Anda di halaman 1dari 7

PERUSAHAAN DAN PEKERJAAN

A. PENGERTIAN PERUSAHAAN DAN PEKERJAAN


1. Perusahaan
Berdasarkan ketentuan pencabutan Pasal 2 sampai Pasal 5 KUHD melalui S.
1938-276 yang berlaku pada tanggal 17 Juli 1938, istilah “Pedagang” yang terdapat
dalam KUHD diganti dengan istilah “Perusahaan”. Namun pengertian tentang
perusahaan tidak termuat dalam KUHD, hal ini dimaksudkan oleh pembuat Undang-
Undang untuk tidak melakukan penafsiran resmi tentang definisi “Perusahaan”
dengan tujuan agar pengertian “Perusahaan” dapat berkembang baik sesuai dengan
gerak langkah dalam lalu lintas perusahaan itu sendiri.
Kemudian terdapat beberapa pendapat yang menguraikan tentang pengertian
“Perusahaan”, yaitu :
a. Menurut Pemerintah Belanda bahwa yang disebut Perusahaan adalah keseluruhan
perbuatan yang dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan terang-terangan,
dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba atau keuntungan bagi diri
sendiri;
b. Menurut Prof. Molengraff, Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang
dilakukan secara teru-menerus, bertindak keluar untuk mendapatkan penghasilan,
dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang atau
mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan;
c. Menurut Polak, sesuatu usaha baru dapat disebut sebagai Perusahaan apabila
terdapat perhitungan-perhitungan tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan dan
semuanya dicatat dalam pembukuan.
2. Pekerjaan
Jika dalam pengertian perusahaan unsur laba (keuntungan) menjadi unsur
yang mutlak, maka dalam Pekerjaan yang menjadi dasar perbuatan-perbuatan
yang dilakukan tidak untuk mencari laba (keuntungan), melainkan atas dasar
kecintaan pada dunia ilmiah, perikemanusiaan dan keagamaan.
Menurut pendapat pemerintah Belanda Perencana Wetboek van
Koophandel, Pekerjaan adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan tidak terputus-
putus, secara terang-terangan dan dalam kedudukan tertentu sehingga laba tidak
menjadi unsur mutlak.
Kemudian menurut Polak, pekerjaan dapat direncanakan sebelumnya dan
dicatat, tetapi tidak memperhitungkan laba rugi. Seperti :
a. Pekerjaan dinas pemerintah yang melayani masyarakat misalnya Cantatan
Sipil, Pencatatan Perkawinan, Peradilan, Kepolisian dan lain-lain;
b. Pekerjaan Sosial, misalnya Palang Merah Indonesia dan Perkumpulan
Kebudayaan;
c. Pekerjaan-pekerjaan untuk agama, misalnya dakwah dan lain-lain.
Jadi perbedaan dan persamaan mendasar antara Perusahaan dan Pekerjaan adalah
sebagai berikut :
1. Perbedaannya yaitu Tujuan utama dari Perusahaan adalah keuntungan
sedangkan tujuan utama Pekerjaan bukan untuk mencari keuntungan;
2. Persamaannya yaitu Unsur-unsur Perusahaan adalah :
 Bertindak secara terus menerus;
 Secara terang-terangan
 Dalam kedudukan tertentu
 Mencari keuntungan
Unsur-unsur Pekerjaan adalah :
 Bertindak secara terus menerus;
 Secara terang-terang
 Dalam kedudukan tertentu

Kadang terdapat keraguan dalam menentukan suatu profesi tertentu termasuk


dalam kategori menjalankan perusahaan atau menjalankan perusahaan. Penentuan
bahwa suatu profesi termasuk dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan perlu
diketahui karena ada beberapa ketentuan hukum yang hanya berlaku untuk perusahaan
atau sebaliknya hanya untuk pekerjaan.
Kesimpulannya :
1. Jadi Perusahaan adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan dibidang
perekonomian (keuangan, Industri dan perdagangan),yang dilakukan secara
terus menerus atau teratur (regelmating), terang-terangan (openlijk) dan
dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba, badan usaha ini bisa
dijalankan oleh perorangan, persekutuan / badan hukum. (Menurut : Rahmadi
Usman (2000:26-27)
2. Jadi Pekerja adalah istilah yang memiliki pengertian lebih luas dari pada
pengertian perusahaan, tidak semua orang yang menjalankan pekerjaan itu
menjalankan pula perusahaan, sebaliknya setiap orang yang menjalankan
perusahaan menjalankan pekerjaan juga. Maka pekerja ialah perbuatan atau
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, terang-terangan, berdasarkan
kualitas tertentu, dengan tujuan memperoleh keuntungan. (Menurut: Abdulkadir
Muhamad 1995: 18)

B. PENGERTIAN PERUSAHAAN SWASTA DAN PERUSAHAAN NEGARA


1. Perusahaan Swasta
Yaitu perusahaan yang modal seluruhnya dimiliki oleh swasta dan tidak ada
campur tangan Pemerintah. Perusahaan swasta ini ada tiga macam, yaitu :
a. Perusahaan Swasta Nasional, yaitu perusahaan swasta milik warga negara
Indonesia.
b. Perusahaan Swasta Asing, yaitu perusahaan swasta milik warga negara asing.
c. Perusahaan Swasta Campuran ( Joint – Venture ), yaitu perusahaan swasta
milik warga negara indonesia dan warga negara asing.
2. Perusahaan Negara
Yaitu perusahaan yang permodalannya seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh
Pemerintah. Mengenai jenis perusahaan negara ini sekarang terhimpun pada
BUMN berdasarkan UU RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang BADAN USAHA
NEGARA

C. PENGATURAN MENGENAI PELAKSANAAN PERUSAHAAN


Dalam undang – undang ada beberapa peraturan khusus mengenai hal
menjalankan perusahaan, misalnya :
1. Pasal 6 KUHD mewajibkan setiap orang yang menjalankan perusahaan membuat
pembukuan yang teratur dan rapi. Dari pembukuan ini harus dapat diketahui
semua hak dan kewajiban mengenai harta kekayaannya, termasuk harta kekayaan
yang dipakai dalam perusahaan. Hal ini oleh pembentuk undang – undang
dipandang perlu untuk melindungi kepentingan kreditur ( Lihat Pasal 1131 dan
1132 KUHPer )
2. Pasal 16 KUHD menetepkan bahwa persekutuan dengan firma adalah persrikatan
perdata yang menjalankan perusahaan dan memakai nama bersama ( firma ).
3. Pasal 36 (1) KUHD, nama perseroan terbatas pada pokoknya harus menunjukkan
tujuan perusahaan.
4. Pasal 1878 (3) KUHPer menetapkan bahwa surat bukti hutang sepihak dibawah
tangan yang dibuat oleh seorang debitur yang menjalankan perusahaan, dianggap
cukup bila debitur membubuhkan tanda tangannya saja.
5. Menurut Pasal 581 Rv, paksaan badan dapat dikenakan pada orang – orang yang
menjalankan perusahaan, yang menandatangani surat sanggup, konosemen, ceel
dan lain – lain.
6. Pasal 92 bis KUHP, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pedagang ialah
setiap orang yang menjalankan perusahaan. Ini ada hubungannya dengan pasal 2 (
lama ) KUHD dan Pasal 6 KUHD.
7. Pasal 396 (3) KUHP, yang mengancam pidana satu tahun empat bulan kepada si
pailit yang kurang beres menjalankan pembukuannya ( bankrut biasa ).
8. Pasal 397 KUHP mengancam pidana paling banyak 7 tahun, apabila seorang
debitur sebelum atau pada waktu pailit telah menguntungkan seorang krediturnya
dengan menyelewengkan pembukuan ( bankrut tipu ).

D. PERBEDAAN ANTARA PERBUATAN PERNIAGAAN, PERUSAHAAN DAN


PEKERJAAN
Telah kita pelajari dasar hukum pengertian perbuatan perniagaan, perusahaan
dan pekerjaan. Dasar hukum pengertian perbuatan perniagaan adalah Pasal 2 sampai
dengan Pasal 5 KUHD, sedangkan dasar hukum pengertian perusahaan adalah
pendapat para sarjana, dalam hal ini penulis akan menggunakan pendapat Polak, dan
pengertian pekerjaan ditentukan oleh pendapat dalam ilmiah. Hal ini akan kami
uraikan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Sebagaimana telah kita ketahui, pengertian perbuatan perniagaan ditentukan
oleh Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 KUHD. Disini pengertian perbuatan
perniagaan dibatasi dengan ketentuan – ketentuan dalam pasal 3, 4 dan 5
KUHD, dimana ditentukan bahwa perbuatan perniagaan adalah perbuatan
membeli barang untuk dijual lagi dan beberapa perbuatan lainnya yang
dimasukkan dalam golongan perbuatan perniagaan ( Pasal 4 dan 5
( lama ) KUHD ). Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa pengertian
perbuatan perniagaan terbatas pada ketentuan – ketentuan dalam Pasal 3
sampai dengan Pasal 5 ( lama ) KUHD.
2. Kita telah mengetahui bahwa pengertian perusahaan tidak ditentukan oleh
undang – undang, tetapi ditentukan ilmiah, dimana saya berpendapat bahwa
definisi Polak adalah singkat, jelas dan tepat yaitu : perbuatan perusahaan
adalah perbuatan – perbuatan yang direncanakan lebih dulu tentang laba
ruginya dan segala sesuatunya dicatat dalam buku. Disini perbuatan
perusahaan mempunyai dua unsur, yaitu : direncanakan lebih dulu tentang laba
ruginya dan unsur kedua ialah semua itu dicatat dalam buku.
Unsur terakhir ini sesuai dengan ketentuan undang – undang pasal 6 dimana
ditentukan bahwa setiap pengusaha diwajibkan melakukan pembukuan. Jadi,
perbuatan perusahaan lebih luas daripada perbuatan perniagaan, sebab ada
beberapa perbuatan yang termasuk dalam pengertian perusahaan tetapi tidak
termasuk dalam pengertian perbuatan perniagaan, misalnya : dokter,
pengacara, notaris, akuntan dan lain – lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pengertian perusahaan lebih luas daripada pengertian perbuatan perniagaan.
3. Mengenai pengertian pekerjaan, lebih luas dari pada pengertian perusahaan
karena unsur laba tidak menjadi mutlak lagi. Perencanaan perbuatan –
perbuatan memang ada, tetapi kriteriumnya tidak laba rugi, beralih pada
pelayanan masyarakat.
TUJUAN INSTRUKSIONAL

Setelah mendapatkan materi ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami
mengenai Pengertian Perusahaan dan Pekerjaan serta mampu menjelaskan perbedaan antara
kegiatan perusahaan dan pekerjaan serta perbedaan perusahaan swasta dan perusahaan
negara.

LATIHAN SOAL

1. Apakah yang dimaksud dengan Perusahaan? Berikan contoh!


2. Apakah yang dimaksud dengan pekerjaan dan apa perbedaannya dengan perusahaan?
3. Sebutkan mengenai macam-macam bentuk perusahaan negara?
4. Sebutkan macam-macam bentuk perusahaan swasta?
5. Jelaskan mengenai penyederhanaan bentuk perusahaan negara beserta dasar hukum
yang mengaturnya!

Anda mungkin juga menyukai