Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

PENGERTIAN PERUSAHAAN DAN BENTUK-BENTUK USAHA DI


INDONESIA

2.1 Pengertian Perusahaan, Unsur-Unsur Perusahaan, dan Bentuk-Bentuk


Perusahaan.

2.1.1 Pengertian Perusahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definis perusahaan adalah


kegiatan yang diselenggarakan dengan cara teratur atau dengan peralatan yang
bertujuan untuk mencari keuntungan. Perusahaan merupakan tempat di mana
terjadi kegiatan produksi barang atau jasa untuk kemudian dijual ke masyarakat.

Perusahaan juga di definisikan sebagai suatu organisasi berbadan hukum,


yang mengadakan usaha atau transaksi. Menurut buku Hukum Perusahaan yang
ditulis oleh Handri Raharjo, pada awalnya istilah perusahaan disebut sebagai
pedagang. Namun, seiring dengan penghapusan Pasal 2 hingga Pasal 5 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang, istilah pedagang turut dihapus dan digantikan
dengan perusahaan.

Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang


Wajib Daftar Perusahaan, perusahaan diartikan sebagai sebuah badan usaha
yang didirikan dan beroperasi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), yang bertujuan menghasilkan keuntungan.

Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada juga yang
tidak terdaftar. Untuk perusahaan yang terdaftar di pemerintah, perusahaan itu
akan memiliki badan usaha untuk perusahaanya. Setiap badan usaha
mempunyai pengertian yang berbeda pula. Badan usaha ini berdiri sesuai
dengan jenis-jenis usahanya.

2.1.2 Unsur-Unsur Perusahaan

Dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang


Dokumen Perusahaan ditentukan bahwa, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha
yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan memperoleh
keuntungan dan laba, baik yang diselengarakan oleh perseorangan maupun
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, maka dalam definisi perusahaan terdapat
dua unsur pokok, yaitu :

 Bentuk Usaha
Bentuk usaha adalah organisasi usaha atau badan usaha yang
menjadi wadah penggerak setiap jenis usaha. Bentuk usaha atau
bentuk hukum perusahaan dapat berupa perusahaan perseorangan,
persekutuan dan badan hukum yang didirikan, bekerja dan
berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia. Bentuk usaha ini
dalam bahasa inggris disebut company atau corporation.
 Jenis Usaha
Jenis usaha merupakan kegiatan dalam bidang perekonomian yang
mencakup perindustrian, perdagangan, jasa, pembiayaan yang
dijalankan oleh badan usaha secara terus-menerus. Jenis usaha
dalam bahasa inggris disebut business.

Selain kedua unsur pokok tersebut, unsur unsur yang melekat pada suatu
perusahaan menurut Muhammad (2002 : 10-12) adalah sebagai berikut :

 Badan Usaha
Badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang
perekonomian mempunyai bentuk hukum tertentu, seperti
perusahaan dagang (PD), firma (Fa), persekutuan komanditer
(CV), perseroan terbatas (PT), perusahaan umum (Perum),
perusahaan perseroan (Persero) dan koperasi.
 Kegiatan dalam Bidang Perekonomian
Setiap perusahaan menjalankan kegiatan usahanya dalam berbagai
bidang yang meliputi : bidang perindustrian, perdagangan, jasa dan
pembiayaan (financing).
 Terus-menerus (Going Concern)
Kegiatan perusahaan harus dilakukan secara terus-menerus artinya
kegiatan perusahaan harus dijadikan sebagai mata pencaharian dan
bukan kegiatan yang bersifat insidental (pekerjaan sambilan).
 Bersifat Tetap
Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau tidak berganti
dalam waktu singkat. Apabila terjadi pergantian kegiatan usaha,
maka pergantian kegiatan usaha tersebut terjadi dalam jangka
waktu yang lama. Jangka waktu pendirian usaha , maka pergantian
kegiatan usaha tersebut dtentukan dalam akta pendirian perusahaan
atau surat izin usaha, misalnya 5 (lima) tahun, 10 (sepuluh) tahun,
atau 20 (dua puluh) tahun.
 Terang-terangan
Artinya ditujukan dan diketahui oleh umum, bebas berhubungan
dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh pemerintah
berdasarkan undang-undang. Bentuk terang-terangan ini dapat
diketahui dari akta pendirian perusahaan, suat izin usaha, surat izin
tempat usaha dan akta pendaftaran perusahaan.
 Keuntungan atau Laba
Salah satu unsur perusahaan yang terpenting adalah bahwa
perusahaan didirkan untuk memperoleh keuntungan (profit). Profit
menunjukan nilai lebih (hasil) yang diperoleh dari modal yang
diusahakan yaitu berupa selisih dari total pendapatan (total
revenues) yang melebihi total biaya (total cost).
 Pembukuan
Sebuah perusahaan harus juga melakukan pencatatan tentang hak
dan kewajiban yang berhubungan dengan aktivitas usaha

2.1.3 Bentuk-Bentuk Perusahaan

Bentuk usaha atau bentuk kepemilikan bisnis ada yang dikatakan


berbentuk badan hukum dan tidak berbadan hukum. Yang dimaksud dengan
bentuk badan hukum yaitu badan usaha yang mempunyai kekayaan sendiri,
terpisah dari harta kekayaan para pendirinya atau para pengurusnya. Para
anggota tidak bertanggung jawab dengan harta kekayaanya diluar tersebut
dalam saham yang dimilikinya.

Usaha yang tidak berbentuk badan hukum ialah badan usaha


perseorangan, persekutuan firma, dan persekutuan komanditer. Sedangkan
usaha yang berbentuk badan hukum ialah perseroan terbatas (PT), koperasi dan
yayasan.

Bentuk perusahaan di Indonesia, apabila dilihat dari bentuk hukum


perusahaanya dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu : (1)
Perusahaan perseorangan; (2) Perusahan berbadan hukum, dan yang ke (3)
Perusahaan yang tidak berbadan hukum, berikut penjelasan bentuk-bentuk
perusahaan dilihat dari bentuk hukum perusahaannya yaitu :

1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan swasta yang
didirikan oleh perseorangan atau seorang pengusaha. Pendirian
perusahaan perseorangan tidak memerlukan perjanjian karena hanya
didirikan oleh satu orang pengusaha saja. Perusahaan perseorangan dapat
dibagi ke dalam dua kelompok yaitu :
 Usaha Perseorangan Berizin
Usaha perseorangan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
perusahaan perseorangan yang memiliki izin operasional dari
departemen teknis. Misalnya apabila perusahaan perseorangan
bergerak dalam bidang perdagangn, maka perusahaan tersebut
dapat memiliki izin seperti Tanda Daftar Usaha Perdagangan
(TDUP) maupun Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
 Usaha Perseorangan Yang Tidak Berizin
Usaha perseorangan yang tidak memiliki izin ini misalnya usaha
perseorangan yang dilakukan para pedagangan kaki lima, toko
barang kelontong, pedagang eceran kecil dan lain sebagainya.

2. Perusahaan Berbadan Hukum

a. Perseroan Terbatas (PT)


Menurut pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang perseroan terbatas, definisi perseroan terbatas adalah,
“badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam UU PT serta peraturan
pelaksanaannya”.
Perseroan terbatas merupakan badan hukum karena akta
pendirian perusahaan harus mendapatkan pengesahan dari
Kementrian Hukum dan Ham.
Untuk dapat disebut sebagai perseroan terbatas, harus
memenuhi beberapa unsur, yaitu : berbentuk badan hukum,
didirikan atas perjanjian, melakukan kegiatan usaha, modal terbagi
atas saham, memenuhi syarat tertentu UU No. 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas.
Selain itu perusahaan PT juga memiliki peran yang sangat
penting terutama untuk perekonomian nasional. Contoh dari
perusahaan perseroan terbatas (PT) diantara lain adalah PT
Pertamina, PT Kimia Farma Terbuka, PT Garuda Indonesia, PT
Telekomunikasi Indonesia.
b. Koperasi
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2012tentang perkoperasian, yang dimaksud dengan koperasi adalah
badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi
dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya
sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Sebagai badan usaha yang
berbadan hukum, status badan hukum koperasi diperoleh setelah
akta pendirian koperasi memperoleh pengesahan dari pemerintah
(Menteri Koperasi).
Berdasarkan kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Secara umum koperasi dapat digolongkan ke dalam 2
bentuk yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi
primer ialah koperasi yang memiliki anggota sebanyak 20 orang.
Sedangkan koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari
gabungan badan badan koperasi serta memiliki cakupan daerah
kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer.
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 83 Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian, jenis koperasi
tersebut terdiri dari koperasi konsumen, koperasi produsen,
koperasi jasa, koperasi simpan pinjam.
c. Yayasan
Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu
di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
Kegiatan yayasan di bidang sosial mencakup
penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal, panti asuhan,
panti wreda, rumah sakit, pembinaan olahraga, penelitian di bidang
ilmu pengetahuan dan studi banding.
Kegiatan yayasan di bidang keagamaan mencakup
mendirikan sarana ibadah, mendirikan pondok pesantren dan
madrasah, menerima dan menyalurkan amal zakat.
Sedangkan kegiatan yayasan di bidang kemanusiaan mencakup
memberi bantuan kepada korban bencana alam, memberi bantuan
kepada pengungsi akibat perang, memberi bantuan kepada
tunawisma,fakir miskin dan gelandangan.
d. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan jawatan adalah perusahaan negara (badan usaha milik
negara – BUMN) yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan dan menjadi bagian integral dari
departemen teknis. Perusahaan negara ini lebih mengutamakan
pelayanan umum (public service.
Pengelola perjan adalah pejabat dari suatu departemen yang
bertanggng jawab langsung kepada Direktur Jendral (Dirjen) dari
departemen bersangkutan. Status karyawan perjan adalah sebagai
pegawai negeri. Perusahaan negara yng dulu termasuk ke dalam
kelompok ini misalnya Perusahaan Jawatan Kereta Api yang
sekarang sudah berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia
(Persero), Perusahaan Jawatan Pengadaian yang sudah berubah
menjadi Perum Pengadaian.
e. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan umum adalah perusahaan negara (BUMN) yang
seluruh modalnya dimilki negara dari kekayaan negara yang
dipisahkan dan yang tidak terbagi atas saham-saham. Perum adalah
badan hukum. Kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh
dengan berlakunya peraturan pemerintah tentang pendiriannya
(Muhammad, 2002 : 101). Lapangan usaha perum tidak semta-
mata melayani kepentingan umum atau memberi jasa sebagaimana
lapangan usaha perjan, melainkan juga mempunyai sifat mencari
keuntungan pendapatan (Salam, 2001 : 128).
Termasuk ke dalam kelompok perusahaan negara ini
misalnya Perum Perhutan yang memiliki berbagai kegiatan usaha
yang bersifat mencari keuntungan , misalnya usaha budidaya lebah
madu yang menghasilkan madu, air madu, pembuatan berbagai
produk olahan dari kayu misalnya perbuatan parket atau jati, kusen
dan mebel jati .
Contoh perusahaan negara lainnya yang dahulu termasuk
kedalm perusahaan umum adalah Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang sekarang berubah menjadi PT
Telkom, Tbk.

f. Persero
Persero adalah perusahaan negara (BUMN) yang berbentuk
perseroan terbatas (PT) di mana modal usaha negara dalam bentuk
perseroan dapat mempunyai dua kemungkinan : (1) Seluruh modal
persero dimiliki oleh negara; (2) Sebagian modal persero (paling
sedikit 51 %) dimilki oleh negara dan sebagian modal lainnya
dimiliki oleh swasta.
Maksud dan tujuan pendirian persero adalah : (1)
Menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat baik di pasar dalam negeri ataupun internasional; (2)
Memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Perusahaan negara yang termasuk ke dalam kategori persero
misalnya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di mana dalam
melakukan kegiatan usahanya PLN dibebani target untuk mencapai
profit selain bersifat melayani kebutuhan publik akan tenaga listrik.
g. Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah adalah perusahaan-perusahaan yang didirikan
oleh pemerintah daerah (badan usaha milik daerah – BUMD) baik
pemerintah daerah tingkat I (Provinsi) ataupun pemerintah daerah
tingkat II (kabupaten dan kotamadya). Perusahaan daerah diatur
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah dan modal perusahaan daerah seluruhnya atau sebagian
berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan.
Perusahaan daerah didirkan dengan tujuan untuk turut serta
melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan
ekonomi nasional pada umumnya guna memenuhi kebutuhan
rakyat dengan mengutamakan industrialisasi, ketenteraman, dan
kesenangan kerja dalam perusahaan. Termasuk kedalam kelompok
perusahaan Daerah ini misalnya Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).
3. Perusahaan Non Berbadan Hukum

a. Firma
Firma adalah persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Persekutuan
perdata adalah perjanjian dengan nama 2 (dua) orang atau lebih
mengikatkan diri untuk menyetorkan sesuatu kepada persekutuan
dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan. Firma
harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di hadapan
notaris. Akta pendirian firma harus didaftarkan di Kepanitiaan
Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan firma yang bersangkutan.
Firma bukan merupakan perusahaan yang berbadan hukum
karena alasan-alasan sebagain berikut : (1) Tidak ada pemisahan
harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu-sekutu,
setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan.
Maksudnya, bahwa masing-masing sekutu bertanggung jawab atas
perikatan yang telah dibuatnya sendiri dan perikatan yang dibuat
oleh sekutu lainnya, dan yang ke (2) Tidak ada keharusan
pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
b. Perusahaan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer (commanditaire vennotschap – cv) adalah
firma yang mempunyai 1 (satu) atau beberapa orang sekutu
komanditer. Persekutuan komanditer mempunyai 2 (dua) macam
sekutu, yaitu sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu
komplementer (complementary partner), adalah sekutu aktif yang
menjadi pengurus persekutuan. Pada sebuah CV, hanya sekutu
komplementer yang b melakukan hubungan hukum dengan pihak
ketiga. Selain itu menurut Pasal 18 KUH Dagang, sekutu
komplementer memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas
terhadap kerugian ysng diderita CV. Artinya,apabila kekayaan CV
tidak dapat memenuhi kewajiban yang timbul akibat kerugian,
maka kekayaan pribadi sekutu komplementer dapat digunakan
untuk menutupi kewajiban tersebut. Sekutu komanditer (silent
partner) adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang, barang atau
tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan dan tidak turut
campur dalam pengurusan atau penguasaan persekutuan. Sekutu
komanditer merupakan sekutu pasif yang tidak ikut mengurus
persekutuan. Kewajiban sekutu komanditer hanya sebatas jumlah
setoran modal yang dimasukkan kedalam CV dan apabila CV
mengalami kerugian, maka kekayaan pribadi sekutu komanditer
tidak dapat digunakan untuk menutupi kewajiban kepada pihak
ketiga.
Adapun beberapa contoh CV yang ada di Indonesia berdasarkan
kelompok bisnisnya yaitu :
 Teknologi : CV Global Solusindo Teknologi, CV Adisatya IT
Consultant, CV Bahtera Buana.
 Makanan : CV Saffa Jaya, CV Sumber Karya, CV Catering Ibu
Surabaya.
 Fabrika Mesin : CV Industri Kreatif Madiun, CV Bintang
Permata.
 Pertanian : CV Bumi Makmur, CV Agrindo Farm and Food.
 Perdagangan : CV Galuh Candra Kirana, CV Senandung Ibu
Pertiwi.

Anda mungkin juga menyukai