Anda di halaman 1dari 8

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

(HUKUM PERUSAHAAN)

DISUSUN OLEH :

Novia Yosepha

223020303200

KELAS C

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2023
PERUSAHAAN DAN PEKERJAAN

A. Pengertian
Berdasarkan ketentuan staatsblad (Lembaran negara) 1938 No.276 maka Pasal 2
sampai dengan pasal 5 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) telah dihapus
sehingga berakibat pengertian “Pedagang” dihapus dan diganti dengan “Perusahaan”.

a. Menurut Undang-Undang Nomor 3Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan


Pasal 1 huruf (b) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh
keuntungan atau laba:
b. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan Pasal
1 butir(2), Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara
tetap dan terus-menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba, baik yang
diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan
hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.

Sedangkan menurut pemerintah Belanda sebagai Perencana KUHD


pengertian”Pekerjaan” adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan tidak terputus-
putus, secara terang-terangan dan dalam kedudukan tertentu.

Perbedaan antara perusahaan dan pekerjaan terletak pada tujuan nya.

Perusahaan Pekerjaan
Unsur laba merupakan hal Unsur laba bukan merupakan hal
mutlak yang mutlak (Melakukan
pekerjaan karena faktor ilmiah,
kemanusian, atau keagamaan)
’Ridwan Khairandy’, Pengantar Hukum Dagang (Yogyakarta FH UII Press. 2006),
hlm.10

B. Unsur-Unsur perusahaan

Berdasarkan dua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur sebuah
perusahaan yaitu:

a. Adanya kegiatan terus-menerus dan tetap.


Hal ini bertujuan untuk melindungi pihak lain (Konsumen maupun pihak ketiga).
b. Terang-terangan.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan image yang kurang baik dari perusahaan ,
disamping itu juga untuk menguntugkan perusahaan yang bersangkutan dalam
kepentingan publikasi, promosi, dan perizinan.
c. Diadakan pembukuan.
Hal ini dimaksudkan untuk transparansi keuangan(intern) dan dalam hal pemungutan
pajak (Ekstern).
d. Dengan tujuan mencari keuntungan.
Hal ini adalah target utama suatu perusahaan, artinya bila tidak untung lebih baik
perusahaan ditutup saja.
e. Ada bentuk usaha yang jelas
Perusahaan tersebut apakah dijalankan oleh orang perorangan atau dengan badan
usaha dan apakah perusahaan tersebut berbadan hukum atau tidak berbadan hukum.

C. Pengertian Hukum Perusahaan

Hukum perusahaan merupakan sebuah Hukum yang mengatur tentang seluk beluk
bentuk hukum perusahaan. Hukum Perusahaan adalah pengkhususan dari beberapa bab
dalam KUH Perdata dan KUHD (Kodifikasi) ditambah dengan sebuah peraturan
perundangan lain yang mengatur tentang perusahaan (hukum tertulis yang
belum dimodifikasi). Sesuai dengan perkembangan dunia perdagangan dewasa ini, maka
sebagian dari hukum perusahaan adalah peraturan-peraturan hukum yang masih baru. Jika
hukum dagang (KUHD) adalah hukum khusus (lex specialis) terhadap hukum perdata
(KUH Perdata) yang sifatnya lex generalis, demikian pula hukum perusahaan merupakan
hukum khusus terhadap hukum dagang.
D. Bentuk-Bentuk Hukum Perusahaan

Bentuk hukum perusahaan persekutuan dan badan hukum sudah diatur dengan
undang-undang, Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) diatur dalam KUHD,
Perseroan Terbatas diatur dalam undang-undang No. 40 tahun 2007, Koperasi diatur dalam
UU No. 25 tahun 1992, Perusahaan Umum dan Perusahaan Perseroan diatur dalam UU No. 9
tahun 1969, Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) adalah bukan badan hukum,
sedangkan Perseroan Terbatas, Koperasi, Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan
Perseroan (Persero) adalah Badan Hukum. Perseroan Terbatas dan Koperasi adalah Badan
Usaha Milik Swasta sedangkan Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan
(Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara.

E. Pembagian perusahaan atau badan usaha


Perusahaan atau badan usaha dapat dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu :
 Dilihat dari asal modalnya.
1. Dalam Negri (PMDN)
a. BUMN
b. Swasta Nasional
2. Asing (PMA) dan Asing (Campuran)

Joint Joint Contractor aproduction Built Operating and


venture Enterprises Sharing Transfer

 Dilihat dari ada tidaknya badan hukum

1. Perusahaan berbadan hukum

a. badan usaha milik daerah

b. badan usaha milik swasta

 Perseroan terbatas (PT) berdasarkan UU no.40 tahun 2007


 Koperasi berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992
 Yayasan berdasarkan UU No.28 Tahun 2004 jo UU No.16 Tahun 2001

c. Badan usaha milik Negara berdasar kan UU No.19 Tahun 2003


 Perusahaan Perseroan
 Perusahaan Umum (Perum)
 Perusahaan Jawatan (Perjan), berdasarkan UU No. 19 Tahun 2003
3. Perusahaan tidak berbadan hukum

Karakteristik Perusahaan Tidak Berbadan Hukum:

1. Tidak dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hukum karena bukan
merupakan subjek hukum;
2. Kewenangan dengan pembatasan pengaturan yang ditetapkan oleh undang-undang;
3. Harta kekayaan perusahaan dan pribadi tidak terpisah dengan jelas, atau pada
prinsipnya usaha ini tidak memiliki kekayaan sendiri;
4. Tidak mempunyai hak dan kewajiban
5. Tidak dapat digugat dan menggugat pada bentuk usaha ini tetapi dapa dilakukan pada
pemilik atau pengurusnya karena merekalah secara tidak langsung yang melakukan
hubungan hukum.

Terdapat beberapa macam bentuk perusahaan yang ada di Indonesia, seperti perusahaan
perseorangan, perusahaan tidak berbadan hukum dan perusahaan berbadan hukum, yang
masing-masing dari jenis perusahaan tersebut dapat dijabarkan menjadi bentuk perusahaan
lainnya.

Bentuk perusahaan yang paling banyak dijumpai dalam praktik di Indonesia antara lain :
1. Perusahaan perseorangan
2. Persekutuan perdata
3. Persekutuan Firma
4. Persekutuan Komanditer
5. Yayasan
6. Perseroan Terbatas
7. Koperasi
8. Perusahaan Negara
9. Perusahaan Daerah

F. Sumber-Sumber Hukum Perusahaan


Setidaknya ada empat sumber hukum perusahaan pada aspek hukum dalam ekonomi,
yaitu perundang-undangan, kontrak perusahaan, yurisprudensi, dan kebiasaan. Berikut
masing-masing penjelasannya.

1. Perundang-undangan

Perundang-undangan dalam hal ini meliputi undang-undang peninggalan Hindia Belanda di


Indonesia pada masa lampau, tapi masih dianggap berlaku dan sah hingga saat ini
berdasarkan atas peralihan UUD 1945, misalya suatu ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang) ,KUH Perdata. Selain itu juga
perundang-undangan yang termaktub mengenai perusahaan di Indonesia, berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang terus dilaksanakan dan dikembangkan hingga saat ini.

Perundang-undangan lain yang menjadi sumber hukum:

1. Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,


2. PP No. 15 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan,
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2007 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,
4. Undang-undang No. 33dan 34 Tahun 1964 tentang Asuransi Kecelakaan Jasa Raharja,
5. Undang-undang No. 5 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing,
6. Undang-undang No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri,
7. Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,
8. Undang-undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan,
9. Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,
10. Undang-undang No.7 Tahun 1987 tentang Penyempurnaan Undang-undang No.6
Tahun 1982,
11. Undang-undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten
12. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

G. Ruang Lingkup Hukum Perusahaan

Dengan mengacu kepada undang-undang wajib daftar perusahaan, maka perusahaan


didefinisikan sebagai ”setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang sifatnya
tetap, terus-menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara
Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan atau laba”. Bertitik tolak dari
definisi tersebut, maka lingkup pembahasan hukum perusahaan meliputi 2 (dua) hal pokok,
yakni bentuk usaha dan jenis usaha. Keseluruhan aturan hukum yang mengatur tentang
bentuk usaha dan jenis usaha disebut dengan hukum perusahaan.

H. Bentuk Usaha

Bentuk Usaha ialah sebuah organisasi usaha atau badan usaha yang menjadi wadah
penggerak setiap jenis usaha, yang disebut bentuk hukum perusahaan. Dalam bahasa Inggris
bentuk usaha atau bentuk hukum perusahaan disebut dengan company atau corporation.

Bentuk hukum perusahaan diatur/diakui oleh undang-undang, baik yang bersifat


perseorangan, persekutuan atau badan hukum. Bentuk hukum perusahaan perseorangan
misalnya Perusahaan Otobis (PO) dan Perusahaan dagang (PD). Bentuk hukum perusahaan
belum ada pengaturan dalam undang-undang, tetapi berkembang sesuai dengan suatu
kebutuhan masyarakat pengusaha, dalam parktiknya dibuat tertulis di muka notaris.

Bentuk hukum perusahaan persekutuan dan badan hukum sudah diatur dengan
undang-undang, Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) diatur dalam KUHD,
Perseroan Terbatas diatur dalam undang-undang No. 40 tahun 2007, Koperasi diatur dalam
UU No. 25 tahun 1992, Perusahaan Umum dan Perusahaan Perseroan diatur dalam UU No. 9
tahun 1969, Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) adalah bukan badan hukum,
sedangkan Perseroan Terbatas, Koperasi, Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan
Perseroan (Persero) adalah Badan Hukum. Perseroan Terbatas dan Koperasi adalah Badan
Usaha Milik Swasta sedangkan Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan
(Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara.

I. Jenis Usaha

Jenis Usaha ialah berbagai macam usaha di bidang perekonomian yang meliputi
bidang perindustrian, bidang perdagangan, bidang jasa dan bidang keuangan (pembiayaan).
Usaha ialah setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian,
yang dilakukan oleh setiap pengusaha dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan
atau laba. Sedangkan yang dimaksud dengan pengusaha ialah setiap orang perseorangan,
persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan. Dengan demikian,
suatu kegiatan dapat disebut usaha.
DAFTAR PUSTAKA

Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Dagang (Yogyakarta FH UII Press. 2006),


hlm.10

HMN Purwosutjipto, Pengertian Hukum Dagang Indonesia I, Pengetahuan Dasar


Hukum Dagang. Cetakan Ke-14 (Jakarta: Djambatan, 2007), hlm. 17.

Anda mungkin juga menyukai