Anda di halaman 1dari 17

BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN

Perseorangan
Adalah perusahaan yang dimiliki oleh satu orang. Pemilik perusahaan biasanya merangkap
juga sebagai pimpinan/manajer. Perusahaan perseorangan umunya berupa perusahaan
pengecer yang berskala kecil atau perusahaan jasa perseorangan sepertim misalnya, praktek
dokter, pengacara dan kantor-kantor akuntan. Rugi atau laba perusahaan adalah menjadi
tanggung jawab pemilik sepenuhnya. Jika harta perusahaan tidak dapat menutupi kerugian
atau utang perusahaan, maka harta pemilik yang tidak dapat diinvestasikan juga
diperhitungkan ke dalam kerugian atau utang tersebut. Mendirikan perusahaan perseorangan
tidak harus dengan akta otentik, cukup dengan Surat Izin Usaha.

Perseroan Firma
Adalah suatu organisasi perusahaan yang dimiliki oleh lebih dari satu orang dimana mereka
merupakan suatu persekutuan. Pada perseroan firma para sekutu menjalankan perusahaan
bersama-sama. Rugi atau laba perusahaan adalah tanggung jawab para sekutu yang biasanya
diperhitungkan menurut perbandingan modal. Jika harta perusahaan tidak dapat menutupi
kerugian atau utang perusahaan, maka harta para sekutu yang tidak diinvestasikan juga
diperhitungkan ke dalam kerugian atau utang tersebut. Mendirikan firma harus dengan akta
otentik dan akta tersebut harus didaftarkan pada panitera Pengadilan Negeri setempat dan
diumumkan dalam Berita Negara.

Perseroan Komanditer (CV)


Adalah suatu organisasi perusahaan yang dimiliki lebih dari satu orang dimana mereka
merupakan suatu persekutuan. Pada perseroan komanditer ada satu atau lebih sekutu bekerja
dan satu atau lebih sekutu diam. Sekutu yang bekerja disebut sekutu pengusaha, sedangkan
sekutu yang diam atau tidak bekerja disebut sekutu komanditer. Rugi atau laba perusahaan
dibagi menurut perjanjian. Jika harta perusahaan tidak dapat menutupi kerugian atau utang
perusahaan, maka harta sekutu pengusaha yang tidak diinvestasikan juga diperhitungkan ke
dalam kerugian atau utang tersebut. Sekutu komanditer bertanggung jawab terhadap rugi atau
utang perusahaan hanya sebesar modal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Mendirikan
perseroan komanditer dapat dengan Akta di bawah tangan (akta yang tidak disahkan seorang
notaris) maupun akta otentik (akta yang disahkan seorang notaris).
Perseroan Terbatas atau PT
Adalah perusahaan yang modalnya terdiri atas saham-saham dimana saham-saham tersebut
dimiliki lebih dari satu orang.. Setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang
tanggungjawabnya terbatas sebesar saham yang dimilikinya. Pemegang saham secara pribadi
tidak bertanggungjawab penuh atas seluruh utang perusahaan, melainkan hanya terbatas
sebesar penyertaannya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan semacam ini disebut juga
perseroan atau PT. Perseroan adalah merupakan suatu badan hukum yang dapat melakukan
perbuatan-perbuatan hukum atas namanya sendiri. Karena tanggung jawab terbatas pada uang
yang ditananmkan dalam saham, maka dinamakan perseroan terbatas.
Laba PT dibagi menurut :
Besar laba yang diperoleh PT, Jenis saham yang dimiliki, Banyak saham yang dimiliki.
Suara tertinggi dalam sebuah perseroan terbatas adalah rapat umum para pemegang saham
(RUPS). Dalam operasionalnya sehari-hari perseroan dipimpin oleh Dewan Direksi, yang
pelaksanaan pekerjaannya diawasi oleh Dewan Komisaris.
Mendirikan PT harus dengan Akta Otentik yang memuat anggaran dasar. PT boleh memulai
usahanya setelah akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dan diumumkan dalam
Berita Negara serta beberapa surat kabar.

Koperasi
Adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-
badan hukum koperasi yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.
Tujuan utama koperasi adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, khususnya, dan
masyarakat pada umumnya.
Koperasi adalah kumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal, sehingga laba bukan
merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih
diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak
menderita rugi. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan
bersama sebagai pelaku ekonomi.

Perusahaan Negara
Adalah perusahaan milik negara dan dikelola oleh negara.
Organisasi-organisasi lain
Disamping organisasi perusahaan tersebut di atas, masih terdapat organisasi lain yang tujuan
utamanya bukan mencari laba, walaupun mungkin pula organisasi tersebut mempunyai
aktivitas keuangan.
Organisasi pemerintahan, rumah sakit, perguruan tinggi dan sebagainya termasuk organisasi
yang tidak bertujuan memperoleh laba akan tetapi mempunyai aktivitas keuangan.
Dalam masalah aktivitas keuangan maka organisasi ini (non profit organization=nirlaba)
memerlukan pula pertanggungjawaban keuangan dan oleh karenanya memerlukan pula
sistem akuntansi khusus.

SYARAT DAN PROSEDUR PENDIRIAN PT


Pada masa sekarang melakukan kegiatan usaha atau bisnis tentu lebih menguntungkan jika
memiliki bentuk badan usaha tertentu. Salah satu alasannya adalah demi profesionalitas
kegiatan usaha tersebut. Dan bentuk badan usaha yang banyak dipakai sekarang adalah
bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT).
Keunikan PT dibandingkan badan-badan usaha yang lain adalah status PT sebagai badan
hukum. Dengan kata lain, PT dapat bertindak sebagai subyek hukum sebagaimana manusia.
Maka dari itu, prosedur pembuatan PT tidak bisa begitu saja. Terdapat proses-proses yang
harus dilalui.
1. Mempersiapkan Data PT
Beberapa rincian data yang harus dipersiapkan dalam mendirikan PT antara lain: Nama
PT; Tempat dan Kedudukan PT; Maksud dan Tujuan PT; Struktur Permodalan PT; dan
Pengurus PT.
Nama PT minimal terdiri dari tiga kata. Nama PT tidak boleh menggunakan kata serapan
bahasa asing. Nama PT juga tidak boleh menggunakan nama PT yang sudah digunakan
oleh PT lain. Nama PT harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Tempat dan Kedudukan PT adalah alamat kedudukan hukum PT. Alamat berada di
wilayah tingkat kota/kabupaten. Alamat dapat dirincikan, namun tetap harus mengandung
nama kota/kabupaten PT berkedudukan.
Maksud dan Tujuan PT mengatur mengenai tujuan daripada PT tersebut didirikan. Data
ini juga harus diisi dengan bidang usaha PT yang bersangkutan. Usahakan untuk
menyusun tujuan selaras dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
agar mudah pada proses-proses selanjutnya. Jika ingin mudah, maka cukup lihat KBLI.
Misalnya, jika Anda hendak membuat PT, anda dapat melihat KBLI pada Keputusan
BPTSP Jakarta Nomor 50 Tahun 2016.
Struktur Permodalan PT pada saat ini juga sudah cukup mudah, yakni tergantung
kesepakatan para pendiri PT. Namun permodalan masih disesuaikan dengan Klasifikasi
Kecil, Menengah, dan Besar.
Pengurus PT adalah Direktur dan Dewan Komisaris. Direktur pada pokoknya adalah
pihak yang menjalankan roda sehari-hari perusahaan. Sementara Dewan Komisaris adalah
yang melakukan pengawasan atas pekerjaan perusahaan.
2. Membuat Akta Pendirian di Depan Notaris
Akta pendirian dibuat di depan Notaris. Notaris tak perlu satu wilayah dengan wilayah
domisili perusahaan, yang penting terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Kemenkumham). Jangan lupa serahkan data yang sudah dipersiapkan
sebelumnya beserta dokumen pendukung kepada Notaris.
Notaris memasukkan data melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) yang juga
terintegrasi dengan sistem Online Single Submission (OSS). Setelah pengesahan keluar
dari Kemenkumham, maka Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) juga secara otomatis
keluar.
3. Domisili Perusahaan
Tentu domisili perusahaan Anda perlu dibuktikan melalui suatu surat keterangan. Surat
keterangan ini dikeluarkan oleh otoritas setempat, yakni kelurahan. Anda dapat meminta
Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) kepada kelurahan tempat perusahaan
anda berdomisili.
Akan tetapi pada April 2019 lalu, telah dikeluarkan SK DPMPTSP DKI Jakarta NO. 25
Tahun 2019 Tentang Penutupan Layanan Non Perizinan Surat Keterangan Domisili
Perusahaan dan Surat Keterangan Domisili Usaha. SK tersebut berisi tentang dihapusnya
SKDP dan SKDU dalam proses pendirian badan usaha di DKI Jakarta. Pangkas
Perizinan, SKDP di DKI Jakarta Dihapuskan. Namun yang terpenting, perusahaan
melakukan kegiatan usaha sesuai zonasi yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah DKI
Jakarta.
4. Mengurus NPWP
NPWP diurus di KPP dengan disesuaikan dengan domisili perusahaan. Beberapa hal
memang bisa langsung keluar secara integrasi saat notaris finalisasi akta, namun kadang
juga tidak keluar saat proses finalisasi akta hal tersebut bisa jadi bermasalah dengan Data
WP (wajib pajak) atau bisa juga terkait Laporan WP itu sendiri.
5. Nomor Induk Berusaha (NIB)
NIB didapatkan dengan melakukan pendaftaran melalui sistem OSS. NIB dapat berfungsi
sebagai Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Identitas Kepabeanan (NIK), dan Angka
Pengenal Importir (API). Jadi, Anda tidak perlu bolak balik mengurus identitas-identitas
tersebut.
Prolegal dapat membantu Anda untuk mendapatkan NIB. Anda dapat memilih untuk NIB
yang khusus hanya berlaku sebagai TDP atau yang juga berlaku sebagai NIK dan API.
6. Izin Usaha dan Izin Operasional/ Izin Komersial
Tentu sebelum anda melakukan operasi usaha, maka Anda harus mendapatkan izin usaha.
Selain itu, anda juga memperlukan izin operasional/ izin komersial. Prolegal dapat
membantu anda dalam mengurus izin usaha dan izin operasional/ izin komersial yang
dibutuhkan.
7. Laporan Kegiatan Penanaman Modal
Baru saja muncul aturan bahwa setiap pengusaha menengah dengan nilai investasi di
setiap cabang bidang usaha perusahaan yang bersangkutan minimal Rp 500 juta untuk
membuat laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).

Jenis-jenis Saham PT Menurut Para Ahli dalam Akuntansi


Apa saja jenis-jenis saham menurut para ahli dalam dalam ilmu akuntasi? Serta bagaimana
membedakan masing-masing saham PT / Perusahaan Terbatas tersebut jika dilihat dalam
berbagai aspek?
Dalam bahasa Inggris, saham disebut dengan ‘stock’ atau ‘share’. Dan dalam prakteknya
saham bisa dikelompokkan dalam beberapa macam tergantung karakter dan kinerjanya.

Jenis-jenis Saham PT menurut Para Ahli dalam Akuntansi


Dari berbagai macam saham yang ada maka untuk memudahkan pengelompokannya maka
akan dibagi dalam beberapa kriteria.
Di antara kriterianya adalah berdasarkan kepemilikannya, karakternya, kapitalisasi pasar
yang dimiliki, serta jenis dokumennya.

A. Jenis Saham Berdasarkan Hak Kepemilikannya.


1. Saham Biasa (Common Stock)
Jika kita menyebut saham maka sebenarnya yang dimaksud adalah saham biasa ini.
Karena yang ditransaksiskan di Bursa Efek Indonesia umumnya dari jenis saham ini.
Menurut ahlinya, di antaranya Wibowo SE., Ak. bahwa saham biasa adalah saham
yang tidak memiliki hak istimewa atas saham-saham lain (Akuntansi Keuangan Dasar
2 – Cikal Sakti) Hak istimewa yang dimaksud di atas di antaranya hak penentuan
pengurus atau direksi atau pun hak sisa harta perusahaan manakala perusahaan
mengalami pailit dan harus dilikuidasi.
Selain itu, dividend tetap setiap tahun juga tidak diberikan pada pemegang saham ini.
Yang ada hanya dividend yang dibagikan bila perusahaan memperoleh laba yang
cukup, dan itu pun tidak mesti diberikan setiap tahun.
Untuk dividend pada umumnya, biasanya baru diberikan setelah hasil RUPS
memutuskan bahwa perusahaan akan membagi dividen di tahun tersebut. Tapi bila
ada rencana ekspansi atau pun membayar utang maka biasanya tidak diberikan.
Selain dikategorikan berdasarkan kepemilikannya, saham biasa dan preferen juga
dikelompokkan atas dasar hak tagihnya.
2. Saham Preferen (preferrend stock)
Ini masih merupakan kelanjutan dari Hartono di atas. Jenis ini mempunyai sifat
gabungan antara obligasi dan saham biasa. Alasan dikatakan sama dengan obligasi
karena pada obligasi juga membayarkan bunga atas pinjamannya. Sama halnya
dengan saham preferen yang juga memberikan hasil tetap berupa dividen preferen.
Jika ingin tau bentuk saham preferen dan biasa di perdagangan saham di bursa efek
Indonesia, maka untuk saham biasa ditulis biasa dengan kode 4 huruf, seperti WSBP,
ASII dan lainnya. Adapun jenis saham preferen maka bentuknya ada tambahan huruf
‘P’ di belakang kodenya. Misal, UNTR-P, MYOR-P dan sebagainya. Hanya saja,
sekarang ini di perdagangan bursa yang muncul hanya saham waran saja, dengan
tambahan huruf ‘W’ di akhirnya, seperti sekarang ada FREN-W dan lainnya.

B. Jenis Saham Berdasarkan Peralihan Haknya:


Maksud dari peralihan hak adalah bagaimana lembaran saham tersebut dipindahtangankan
dari satu investor ke investor lain. Adapun jenis yang dimaksud menurut Darmadji dan
Fakhrudin (2011) adalah:
1. Saham atas unjuk (bearer stock)
Adapun bentuknya dimana pada saham yang diterbitkan tidak tertulis nama
pemiliknya. Tujuannya tentu agar pemindahan kepemilikannya lebih mudah.
2. Saham atas nama (registered stock)
Bentuk yang satu ini kebalikan dari yang di atas. Pada saham ini nama pemiliknya
ditulis dengan jelas. Sehingga, bentuk peralihan kepemilikan dari registered stock ini
bisa dibilang tidak mudah karena ada prosedur tertentu yang harus dipenuhi.
Dari dua saham yang terakhir disebut di atas, jelas sekali kalau bentuk sahamnya
adalah berupa piagam atau sertifikat. Hanya saja, dewasa ini saham lebih umum ditemui
dalam bentuk scripless atau tanpa sertifikat.

KOMPONEN UTAMA DARI EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Neraca suatu perseroan akan melaporkan aktiva dan kewajiban dengan cara yang sama
dengan perusahaan perseorangan dan persekutuan. Namun demikian bagian modal dalam
perseroan, yang disebut dengan ekuitas pemegang saham, dilaporkan dengan cara yang
berbeda.
1) Modal Disetor (paid in capital)
Modal disetor berisi jumlah setoran modal oleh pemegang saham yang dinyatakan dalam
nilai nominal saham yang ditertibkan, termasuk deviden saham yang akan dibagikan (stock
dividen distributable) dan pesanan saham yang dipesan (stock subcribed). Saham yang
ditertibkan dapat berupa saham yang ditertibkan dapat berupa saham biasa (common stock)
maupun saham prioritas ( preferen stock).
2) Tambahan Modal Disetor
Tambahan modal (PIC) disetor dapat berasal dari agio/disagio penjualan saham (PIC in
excess of par), penjualan saham tresuri (PIC from treasury stock), maupun transaksi lain
terkait saham seperti dari hak konversi. Agio adalah kelebihan nilai jual bersih (proceeds)
dari pada nilai nominal (par value), sedangkan disagio adalah sebaliknya namun for your
information, tidak semua saham memiliki nilai nominal. Pada kondisi ini nilai nominal
digantikan dengan nilai yang ditetapkan (stated value). Apabila tidak ditetapkan nilai, saham
tanpa nilai yang dijual dicatat sebesar nilai proceeds.
3) Saldo Laba (Retained Earnings (R/S))
Saldo Laba adalah akumulasi laba yang masih belum dibagikan kepada pemegang saham dari
periode ke periode. Laba bersih perusahaan periode berjalan langsung menambahkan saldo
laba periode sebelumnya dan berkurangnya apabila ada deviden. Atau kita rumukan sebagai
berikut:
Ending R/E = beginning R/E + net income – devidende
Saldo laba memiliki saldo normal kredit karena bagian dari owner’s equity. Saldo laba yang
negatif atau bersaldo debet, artinya akumulasi rugi bersih yang disebut defisit modal (capital
deficiency) atau “ perusahaan tersebut sudah makan modal ” perusahaan yang mengalami
defisit namun memiliki aktiva yang dapat direvaluasi dengan niali pasar saat ini, akan
melakukan tersebut sehingga defisitnya menjadi nol. Kebijakan ini disebut kuasi reorganisasi
(quasi reorganization).

KARAKTERISTIK KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI SECARA TERPERINCI


1. Relevansi
Relevansi mengacu pada seberapa membantu informasi akuntansi tersebut untuk proses
pengambilan keputusan keuangan. Kualitas informasi akuntansi menjadi relevan jika
memenuhi unsur :
 Predictive Value : membantu memprediksi hasil-hasil yang akan diperoleh di masa-
masa yang akan datang.
 Confirmatory Value : membantu mengkonfirmasi kebenaran ekpektasi sebelumnya.
Informasi akuntansi akan menjadi relevan jika dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang peristiwa di masa lalu dan membantu memprediksi peristiwa masa depan Hal ini
penting dalam mengambil tindakan untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi di masa
depan.
Sebagai contoh, perusahaan yang mengalami penjualan yang besar dalam kuartal pertama dan
menyajikan laporan ini kepada kreditur. Laporan yang relevan membantu pengambilan
keputusan para kreditur untuk memperbesar nilai kredit bagi perusahaan.
2. Dapat diuji (Realibilitas)
Realibilitas, juga dikenal sebagai keandalan. Hal ini menunjukan sejauh mana informasi
secara akurat mencerminkan sumber daya perusahaan, perputaran modal, transaksi, dan lain-
lain. Faktor ini adalah untuk membantu memberikan gambaran nyata atau realita yang tersaji
dalam informasi akuntansi. Kualitas informasi akuntansi menjadi reability jika memenuhi
unsur :
 Lengkap (Completeness) – Laporan keuangan tidak boleh mengecualikan transaksi
apa pun dan semua informasi yang penting tersaji sesuai kriteria penyajian secara
wajar
 Netral (Neutrality) – Informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan
salah satu pihak. Baik eksternal maupun Internal
 Bebas dari kesalahan (Free from error) – Sejauh mana informasi bebas dari
kesalahan.
3. Dapat diverifikasi (Verifiability)
Laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-akuntan lain dengan metode-metode
yang sama, dapat diuji. Sebagai contoh, informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan
keuangan dianggat dapat diverifikasi jika dua akuntan independen (misalnya akuntan
publik atau auditor) dapat menyimpulkan berdasarkan verifikasi mereka bahwa transaksi dan
keadaan yang terjadi terefleksi secara adil.
4. Ketepatan waktu (Timeliness)
Ketepatan waktu adalah seberapa cepat informasi tersedia bagi pengguna informasi
akuntansi. menyajikan informasi akuntansi tidak tepat waktu menjadikan informasi yang
kurang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hal ini penting untuk informasi akuntansi
karena bersaing dengan informasi lainnya. Sebagai contoh, jika perusahaan mengeluarkan
laporan keuangannya lebih dari setahun setelah periode akunting, pengguna laporan
keuangan akan kesulitan untuk menentukan seberapa baik kinerja perusahaan saat ini.
5. Dapat dipahami (Understandability)
Understandability adalah sejauh mana informasi yang ada dapat dipahami. Saat ini, laporan
tahunan perusahaan biasanya berisi lebih dari 100 halaman, dengan kualitas informasi
menyeluruh. Informasi yang dapat dimengerti oleh pengguna harus ada dalam laporan
keuangan tersebut. Bagi perusahaan yang berkinerja buruk, adalah hal biasa menggunakan
banyak istilah dan kalimat yang sulit dimengerti dalam laporan tahunannya sebagai upaya
untuk menyamarkan kinerja yang buruk.
6. Komparatif (Comparability)
Comparability adalah sejauh mana standar dan kebijakan akuntansi diterapkan secara
konsisten dari satu periode ke periode lainnya. Laporan keuangan yang dapat dibandingkan
harus sesuai dengan standar dan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan apa yang
diterapkan sepanjang periode akuntansi.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk menarik kesimpulan yang mendalam tentang tren dan
kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Selain itu, komparabilitas juga mengacu pada
kemampuan untuk memudahkan membandingkan laporan keuangan perusahaan kita dengan
perusahaan lain.
Karakteristik kualitas informasi akuntansi adalah hal penting karena memudahkan
manajemen perusahaan dan investor untuk menggunakan laporan tersebut untuk membuat
keputusan yang tepat.
Untuk menghasilkan laporan yang benar namun dengan cara yang mudah, Anda
membutuhkan software akuntansi yang sudah teruji dan terpercaya. Contohnya adalah
Accurate.
Accurate adalah software akuntansi buatan Anak negeri yang sudah dikembangkan sejak
tahun 1999 dan sudah dipakai banyak perusahaan terkemuka. Seiring
dengan disrupsi dan revolusi industri yang terjadi Accurate juga sudah meluncurkan Accurate
online yang memudahkan pemantauan transaksi dan stok dimanapun dan kapanpun.

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Dalam dunia bisnis yang kompleks, mungkin menggunakan beratus – ratus tenaga
kerja, mulai dari perencanaan pengembangan, direktur pemasaran sampai kepada bagian
kebersihan. Bagaimana perusahaan merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol
semua kegiatannya, bagaimana mensuplai informasi kepada banyak orang dalam perusahaan,
disinilah letak pentingnya peranan sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi melayani dua tipe pemakai yaitu dari pihak luar
perusahaan(eksternal) dan dari pihak dalam perusahaan (internal). Pihak – pihak ekternal
antara lain pelanggan, supplier, pemegang saham, pegawai, lembaga keuangan, pemerintah,
sedangkan pihak internal perusahaan antara lain manajemen, purchasing, dan inventary
control management, production management, personal management, finansial management.
Peranan sistem informasi akuntansi
1. Memperbaiki kualitas & mengurangi biaya dalam menghasilkan barang/jasa
2. Memperbaiki efisiensi
3. Memperbaiki pengambilan keputusan
4. Menciptakan keunggulan kompetitif

MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAGI PERUSAHAAN


Ada beberapa poin yang menjadi manfaat dari sistem informasi akuntansi bagi perusahaan
yang harus Anda ketahui, berikut manfaatnya:
a. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat sehingga berdampak pada kemajuan
perusahaan.
b. Meningkatnya efisiensi pada perusahaan sehingga berdampak pada meningkatnya
pendapatan.
c. Meningkatnya kemampuan perusahaan dalam mengambil suatu keputusan secara bijak.
d. Menambah sharing knowledge perusahaan.
e. Meningkatkan efisiensi kerja pada bagian keuangan perusahaan karena adanya sistem
informasi akuntansi.
f. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
g. Mengurangi biaya produksi dan jasa dalam proses pembuatan produk perusahaan.

Dari penjelasan di atas, sistem informasi akuntansi memiliki peran yang penting untuk
kemajuan suatu perusahaan. Dengan adanya SIA, perusahaan bisa melakukan semua
kegiatannya dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu output dari SIA juga dapat di
pertanggungjawabkan dalam pengambilan sebuah keputusan.
Dapat dibayangkan jika SIA dalam perusahaan tidak berjalan dengan baik, maka semua akan
terhambat termasuk kegiatan bisnis perusahaan menjadi berhenti. Tidak hanya itu, dalam
menjalankan perusahaan Anda juga perlu melakukan administrasi keuangan yang baik, SIA
di kombinasikan dengan administrasi keuangan yang baik pastinya akan menghasilkan hasil
yang lebih baik.
Jurnal adalah software akuntansi online yang membantu Anda dalam melakukan administrasi
keuangan perusahaan Anda. Terdapat banyak fitur-fitur akuntansi yang dibutuhkan oleh
perusahaan Anda. Daftarkan sekarang juga dan nikmati free trial selama 14 hari untuk
pengguna baru.

3 KETERBATASAN LAPORAN LABA RUGI


1. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan.
Praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos tertentu ketika
menentukan laba, meskipun pos-pos tersebut cukup mempengaruhi kinerja perusahaan.
Sebagai contoh saat terjadi perubahan nilai sementara (harga pasar), keuntungan dan
kerugian yang belum terealisasi tidak boleh dicatat dalam laporan laba rugi. Hal ini
dikarenakan adanya ketidakpastian mengenai realisasi atas perubahan nilai tersebut
hingga benar-benar terjual.
Contoh lain, ketika perusahaan mengalami peningkatan nila (company value) akibat
pengakuan citra merek, perbaikan mutu layanan, perbaikan kualitas produk, ataupun
inovasi produk, semua hal tersebut tidak dilaporkan sebagai hasil kinerja perusahaan
dalam laporan laba rugi. Hal ini disebabkan karena memang belum adanya kerangka kerja
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan jenis-jenis value tersebut.
2. Laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Seperti telah disebutkan dalam beberapa artikel sebelumnya, salah satu komponen laba
adalah beban. Dan sebuah item akan dapat diperbandingkan dengan metode akuntansi
yang sama, artinya memiliki keseragaman metode dalam mencatat dan melaporkan item
tersebut. Hal ini menjadi salah satu kelemahan akuntansi, yaitu terlalu memanjakan
pembuat laporan keuangan dengan menyediakan berbagai alternatif metode akuntansi.
Salah satu contoh adalah metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan aktiva.
Meskipun aktiva sama, namun karena adanya perbedaan dalam menggunakan metode
penyusutan, maka dapat dipastikan besarnya penyusutan berbeda. Perusahaan yang
menggunakan metode penyusutan garis lurus akan menghasilkan laba lebih besar
dibanding perusahaan yang menggunakan metode penyusutan dipercepat.
3. Laba juga dipengaruhi oleh faktor estimasi (melibatkan pertimbangan subyektif
manajemen).
Dalam praktek, seringkali pihak manajemen harus menggunakan pertimbangan subyektif
untuk menetapkan besarnya estimasi atas suatu peristiwa akuntansi. Berdasarkan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum, estimasi ini dapat ditetapkan secara subyektif dan
rasional.
Sebagai contoh adalah estimasi mengenai besarnya nilai residu dan masa manfaat dari
sebuah aktiva tetap. Dalam hal ini, penggunaan estimasi yang berbeda tentu saja juga
akan menghasilkan beban penyusutan dan laba yang berbeda. Contoh lainnya adalah
penggunaan estimasi dalam pengukuran biaya garansi (product warranty expense) dan
beban piutang tak tertagih (bad debts expense).

UNSUR LAPORAN LABA RUGI


Elemen atau komponen atau unsur laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Dengan
kata lain, penghitungan laba rugi dilakukan dengan mengurangkan unsur-unsur beban atas
unsur-unsur penghasilan.
 Penghasilan
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi, yang
menyebabkan kenaikan aset neto (ekuitas), dalam bentuk penambahan atau pemasukan
aset atau penurunan liabilitas, yang tidak berasal dari kontribusi pemilik.
Penghasilan bisa dikelompokkan menjadi dua unsur, yaitu pendapatan (revenue) dan
keuntungan (gain).
 Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan yang berasal dari aktivitas operasi utama
perusahaan, misalnya aktivitas penjualan barang bagi perusahaan dagang atau perusahaan
manufaktur dan aktivitas penyediaan jasa bagi perusahaan jasa.
 Keuntungan
Keuntungan merupakan kenaikan aset neto yang berasal dari transaksi insidental di luar
transaksi penghasil pendapatan utama. Sebagai contoh, perusahaan dagang memperoleh
pendapatan penjualan dari penjualan barang dagang kepada pelanggan. Ketika perusahaan
itu menjual peralatan dengan harga jual di atas biaya perolehan setelah dikurangi
akumulasi penyusutan, keuntungan akan diakui atas penjualan peralatan itu.
 Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi, yang
menyebabkan penurunan aset neto (ekuitas), dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya
aset atau bertambahnya liabilitas, yang bukan termasuk distribusi kepada pemilih
Beban juga bisa dikelompokkan menjadi dua unsur, yaitu beban operasi (operating
expense) dan kerugian (loss).
 Beban operasi atau beban usaha
Beban operasi atau beban usaha adalah beban yang berasal dari aktivitas operasi utama
perusahaan, contohnya yang terkait dengan aktivitas penjualan barang dagang bagi
perusahaan dagang.
 Kerugian
Kerugian adalah beban yang berasal dari transaksi insidental.

CARA MENGHITUNG LABA PERUSAHAAN DAGANG


Konsep laba adalah selisih antara pendapatan dengan beban dengan syarat pendapatan
jumlahnya lebih besar dari beban. Jika sebaliknya, maka hal tersebut dikenal dengan sebutan
rugi.
Untuk menghitung Laba pada Perusahaan dagang, berikut langkah yang harus dilakukan.
Langkah 1 : Menghitung Laba Kotor
Perlu diketahui juga bahwa sebelum mendapatkan laba bersih, kita harus mencari dahulu laba
kotornya. Laba kotor ini merupakan selisih dari hasil penjualan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan barang. Rumusnya adalah
Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan
Penjualan bersih = penjualan – potongan penjualan – retur penjualan
Penjualan bersih ini tidak selalu berupa kas tetapi juga bisa dalam bentuk piutang. Hal ini
karena penjualan dilakukan tidak selalu dalam bentuk tunai, namun juga bisa secara kredit
dan tetap diakui sebagai penjualan.
Sedangkan Harga Pokok Penjualan (HPP) perhitungannya adalah sebagai berikut.
HPP = Persediaan awal – Pembelian bersih – Persediaan akhir
Pembelian bersih = Pembelian + ongkos angkut + retur pembelian – Potongan pembelian
Langkah 2 : Menghitung Laba Bersih
Secara sederhana, Laba Bersih adalah Laba Kotor yang dikurangi dengan semua biaya yang
sudah dikeluarkan, mau biaya operasional pun non-operasional. Biaya operasional contohnya
adalah biaya administrasi, biaya pemasaran, gaji, sewa, dan biaya penyusutan. Sedangkan
biaya non-operasional contohnya adalah pajak dan biaya bunga.
Rumus Laba bersih secara utuh pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
Laba bersih = Laba Kotor – Beban usaha
Beban Usaha = Beban Operasional + Beban Non-Operasional
EBITDA (Earning before Interest, Tax, Depreciation and Amortization atau Laba sebelum
Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi) = Laba Kotor – Biaya Operasional
EBIT (Earning before Interest and Tax atau Laba sebelum Bunga dan Pajak) = EBITDA –
Biaya Penyusutan dan Amortisasi
EBT (Earning before Tax atau Laba sebelum Pajak) = EBIT – Beban Bunga + Pendapatan
Bunga
Laba Bersih = EBT (Earning before Tax atau Laba sebelum Pajak) – Beban Pajak

Pengakuan Pendapatan & Keuntungan


Dalam pengakuan pendapatan atau keuntungan pada transaksi istishna, dapat dilakukan
setelah adanya penyerahan barang, hal ini sejalan dengan kaidah yang berlaku pada akuntansi
umum tentang pengakuan pendapatan, sebagaimana termuat dalam :
1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, pada paragraf 74 sampai
dengan paragraf 77 sebagai berikut:
a. Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenues) maupun
keuntungan (gaints). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang
biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa
(fees), bunga, deviden, royalty dan sewa. (paragraf 74)
b. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan
yang biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan
demikian pada hakekatnya tidak berbeda dengan pendapatan. Oleh karena itu, pos
tersebut tidak dipandang sebagai unsur terpisah dalam kerangka dasar ini. (paragraf
75)
c. Keuntungan meliputi, misalnya, pos yang timbul dalam pengalihan aktiva tidak
lancar. Definisi penghasilan juga mencakupi keuntungan yang belum direalisasi;
misalnya, yang timbul dari revaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan (marketable)
dan dari kenaikan jumlah aktiva jangka panjang. Kalau diakui dalam laporan laba
rugi, keuntungan biasanya dicantumkan terpisah karena informasi mengenai pos
tersebut berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keuntungan biasanya
dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan beban yang bersangkutan.
(paragraf 76)
d. Berbagai jenis aktiva dapat diterima atau bertambah karena penghasilan; misalnya
kas, piutang serta barang dan jasa yang diterima sebagai penukar dari barang dan jasa
yang dipasok. Penghasilan dapat juga berasal dari penyelesaian kewajiban. Misalnya,
perusahaan dapat memberikan barang dan jasa kepada kreditur untuk melunasi
pinjaman. (paragraf 77)

2. Dalam PSAK 23 tentang pendapatan yang menyebutkan:


a. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima (PSAK 23, Akuntansi Pendapatan, paragraf 37)
b. Pendapatan dari penjualan barang harus diakui seluruh kondisi berikut dipenuhi:
a) perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.
b) perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual.
c) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
d) besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir kepda perusahaan tersebut; dan
e) biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
dapat diukur dengan andal. (PSAK 23, Akuntansi Pendapatan, paragraf 38)
c. Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini
dipenuhi :
a) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
b) besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi trsebut akan
diperoleh perusahaan.
c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal, dan
d) biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal (PSAK 23, Akuntansi Pendapatan,
paragraf 39)
d. Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang
dapat diperoleh kembali. (PSAK 23, Akuntansi Pendapatan, paragraf 40)

http://ilmuakuntansis.blogspot.com/2015/04/bentuk-bentuk-organisasi-perusahaan-dan.html
https://smartlegal.id/pendirian-usaha/pendirian-pt/2018/10/09/syarat-dan-prosedur-pendirian-pt/
https://analis.co.id/jenis-saham-pt.html
https://www.academia.edu/35259693/EKUITAS_PEMEGANG_SAHAM_MODAL_PERSEROAN
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-peran-penting-sistem-informasi-akuntansi-dalam-perusahaan/
https://www.dosenpendidikan.co.id/laporan-laba-rugi/
https://ukirama.com/en/blogs/cara-dan-contoh-perhitungan-laba-pada-perusahaan-dagang
http://akuntansis.blogspot.com/2018/12/pengakuan-pendapatan-keuntungan-istishna.html

Anda mungkin juga menyukai