Anda di halaman 1dari 7

PEMBENTUKAN CABANG USAHA

1. Pengertian Perusahaan Induk dan Holding Company

Hubungan-hubungan yang ada diantara perusahaan anggota grup dapat diartikan sebagai
hubungan antara badan-badan hukum yang ada didalam suatu grup tersebut, yaitu badan hukum
dengan bentuk Perseroan Terbatas. Hubungan itu dapat terjadi antara lain karena adanya
keterkaitan kepemilikan yang banyak atau sedikit. Menrut Emmy Simanjuntak (1997:05) perusahaan
tersebut mempunyai keterikatan yang erat baik satu sama lain; dalam kebijakan menjalankan usaha
maupun dalam hal pengaturan keuangan dan hubungan organisasi. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa perusahaan yang berada dibawah satu pimpinan sentral atau pengurusan bersama
dikelola dengan gaya dan pola yang sama.

Holding Company berfungsi sebagai perusahaan induk yang berperan merencanakan,


mengkoordinasikan, mengkonsolidasikan, mengembangkan, serta mengendalikan dengan tujuan
untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk anak perusahaan.
Penggabungan badan usaha dalam bentuk Holding Company pada umumnya merupakan cara yang
dianggap lebih menguntungkan, dibanding dengan cara memperluas perusahaan dengan cara
ekpansi investasi. Karena dengan pengabungan perusahaan ini akan diperoleh kepastian mengenai:
Daerah pemasaran, sumber bahan baku atau penghematan biaya melalui penggunaan fasilitas dan
sarana yang lebih ekonomis dan efisien Hadori yunus (2013). Dari definisi di atas, terdapat
perbedaan antara holding company (perusahaan induk) dan parent company (induk perusahaan).
Holding company adalah perusahaan yang dibentuk untuk mengendalikan perusahaan lain dan
perannya terbatas sebagai pemilik saham dan pengawas manajemen. Sementara parent company
(induk perusahaan) memiliki saham pengendali di perusahaan anak, yang besarnya lebih dari
setengah saham suara. Di Indonesia, menarik disimak artikel yang ditulis oleh Sulistyowati di Jurnal
Hukum Bisnis Volume 31 No. 3 Tahun 2012, “Doktrin-doktrin Hukum mengenai Tanggung Jawab
Hukum dalam Perusahaan Grup” (halaman 5-25). Seperti yang dijelaskan Munir Fuady (1999:95)
“Sebagai badan hukum mandiri, induk dan anak perusahaan berhak melakukan perbuatan hukum
sendiri. Oleh karena itu, induk perusahaan tidak bertanggung jawab atas perbuatan hukum anak
perusahaan”

Dengan adanya perusahaan anak (perseroan anak), perusahaan induk dan induk perusahaan
dapat terhindar dari kerugian potensial. Selain itu, juga dengan adanya perusahaan anak, jika
sesuatu terjadi terhadap usaha yang dijalankan oleh perusahaan anak, perusahaan induk dan induk
perusahaan hanya bertanggungjawab sebatas saham yang dimilikinya di perusahaan anak, karena
keduanya adalah entitas yang terpisah.

Variasi hubungan hukum antara perusahaan induk dengan anak perusahaan juga terlihat dari
terdapatnya klasifikasi perusahaan induk. Klasifikasi perusahaan induk tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai criteria seperti tinjauan dari keterlibatannya dalam berbisnis,
keterlibatannya dalam hal pengambilan keputusan, dan keterlibatan dalam hal equity.

1
2. Pengertian Kantor Cabang

Menurut Hadori Yunus dan Hartanto (2013:164) kantor cabang adalah suatu bentuk organisasi yang
menjual barang-barang dari persediaan yang dibentuknya (baik dikirim dari kantor pusat maupun
dibeli sendiri) dan diberi wewenang untuk melaksanakan transaksi –transaksi dengan pihak ketiga,
sehingga berfungsi sebagai unit usaha yang berdiri sendiri. Kantor cabang dikelola oleh seorang
pimpinan cabang atau direktur cabang yang bertanggung jawab langsung kepada direktur utama
(top management) di kantor pusat. Untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan cabang, pimpinan
cabang harus melaporkan setiap aktivitas cabang setiap waktu tertentu agar kantor pusat bisa
mengambil keputusan tertentu. Laporan-laporan keuangan cabang bisa digunakan oleh kantor pusat
untuk menilai kinerja cabang atau alat control terhadap cabang, meskipun disadari sebagai unit
bisnis bahwa kantor cabang berdiri sendiri.

3. Mekanisme Pembentukan Cabang Baru

Pendirian kantor cabang tentu lebih mudah dibandingkan membuka pt baru. Karena
legalitas perusahaan induk dapat digunakan, ketika proses pendirian kantor cabang. Kantor cabang
didefinisikan sebagai anak atau bagian dari perusahaan induk yang berbeda lokasi namun juga
dapat berdiri sendiri. Karena itu kantor cabang dapat mempunyai kewenangan untuk mempunyai
tugas dan fungsi berbeda dari perusahaan induk.Perusahaan asing atau lokal dapat mendirikan
kantor cabang di Indonesia. Seperti yang telah dipertegaskan oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) No. 13 tahun mengenai Pedoman dan Tata Cara Perizinan Penanaman Modal.
Keberadaan kantor cabang dianggap dapat memberikan keuntungan besar, apalagi jika perusahaan
anda ingin terus berkembang. Selain itu alasan lain pendirian kantor cabang adalah adanya potensi
yang besar dari daerah-daerah yang berbeda atas permintaan jasa atau barang dari usaha.

Legalitas Pendirian Kantor Cabang

Proses pendirian kantor cabang tidaklah serumit proses pendirian perusahaan baru. Anda tidak perlu
memulai prosedur dari awal seperti pembuatan akta. Anda hanya perlu melampirkan akta
perusahaan induk yang telah disahkan oleh KEMENKUMHAM. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
wajib dilampirkan, namun biasanya SIUP dari kantor pusat dapat juga digunakan ketika anda ingin
mendirikan kantor cabang.

Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf b Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-
DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (“Permendag 36/2007”) yang
telah diamandemen Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46/M-DAG/PER/9/2009 (“Permendag
46/2009”) yang menyebutkan:

Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dikecualikan terhadap:

a. Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di luar sektor perdagangan;


b. Kantor Cabang atau Kantor Perwakilan;
c. Perusahaan Perdagangan Mikro dengan kriteria sebagai berikut:
1. usaha perseorangan atau persekutuan;
2. kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota
keluarga/kerabat terdekat; dan

2
3. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Setiap badan usaha dapat mendirikan kantor cabang. Akan tetapi kami menyarankan anda untuk
mendirikan PT terlebih dahulu dibandingkan dengan bentuk badan usaha lainnya. Ini dikarenakan
akan lebih aman dan juga status badan hukum yang akan anda dapatkan atas perusahaan anda itu.

Beberapa dokumen kantor cabang dapat menggunakan dokumen dari kantor pusatnya seperti Akta
Perusahaan, SK KEMENKUMHAM, dan SIUP. Sedang untuk dokumen-dokumen lainnya kantor
cabang harus melengkapinya sendiri.

Dokumen Pendirian Kantor Cabang

Kantor cabang harus memiliki domisilinya, karena itu SKDP untuk kantor cabang tidak dapat
menggunakan perusahaan induk. Ini dikarenakan SKDP bukanlah kewenangan dari pemerintah
pusat, namun telah diserahkan sepenuhnya ke pemerintah daerah. Setiap daerah memiliki
peraturan berbeda untuk pengurusan usaha seperti pendirian pt. Karena itu jika anda ingin
mendirikan kantor cabang pelajari dulu perizinan untuk pendirian usaha anda. Salah satu peraturan
yang wajib anda ketahui adalah mengenai zonasi usaha. Jika anda menyewa tempat usaha pelajari
dulu 5 hal ini. Beberapa daerah di Indonesia seperti DKI Jakarta hanya membenarkan usaha berada
di zona usaha. Untuk informasi lebih lanjut mengenai domisili perusahaan anda dapat mendapatkan
SKDP untuk kantor cabang, maka langkah berikutnya adalah pengurusan Tanda Daftar Usaha (TDP).
Kantor pusat tidak dapat menggunakan TDPnya, jika ingin mendirikan kantor cabang. Jadi kantor
cabang harus mempunyai TDP sendiri.

4. Sistem Akuntansi Kantor Cabang

Sistem pengumpulan dan pengolahan data akuntansi terhadap transaksi-transaksi yang


terjadi di kantor cabang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sistem akuntansi terhadap aktivitas
kantor cabang pada dasarnya dapat dilaksanakan menurut sentralisai, desentralisasi atau kombinasi
di antara keduanya.

a. Sistem Sentralisasi

Apabila sistem sentarlisasi dilaksanakan, maka pembukuan terhadap transaksi-transaksi


yang terjadi di kantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Pada cara ini kantor
cabang cukup mengumpulkan dokumen-dokumen dasar, seperti faktor pejualan, catatan waktu
kerja, voucher-voucher pengeluaran kas, dan bukti-bukti lainnya yang mendukung terjadinya
transaksi. Dokumen-dokumen dasar itu atau tembusannya dikirim kepada kentor pusat untuk
dicatat di dalam buku jurnal dan rekening-rekeningbuku besarnya.

Apabila laba (rugi) dari aktivitas cabang akan ditentukan terpisah dari kegiatan kantor pusat;
maka penggunaan buku-buku jurnal khusus atau rekening-rekening pendapatan, harga pook
penjualan dan biaya kantor cabang harus disediakan dalam susunan rekening-rekening pembukuan
kantor pusat. Sistem sentralisasi pada umumnya dilaksanakan dalam rangka penghematan biaya
administrasi. Sistem sentralisasi juga lebih menjamin adanya keseragaman prosedur dan metode-
metode pembukuan yang diterapkan baik untuk aktivitaskantor pusat, maupun aktivitas kantor
cabangnya. Akan tetapi keterlambatan informasi (data) yang diterima oleh kantor pusat pada

3
umunya akan merupakan factor yang menyebabkan terlambatnya penyajian laporan keuangann
secara periodik

b. Sistem Desentralisasi

Pada cara ini setiap cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi
pada cabang yang yang bersangkutan secara lengkap. Tiap-tiap cabang menyelenggarakan buku-
buku jurnal; buku besar dan buku-buku tambahan (pembantu) apabila dianggap perlu. Apabila
sistem desentralisasi dilaksanakan, biasanya susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan
pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan sesuai &klasifikasi yang dipakai pada
kantor pusatnya.

Proses akuntansi pada kantor cabag diselenggarakan seperti halnya pada perusahaan (badan
usaha) yang berdiri sendiri, kecuali bahwa kantor cabang tidak menyelenggarakan (memiliki)
rekening modal. Suatu rekening khusus yang berfungsi sama dengan rekening modal di dalam
perusahaan pada umumnya harus di bentuk untuk menampung selisih antara aktiva dan hutang-
hutang kantor cabang.

c. Sistem Kombinasi (Sentralisai-Desentralisasi)

Jika menggunakan sistem kombinasi dari keduanya maka cabang dapat menyelenggarakan
catatan asli (book Original Entry) untuk semua transaksi sebagai. Lalu salinan tersebut dikirim ke
kantor pusat, dimana data dibukukan pada perkiraan cabang yang diselenggarakan tersendiri atau
dibukukan dalam buku besar umum kantor pusat.

5 (Lima) Soal Multiple Choice

1. Berikut ini yang merupaka penjelasan hubungan antara Kontor Pusat dan Cabang, kecuali?
a. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan
permintan barang-barang lokal yang tidak dapat dipeuhi oleh kantor pusat atau apabila
pembelian itu dapat dipertanggung-jawabkan secara ekonomis
b. Dibawah pengelolaan seorang manajer cabang yang bertanggung jawab langsung kepada
top manajemen di kantor pusat
c. Semua jawaban benar
d. Cabang melakukan aktivitas penjualan; mulai dari usaha-usaha untuk mendapatkan
pembelian; mengirimkan barang atau menyerahkan jasa-jasa kepada langganan, membuat
faktur penjualan, menagih (mengumpulkan) piutang dan menyimpan uangnya di dalam
rekening bankya sendiri.
e. Jawaban a,b, dan d benar

Penjelasan: Berbagai cara dilakukan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan
pendapatannya. Penggunaan berbagai saluran distribusi, cara penjualan, pembukaan agen-agen
penjualan, perwakilan dan kantor-kantor cabang di berbagai tempat pada umumnya mempunyai
tujuan yang sama yaitu dalam rangka maningkatkan kemampuan perusahaan untuk menjual
produknya, biasanya dibawah pengelolaan seorang manajer cabang yang bertanggung jawab
langsung kepada top manajemen di kantor pusat. Manajer cabang harus melaporkan informasi

4
tentang volume aktivitas dan hasil usaha cabang kepada kantor pusatnya, karena data demikian
pentung untuk analisa dan pengambilan keputusan. Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang
kas, barang-barang dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.

2. Berikut ini adalah ciri- ciri Holding company, kecuali?


a. Terdiri daripada dua orang atau lebih.
b. Memiliki anak perusahaan, yaitu badan- badan usaha yang dikuasainya.
c. Ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain.
d. Ikut andil dalam proses produksi
e. Ada tujuan yang ingin dicapai.

Penjelasan: holding company adalah perusahaan yang dimiliki oleh induk perusahaan atau beberapa
induk perusahaan untuk mengawasi, mengoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan usaha anak-
anak perusahaannya. Perusahaan yang dibentuk untuk mengendalikan perusahaan lain dan
perannya terbatas sebagai pemilik saham dan pengawas manajemen tanpa ikut andil dalam proses
prosduksi

3. Ada berapa model pengendalian perusahaan grup ditinjau dari kegiatan usaha induk
perusahaan?
a. 1 ( Satu)
b. 2 (Dua)
c. 3 (Tiga)
d. 4 (Empat)
e. 5 (Lima)

Penjelasan: Terdapat dua model pengendalian perusahaan grup ditinjau dari kegiatan usaha induk
perusahaannya, yakni investment holding company dan operating holding company. Yang menurut
penjelasannya investment holding company hanya sebatas menanamkan sahamnya pada suatu
perusahaan tanpa melakukan kegiatan pendukung ataupun kegiatan operasional, sedangkan
operating holding company yaitu induk perusahaan menjalankan kegiatan usaha atau
mengendalikan anak perusahaan

4. Berikut ini yang termasuk dari prosedur proses pembentukan Holding Company adalah?
a. Prosedur Penggabungan Perusahaan
b. Prosedur Pemasaran
c. Prosedur Inovasi
d. Prosedur Residu
e. Prosedur Kombinasi Perusahaan

Penjelasan: Prosedur residu. Dalam hal ini perusahaan asal dipecah pecah sesuai masing masing
sektor usaha. Perusahaan yang dipecah pecah tersebut telah menjadi perusahaan yang mandiri,
sementara sisanya (residu) dari perusahaan asal dikonversi menjadi perusahaan holding, yang juga
memegang saham pada perusahaan pecahan tersebut dan perusahaan-perusahaan lainnya jika ada.

5. Apa yang harus dimiliki perusahaan agar bisa menjadi holding company?
a. Proporsi saham perusahaan lain yang cukup besar.
b. Memiliki pegawai yang kompeten dalam manajemen laba.

5
c. Memiliki Laporan Keuangan yang baik.
d. Memiliki hubungan yang baik dengan perusahaan induk.
e. Memiliki sistem pengendalian internal terhadap resiko.

Penjelasan: Untuk menjadi holding company satu perusahaan harus memiliki proporsi saham
perusahaan lain yang cukup besar. Perusahaan lain yang berada di bawah pengendalian holding
company disebut dengan anak perusahaan atau subsidiary company. Satu holding company dapat
menguasai beberapa perusahaan lain dalam industry yang berbeda. Sebagai contoh satu holding
company memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, real estate, kimia
dan obat-obatan, perkebunan, dan pertanian.

6
DAFTAR PUSTAKA

Emmy Simanjuntak, 1997, Seri Hukum Dagang; Perusahaan Krlompok (group company/concern).
Jogyakarta: Univ. Gajah Mada.

Yunus, Hadori dan Harnato. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Sulistyowati, 2012. di Jurnal Hukum Bisnis Volume 31 No. 3

Munir Fuady, 1999, Hukum Perusahaan dalam Paradigma Hukum Bisnis. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 Pasal 4 ayat (1) huruf b tentang
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (“Permendag 36/2007”) yang telah
diamandemen Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46/M-DAG/PER/9/2009
(“Permendag 46/2009”)

Anda mungkin juga menyukai