Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

KAJIAN KASUS PHK PADA PT TRICON BANGUN SARANA

Disusun Oleh :

Ni Luh Meilya Astiti 2015744067


Ni Kadek Tiara Revitayanti 2015744077
Alya Nathasya Salshabilla 2015744082
Ni Kadek Pramesti Pradnya Swary 2015744087
Frem Pebrianta Tarigan 2015744092

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS INTERNASIONAL


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BALI
BADUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami diberikan kelancaran dalam
penyusunana makalah “Kajian Kasus PHK pada PT. Tricon Bangun Sarana” ini dapat
diselesaikan sesuai jadwal telah yang ditetapkan.

Terselesaikannya makalah ini, perkenankan kami mengucapkan terima kasih


yang setulus-tulusnya kepada semua pihak maupun sumber-sumber yang telah
berkontribusi sehingga makalah ini bisa terwujud seperti ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam laporan makalah ini, baik dari segi baca, tata bahasa maupun
isi. Sehingga kami terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat


bermanfaat untuk pembaca, dan untuk kelompok kami khususnya.

Jimbaran, 8 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

2.2 Latar Belakang


Dewasa ini masalah mengenai ketenagakerjaan sangat komplek dan
beragam. Hal tersebut dikarenakan kenyataan bahwa hubungan kerja antara
pengusaha dengan pekerja/buruh tidak selalu berjalan dengan harmonis. Masalah
mengenai ketenagakerjaan megandung dimensi ekonomi, sosial, kesejahteraan,
dan sosial politik. Salah satu masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi hingga
saat ini adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Hubungan antar pekerja dan pengusaha akan terganggu jika salah satu pihak
memaksakaan kehendak pada pihak lainnya, sehingga pemenuhan kebutuhan
ataupun kepentingan salah satu pihak dirugikan. Perselisihaan PHK
dilatarbelakangi adanya tindakan pengusaha yang melakukan PHK secara
sepihak yang tidak sesuai dengan prosedur PHK sebagaimana diatur dalam
undang-undang. Pemutusan hubungan kerja (PHK) pada PT. Tricon bangun
Sarana di Jakarta Utara mengakibatkan para pekerja kehilangan mata
pencahariannya.

PHK yang dilakukan oleh pengusaha karena alasan pada diri pekerja
dikarenakan terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja yang tidak dapat di
toleransi oleh pengusaha sedangkan PHK yang dilakukan oleh pengusaha karena
alasan pada diri pengusaha disebabkan karena perusahaan mengalami gangguan
atau kesulitan sehingga perlu dilakukanya PHK.

1.2 Rumusan Masalah


1.1 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemutusan Hubungan Kerja

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1


angka 25 menjelaskan bahwa “Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah
pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha”. PHK
diatur dalam pasal 150 sampai dengan Pasal 172 Undang – Undang RI No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, termasuk alasan-alasan melakukan PHK.

2.2 Macam – Macam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)


Terdapat dua macam Pemutusan Hubungan Kerja, diantaranya :
1. Pemutusan Hubungan Kerja Secara Sukarela
Dalam penyebab putusnya hubungan kerja yang terdapat dalam
Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, terdapat
beberapa alasan, misalnya pemutusan hubungan kerja dengan sukarela,
yang dapat didefinisikan sebagai pengunduran diri oleh pekerja tanpa
tekanan dan paksaaan. Sama halnya juga karena jangka waktu bekerja
yang telah habis atau telah lampau waktu, telah memasuki usia pensiun,
pekerja meninggal dunia dan tidak lulus masa percobaan.
2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
Yaitu perjanjian kerja antara pekerja atau buruh dengan sebuah
perusahaan untuk mengadakan hubungan kerja tetap. Perjanjian kerja
waktu tidak tertentu adalah suatu perjanjian kerja yang umum ditemui
dalam sebuah perusahaan yang tidak memilki jangka waktu masa
berlakunya.
2.3 Kasus PHK pada PT. Tricon Bangun Sarana

PT. Tricon Bangun Sarana adalah perusahaan yang bergerak dalam


bidang jasa konstruksi. PT Tricon Bangun Sarana memperkerjakan kurang lebih
300 tenaga kerja dimaan 230 pekerja merupakan pekerja lepas/buruh lapangan.
PT. Tricon Bangun Sarana pernah melakukan pemutusan hubungan kerja antara
buruh dengan perusahaan yang mengakibatkan para pekerja kehilangan mata
pencahariannya tanpa mendapatkan pesangon atau ganti rugi akibat PHK
tersebut. Dalam prosesnya, PHK yang terjadi pada PT. Tricon Bangun Sarana
dilakukan secara sepihak yaitu oleh perusahaan. Pekerja pun tidak dapat
melakukan tindaklanjut dalam bentuk apapun karena para pekerja lepas tidak
mengerti atau tidak memiliki pengetahuan yang baik yang berkaitan dengan PHK
yang mereka alami.

2.4 Pelaksanaan PHK pada PT. Tricon Bangun Sarana

Pelaksanaan PHK pada PT. Tricon Bangun Sarana melewati beberapa


tahapan atau proses sebelum PHK dilaksanakan, antara lain :

1. Setiap pelanggaran ketentuan perusahaan akan diberikan sanski awal


yakni peringatan atau teguran lisan yang diberikan oleh pengawas atau
coordinator bagian.
2. Untuk pelanggaran yang lebih berat atau terjadi pengulangan pelanggaran
akan diberikan teguran tertulis yang diberikan oleh pengawas atau
coordinator bagian.
3. Pelanggaran yang lebih berat atau lebih serius sehingga menimbulkan
kerugian di perusahaan maka pihak Human Resource Department (HRD)
akan mengeluarkan Surat Peringatan (Sp 1) yang akan diberikan
sebanyak 3x.
4. Selama pengawasan kepala bagian dan HRD dinilia tidak ada perbaikan
kinerja maka akan diberikan Surat Peringatan kedua (SP 2) oleh HRD,
untuk karyawan yang telah menerimasurat peringatan kedua akan
dilakukan pemanggilan atau tatap uka kepada pemilik perusahaan untuk
dilakukan couch conseling.
5. Surat peringatan ketiga adalah surat PHK yang akan diberikan setelah
melewati tahap rapat pemegang saham bersaham pekerja bersangkutan
dengan mempertimbangkan alasan dan latar belakang pekerja tersebut.

2.5 Upaya – Upaya yang Dilakukan Para Pekerja Terhadap PHK

Upaya-upaya yang dilakukan pekerja yang telah di PHK oleh pihak


pengusaha PT. Tricon Bangun Sarana adalah dengan melakukan musyawarah,
ternyata musyawarah ini tidak berhasil sehingga selanjutnya para pekerja
melakukan pemogokan kerja sebagai bentuk protes terhadap keputusan PHK.
Tidak terpenuhinya hak-hak pekerja dikarenakan oleh PT. Tricon Bangun Sarana
tetap pada keputusannya yaitu tidak bersedia membayar hak-hak pekerja. Disi
lain, tidak adanya serikat pekerja dalam PT. Tricon Bangun Sarana yang
melakukan pengawasan dan membantu upaya – upaya yang dilakukan oleh para
pekera terhadap keputusan PHk tersebut menyebabkan upaya yang dilakukan
pekerja sia – sia. Tingkat pendidikan yang rendah rata – rata pekerja di PT.
Tricon Bangun Sarana juga menjadi faktor penghambat dari upaya pemenuhan
hak- hak pekerja yang di PHK.

2.6 Kesesuaian Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja Pada PT. Tricon


Bangun Sarana Dengan Perundang – Undangan Yang Mengatur PHK.

Anda mungkin juga menyukai