga deposito.
2. Bunga pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dn pendapatan
bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada
nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari
nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi,
maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula
sebaliknya.
4
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan peminjam meningkat,
maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan
meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis
akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada disimpanan
banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disaping faktor promosi, yang
paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing.
Dalam arti jika bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak membutuhkan dana
cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikan diatas bunga pesaing misalnya 16%.
Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah pesaing.
3. Kebijakan pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun unga pinjaman kita tidak
boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Target laba yang diinginkan
Sesuai dengan target laba yang di inginkan, jika laba yang di inginkan besar,
maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bungnganya,
hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula
sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih rendah.
6. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda
dengan jaminan sertifikat tanah. Alasannya utama perbedaan ini adalah dalam hal
pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang
likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah
untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.
7. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya
perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif
kecil dan sebaliknya.
8. Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk
produk yang kompetetif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan
dengan produk yang kurang kompetitif.
5
2.4 Komponen-Komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari Uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa Bunga Bank merupakan
balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada
nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dalam hal ini Bunga juga dapat
diartikan sebagai harga yang dibayar kepada nasabah dengan yang harus dibayar oleh
nasabah kepada bank.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecinya penetapan suku bunga
simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga
simpanan dan bunga pinjaman saling mempengaruhi di samping pengaruh factor-
faktor lainnya.
Dalam kegiatannya terdapat dua macam bunga yaitu bunga simpanan dan bunga
pinjaman. Metode penghitungan bunga terdapat tiga jenis yaitu Sliding Rate, Flat
Rate, dan Floating Rate.
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-bunga.html
[ 12 Maret 2014].
http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-bunga-dan-suku-bunga.html
[14 Maret 2014].
http://sukubungadan.blogspot.com/2014/03/makalah-suku-bunga.html [13 November 2014]
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-suku-bunga.html [13 November 2014]