Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara harfiah kata bisnis berasal dari istilah Inggris business yang berarti
kegiatan usaha. Menurut Richard Burton Simatupang kata bisnis sering diartikan
sebagai keseluruhan kegiatan usaha uang dijalankan oleh orang atau badan secara
teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atas
jasa-jasa maupun fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan atau disewagunakan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Adapun kegiatan bisnis secara umum dapat dibedakan 3 bidang usaha yaitu :
1.

Bisnis dalam arti kegiatan perdangan (commerce), yaitu keseluruhan kegiatan


jual beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam
negeri maupun diluar negeri ataupun antara Negara tujuan memperoleh
keuntungan.

2.

Bisnis dalam arti kegiatan industry (Industry) yaitu kegiatan memproduksi


atau menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya.

3.

Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (service), yaitu kegiatan yang


menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan.

Semua kegiatan-kegiatan dalam bisnis tentu memerlukan aturan dan peraturan yang
mengatur tata cara melakukan kegiatan dalam bisnis demi kepentingan para pihak
dalam berbisnis. Dari penjelasan diatas, muncul suatu pertanyaan, kenapa hukum itu
diperlukan dalam bisnis. Sehingga untuk mengatur segala kegiatan-kegiatan dalam
bisnis maka diciptakan suatu hukum yang mengaturnya yaitu hukum ekonomi dan
bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1.

Apa pengetian dari Hukum Ekonomi dan Bisnis?

2.

Apa saja sumber Hukum Ekonomi dan Bisnis?

3.

Bagaimana peran Hukum Ekonomi dan Bisnis dalam kegiatan ekonomi?

4.

Jenis Ruang Lingkup apa saja yang terkandung dalam Hukum Ekonomi dan
Bisnis?

5.

Apa saja contoh kasus Hukum Ekonomi dan Bisnis?

1.3 Tujuan
1.

Untuk mengetahui pengertian dari Hukum Ekonomi dan Bisnis.

2.

Untuk Mengetahui sumber-sumber Hukum Ekonomi dan Bisnis.

3.

Mengetahui peran Hukum Ekonomi dan Bisnis terhadap Kegiatan ekonomi.

4.

Untuk mengetahui jenis-jenis ruang lingkup yang terkandung dalam hukum


bisnis.

5.

Untuk mengetahui contoh kasus dalam Hukum Ekonomi dan Bisnis

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Ekonomi dan Bisnis
2.1.1 Hukum
Hukum adalah sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan larangan yang
dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga dapat dipaksakan pemberlakuannya
berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan
sanksi bagi pelanggarnya. Hukum terdiri dari dua bentuk yaitu hukum tertulis
(perundang-undangan) dan tidak tertulis (hukum kebiasaan/adat).
2.1.2 Ekonomi dan Bisnis
Kata ekonomi berasal dari bahasa latin yaitu oikonomia yang mengandung
pengertian pengaturan rumah tangga. Pengaturan tersebut bertujuan untuk mencapai
kemakmuran. Sedangkan pengertian bisnis lebih tertuju pada usaha komersial dan
interaksi antar para pelakunya, yaitu berkaitan dengan ekonomi perusahaan atau
ekonomi mikro. Tujuan dari bisnis yaitu untuk pencapaian keuntungan.
2.1.3 Hukum Ekonomi
Hukum Ekonomi adalah hukum yang berkaitan dengan berbagai aktivitas
ekonomi, sehingga ruang lingkup pengertiannya luas meliputi semua persoalan
berkaitan dengan hubungan antara hukum dan kegiatan-kegiatan ekonomi. Sunaryati
Hartono (1988 : 41) membedakan hukum ekonomi Indonesia ke dalam dua macam,
1.

yaitu:
Hukum ekonomi pembangunan, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum
mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi (misalnya,

2.

hukum perusahaan dan hukum penanaman modal).


Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai
cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil dan merata, sesuian
dengan hak asasi manusia (misalnya, hukum perburuhan).
Hukum dibagi ke dalam dua kategori yaitu hukum privat yang mengatur
kepentingan pribadi dan hukum publik yang mengatur kepentingan umum. Hukum
ekonomi pembahasannya meliputi kedua kategori tersebut. Ruang lingkup hukum
ekonomi lebih luas dari pada hukum dagang karena hukum dagang hanya meliputi
hukum privat (perdata) saja.

Salah satu ciri penting hukum ekonomi adalah adanya keterlibatan negara
dalam pengaturan berbagai kegiatan perdagangan, industri, dan keuangan. Berbeda
dengan hukum dagang yang kaidahnya dibuat oleh publik yang berbentuk
perundang-undangan dibawah undang-undang, seperti peraturan pemerintah, Surat
Keputusan Bersama, Peraturan Menteri.
2.1.4 Hukum Bisnis
Dalam sistem perekonomian yang sehat seringkali bergantung pada sistem
perdagangan/bisnis/usaha

yang

sehat

sehingga

masyarakat

membutuhkan

seperangkat aturan yang dengan pasti dapat diberlakukan untuk menjamin terjadinya
sistem perdagangan/bisnis tersebut.
Atuan-aturan hukum itu dibutuhkan karena hal-hal sebgai berikut :
a.

Para pihak terlibat dalam persetujuan bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih
daripada sekedar janji serta iktikad baik saja.

b. Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan


seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya, tidak memenuhi
janjinya.

Disini lah peran hukum bisnis tersebut. Istilah hukum bisnis sebagai
terjemahan dari business law. Hukum binis yaitu hukum yang berkenaan dengan
suatu bisnis. Dengan kata lain hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum
yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry
atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa
dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam risiko tertentu dangan
usaha tertentu dengan motif adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Sedangkan menurut DR. Johannes Ibrahi, SH.,MHum, hukum bisnis adalah
seperangkat

kaidah-kaidah

hukum

yang

diadakan

untuk

mengatur

serta

menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam aktivitas antar manusia


khususnya dalam bidang perdagangan.

Berdasarkan hal diatas sangatlah terlihat bahwa hukum sangat penting dalam
dunia ekonomi/bisnis sebagai alat pengatur bisnis tersebut. Kemajuan suatu
ekonomi/bisnis tidak akan berarti kalau kemajuan tidak berdampak pada
kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati secara merata oleh rakyat. Negara harus
menjamin semua itu. Agar tidak ada terjadi pengusaha kuat menindas pengusaha
lemah, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, sehingga tidak ada
keseimbangan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Disinilah peran hukum
membatasi hal tersebut. Maka dibuat perangkat hukum yang mengatur dibidang
bisnis tersebut (hukum bisnis).
Dengan telah dibuatnya hukum bisnis tersebut (peraturan perundangundangan) imbasnya adalah hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh
pelaku bisnis sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak
mempraktikkan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat). Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi
yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai bentuk kerjasama bisnis.
Kerjasama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis
apa yang sedang dijalankan. Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu saja
melahirkan masalah serta tantangan baru karena hukum harus siap untuk dapat
mengantisipasi setiap perkembangan yang muncul.

2.1.5. Fungsi dan Ruang Lingkup Hukum Bisnis


1.

Fungsi Hukum Bisnis (Business Law).


Adapun fungsi dari hukum bisnis itu antara lain sebagai berikut :

1.

Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,

2.

Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis,

3.

Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan,
wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).

4.

Ruang Lingkup Hukum Bisnis


5

Secara garis besar yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis, antara
lain sebagai berikut :
1.

Kontrak bisnis

2.

Bentuk-bentuk badan usaha (PT, CV, Firma)

3.

Perusahaan go publik dan pasar modal

4.

Jual beli perusahaan

5.

Penanaman modal/investasi (PAM/PMDN)

6.

Kepailitan dan likuidasi

7.

Merger, konsolidasi dan akuisisi

8.

Perkreditan dan pembiayaan

9.

Jaminan hutang

10.

Surat-surat berharga

11.

Ketenagakerjaan/perburuhan

12.

Hak Kekayaan Intelektual, yaitu Hak Paten (UU No. 14 tahun 2001, Hak
Merek UU No. 15 tahun 2001, Hak Cipta (UU No. 1 19 tahun 2002),
Perlindungan Varietas Tanaman (UU No. 29 tahun 2000), Rahasia Dagang
(UU No. 30 tahun 2000 ), Desain Industri, (UU No. 31 tahun 2000), dan
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (UU No. 32 tahun 2000).

13.

Larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat

14.

Perlindungan konsumen (UU No.8/1999)

15.

Keagenan dan distribusi

16.

Asuransi (UU No. 2/1992)

17.

Perpajakan

18.

Penyelesaian sengketa bisnis

19.

Bisnis internasional

20.

Hukum pengangkutan (darat, laut, udara)

21.

Alih Teknologi perlu perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi


pemilik teknologi maupun pengguna teknologi seperti mengenai bentuk dan
cara pengalihan teknologi asing ke dalam negeri.
6

22.

Hukum perindustrian/industri pengolahan.

23.

Hukum Kegiatan perusahan multinasional (ekspor inport)

24.

Hukum Kegiatan Pertambangan

25.

Hukum Perbankan (UU No. 10/1998) dan surat-surat berharga

26.

Hukum Real estate/perumahan/bangunan

27.

Hukum Perjanjian internasional/perdagangan internasional.

28.

Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (UU No. 15 tahun 2002)

2.1.6. Fungsi Dan Ruang Lingkup Hukum Ekonomi :


1.

Ruang Lingkup Hukum Ekonomi

Ruang lingkup hukum ekonomi jika didasarkan pada klasifikasi internasional


pembagiannya sbb:
1.

Hukum ekonomi pertanian atau agraria, yg di dalamnya termasuk normanorma mengenai pertanian, perburuan, peternakan, perikanan dan kehutanan.

2.

Hukum ekonomi pertambangan.

3.

Hukum ekonomi industri, industri pengolahan.

4.

Hukum ekonomi bangunan.

5.

Hukum ekonomi perdagangan, termasuk juga norma-norma mengenai


perhotelaan dan pariwisata.

6.

Hukum ekonomi prasarana termasuk gas, listrik air, jalan.

7.

Hukum ekonomi jasa-jasa, profesi dokter, advokad, pembantu rumah tangga,


tenaga kerja.

8.

Hukum ekonomi angkutan.

9.

Hukum ekonomi pemerintahan termasuk juga pertahanan dan keamanan


(hankam) dll.

10.

Fungsi Hukum Ekonomi

1.

Sebagai sarana pemeliharaan ketertiban dan keamanan

2.

Sebagai sarana pembangunan

3.

Sebagai sarana penegak keadilan

4.

Sebagai sarana pendidikan masyarakat


7

5.

Keempat fungsi tersebut dapat diterapkan dalam hukum ekonomi yang


merupakan suatu sistem hukum nasional yang berorientasi kepada
kesejahteraan rakyat .

2.2 Sumber Hukum Ekonomi dan Bisnis


Sumber hukum terdiri dari perundang-undangan, perjanjian, traktat,
jurisprudensi, kebiasaan, dan pendapat sarjana.
1.

Perundang-undangan
Perundang-undangan merupakan hukum tertulis yang diciptakan oleh pihak

yang berwenang untuk mengatur kehidupan masyarakat. Suatu hal yang khas pada
hukum ekonomi adalah banyaknya kaidah yang dibuat dalam bentuk peraturan
bawahan yang berada di bawah undang-undang, yang kadang-kadang bertentangan
dengan ketentuan yang lebih tinggi, misalnya undang-undang. Secara teoretis dengan
adanya tingkatan sistem hierarki perundang-undangan tersebut berarti tidak boleh
adanya pertentangan. Kalau seandainya terjadi pertentangan, maka yang belaku
adalah hukum yang lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan asas hukum lex
superior derogate legi infiriori (hukum khusus mengalahkan hukum umum).
Apabila pertentangan terjadi antara peraturan setingkat misalnya, undang-undang
dengan undang-undang, maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan asas lex
specialis derogate legi generali (hukum khusus mengalahkan hukum umum).
Selain kedua asas tersebut, juga terdapat asa lex posterior derogate legi
priori(hukum baru mengalahkan hukum lama). Syarat dari asas tersebut adalah
kedua peraturan tersebut sederajat atau yang baru lebih tinggi derajatnya.
2.

Perjanjian
Perjanjian (kontrak) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan

perundang-undangan. Hal demikian dijamin oleh pasal 1338 KUH Perdata.


Pebedaan dengan perundang-undangan adalah dalam hal bahwa perjanjian hanya
berlaku bagi pihak yang membuatnya saja, tidak mengikat orang lain pada
umumnya. Perjanjian yang baik dapat mengurangi risiko bisnis dan sampai pada
tingkat tertentu mencegah ketidakpastian.
3.

Traktat
8

Traktat sering juga disebut perjanjian antarnegara. Traktat ini dapat dibuat
oleh dua negara (bilateral) atau lebih banyak negara (multilateral). Tujuan
dibentuknya traktat adalah supaya hukum tertentu berlaku di banyak negara terlebih
dahulu harus ada perjanjian negara. Karena setiap negara mempunyai hukumnya
sendiri-sendiri. Perjanjian antarnegara ini dimaksudkan untuk menerobos sifat
kedaulatan negara tersebut.
4.

Jurisprudensi
Jurisprudensi adalah putusan-putusan pengadilan yang dapat dianggap suatu

sumber hukum karena bila sudah ada suatu jurisprudensi yang tetap, maka hal ini
akan selalu diikui oleh hakim-hakim dalam memberikan putusannya dalam soal yang
serupa. Di Indonesia jurisprudensi tidak mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat, artinya hakim bebas untuk menggunakan atau tidak menggunakannya.
Hakim menggunakannya apabila hukum tersebut masih relevan terhadap situasi dan
kondisi sekarang.
5.

Kebiasaan
Kebiasaan penting terutama di dalam perekonomian. Sebagaimana diketahui

bahwa kegiatan ekonomi dan bisnis itu tumbuh dan berkembang atas dasar
kebiasaan-kebiasaan yang kemudian sebagian diatur dalam perundang-undangan.
6.

Pendapat Sarjana (Doktrin)


Pendapat sarjana berguna di dalam pengembangan ilmu dan praktek hukum.

Doktrin ini berbentuk asas-asas, prinsip-prinsip, atau teori-teori hasil pemikiran para
sarjana hukum sepanjang abad.

2.3

Peran Hukum Ekonomi dan Bisnis Terhadap Kegiatan Investasi


Pembangunan ekonomi dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran, namun
tingginya tingkat kemakmuran masyarakat saja tentu belum cukup tanpa diiringi
pemerataan dan keadilan bagi masyarakat. Sebab apabila hanya kemakmuran saja
yang diutamakan, dapat berakibat buruk bagi pihak yang lebih lemah, mereka
merasa dirugikan oleh pihak tertentu yang lebih kuat dengan menggunakan kekuatan
9

atau sumber daya yang ada padanya melalui sistem persaingan liberal. Contohnya
saja seperti kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Oleh karena itu, perlu
diciptakan hukum ekonomi dan bisnis yang berperan mengatur perekonomian
dengan memberikan pembatasan- pembatasan tertentu kepada pihak yang lemah
dalam rangka mencapai keadilan. Berikut adalah perbedaan hukum ekonomi dan
bisnis yang memadai dan tidak memadai :
1.

Hukum ekonomi dan bisnis yang memadai

Hukum ekonomi dan bisnis yang memadai akan menunjang pembangunan


ekonomi,karena melalui hukum yang memadai inilah masyarakat dibentuk atau
diarahkan untuk melakukan hal- hal tertentu atau tidak melakukan hal- hal tertentu,
untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diinginkan. Selain itu, dapat
mencegah atau bahkan memberantas hambatan- hambatan pembanguan ekonomi
seperti KKN, birokrasi yang berlebihan, persaingan tidak sehat dan lain- lain.
2.

Hukum ekonomi dan bisnis yang tidak memadai

Hukum ekonomi dan bisnis yang tidak memadai akan dapat menciptakan hambatan
bagi pembangunan ekonomi, misalnya adanya hukum yang tidak jelas dan tidak
lengkap yang dapat meyebabkan terciptanya birokrasi yang panjang, tidak adil, atau
bahkan ketinggalan zaman sehingga tidak mampu menampung kebutuhankebutuhan baru akibat perkembangan masyarakat.
Pembangunan ekonomi suatu negara tidak hanya dilaksanakan atas
partisipasi pihak pemerintah dan swasta nasional saja, tapi pihak asing juga
berpartisipasi. Apabila di suatu negara tersebut terdapat hukum ekonomi yang tiadak
menunjang, menghambat, atau bahkan menimbulkan risiko dan ketidakpastian yang
besar terhadap investasi, maka biasanya pihak asing enggan untuk berinvestasi atau
melakukan transaksi ekonomi di negara tersebut. Oleh karena itu, hukum ekonomi
dan bisnis di suatu negara tersebut harus memadai, agar pihak asing berminat untuk
berinvestasi di negara tersebut.
Untuk mengundang minat investor berinvestasi bukanlah hal yang semudah
membalikkan telapak tangan. Investor selalu melakukan kajian awal baik terhadap
aspek ekonomi, politik dan aspek hukum sebelum mengambil keputusan untuk
berinvestasi untuk memastikan keamanan investasi yang akan dilakukannya.
Pandangan lain disampaikan oleh Todung Mulya Lubis yang menyatakan bahwa
selain kurang memadainya infrastruktur investasi, maka hambatan utama investasi di
10

Indonesia adalah masalah kepastian hukum. Dikatakan bahwa pengadilan di


Indonesia khususnya Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi sering dengan
sengaja atau tidak mengabaikan isi perjanjian yang berlaku di antara pihak terkait,
termasuk dalam sejumlah kasus di mana transaksi sudah dilaksanakan. Sikap
lembaga peradilan yang kurang menghargai keabsahan kontrak kerja sama itu
memberi sinyal negatif atas komitmen Indonesia dalam melaksanakan reformasi
hukum dan penegakan keadilan. Kondisi ini menimbulkan dampak besar terhadap
tingkat risiko Indonesia di pasar modal internasional.
Pemerintah cukup memahami kondisi iklim investasi tersebut dan telah
melakukan upaya-upaya kearah perbaikan. Bahkan upaya yang terakhir dilakukan
cukup fundamental yakni dengan mengeluarkan undang-undang yang baru, UU No.
25 Tahun 2007, untuk menggantikan UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri
karena dipandang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan percepatan perkembangan
perekonomian dan pembangunan hukum nasional, khususnya di bidang penanaman
modal. Hadirnya UU penanaman modal yang baru merupakan langkah maju yang
cukup signifikan dalam menarik minat investor. Namun meskipun demikian
kehadiran UU No. 25 Tahun 2007 tersebut tidak serta menjadikan seluruh
permasalahan hukum bidang penanaman modal di Indonesia menjadi terselesaikan.
Kegiatan penanaman modal bersifat sangat kompleks dan karenanya tidak hanya
terkait dengan satu undang-undang saja. Hukum tentang penanaman modal tidak
hanya terkait UU No. 25 Tahun 2007 dan peraturan pelaksananya, tetapi juga akan
terkait

dengan

bidang

hukum

lain

seperti

hukum

perpajakan,

hukum

ketenagakerjaan, hukum pertanahan, hukum perdagangan dan bidang hukum lain


terkait transaksi bisnis baik berdimensi nasional maupun internasional.

Untuk menciptakan hukum ekonomi dan bisnis yang lebih baik, tentunya
perlu ada kerja sama antara ahli ekonomi dengan ahli hukum. Dalam hal ini, Kwik
Kian Gie (Saleh,1990: xii) menegaskan:
.namun hukum dengan ekonomi demikian erat hubungannya, terutama
ekonomi perusahaan dan ekonomi mikro yang ruang lingkupnya adalah interaksi
bisnis antara para pelaku bisnis. Interaksi yang demikian jelas sangat membutuhkan
aturan permainan. Penyusunan aturan permainan adalah urusan para sarjana
11

hukum sedangkan memberikan uraian mengenai mekanisme dari kekuatankekuatan ekonomi yang bekerja secara natural adalah urusan para ekonom

12

2.4

Contoh Kasus Hukum dalam Ekonomi :


1.

Jika harga sembako atau sembilan bahan pokok naik maka harga-harga
barang lain biasanya akan ikut merambat naik.

2.

Jika nilai kurs dollar amerika naik tajam maka banyak perusahaan yang
modalnya berasal dari pinjaman luar negeri akan bangkrut.

3.

Semakin tinggi bunga bank untuk tabungan maka jumlah uang yang beredar
akan menurun dan terjadi penurunan jumlah permintaan barang dan jasa secara
umum.

Contoh Kasus Hukum: Masalah Hukum dalam Bisnis


Perusahaan X dan Perusaahaan Y bergerak dibidang jasa dan telekomunikasi.
Kedua perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan Z yang juga bergerak di
bidang jasa telekomunikasi. Untuk memenangi persaingan tersebut, perusahaan X
dan Y sepakat membuat perjanjian menetapkan harga pasar dan mempengaruhi
harga serta mengatur produksi dan pemasaran. Selain itu kedua perusahaan juga
sepakat untuk membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar atas produk jasa
masing-masing. Ini dimaksudkan untuk menyaingi perusahaan Z tersebut.

13

BAB 3
KESIMPULAN
Hukum bisnis yaitu suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang tata
cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry atau keuangan yang
dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan
menempatkan uang dari para entrepreneur dalam resiko tertentu dengan usaha
tertentu untuk mendapatkan keuntungan tertentu
Dalam kegiatan-kegiatan bisnis, hukum jelas diperlukan demi kepentingan
Para pihak Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang
berkeadilan, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum). Dan
hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga
bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak mempraktikkan bisnis
yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli dan persaingan usaha tidak sehat).

14

DAFTAR PUSTAKA
http://docstoc.com/docs/120004204/Hukum-Bisnis-%28PDF%29
Amirizal.1996.Hukum Bisnis.Bengkulu.Jambatan
www.shandyhumam.blogspot.com/2012/05/definisi-hukum-bisnis.html
http://heyshanata.blogspot.com/2011/10/pengantar-hukum-ekonomi-dan-bisnis.html
http://ritongachandra.blogspot.com/2014/01/makalah-hukum-bisnis.html

http://ghoo.blog.com/2011/04/03/aspek-hukum-ekonomi/
http://www.penataanruang.net/taru/hukum/UU_No11-1967.html
http://ghoo.blog.com/2011/04/03/aspek-hukum-ekonomi/

15

Anda mungkin juga menyukai