HUKUM BISNIS
Disusun oleh :
NENENG JUNENGSIH
NIM : 200811149
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
Jl. Fatahillah, Watubelah, Kec. Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat 45611
1
TAHUN 2023
1. Setelah bisnis siap dijalankan, perlu dipertanyakan kembali apakah bisnis tersebut
telah memperhatikan aspek hukumn? Karena bisnis dengan hukum tidak dapat
dipisahkan seperti bisnis dengan komponen-komponen lainnya. Selain hukum
mengandung pengertian aturan-aturan yang dapat diberlakukan untuk mengatur
hubungan-hubungan antar manusia dan antara manusia dengan masyarakatnya, bisnis
juga mengandung pengertian keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang
atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan
barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan,
dipertukarkan atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan
Pertanyaan:
A. Apa pengertian hukum, bisnis, hukum perdata dan hukum dagang?
B. Bagaimana kaitannya antara asek hukum dalam bisnis?
2
perusahaan, inilah yang membuat mereka seakan-akan sebagai penguasa dan penentu
segala kebijakan perusahaan tersebut
Pertanyaan: Lantas sampai sejauh mana tanggung jawab pemilik PT atas kerugian
perusahaan dalam hal ini para pemegang saham terhadap perusahaan yang
menimbulkan kerugian atau utang kepada pihak lain?
Jawaban
1. A. Pengertian Hukum
Pengertian Hukum menurut Utrecht adalah himpunan peraturan peraturan
(perintah, dan larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat
dan harus itaati oleh masyarakat itu.¹
Pengertian Bisnis
Menurut Prof. LRDicksee, bisnis adalah suatu bentuk aktivitas yang
utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi yang
mengusahakan atau yang berkepentingan dalam terjadinya aktivitas
tersebut.²
Pengertian Hukum Perdata
Menurut Subekti; “Hukum perdata dalam arti luas meliputi semua
hukum materiil,yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan
kepentingan perseorangan.³
Pengertian Hukum Dagang
Achmad Ichsan menyatakan bahwa “Hukum dagang adalah hukum
yang mengatur soal-soal perdagangan, yaitu soal-soal yang timbul
karena tingkah laku manusia dalam tjejno.⁴
1
¹CST Kansil. Pengantar Ilmu Hukum dan Tato Hukum Indoesia. Balai Pustaka,
Jaarta: 1986, hal.38
²Harian Netral RSS Feed, Pengertian bisnis dan Tujuan Bisnindiakses pada hari Sabtu
09 September 2017 pukul 04.30 WBmelalui website https://hariannetral.com
³Subekti, Pokok Pokok Hukum Perdata PT Internusa, Jakarta, 1982, hlm.9.
⁴Achma Ichsan, Hukum Dagung. (Jakarta: Pradnya Paramita, 19871, 17.
3
Jawaban
2. A. Konsep Dagang
Hukum Dagang Indonesia bersumber pada:
o Hukum tertulis yang dikodifikasikan:
o KUHD (Wetboek van Koophandel | WVK)
o KUH Per (Burgerlijk Wetboek / BW)
o Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan, seperti peraturan
perundangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang
berhubungan dengan perdagangan.
4
o Sedangkan pengertian pekerjaan, H.M.N. Purwosutjipto menegaskan bahwa
pengertian pekerjaan lebih luas dari pada pengertian perusahaan, karena unsur
laba tidak menjadi mutlak lagi. Perencanaan perbuatan-perbuatan memang
ada, tetapi kriteriumnya tidak laba-rugi, melainkan beralih pada pelayanan
terhadap masyarakat.[18]
Jawaban
3. Ketentuan pasal 3 Undang-undang No.40 tahun 2007 menyatakan bahwa
Pemilik dalam hal ini pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab
secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
bertanggung jawab atas kewgian Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
Ketentuan ini seakan-akan membatasi aparat penegak hukum untuk menjerat
para pemilik perusahaan dari jeratan hukum atas tindakan mereka yang
menggunakan korporasi untuk mewujudkan kepentingannya sendiri.Namun
dalam pasal 3 ayat (2) ternyata dinyatakan bahwa ketidakbertanggung jawab
itu ada meningginya, artinya para pemilik dalam hal ini para pemegang saham
tetap dapat dimintai pertanggungjawabannya terhadap perusahaan yang
merugikan pihak ketiga, dalam hal-hal sebagai berikut :
A). Persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;
B). Pemegang saham yang berkepentingan baik langsung maupun tidak
langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan
pribadi
C). Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau
D). Pemegang saham yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak
langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang
mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi
hutang Perseroan.
Atas ketentuan dasar itulah maka pihak ketiga tetap dapat menuntut Para
Pemilik Perusahaan sepanjang terpenuhinya ketentuan pasal 3 ayat (2)
Undang-undang No.40 tahun 2007 tersebut diatas.
2
¹Artikel Terkait :
2