Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN PERPAJAKAN

PERENCANAAN PAJAK MELALUI BADAN USAHA

KELOMPOK 5
AGUSTINA SETYOWATI (19/MPA-XXXIXA/01)
DELLA JUNITA SITI HUTAMI (19/MPA-XXXIXA/03)
DHEA AUWINA (19/MPA-XXXIXA/04)
HAFIDZAH SEPTIANI (19/MPA-XXXIXA/07)
YOSSI CAMILA WULANDARI (19/MPA-XXXIXA/18)

MANAJEMEN PERPAJAKAN
KELAS 39 A

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS GAJAH MADA
FEBRUARI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan APBN di Indonesia yang paling
besar. Keberadaan pajak secara langsung telah mempengaruhui jalannya pertumbuhan
ekonomi dan kegiatan-kegiatan usaha di Indonesia. Salah satu unsur objek pajak adalah
penghasilan, maka tentu saja pemungutan pajak ini mencakup bentuk-bentuk usaha baik
yang perseorangan maupun berbentuk badan.

Bentuk-bentuk usaha di Indonesia sendiri terdiri dari 3 macam yaitu BUMN,


Koperasi dan Swasta. Namun yang tentu menjadi objek pajak pengasilan adalah bentuk
usaha swasta, mana hal itu bertujuan semata-mata untuk mencri keuntungan dan
menambah kekayaan. Bentuk usaha swasta sendiri terbagi menjadi 5 yaitu perseorangan,
CV (persekutuan komanditer), Firma, PT (Perseroan Terbatas) dan yayasan. Diantara
semua itu tentunya miliki perlakuan pajak yang berbeda-beda. Perusahaan perseorangan
pemilikinya hanya satu orang tentu akan mendapatkan pemungutan pajak berbeda dengan
perusahaan yang pemiliknya lebih dari satu orang seperti CV, Firma, PT dan Yayasan.

Dalam ketentuan umum perpajakan, Wajib Pajak dapat dibagi dua yaitu Wajib
Pajak perorangan dan Wajib Pajak badan. Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan kepada
setiap Wajib Pajak, baik Wajib Pajak perorangan maupun Wajib Pajak badan atas
penghasilan yang diterimanya dalam setahun. Perbedaan utama antara Wajib Pajak
perorangan dan Wajib Pajak badan dalam penghitungan PPh adalah besarnya tarif pajak.
Lapisan terendah tarif pajak bagi perorangan adalah 5% dan lapisan tertinggi bagi
perorangan adalah 30% sedangkan bagi Wajib Pajak Badan tarifnya 25%.

Penghasilan dalam pengertian perpajakan memiliki makna yang sangat luas, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang dapat dikonsumsi atau menambah kekayaan.
Sehubungan dengan usaha maka penghasilan sebagai tambahan kemampuan ekonomis
adalah laba usaha, yaitu penerimaan bruto dikurangi biaya-biaya, yang dalam perpajakan
disebut dengan penghasilan neto. Dalam menghitung besarnya laba usaha, perpajakan
mempunyai ketentuan mengenai penghasilan yang diperhitungkan dan biaya yang tidak
dapat dikurangkan yang diatur dalam UU PPh.

1
Laba usaha yang diterima oleh badan usaha maupun perorangan itulah yang akan
dikenai PPh. Namun demikian, bagi Wajib Pajak perorangan, sebelum laba dikenakan
pajak terlebih dahulu dikurangkan dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang
besarnya ditetapkan dan bergantung pada jumlah tanggungan keluarganya.

Sebenarnya, pihak yang memiliki sebuah usaha berbentuk badan adalah juga
perorangan sebagai investor. Hasil yang akan diterima oleh investor sebagai pemilik usaha
merupakan penghasilan kembali yang merupakan Objek PPh bagi perorangan. Namun
karena prinsip usaha adalah “going concern” maka keuntungan dari sebuah badan usaha
tidak selalu langsung dinikmati oleh investor (pemilik) tetapi dapat ditanamkan kembali
untuk memperbesar usaha. Sehingga penghasilan yang diterima oleh perorangan atas
investasinya di badan usaha bisa ditunda sampai keuntungan tersebut dibagikan ke
perorangan.

Selain itu dalam memungut pajak juga ditentukan dari omzet yang didapat.
Semakin besar omzet/penghasilan yang didapat maka semakin besar pula pajak yang
dikenakan. Karena kondisi itulah menyebabkan terjadi cara-cara yang dilakukan Wajib
pajak untuk menghindari pajak atau meringankan beban pajak pajak yang didapat dengan
cara-cara yang tidak melanggar hukum. Sehingga perencanaan perpajakan (tax planning)
dapat digunaan oleh badan usaha tersebut dalam melakukan kewajiban perpajakannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Memilih bentuk usaha/business vehicle yang tepat merupakan hal pertama yang
harus diperhatikan oleh investor/pengusaha, selain untuk menentukan bentuk usaha apa
yang dapat memberikan kontribusi profit paling besar dengan tingkat risiko yang paling
rendah. Terkait ketentuan perpajakan yang berlaku, investor/pengusaha juga harus
menentukan bentuk usaha yang mana yang memberikan kontribusi profit yang paling besar
namun dengan beban pajak yang paling kecil, dan yang paling penting dari pemilihan
bentuk usaha adalah tentu saja untuk mempertimbangkan keberlangsungan usaha dalam
jangka panjang.

Pohan (Zain, 2003:97) memberikan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan


dalam pemilihan bentuk usaha, diantaranya:

1. Bagaimana hubungan antara tarif pajak penghasilan orang pribadi dan tarif pajak
penghasilan wajib pajak badan, termasuk ketentuan khusus yang mengatur hal itu
2. Pengenaan pajak penghasilan secara berganda, baik atas laba bruto usaha, maupun
penghasilan dari pembagian keuntungan (dividen) kepada para pemegang sahamnya
3. Kesempatan untuk menunda pembayaran pajak pada tarif pajak penghasilan lebih
kecil/besar apabila dibandingkan dengan kesempatan yang terdapat pada tarif pajak
penghasilan dari akumulasi penghasilan perusahaan
4. Adanya ketentuan mengenai kerugian hasil usaha neto (kompensasi kerugian) dan
kredit investasi yang berlaku bagi bentuk usaha tertentu
5. Kemungkinan pengajuan perlakuan khusus terhadap pajak atas akumulasi laba, pajak
atas penghasilan personal, holding company, dan seterusnya
6. Liberalisasi ketentuan yang mengatur fringe benefit dan atau payment in kind.

Secara umum terdapat empat bentuk usaha yang legal, sebagaimana diuraikan oleh
Santoso dan Rahayu (2013:89) yaitu:

1. Partnership yang berupa persekutuan perdata (maatschap), persekutuan komanditer


(commanditaire vennootschap = CV), dan firma;
2. Perseroan terbatas (PT);
3. Koperasi, asosiasi, yayasan, dan badan usaha lain;
4. Usaha orang pribadi/individual basis.

3
Fokus penjelasan tulisan ini hanya akan menekankan pada pemilihan badan usaha berbentuk
usaha orang pribadi (individual basis), CV dan PT.

A. PERSEROAN TERBATAS
1. Pengertian Perseroan Terbatas dan Dasar Hukum

Perseroan Terbatas (Limited Liability Company, Naamloze Vennootschap)


adalah bentuk yang paling populer dari semua bentuk usaha bisnis. Yang dimaksud
dengan perseroan terbatas menurut hukum Indonesia adalah suatu badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian antara 2 (dua) orang atau lebih, untuk melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham – saham.
Suatu perseroan terbatas biasanya dengan mudah dikenali dalam praktek, yakni dengan
membaca singkatan PT di depan namanya. Misalnya PT Cantik Indah Bagus.

Berdasarkan pasal 1 UUPT No. 40/2007 pengertian Perseroan Terbatas


(Perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Sementara Ir. Harmaizar Z menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas atau PT


adalah bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, didirikan oleh 2 orang atau
lebih berdasarkan akta pendirian yang dibuat oleh pejabat pemerintah atau notaries, dan
telah memperoleh pengesahan dari Mentri Kehakiman dan HAM serta telah
melaksanakan wajib daftar perusahaan dan telah diumumkan dalam tambahan berita
negara.

Dahulunya, tentang perseroan terbatas ini diatur dalam Kitab Undang – Undang
Hukum Dagang. Akan tetapi, ketentuan tentang perseroan terbatas dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang tersebut kemudian tidak berlaku lagi setelah adanya
Undang – Undang Perseroan Terbatas, yang merupakan undang – undang yang khusus
mengatur tentang perseroan terbatas tersebut.

Di samping itu, apabila perseroan terbatas tersebut merupakan perusahaan


public atau perusahaan yang go public, maka terhadapnya berlaku juga Undang –
Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

4
Jika perseroan terbatas tersebut merupakan badan usaha milik Negara (BUMN),
maka terhadapnya berlaku pula berbagai aturan yang khusus mengatur tentang BUMN
tersebut. Dan apabila perseroan terbatas tersebut berupa perusahaan yang didalamnya
ada modal asing atau yang disebut dengan perusahaan penanaman modal asing (PMA),
maka berbagai peraturan perundang-undangan tentang penanaman modal asing berlaku
pula terhadapnya.

2. Ciri – ciri Perseroan Terbatas


a. Memiliki harta kekayaan sendiri dan terpisah dari kekayaan pribadi para
pemegang saham.
b. PT bertanggung jawab penuh terhadap pihak ketiga, sedangkan para
pemegang saham bertanggung jawab terbatas sebesar nilai saham yang
telah disetorkan.
c. Jika salah satu pemegang saham meninggal, perusaan tetap berjalan.
d. Saham dan piutang dapat diwariskan.
e. Pembagian keuntungan sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.
f. Merupakan bentuk badan usaha asosiasi modal.
g. Mempunyai komisaris yang berfungsi sebagai pengawas jalannya
perusahaan.
h. Mempunyai perbedaan fungsi antara pemegang saham ddan direksi.
i. Kekuasaan tertinggi berada di tangan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
3. Jenis-jenis Perseroan Terbatas
Ada beberapa jenis perseroan terbatas, yaitu :
a. PT Tertutup (Private)
PT Tertutup diatur dalam UU Nomor 1 tahun 1995 serta tata cara
pelaksanaannya. PT tertutup disebut juga PT biasa.
b. PT PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
Merupakan suatu bentuk usaha badan hukum yang telah berdiri atau waktu
bedirinya telah mendaftarkan dan memperoleh persetujuan dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal untuk mendapatkan PMDN. Ketentuan
mengenai hal ini diatur dalam UU Nomor 12 tahun 1970 tentang
Penanaman Modal dalam Negeri.
c. PT PMA (Penanaman Modal Asing)

5
Merupakan suatu bentuk usaha badan hukum yang telah berdiri atau waktu
berdirinya telah mendaftarkan dan memperoleh persetujuan dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal untuk mendapatkan fasilitas PMA.
Ketentuan mengenai PT PMA diatur dalam UU Nomor 11 tahun 1970.
d. PT Terbuka atau Perusahaan Publik
Merupakan perseroan terbatas yang telah melakukan penawaran umum
sesuai peraturan perundang – undangan di pasar modal. Ketentuan
mengenai PT Terbuka diatur dalam UU Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar
modal.
e. PT Perseroan
Merupakan badan usahan yang seluruh atau sebagian modalnya milik
negara yang terpisah dari kekayaan negara.peraturan pemeriontah tentang
PT Persero ada dalam UU Nomor 12 tahun 1998 tentang PT Persero.
4. Organ Perseroan Terbatas
PT sebagai subyek hukum pendukung segala hak dan kewajiban tidak dapat
bertindak sendiri. Badan hukum menjadi subyek hukum bukan secara alamiah,
melainkan ditentukan oleh hukum yang dibuat manusia melalui lembaga yang
berwenang untuk itu. Oleh karena itu, PT perlu dilengkapi dengan organ atau alat
perlengkapannya supaya dapat berfungsi sebagai subyek hukum seperti manusia. Organ
Persroan Terbatas tersebut terdiri dari :
a. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
RUPS merupakan organ PT yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam
sebuah PT. RUPS ini terdiri dari para pemegang saham sebagai satu kesatuan.
Tentunya di dalam RUPS tersebut terdapat pemegang saham terbanyak
(pemegang saham mayoritas) dan pemegang saham yang menguasai saham
dalam jumlah kecil sehingga tidak memiliki kekuasaan mayoritas (pemegang
saham minoritas). Pemegang saham mayoritas dapat mendominasi keputusan-
keputusan RUPS, karena itu UUPT memberikan beberapa pembatasan tertentu
untuk melindungi pemegang saham minoritas dalam rangka mewujudkan
keadilan. RUPS mempunyai segala wewenang yang tidak diberikan kepada
direksi dan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UUPT atau
Anggaran Dasar. Jadi, kekuasaan RUPS cukup besar, misalnya mengangkat
dan memberhentikan direksi dan komisaris.

6
b. Direksi
Direksi atau pengurus PT adalah organ yang mengurus PT sehari-hari yang
diangkat RUPS. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan
untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan terbaik di
dalam maupun di luar pengadilan.
c. Komisaris
Komisaris atau pengawas PT adalah organ yang bertugas mengawasi
kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberi nasihat
kepada direksi. Komisaris juga diangkat dan bertanggung jawab kepada
RUPS. Karena disamping organ direksi ada organ komisaris, maka sistem
seperti ini sering disebut dengan sistem “dewan ganda” (two tier board).
5. Tugas, Wewenang Dan Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
 Hakikat Dan Wewenang
Di atas telah dikemukakan bahwa perseroan pada hakikatnya adalah badan
hukum dan wadah perwujudan kerjasama para pemegang saham (persekutuan
modal). Hakikat ini berakibat bahwa demi kelangsungan keberadaannya
perseroan mutlak membutuhkan organ yaitu RUPS di mana para pemilik
modal sebagai pihak yang berkepentingan berwenang sepenuhnya untuk
menentukan kepada siapa akan mereka percayakan pengurusan perseroan,
direksi yang oleh UUPT ditugaskan mengurus dan mewakili perseroan, dan
dewan komisaris yang oleh UUPT ditugaskan melakukan pengawasan serta
memberi nasehat kepada direksi.
Dapat dikatakan bahwa keputusan-keputusan yang menyangkut struktur
organisasi perseroan misalnya perubahan anggaran dasar, penggabungan,
peleburan, pemisahan, pembubaran dan likuidasi perseroan, hak dan
kewajiban para pemegang saham, pengeluaran saham baru dan pembagian
atau penggunaan keuntungan yang dibuat perseroan sepenuhnya termasuk
wewenang RUPS.
Dikatakan bahwa RUPS mempunyai kekuasaan tertinggi dalam perseroan,
RUPS menjalankan kekuasaan perseroan secara De Facto, secara eksklusif
kewenangan diatur dalam anggaran dasar dan pembatasan tertentu bagi direksi
yang memerlukan persetujuan RUPS. Tetapi perwakilan untuk pengurusan

7
perseroan di dalam maupun di luar pengadilan tidak termasuk wewenang
RUPS.
 Pengaturan Oligarkis Dan Hak Suara
Pengaturan oligarkis adalah pembagian saham dalam saham prioritas dan
saham biasa. Saham prioritas adalah jenis saham yang lazimnya memberi
kepada pemegangnya kekuasaan tertentu berkaitan dengan hal ikhwal
perseroan, seperti misalnya membuat pencalonan yang mengikat dalam hal
pengangkatan anggota direksi dan dewan komisaris.
Berkaitan dengan pengaturan oligarkis tersebut perlu diperhatikan bahwa tidak
dibenarkan adanya ketentuan dalam anggaran dasar perseroan yang
mensyaratkan bahwa anggota direksi dan dewan komisaris hanya dapat
diberhentikan apabila hal itu disetujui oleh jenis saham tertentu (saham
prioritas). Pengaturan demikian memberikan hak veto kepada jenis saham
tertentu, hal mana bertentangan dengan hak RUPS untuk sewaktu-waktu
memberhentikan mereka.
Pengaturan hak suara melalui suatu perjanjian antara para pemegang saham
pada dasarnya dapat dibenarkan. Mengingat bahwa hak suara diberikan
kepada pemegang saham oleh UUPT agar dapat menjaga kepentingannya
sebagaimana ia kehendaki, sehingga pemegang saham pada dasarnya bebas
mengikat dirinya berkenaan dengan cara pelaksanaan hak suara yang ia miliki
dalam suatu perjanjian hak suara. Walaupun perjanjian tersebut membatasi
kebebasan pemegang saham, tetapi sungguhnya kebebasan itu tetap ada.
Pemegang saham yang telah membuat perjanjian hak suara tetap bebas
mengeluarkan hak suaranya sebagaimana ia kehendaki. Juga apabila ia
mengeluarkan suaranya tidak sesuai dengan perjanjian hak suara, suaranya
tetap sah sekalipun ia telah melanggar perjanjian yang bersangkutan dan oleh
karena itu cidera janji. Ini penting diperhatikan, terutama dalam hal pemberian
kuasa. Tidak jarang dalam hal gadai saham, kepada pemegang gadai diberikan
kuasa mutlak untuk mengeluarkan suara atas saham-saham yang digadaikan.
Perlu diketahui bahwa kuasa dimaksud tidak dapat meniadakan hak suara
pemberi gadai. Oleh karena itu pemberi gadai senantiasa dapat hadir sendiri
pada RUPS dan kehadirannya tersebut dengan sendirinya karena hukum akan
membatalkan hak pemegang gadai untuk mengeluarkan suara. Kenyataan ini
bersumber pada ketentuan bahwa hanya pemegang saham yang mempunyai
8
hak suara dan oleh karena itu hak suara tidak dapat dialihkan terlepas dari
pemilikan saham.
6. Keunggulan Perseroan Terbatas
a. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang-
utang perusahaan. Maksudnya adalah jika anda termasuk pemegang saham dan
kebetulan perusahaan punya utang, anda hanya bertanggung jawab sebesar
modal yang anda setorkan. Tidak lebih.
b. Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak
tergantung pada beberapa pemilik. Pemilik dapat berganti-ganti.
c. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang
lain.
d. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume usahanya,
misalnya dengan mengeluarkan saham baru.
e. Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-sumber
modal untuk itu secara efisien. Jadi jika anda mempunyai manajer tidak cakap,
anda bisa ganti dengan yang lebih cakap.
7. Kelemahan Perseroan Terbatas
a. PT merupakan subyek pajak tersendiri. Jadi tidak hanya perusahaan yang
terkena pajak. Dividen atau laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang
saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan. Tentunya dari
pemegang saham yang bersangkutan.
b. Jika anda akan mendirikan perseroan terbatas, pendiriannya jauh lebih sulit
dari bentuk kepemilikan usaha lainnya. Dalam pendiriannya, PT memerlukan
akte notaris dan ijin khusus untuk usaha tertentu.
c. Biaya pembentukannya relatif tinggi.
d. Bagi sebagian besar orang, PT dianggap kurang “secret” dalam hal dapur
perusahaan. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas perusahaan harus
dilaporkan kepada pemegang saham. Apalagi yang menyangkut laba
perusahaan.
8. Manajemen Pajak Perseroan Terbatas
Berbeda dari usaha berbentuk CV atau Firma, Perseroan Terbatas (PT) adalah
bentuk usaha yang modalnya terdiri atas saham-saham. Kepada pemilik biasanya
diberikan sertifikat atau tanda kepemilikan atas sahamnya di perusahaan. Saham yang
dimiliki tersebut dikenal sebagai surat berharga (marketable securities) yang dapat

9
diperjualbelikan kepada pihak lain. Keuntungan yang diperoleh pemegang saham adalah
hanya dari pembagian keuntungan atau dividen saja, meskipun dalam beberapa kasus –
dan sebenarnya tidak dibenarkan secara aturan–, ada beberapa pemegang saham yang
merangkap juga sebagai pengurus yang ikut aktif menjalankan roda usaha sehingga
kepadanya juga diberikan penghasilan lain berupa gaji.

Perpajakan memandang bahwa antara pemegang saham dengan PT adalah dua


Wajib Pajak yang berbeda dan terpisah. Sehingga jika ada pengalihan kekayaan atau
harta baik berupa sumber daya atau resources dari perusahaan kepada pemilik dianggap
telah terjadi arus mengalirnya penghasilan. Dengan demikian dividen yang diterima oleh
pemegang saham dianggap sebagai penghasilan yang akan dikenai pajak. Sebaliknya
karena dividen itu dihitung dari laba setelah pajak, maka di sisi perusahaan dividen
tersebut tidak berpengaruh terhadap besarnya keuntungan usaha atau laba usaha yang
dikenai pajak. Bisa dikatakan bahwa atas keuntungan atau laba usaha akan dikenai pajak
di PT dan ketika keuntungan atau laba tersebut dibagi kepada para pemegang saham akan
dikenai pajak lagi di pemegang saham (perorangan).

B. PERSEKUTUAN
1. Pengertian Persekutuan
Perusahaan persekutuan adalah badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau
lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan usaha. Untuk
mendirikan badan usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi
pemerintah yang terkait. Contoh: Perseroan Komanditer (CV).
2. Jenis-Jenis Perusahaan Persekutuan
Perseroan Kommanditer (CV) adalah suatu persekutuan dua orang/lebih sebagai
persero pengusaha (aktif) dan satu orang atau lebih sebagai pesero kommanditer (tidak
aktif) untuk menjalankan suatu perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh laba.
Anggota perseroan kommanditer ada dua golongan:
a. Persero Pengusaha atau persero aktif/bekerja. Persero ini selain menyerahkan
modal ke dalam perseroan, jika perseroan jatuh pailit atau bangkrut, persero
pengusaha bertanggungjawab penuh atas seluruh harta-harta pribadi terhadap
utang-utang perusahaan.
b. Persero Komanditer atau persero diam. Persero ini hanya meyerahkan modal
ke dalam perseroan dan tidak bertanggung jawab tentang jalannya perseroan.

10
Jika perseroan jatuh pailit/bangkrut, persero ini hanya bertanggung jawab
sebesar modal pernyataan.
3. Kelebihan CV
a. Relatif mudah dalam proses pendiriannya
b. Kebutuhan akan modal dapat terpenuhi
c. Cenderung lebih muda memperoleh kredit
d. Dari segi kepemimpinan, CV relatif lebih baik
e. Lebih fleksibel karena bagi sekutu pasif akan lebih mudah untuk
menginvestasikan maupun mencairkan kembali modalnya
f. Tidak ada ketentuan memakain nama CV seperti halnya dengan PT
g. Anggaran dasar tidak perlu mendapat pengesahan dari Kementrian Hukum dan
HAM
4. Kekurangan CV
a. Kelangsungan hidup tak menentu karena banyak tergantung pada sekutu aktif
yang bertindak sebagai sekutu pemimpin CV
b. Tanggung jawab para sekutu komiditer yang terbatas dapat berpengaruh
terhadap semangat untuk memajukan perusahaan
c. Kewajiaban sekutu yang tidak terbatas
d. Perlindungan hukumnya masih dianggap minim
5. Manajemen Pajak CV
Sebagai sebuah badan usaha maka CV atau Firma berkewajiban untuk
mendaftarkan NPWP yang terpisah dengan kewajiban para pemiliknya. Keutungan
usaha merupakan penghasilannya CV atau Firma yang akan dikenai pajak dan
dilaporkan oleh CV atau Firma sebagai wajib pajak. Sedangkan penghasilan seorang
investor dari penanaman modal di CV atau Firma adalah penghasilan berupa pembagian
laba. Jika seorang investor juga aktif menjalankan usaha, investor dapat sja menerima
tambahan penghasilan lain berupa gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya.
Dalam ketentuan perpajakan, begesernya aliran penghasilan dari CV atau Firma
kepada pemilik tidak dianggap sebagai terjadinya aliran penghasilan, sehingga pajak
tidak mengakui adanya pengurangan berupa biaya gaji pemilik di CV atau Firma.
Sebaliknya penerimaan berupa gaji oleh pemilik tidak dianggap sebagai adanya
penghasilan bagi si pemilik. Demikian juga atas pembagian laba yang diterima oleh
pemilik.

11
Pajak memandang bahwa antara anggota atau pemilik CV atau Firma
diperlakukan satu kesatuan dengan perhitungan PPh atas keuntungan usaha. Satu
kesatuan dalam hal ini adalah tambahan kemampuan ekonomis dari usaha CV atau
Firma hanya akan dikenai PPh satu kali yaitu CV atau Firma.
Dengan demikian CV dengan usaha perorangan memiliki persamaan perlakuan
perpajakan yaitu keuntungan usaha perorangan dikenal pajak di sisi perorangan sebagai
WPOP sedangkan keuntungan usaha CV dikenal pajak di sisi CV sebagai WP badan.
Keduanya sama-sama tidak diperkenankan memperhitungkan pengurangan
biaya berupa gaji pemilik dan pembagian keuntungannya. Dipandang dari sudut
penghematan pajak, CV memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan usaha
perorangan yaitu dari sisi tarif pajak. Sebagaimana dijelaskan diatas, tarif pajak bagi
CV adalah 28% sedangkan tarif pajak perorangan tertinggi adalah 30%, dengan
demikian dengan membentuk CV dapat timbul penghematan pajak sebesar 2%.
Dipandang dari sudut penghematan pajak, CV memiliki keunggulan jika
dibandingkan dengan usaha perorangan yaitu dari sisi tarif pajak. Secara umum
ketentuan perpajakan terkait CV diantaranya:
a. CV merupakan subjek pajak badan dalam negeri. Dalam UU PPh dijelaskan
pengertian subjek pajak badan, bahwa subjek pajak badan adalah sekumpulan
orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usah milik negara atau badan usha milik
daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koprasi, dana
pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
b. Karena CV merupakan subjek pajak badan, maka CV harus mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP atau dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
(PKP).
c. Selain harus mendaftarkan NPWP atau PKP atas nama CV, CV juga harus
menyelenggarakan pembukuan.
d. Laba yang di distribusikan kepada sekutu tidak dikenai pajak. Hal ini
sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (3) UU PPh yang menyebutkan bahwa
bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,

12
firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi
kolektif dikecualikan sebagai objek pajak.
e. Gaji yang dibebankan oleh CV kepada para sekutu tidak dapat menjadi
pengurang sebagaimana diatur dalam pasal 9 UU PPh.
f. Dalam menghitung PPh nya CV menggunakan tarif tunggal 25% atau 12,5%
apabila memenuhi ketentuan pasal 31E UU PPh.
Atas keuntungan CV dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif pasal 17
undang- undang Pajak Penghasilan (sama dengan PT). Pembagian keuntungan kepada
pemegang saham (pesero) tidak bisa dibebankan sebagai biaya CV, tidak dipotong PPh
pasal 23 dan bagi yang menerima bukan sebagai obyek pajak. Dengan kata lain, Pajak
penghasilan hanya dikenakan pada Perusahaan (Badan) saja dan tidak ada double
taxation.

C. PERUSAHAAN PERSEORANGAN
1. Pengertian Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah suatu badan usaha atau perusahaan yang
dimiliki oleh pengusaha perorangan atau individu. Kebebasan dalam mendirikan suatu
usaha perseorangan membuatsiapa saja berhak membuka atau mendirikan badan
usahanya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Berikut ini adalah definisi
perusahaan menurut beberapa para ahli:
a. Murti Sumarai dan Jhon Suprianto

Perusahaan perorangan adalah badan usaha atau perusahaan yang dimiliki,


dikelola, dan dipimpin oleh individu, dimana tanggungjawab atas aktivitas
danresiko perusahaan ditanggung oleh orang tersebut.

b. Bassawata

Perusahaan perorngan adalah bentuk usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh
seseorang, dimana orang tersebut bertanggungjawab penuh atas segala
kegiatan dan risiko perusahaan.

c. Hatta

Perusahaan perorangan adalah sebuah badan usaha yang didirikan dan dikelola
oleh seorang pengusaha.

13
Perusahaan perseorangan ini biasa nya dalam skala besarberbentuk Badan
Usaha Milik Swasta (BUMS), sedangkan dengan skala kecil disebut Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Walaupun badan usaha seperti ini merupakan milik pribadi namun
apabila dilihat dari segi permodalan masih bergantung pada instansi atau perusahaan
lain. Modal untukperusahaan perorangan inibisa dengan mudah didapatkan dari
kreditor dalambentuk pinjaman. Akibatnya apabila ada utang maka pemilik perusahaan
yang harusbertanggungjawab penuh atas pelunasan utang tersebut, sebaliknya apabila
perusahaan mendapatkan keuntungan perusahaan tidak berkewajiban untuk
membaginya kepada kreditor.

2. Contoh-Contoh Badan Usaha Perseorangan


a. Bisnis kuliner
b. Perusahaan bisnis waralaba
c. Usaha jasa engkel
d. Salon kecantikan
e. Rumah makan
f. Perusahaan jasa ekspedisi
3. Ciri-Ciri Perusahaan Perseorangan
a. Proses pendiriannya relatif mudah, begitu juga pembubarannya
b. Pemilik perusahaan adalah individu atau keluarga
c. Tugas dan tanggungjawab tidak terbatas
d. Permodalan perusahaan perseorangan biasanya tidak terlalu besar dan bisa
melibatkan harta pribadi
e. Keberlangsungan usaha tersebut tergantung pada pemiliknya
f. Sistem atau cara mengelola usahanya sederhana
g. Nilai tambah atau nilai penjualan usahanya relatif kecil
h. Perusahaan perseorangan dapat dipindah tangankan sewaktu-waktu
4. Syarat dalam mendirikan perusahaan perorangan
a. Akta Pendirian Pemilik
b. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)/ Izin Gangguan (HO)
c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pemilik
e. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

14
5. Peran Perusahaan Perseorangan
Perusahaan adalah salah satu pelaku ekonomi di Indonesia tidak dapat dielakkan
lagi. Perusahaan sudah menjadi salah satu anggota komunitas masyarakat. Bahkan
hadirnya perusahaan di masyarakat telah membuat tatanan baru dalam komunitas
akar rumput (masyarakat bawah). Tatanan tersebut dapat berupa tatanan ekonomi
maupun tatanan sosiologis. Hadirnya perusahaan ditengah-tengah masyarakat ini
tentunya memainkan peran dalam sistem ekonomi di Indonesia.
6. Kelebihan Perusahaan Perorangan
a. Perseorangan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti halnya PT atau Firma.
b. Lebih mudah diawasi karena dalam pengelolaan perusahaan, pemilik juga
menjadi bagian dari manajemen sehingga pengendalian internal tidak terlalu
kompleks.
c. Biaya yang rendah dalam pengelolaan, karena bisa jadi karyawan dari
perusahaan perorangan itu adalah si pemilik usaha itu sendiri.
d. Proses pembentukan yang cepat dan mudah.
e. Tidak terlalu banyak proses administrasi hokum, biasanyahanya dengan akte
notaris dan surat keterangan domisili.
f. Kepuasan pribadi yang didapatkan oleh pemilik.
g. Seluruh laba menjadi milik pemilik.
h. Apabila terjadi kerugian maka kompensasi kerugian dapat dimasukkan dalam
perhitungan pajak penghasilan pemilik.
i. Lebih mudah memperoleh kredit.
j. Peraturan yang minim apabila dibandingandengan PT, Firma, Komanditer
yang harus mematuhi banyak peraturan pemerintah.
7. Kelemahan Perusahaan Perseorangan
a. Dari pengertian perusahaan perseorangan yang menjelaskan dimana usaha ini
dimiliki secara individu, maka tanggung jawab secara penuh berada pada
pemilik usaha. Jika suatu saat perusahaan mengalami kerugian atau pailit maka
kekayaan pribadi pemilik usaha juga menjadi jaminannya untuk melunasi
hutang-hutang perusahaan.
b. Meskipun perusahaan terus berkembang dan memperluas cabang, namun
ketersediaan modal pinjaman dari kredit tidak akan meningkat. Selain itu,
sebagai usaha milik individu maka modal juga terbatas dari satu orang saja dan
tergantung dari kemampuan pemilik perusahaan untuk mendapatkan modal.

15
c. Kemampuan perusahaan untuk bertahan tidak terjamin karena jika terjadi
sesuatu kepada pemilik usaha misalnya meninggal dunia, maka tidak ada
jaminan perusahaan tersebut bisa terus berlanjut karena biasanya aktivitas
perusahaan akan berhenti.
d. Terbatasnya organisasi di dalam perusahaan perorangan membuat manajemen
perusahaan menjadi sulit karena pemilik bertanggung jawab penuh terhadap
semua aktivitas di perusahaan.
e. Karyawan yang bekerja pada usaha perseorangan akan sulit untuk
mendapatkan jenjang karir, kalaupun bisa naik jabatan namun akan
membutuhkan waktu yang cukup lama.
8. Cara Dalam Meningkatkan Laba Perusahaan Perorangan
Pada prinsipnya tujuan pendirian perusahaan adalah untuk mencari laba. Maka
walaupun hanya perusahaan perseorangan akan tetapi perusahaan juga harus
memikirkan bagaimana meningkatkan labanya. Ada 2 cara dalam meningkatkan laba:
a. Up Sell
Up Sell adalah cara dimana pemilik perusahaan dapat menawarkan versi
barang atau jasa yang lebih tinggi dibandingkan produk yang sebelumnya.
b. Cross Sell
Cross Sell adalah cara dimana perusahaan menawarkan produk atau jasa leih
dari apayang diinginkan konsumen.
9. Pengaruh Bentuk Usaha Perusahaan Perorangan terhadap Pajak

Perusahaan perorangan akan menggunkana NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)


dari pemilik perusahaan, namun pemilik harus tetap mendaftarkan diri pada KPP
(Kantor Pajak Pratama) sesuai dengan tempat didirikannya usaha tersebut.

Pengenaan pajak pada perusahaan perorangan umumnya berupa PPh yang akan
dikenakan menurut ketentuan, sebagai berikut:

a. PPh 21 dikenakan apabila perusahaan melakukan kegiatan usaha tertentu,


dimana oleh penerima manfaat atas kegiatan usaha perusahaan akan dilakukan
pemotongan PPh 21 sebesar nilai atau harga yang diberikan oleh pemilik
perusahaan kepadanya.
b. PPh 22. Orang pribadi dikenakan apabila perusahaan melakukan impor barang
dengan nilai sebesar 7,5% dari nilai impor barang.

16
c. PPh 23. Orang pribadi dikenakan sebesar 2% dari jumlah bruto bilamana usaha
yang dijalankan berupa jasa atau sebesar 15% dalam hal memperoleh hadiah
dan penghargaan.
d. PPh 25. Orang pribadi yang dikenakan 0.75% dari nilai laba perusahaan.
e. PPh 29. Orang pribadi dalam hal ditemukan adanya pajak terhutang yang
nilainya lebih besar dari PPh 25 yang dikenakan pada perusahaan.
f. Pengenaan PPh lainnya. Yang bersifat final disesuaikan dengan kegiatan usaha
dari perusahaan.

Pelaku UMKM yang beromzet maksimal Rp 4,8 miliar dalam setahun maka
akan dikenakan penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Final dari 1% menjadi 0,5%.
Dengan kebijakan ini diharapkan maka makin banyak UMKM masuk dalam basis wajib
pajak dan berkontibusi pada perekonomian nasional. Tarif ini tertuang dalam PP No 23
Th 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima ata
Diperoleh Wajib Pajak yang memiliki Peredaraan Bruto tertentu. Berikut adalah kriteria
apabila UMKM ingin mendapatkan penurunan tarif pajak:

a. UMKM yang memiliki peredaran bruto (omzet) tidak melebihi Rp4,8 miliar
dalam satu tahun pajak.
b. Berlaku untuk UMKM konvensional atau offline maupun yang berjualan di
toko online (marketplace dan media sosial).

Penggunaan tarif istimewa inipun ada batas waktunya, sesuai dengan PP No 23


Th 2018, antara lain:

a. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi selama 7 tahun


b. Wajib Pajak Badan berbentuk Koperasi, Persekutuan Komanditer atau Firma
selama 4 tahun
c. Wajib Pajak Badan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) selama 3 tahun.

Dengan adanya batas waktu ini tidak ada lagi alasan untuk UMKM tidak bisa
membuat pembukuan. Dengan diberika waktu yang cukup, diharapkan para UMKM
dapat belajar dalam menyusun laporan keungan.

Adapun keuntungan PPh Final UMKM yang akan didapatkan oleh pelaku
usaha:

17
a. UMKM dapat membayar pajak dengan mudah dan sederhana. Hal ini
dikarenakan PPh Final, maka tarif pajak diperoleh dari perhitungan jumlah
peredaran bruto dalam satu bulan dikalikan tarif PPh Final.
b. Dengan tarif yang lebih murah maka bisa mengurangi beban pajak pelaku
UMKM.
c. Tarif yang lebih rendah diharapkan meningkatkan keinginan masyarakat untuk
terjun menjadi pengusaha tanpa harus memikirkan tarif pajak yang ringgi.
d. Dengan tarif istimewa itu diharapkan mendorong kepatuhan UMKM dalam
membayar pajak serta meningkatkan basis wajib pajak

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan bentuk badan
usaha berpengaruh terhadap perhitungan besarnya beban pajak penghasilan yang harus
ditanggung oleh Wajib Pajak. Hasil dari penjelasan tiga alternatif pilihan bentuk usaha
diatas, yaitu (1) Perseroan Terbatas, (2) Persekutuan, dan (3) Perusahaan Perorangan,
menunjukkan bahwa bentuk usaha yang modalnya tidak terbagi atas saham merupakan
pilihan yang paling tepat dikarenakan alternatif tersebut yang paling dapat
meminimalkan beban pajak penghasilan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Crumbley et al. 1994. Dictionary of Tax Terms, Barron’s Business guide, New York.
Indonesian Tax Review. 2006., Pengaruh Bentuk Usaha Terhadap Pajak, Volume
V, Edisi 13

http://aviantara.wordpress.com/2008/12/02/pengaruh-bentuk-usaha-terhadap-pajak

http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=85&list=1&q=&hlm=3

https://www.cermati.com/artikel/memahami-pajak-umkm-keuntungan-dan-cara-
perhitungannya

http://www.astaga.com/usaha/mengenal-perusahaan-perorangan

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-perusahaan-perseorangan.html

https://www.gurupendidikan.co.id/badan-usaha-perseorangan/

20

Anda mungkin juga menyukai