Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KOPERASI

KEWIRAUSAHAAN KOPERASI

Oleh Kelompok VII :

Rizkiani Ilviana Putri 160810101184

Eka Nur Zainia 160810101185

Fiky Andila Putra 160810101189

Angelita chandra 160810101194

Dwi Lailatul Qodraniyah 160810101196

Alif Fiqih Ramadhan 160810101202

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha
Penyayang karena dengan rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Makalah
ini dapat diselesaikan dengan judul kewirausahaan koperasi. Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen ekonomi
koperasi kami dan mendapatkan nilai dari tugas ini. Selesainya penyusunan ini
berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
oleh karenanya Pada kesempatan kali ini kami sebagai penulis kami ucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini.

Kami berharap Makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi


pembaca terutama bagi mahasiswa Universitas Jember dalam mempelajari atau
memahami tentang kewirausahaan koperasi pada khususnya dan menambah
wawasan bagi pembaca makalah ini mengenai koperasi.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karenanya kami sebagai penulis ingin adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun yang dibutuhkan untuk kebaikan makalah kami atau
menyempurnakan makalah kami dan selanjutnya dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi kami untuk menyusun makalah-makalah lainnya.

Jember, 10 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1. Latar Belakang.................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3. Tujuan..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
2.1. Definisi dari wirausaha ...................................................................................
2.2. Definisi wirausaha koperasi ...........................................................................
2.3. Perlu adanya wirausaha koperasi ....................................................................
2.4 Jenis dan Type Kewirausahaan Koperasi.........................................................
2.5 Kendala Wirausaha Koperasi ..........................................................................
2.6 Menumbuhkan Wirausaha Koperasi...............................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
3.1.Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Koperasi adalah salah satu badan usaha yang mana Badan Usaha yang
didirikan dengan asas kekeluargaan memiliki tujuan mensejahterakan anggotanya
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Semakin maraknya pendirian
koperasi memberikan dampak positif terhadap perekonomian di dunia termasuk di
negara kita Indonesia bahkan ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia tahun
1998 koperasi mengambil peran penting yaitu ikut mengambil Bagian untuk tetap
menjadi badan usaha yang mempertahankan eksistensinya yang bertujuan bagi
masyarakat tidak tenggelam meski adanya krisis moneter yang sedang melanda
Indonesia sendiri.

Koperasi sebagai badan usaha memiliki peranan yang cukup besar dalam
menyusun usaha bersama dari orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi
terbatas atau bisa dikatakan ekonominya kelas menengah ke bawah. Untuk
memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas itu
pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan dari pada
badan usaha atau koperasi tersebut. Upaya pelatihan kewirausahaan koperasi
umumnya telah dilakukan baik oleh pemerintah ataupun lembaga swadaya
masyarakat maupun Gerakan Koperasi sendiri akan tetapi jarang ketika tidak
dapat dikatakan tidak sama sekali diselenggarakan berdasarkan model teoritis
tertentu baik model pelatihannya maupun kewirausahaannya sebagai acuan
dimana tidak kontinue.

Sebagai negara berkembang negara Indonesia memiliki banyak koperasi


yang tersebar hampir diseluruh bagiannya yang semuanya tersebar di berbagai
daerah karena adanya koperasi ini turut serta menyokong perputaran roda
perekonomian Indonesia yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan
anggotanya tanpa bertujuan menarik keuntungan dari kedua pihak tersebut. Tak
heran apabila koperasi menjadi pilihan dan digunakan oleh masyarakat untuk
mendukung kegiatan ekonomi di Indonesia.

Koperasi memiliki kendala dan risiko yang lebih kecil dibandingkan badan
usaha lainnya yang cenderung untuk mencari laba. Banyak yang dikembangkan
dari koperasi sebagai kekuatan ekonomi rakyat yang mudah tetapi dan dapat
menjadi Pondasi yang kuat dalam pembangunan negara. Seiring dengan
berjalannya waktu di era globalisasi persaingan dalam perekonomian makin ketat
sehingga diperlukan wirausaha dalam pembangunan Koperasi untuk tetap
melestarikan keutuhan koperasi dan eksistensi dari koperasi sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari wirausaha?

2. Apa definisi wirausaha koperasi?

3. Mengapa perlu adanya wirausaha koperasi?

4. Apa saja jenis dan tipe kewirausahaan koperasi?

5. Apa saja yang menjadi kendala dalam wirausaha koperasi?

6. Bagaimana cara menumbuhkan wirausaha koperasi

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui definisi wirausaha

2. Mengetahui definisi dari wirausaha koperasi

3. Mengetahui alasan mengapa wirausaha Koperasi itu diperlukan

4. Dapat mengetahui jenis dan tipe dari kewirausahaan koperasi

5. Mengetahui apa saja kendala yang akan didapatkan dalam wirausaha koperasi

6. Mengetahui upaya untuk menumbuhkan wirausaha koperasi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Wirausaha

Wirausaha atau wirausahawan (bahasa Inggris: entrepreneur) adalah orang


yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur
permodalan operasinya. Pengertian wirausaha secara umum adalah seorang yang
berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan
upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk menciptakan sebuah peluang usaha, pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya untuk
menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi, dengan segala resiko yang akan
dihadapinya.

Dalam prosesnya, wirausahawan mengkombinasikan faktor-faktor


produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya,
serta melakukan sebuah proses yang disebut creative destruction (pengerusakan
yang kreatif) untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna
menghasilkan nilai yang lebih tinggi, sehingga inti dari ketrampilan wirausaha
adalah kreativitas (the core of entrepreneurial skill is creativity).

Maka dari itulah, wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan


ekonomi yang fungsinya untuk melakukan inovasi atau kombinasi-kombinasi
yang baru untuk sebuah inovasi hingga melakukan perbaikan produksi lainnya.
Juga memiliki dorongan kekuatan dari dalam diri untuk memperoleh suatu tujuan,
serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan
dari orang lain.
Pengertian Wirausaha Menurut Para Ahli

Menurut Syamsudin Suryana, wirausaha adalah seseorang yang memiliki


karakteristik percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko
yang wajar, kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta
berorientasi pada masa depan.
Menurut Prawirokusumo, wirausaha adalah mereka yang melakukan
upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu
sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.
Menurut Peter F Drucker, wirausaha adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) .
Menurut Andrew J Dubrin, Seseorang yang mendirikan dan menjalankan
sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and
operates an innovative business).
Menurut Arif F. Hadipranata, wirausaha adalah sosok yang mengambil
kemungkinan yang diperlukan untuk mengelola & mengatur semua masalah dan
terima beberapa keuntungan financial ataupun non financial.

2.2 Definisi Wirausaha koperasi

Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha


komperatif dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil
resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan nyata, serta peningkatan kesejahteraan bersama.

Selanjutnya menurut Meredith (1984) para wirausaha (termasuk wirausaha


koperasi) mempunyai ciri dan watak yang berlainan dengan individu kebanyakan.
Ciri-ciri dan watak tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a) Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.


b) Berorientasi pada tugas dan hasil yang didorong oleh kehutuhan untuk
herprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan
ketabahan, mempunyni tekad kerja keras, dan mempunyai energi inisiatif.
c) Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil
keputusan-keputusan secara cepat dan cermat.
d) Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi
saran-saran dan kritik.
e) Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun.
f) Berorientasi ke masa depan.

Fungsi, Tugas, dan Tipe Kewirakoperasian.

Menurut Hendar, fungsi kewirakoperasian dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

a) Kewirakoperasian rutin. Fungsi ini menjelaskan bahwa seorang


wirakoperasi bertugas untuk mengendalikan pendayagunaan sumber daya
agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b) Kewirakoperasian arbitrase. Fungsi ini menjelaskan bahwa seorang
wirakoperasi bertugas mencari peluang yang lebih menguntungkan.
c) Kewirakoperasian inovatif. Fungsi ini menjelaskan bahwa seorang
wirakoperasi selalu tidak puas dengan kondisi yang ada sehingga terus
menciptakan hal-hal yang baru (inovasi).

Menurut Hendar, tugas seorang wirakoperasi adalah menciptakan keunggulan


koperasi melalui keunggulan-keunggulan sebagai berikut:

a) Kedudukan Monopoli. Tugas wirakoperasi dalam menciptakan


keunggulan ini adalah menciptakan sebuah koperasi yang mampu
menguasai sektor ekonomi seperti sektor primer melalui
koperasi primernya hingga sektor tersier melalui koperasi tersier.
b) Biaya transaksi. Tugas wirakoperasi dalam menciptakan keunggulan ini
adalah menekan biaya transaksi seperti melalui pembentukan pasar
internal (interlinkage market).
c) Interlinkage market. Tugas wirakoperasi dalam menciptakan keunggulan
ini adalah mengurangi permasalahan yang mungkin ditimbulkan ketika
hubungan transaksi antar pelaku ekonomi di pasar terjadi. Contohnya pada
pasar input, seorang wirakoperasi mendirikan koperasi penjualan untuk
menampung hasil produksi dan mencegah rentenir.
d) Trust Capital. Tugas wirakoperasi dalam menciptakan keunggulan ini
adalah mengelola modal secara efisien dan meningkatkan partisipasi
anggota dalam pemanfaatan jasa pelayanan koperasi serta pembentukan
sumber permodalan baru.
e) Pengendalaian ketidakpastian. Tugas wirakoperasi dalam menciptakan
keunggulan ini adalah meningkatkan pelayanan kepada anggotanya
dengan menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkannya.
f) Inovasi. Tugas wirakoperasi dalam menciptakan keunggulan ini adalah
membuat inovasi-inovasi baru yang dapat menguntungkan bagi koperasi
dan anggotanya.
g) Partisipasi. Tugas wirakoperasi dalam menciptakan keunggulan ini adalah
dengan meningkatkan partisipasi anggota, salah satunya dengan
menyediakan barang / jasa yang dibutuhkan oleh anggota.

Berdasarkan sudut pandang tugas serta kemampuan di koperasi, Hendar


membagi tipe-tipe kewirakoperasian menjadi empat macam yaitu:

a) Kewirakoperasian anggota. Tipe ini menjelaskan bahwa anggota


sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop apabila ia mampu
menemukan dan menggunakan peluang yang ada untuk perkembangan
koperasi.
b) Kewirakoperasian Manajer. Tipe ini menjelaskan bahwa manajer
diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi koperasi namun ternyata
terdapat kendala yang dihadapi yaitu keterbatasan kebebasan untuk
bertindak.
c) Kewirakoperasian Birokrat. Tipe ini menjelaskan bahwa birokrat, pihak
yang secara tidak langsung berhubungan dengan perkembangan gerakan
koperasi, terbelenggu oleh aturan-aturan kewirakoperasian sehingga
campur tangannya belum tentu sesuai dengan keinginan koperasi.
d) Kewirakoperasian Katalis. Tipe ini menjelaskan bahwa katalis, pihak yang
berkomitmen untuk mengembangkan koperasi, tidak mempunyai
hubungan langsung dengan koperasi tetapi tidak terikat oleh aturan-aturan
organisasi.

2.3 Perlunya wirausaha koperasi

Dalam berbangsa suatu bangsa yang memiliki wirausaha yang besar akan
lebih mudah untuk maju dan lebih tahan terhadap gangguan krisis ekonomi yang
ada. Maka kehadiran kewirausahaan sangat penting dimana kebutuhan akan
wirausaha koperasi menjadi penting antara lain karena :

1. Pembangunan koperasi diarahkan dengan tujuan agar dapat menambah


kepemilikan kemampuan menjadi badan usaha yang semakin efisien dan
menjadi gerakan ekonomi rakyat yang cukup baik tangguh dan berakar
pada masyarakat sendiri.
2. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya
peningkatan kebersamaan dan manajemen yang lebih profesional
didalamnya.

3. Pemberian kemampuan yang seluas-luasnya di segala sektor kegiatan


ekonomi dan menciptakan iklim usaha yang mendukung dengan
kemudahan memperoleh permodalan.

4. Kerjasama antar koperasi usaha negara dan usaha swasta sebagai mitra
usaha dikembangkan secara lebih nyata.

2.4 Jenis dan Type Kewirakoperasian (Kewirausahaan koperasi)

Berdasarkan jenis usahanya koperasi terdiri atas koperasi simpan pinjam


koperasi serba usaha koperasi konsumsi dan koperasi produksi.

1. Koperasi simpan pinjam atau KSP


KSP merupakan koperasi yang memiliki usaha tunggal berupa menabung atau
penampungan simpanan anggota dan melayani peminjaman dimana anggota yang
menabung atau menyimpan akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam
akan dikenakan jasa besarnya jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan
melalui Rapat anggota. Dari situlah kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan dari
oleh dan untuk anggota.

2. Koperasi serba usaha atau KSU

KSU adalah koperasi yang bergerak di bidang beragam bidang yang mana
seperti unit usaha simpan pinjam Univer toko untuk melayani kebutuhan sehari-
hari anggota juga masyarakat unit produksi unit wartel dan berbagai unit lainnya.

3. Koperasi konsumsi

Koperasi konsumsi merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang


usahanya menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi anggota pada khususnya dan
bagi masyarakat pada umumnya kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan
bahan pakai pakaian makanan dan perabotan rumah tangga.

4. Koperasi produksi

Koperasi produksi merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang usahanya


membuat barang apa memproduksi dan menjual secara bersama-sama anggota
koperasi pada koperasi produksi umumnya sudah memiliki usaha dan memiliki
komitmen melalui koperasi para anggota tersebut mendapatkan bantuan modal
dan pemasaran.

Koperasi juga beragam yang ditinjau berdasarkan keanggotaannya seperti sebagai


berikut :

1. Koperasi Unit Desa atau KUD


KUD atau Koperasi Unit Desa merupakan koperasi yang beranggotakan
masyarakat pedesaan yang melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan terutama
pada pertanian. Untuk itu kegiatan yang dilakukan KUD biasanya di antaranya
adalah menyediakan pupuk obat pemberantas hama tanaman benih alat pertanian
dan memberi penyuluhan teknis pertanian.

2. Koperasi Pegawai Republik Indonesia atau KPRI

KPRI atau Koperasi Pegawai Republik Indonesia merupakan koperasi yang


beranggotakan para pegawai negeri sebelum kpri koperasi ingin bernama
Koperasi Pegawai negeri atau KPPN yang bertujuan terutama meningkatkan
kesejahteraan para pegawai negeri atau anggota dari koperasi tersebut dan
didirikan di lingkup Departemen atau instansi.

3. Koperasi sekolah

Koperasi sekolah merupakan koperasi yang beranggotakan dari warga sekolah


yaitu guru karyawan sekolah dan siswa Koperasi ini memiliki kegiatan usaha
yang menyediakan kebutuhan warga sekolah baik itu buku pelajaran alat tulis
makanan dan lain-lain. Keberadaan dari koperasi sekolah bukan hanya sebagai
kegiatan ekonomi melainkan sebagai media pendidikan bagi siswa antara lain
berorganisasi kepemimpinan tanggung jawab dan kejujuran.

Koperasi selain memiliki tiga jenis koperasi sesuai keanggotaannya masih


banyak jenis lainnya seperti koperasi yang anggotanya para pedagang di pasar
dimana dinamakan koperasi pasar koperasi yang beranggotakan para nelayan
dinamakan juga Koperasi nelayan koperasi yang beranggotakan pedagang adalah
koperasi pedagang.

Selanjutnya adalah kewirausahaan koperasi dibagi menjadi empat tipe sebagai


berikut:

1. Kewirakoperasian anggota
Dalam kewirakoprasian anggota-anggota tersebut merupakan pemilik koperasi
tetapi tipe ini masih sangat lemah dibandingkan tipe lainnya karena mengingat
kebanyakan kemampuan anggota dalam inovasi masih sangat rendah Oleh karena
itu dalam bertindak harus memperhatikan anggota lainnya.

2. Kewirakoperasian Manajer

Dalam kewirakoperasian ini manajer diangkat sebagai pelaksana dan


penanggung jawab segala kegiatan operasional. Akan tetapi dalam tipe ini kendala
yang dihadapi oleh manajer adalah keterbatasan untuk bertindak.

3. Kewirakoperasian Birokrat

Dalam kewirausahaan Asian birokrat melibatkan birokrat yang mana menjadi


pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan gerakan
koperasi.

4. Kewirakoperasian Katalis

Katalis sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi ia


tidak memiliki hubungan langsung dengan organisasi koperasi. Para katalis
memiliki kemampuan yang tinggi dan motivasi yang cukup tinggi Ia memiliki
kebebasan bertindak karena berada diluar organisasi dari koperasi dan tidak
terikat oleh aturan-aturan yang ada dalam koperasi tersebut.

2.5 Kendala Wirausaha Koperasi

Koperasi dalam melaksanakan fungsi-fungsi seorang wirausaha koperasi akan


dihadapkan pada beberapa kendala atau masalah yaitu sebagai berikut :

1. Kemungkinan bertindak inovatif tidak selalu menjadi kemungkinan yang


diizinkan menurut hukum jadi inovator tidak memiliki hak untuk
menerapkan tindakan inovatif.
2. Kemungkinan inovatif yang diperoleh harus ditemukan dan dilaksanakan
penerapannya untuk itu diperbolehkan kemampuan baik persenat maupun
organisatoris.

3. Kalaupun kemungkinannya inovatif tertentu tidak terlarang dan juga masih


dalam rangka kesanggupan seseorang atau kelompok maka perseorangan
atau kelompok perlu memiliki motivasi untuk menerapkan inovasi
tersebut.

2.6 Menumbuhkan Wirausaha Koperasi

Dalam koperasi, pemilik dan pelanggan berada pada satu posisi yang sama.
Semua sumberdaya difokuskan dalam melayani kepentingan anggota bukan
kepentingan pengurus maupun manajer. Dalam setiap keputusan dan usaha yang
dilakukan koperasi anggotalah yang menjadi sasaran utama. Kesejahteraan
anggota dapat dilaksanakan melalui pelayanan dan akses optimal terhadap semua
sumberdaya organisasi dan ekonomi koperasi. Untuk mempertahankan formasi
tersebut maka perlu dibangun sebuah system yang mampu mendorong usaha
koperasi berkembang.

Pertama, hal yang harus dilakukan adalah sadar akan koperasi, pengurus
bukan pengusaha. Kalau pengusaha tidak berkaitan dengan bidang yang ditangani
koperasi. Koperasi konsumen, koperasi produsen, atau koperasi kredit memiliki
mekanisme usaha yang spesifik yang harus dikelola secara profesional agar
berkembang.

Pengembangan usaha harus ditampung secara independen dimana unit-unit


usaha yang ditangani koperasi harus dikemas dan dikelola secara mandiri. Kondisi
demikian membuat pengurus koperasi tidak banyak campur tangan. Pengalaman
dimasa lalu harus dijadikan peringatan bahwa banyak unit usaha koperasi gagal
justru akibat pengurus terlalu banyak ikut campur.

Independensi pengelolaan usaha dalam konteks relasi antara pengurus


koperasi dengan manajemen, merupakan refleksi kultur usaha koperasi yang
fleksibel. Fleksibilitas usaha mencerminkan kesiapan koperasi untuk menangkap
peluang yang ada, sekaligus merupakan keterbukaan untuk mengembangkan daya
saing. Konsep dari, oleh dan untuk anggotanya akhirnya memang bukan dogma
yang tertutup bagi penfsiran kreatif. Bukan harga mati dan karenanya terbuka dan
layak untuk dievisi secara kontruksi sesuai kebutuhan. Beberapa cara yang dapat
ditempuh untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan koperasi adalah dengan
melakukan dan menerapkan beberapa langkah dibawah ini :

A. Membangun Kultur Jaringan

Untuk berkembangan dengan daya saing memadai, wawasan global


dibutuhkan oleh segenap elemen pembentuk koperasi. Trend pola usaha global
yang terkoneksi dengan system bisnis dan ekonomi yang lebih luas mengharuskan
koperasi untuk mengembankan kerjasama, baik dengan sesama koperasi maupun
nonkoperasi sepanjang memiliki visi yang sesuai. Konsekuensinya, dibutuhkan
kemampuan dan kultur manajemen jejaring yang akan menjadikan unit koperasi
menjadi fleksibel. Semakin sadar bahwa perencanaan bisnis yang terpusat di
puncak manajemen kian menjadi tidak efektif. Sebagai gantinya, perencanaan
strategis yang mencakup proses-proses yang melibatkan semua anggota yang
memberi masukan pemikiran sehingga merupakan prekspektif bersama semakin
diminati.

Melalui kebersamaan dalam kerjasama tim berjaringan kerja dapat digalang


daya persuangan dan persaingan yang dapat diandalkan. Jaringan kerja yang ditata
dari bawah membuat koperasi dapat memacu sumber dana yang berasal dari
anggota-anggota secara lebih baik. Tanpa adanya peraturang sumber dana,
terutama yang datang dari anggota, kerjasama dalam tim cenderung rapuh. Oleh
karena itu, sumber dana yang berasal dari luar hanya sebagai pelengkap dari
seluruh dana yang berasal dari anggotanya.

Perluasan jaringan koperasi diupayakan untuk membentuk sinergi secara


kolektif mengantisipasi pengaruh dari asosiasi pengusaha setempat yang biasanya
melindungi kepentingan pengusaha yang hanya bermotif mencari keuntungan.
Selain itu, tersedianya jaringan koperasi yang memadai secara vertikal maupun
horisontal akan membantu meningkatkan posisi koperasi terhadap institusi dan
lembaga keungan swasta maupun pemerintah yang dapat menentukan kebijakan
yang berdampak bagi kelangsungan usaha koperasi.

B. Kultur dan Struktur Kewirausahaan yang Kompatibel

Koperasi bukanlah suatu organisasi sosial melainkan sarana bagi perjuangan


ekonomi. Hasil dari perjuangan itulah yang pada selanjutnya digunakan bagi
anggota, sehingga kesejahteraanya meningkat. Pengelolaan koperasi harus
profesional dan mengikuti kaidah-kaidah ekonomi. Jika koperasi bergerak pada
bidang industri maka harus mengikuti peraturan industri, demikian pula pada
bidang perbankan harus mengikuti peraturan perbankan.

Kesadaran bahwa perkembangan yang cepat dalam intensitas ketersediaan


informasi merupakan stimulans bagi koperasi untuk semakin profesional, berjiwa
kewirausahaan dan tidak statis dalam proses kegiatan manajerial. Sumber daya
manusia sebagai pelaksana inti budaya dalam organisasi, yaitu manifestasi dan
nilai-nilai dalam organisasi. Siap atau tidak budaya akan berpengaruh dalam cara
orang berhubungan dengan orang lain baik dalam internal maupun eksternal
organisasi.

Budaya organisasi merupakan norma dan nilai yang mengarahkan perilaku


anggota koperasi dan lebih spesifik sebagai suatu kerangka kerja yang meliputi
sikap, nilai dan norma perilaku, serta ekspektasi yang disumbangkan anggota
organisasi secara keseluruhan. Koperasi tak perlu dibebani dengan misi-misi yang
berada diluar jangkauannya. Kewirausahaan dikembangkan melalui unit
independen dengan manejemen yang khusus difungsikan untuk itu dan fokus tetap
untuk kepentingan anggota.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Koperasi memiliki dua nilai yaitu kekeluargaan dan kewirausahaan dalam


praktek kenyataannya keduanya tak mudah untuk diharmonisasikan. Tanpa
adanya etos kekeluargaan yang meniscayakan dimensi sosial koperasi akan
kehilangan spiritnya sebagai pejuang dari anggotanya. Dan juga ketika koperasi
tanpa kultur wirausaha yang kuat koperasi akan lumpuh dalam perekonomiannya.
Menempatkan usaha secara independen adalah salah satu langkah yang perlu
ditempuh agar koperasi dapat fokus pada profesionalitas kinerja nya.

Oleh karena itu diperlukan pemisahan antara kultur kekeluargaan dan


kewirausahaan di tangan yang berbeda dengan tetap melayani sebuah visi yang
sama dengan sebangun yakni melayani kepentingan anggota pada khususnya agar
tercipta suatu peningkatan kesejahteraan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara luas.

B. Saran

Dengan koperasi memiliki dua nilai maka diperlukan suatu penetapan yang
khusus dan diperbandingkan kembali dan perlu adanya pemikiran ulang mengenai
baik penentuan pemegangan dari ke-2 nilai dan bersangkutan dengan anggota.
Untuk menciptakan suatu organisasi yang mandiri dalam berbagai aspek maka
dari itu koperasi perlu menerapkan suatu konsep kewirausahaan demi kemandirian
perekonomiannya. Konsep kewirausahaan dalam koperasi yang terarah dan
terorganisir dalam pelaksanaannya akan memungkinkan terciptanya suatu ide dan
inovasi yang dapat menjadikan koperasi lebih bisa bersaing dengan badan usaha
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/26255975/KEWIRAUSAHAAN_KOPERASI
2. https://www.academia.edu/9228228/Kewirausahaan_Koperasi
3. Koerman. 2002. Manajemen Koperasi Terapan. Prestasi Pustaka
Publisher. Jakarta
4. Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik.
Erlangga:Jakarta
5. Entangsastra A. 1984. Pembangunan Koperasi (Teori dan Kenyataan).
Alumni Bandung

6. https://www.zonareferensi.com/pengertian-wirausaha/

Anda mungkin juga menyukai