Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN ECOPRENEURSHIP UNTUK MENUMBUHKAN MI

NAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu

Rini Dianti Fauzi S.I.P,M.IKom

Disusun oleh :

Masiika Nabilah (221010503155)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadiran Allah Swt.yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang
“Penerapan ecopreneurship untuk menumbuhkan minat berwirausaha mahasiswa
& masyarakat”. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat tugas
ecopreneurship untuk mendapatkan nilai tugas harian ecopreneurship.

Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.
Penulis berusaha semaksimal mungkin agar penyusunan makalah in berhasil
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat diterima dan disetujui pada saat
pengumpulan tugas makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.

Bersama ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis menghantarkan


banyak terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat berupa kekuatan dan kelancaran dalam bertindak dan berpikir untuk
penyusunan makalah ecopreneurship ini. Penulis berharap semoga makalah yang
disusun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk para pembaca.

Pamulang, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................6

C. Tujuan dan Manfaat.............................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7

A. Konsep Ecopreneurship.......................................................................................7

B. Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan .......................................................8

1. Dampak Sosial.....................................................................................................8

2. Dampak Ekonomi.................................................................................................9

3. Dampak Lingkungan............................................................................................9

C. Faktor-Faktor yang Memotivasi .........................................................................9

1. Green Values........................................................................................................9

2. Gap in The Market.............................................................................................10

3. Making a Living.................................................................................................10

4. Be their Own boss..............................................................................................10

5. Passion................................................................................................................11

D. Hambatan dan Tantangan di Masyarakat dan Mahasiswa ...............................11

1. Faktor Penghambat.............................................................................................11
2. Faktor Tantangan...............................................................................................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan........................................................................................................14

B. Saran .................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di perguruan tinggi mempunyai peranan yang sangat penting


dalam mendukung keberhasilan dan kemajuan suatu negara. Lulusan perguruan
tinggi di Indonesia diharapkan mempunyai kemampuan dan jiwa entrepreneur y
ang tangguh agar mampu mendukung Indonesia untuk bersaing dengan negara l
ain. Untuk mendukung hal ini Universitas Pamulang telah mewajibkan semua
mahasiswa untuk mengeksplorasi seluruh kemampuannya untuk belajar mataku
liah ecopreneurship agar mampu menguasai ilmu kewirausahaan baik secara te
ori maupun praktik serta mempunyai jiwa entrepreneur yang cerdas, ulet, mandi
ri, kreatif, dan berdaya saing. Sehingga dapat menjadi bekal utama dalam kehid
upan bermasyarakat yang sesungguhnya ketika sudah lulus dari perguruan tingg
i.

Banyak kegiatan pelatihan penerapan ecopreneurship tentang upaya pe


manfaatan dan pengolahan kembali sampah menjadi suatu karya atau produk ya
ng bermanfaat dan bernilai secara ekonomi, untuk memotivasi masyarakat agar
lebih peduli terhadap lingkungan sekitar akan tetapi selama ini kegiatan tersebut
hanya sebatas praktik saja tanpa ada tindak lanjut. Padahal sebenarnya apabila
masyarakat mau menekuni kegiatan ecopreneurship tersebut dengan bersunggu
h-sungguh, maka dapat menjadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan di
masa mendatang. Hal ini karena bahan baku utama yang digunakan adalah sam
pah yang harganya murah bahkan sudah tidak dimanfaatkan lagi oleh manusia,
namun hanya dengan sedikit sentuhan kreatifitas maka akan menghasilkan prod
uk ecopreneur yang bernilai tinggi. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu
kegiatan solutif untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat kurang tepatn
ya mengelolah sampah.
Daya saing industri yang memikirkan tentang keberlangsungan
lingkungan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ecopreneurship yang tak
luput dari pendorong dan juga berbagai macam hambatan yang ada. Beberapa p
roduk ecopreneur dihasilkan dengan mendaur ulang (recycle) sampah dan limba
h yang sudah tidak mempunyai nilai guna menjadi barang yang bernilai tinggi.
Sampah adalah sebutan untuk semua bahan atau material yang sudah tidak mem
punyai nilai guna, bahkan apabila tidak ditangani secara tepat maka dapat merus
ak lingkungan yang ada di sekitarnya (Guruh Permadi, 2011 : Vii).

B. Rumusan Masalah

Berdasaran latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan konsep ecopreneurship dapat memengaruhi minat


berwirausaha dikalangan masyarakat dan mahasiswa?

2. Apa dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari usaha ecopreneurship


yang telah diterapkan oleh mahasiswa dan masyarakat?

3. Apa faktor-faktor yang dapat memotivasi mahasiswa dan masyarakat


agar ikut terlibat dalam kegiatan ecopreneurship?

4. Apa saja hambatan dan tantangan bagi mahasiswa dan masyarakat dalam
menjalankan usaha ecopreneurship?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Tujuan

Untuk mengenalkan konsep dan mengedukasi dari kegiatan


ecopreneurship pada mahasiwa dan masyarakat tentang bagaimana
pentingnya mengelola sampah menjadi suatu karya yang bermanfaat dan
bernilai secara ekonomi.

2. Manfaat

Penerapan ecopreneurship yang tepat dapat meningkatkan kemampuan


dalam berwirausaha dengan memanfaatkan sampah dan mengelola
sampah tersebut menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Ecopreneurship

Ecopreneurship atau yang biasa kita kenal dengan istilah kewirausahaan


ini secara bahasa berasal dari kata eco dan preneur. Eco adalah kependekan dari
ecological yang dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ecopreneurship berasal
dari penggabungan dua kata, yaitu ‘ecological (eco)’ dan ‘entrepreneurship’
Beveridge & Guy (2005); McEwen (2013). Ecopreneurship memiliki makna
sebagai wirausaha yang memperhatikan aspek kelestarian dan keberlanjutan
lingkungan (McEwen, 2013). Menurut Murningtyas (2014) seorang Ecopreneur
adalah wirausaha yang peduli dengan masalah lingkungan atau kelestarian
lingkungan. Dengan demikian dalam menjalankan kegiatan usahanya, mereka
juga selalu memperhatikan daya dukung lingkungan dan berusaha
meminimalisasikan dampak kegiatannya terhadap lingkungan.

Ecopreneurship menyangkut tiga dimensi penting, yaitu: masyarakat


dan sosial (society/social), ekonomi (economy) dan ekologi/lingkungan
(ecology/environmental). Jadi dapat disimpulkan bahwa ecopreneurship adalah
upaya atau kegiatan inovatif untuk menciptakan suatu produk ramah lingkungan
yang dapat menghasilkan keuntungan secara finansial dengan memanfaatkan pe
luang yang ada di sekitar lingkungan sekaligus mendorong upaya untuk menjag
a lingkungan baik air, tanah, dan udara. Seorang ecopreneur sejati dalam menjal
ankan aktivitas bisnisnya akan senantiasa berusaha menjaga kelestarian lingkun
gan.

Konsep ecopreneurship didasarkan pada tiga pilar: inovasi, kepedulian t


erhadap lingkungan, dan keberlanjutan jangka panjang. Eco-inovasi adalah ele
men kunci karena meningkatkan nilai bagi produsen dan konsumen sekaligus m
engurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Tujuan dalam melestarikan lingkungan melalui pengolahan produk
ecopreneurship tidak hanya dalam makna hijau, mengurangi pemanasan global,
namun juga untuk menghemat energi yaitu dengan melakukan empat prinsip
ecopreneurship dalam melakukan produk usahanya yaitu: Reduce
(mengurangi), Reuse (memakai kembali), Recycle (mendaur ulang), dan
Upcycle (memberikan manfaat yang lebih baik dan baru untuk produk-produk
yang tadinya sudah tidak terpakai lagi).

B. Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Dampak adalah ukuran dari hasil yang terlihat dan tak terlihat dari sebua
h aktivitas/produk/jasa. Pada dasarnya, dalam mencari sebuah ide usaha, dampa
k yang ingin diciptakan merupakan titik awal untuk membangun usaha sosial. D
ampak yang diciptakan bergantung dari jenis usaha ecopreneurship yang dibuat.
Penting untuk memahami dampak positif apa saja yang bisa diciptakan, sebelu
m memutuskan untuk merealisasikan ide. Berikut akan dipaparkan 3 jenis damp
ak positif yang bisa diciptakan melalui usaha ecopreneurship:

1. Dampak Sosial

Dampak dimana kemunitas yang dibantu maupun konsumen mampu


meningkatkan kualitas hidup mereka, pengetahuan, perilaku dan juga ide
kreatif secara positif. Berikut contoh dari dampak sosial:

a. Semakin banyak konsumen yang peduli terhdap visi dan misi usaha
ecopreneurship dan mendukung usaha tersebut.

b. Peingkatan kesejahteraan dan kualitas hidup komunitas hidup yang


dibantu.

2. Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi adalah dampak dari hasil menciptakan lapangan


kerja dan meraih pendapatan. Berikut contoh dari dampak ekonomi:
a. Mengurangi angka pengangguran, khususnya bagi komunitas yang
dibantu.

b. Menciptakan keuntungan komersial dari hasil produk usaha


ecopreneurship kita.

3. Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan adalah dampak yang dihasilkan karena usaha


ecopreneurship yang dijalani berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan.
Contoh dari dampak lingkungan:

a. Jika usaha ecopreneurship bergerak dalam bidang pengolahan limbah


plastik, maka telah berkontribusi untuk mengurangi sampah plastik.

b. Jika usaha eccopreneurship bergerak dalam bidang produksi produk


ramah lingkungan, maka telah berkontribusi terhadap pelestarian
lingkungan.

C. Faktor-Faktor yang Memotivasi

Faktor pendorong seseorang untuk termotivasi sebagai ecopreneur.


Faktor pendorong diukur dari indikator green values, gap in the market, making
a living, be their own boss, passion. Dari ke empat faktor yang ada semua hasil
dari indikator dibuat untuk menunjukkan faktor apa aja yang menjadi
pendorong seseorang untuk menjadi ecopreneur, yaitu:

1. Green Values

Para pelaku usaha melihat bahwa bisnis hijau sebagai cara yang
lebih baik dalam menjalankan bisnis, mereka berfikir bahwa pada jaman
sekarang bisnis yang dilakukan sudah seharusnya memperhatikan
lingkungan dan masyarakat sekitar agar dapat menimbulkan dampak
positif. Motivasi green values yang saling diberikan sesama pelaku usaha
dapat memberikan mereka semangat untuk tetap menjalankan bisnis yang
berkelanjutan, baik didalam forum yang formal maupun saat bertemu di
pameran, pasar dan dari mulut ke mulut. Para generasi muda harus lebih
sadar dan saling mengajak untuk memperhatikan segi lingkungan hidup
dan menyebarkan green values terhadap sesama, mereka harus menyadari
dan mulai peduli terhadap masalah lingkungan.

2. Gap in The Market

Pertumbuhan yang terjadi di pasar green bussiness selalu diamati


oleh pelaku usaha agar mereka dapat selalu mengetahui perkembangannya,
kesempatan pasar terbuka lebar, namun konsumennya yang terbatas
dikarenakan belum semua konsumen mengetahui akan pentingnya green
products yang memiliki nilai lebih. Perkembangan yang terjadi bergantung
pada banyaknya promosi yang dilakukan oleh setiap pelaku usaha dan cara
mereka untuk melihat peluang atau celah yang ada di pasar produk hijau.
Pelaku usaha mulai menyadari pentingnya melihat kesempatan yang
terdapat dalam persaingan bisnis, dengan cara yang sehat maka akan
menimbulkan semakin banyak pula pelaku usaha yang tertarik kepada
green business.

3. Making a Living

Mendapat kehidupan yang layak (Making a living) merupakan


salah satu faktor pendorong untuk menjadi ecopreneur. Pelaku usaha tahu
selalu berupaya untuk menunjukan bahwa usaha mereka untuk menjaga
lingkungan di sekitar lokasi produksi dapat menjadi nilai yang positif
sehingga masyarakat tidak terganggu dengan adanya kegiatan produksi.
Laba yang didapat tidak menjadi prioritas utama oleh sebagian besar
responden sebagai pelaku usaha tahu, melainkan hanya ingin menunjukan
bahwa dengan produksi yang memperhatikan lingkungan sekitar dapat
layak dijadikan bisnis untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

4. Be their Own boss

Keinginan setiap pelaku usaha pastinya adalah memiliki bisnis


sendiri atau dengan kata lain menjadi pemilik utama sebuah bisnis, mereka
melakukan suatu kegiatan bisnis untuk kepuasan diri sendiri, disamping itu
mereka juga memikirkan tentang lingkungan sekitar mereka agar bisnis
yang mereka jalankan dapat bermanfaat juga bagi lingkungan sekitar para
pelaku usaha. Para ecopreneur ini memiliki keinginan untuk menjadi
wiraswasta agar dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi lingkungan
sekitarnya. Pemilik utama sebuah bisnis juga bukan sebuah hal yang
mudah, bisnis tersebut dapat berkembang ataupun tidak itu tergantung dari
tangan mereka sendiri, oleh sebab itu sangat penting memiliki komitmen
dan juga motivasi untuk tetap bertahan dalam sebuah bisnis.

5. Passion

Keberlanjutan lingkungan merupakan hal yang penting untuk jaman


sekarang, mereka memiliki ketertarikan terhadap hal tersebut, mereka
merasa green products yang dihasilkan maupun produk yang memiliki
cara pengolahan yang tidak berbahaya bagi lingkungan memiliki nilai
lebih terhadap daya tarik produk itu sendiri.Ketertarikan (Passion)
merupakan salah satu faktor pendorong untuk menjadi ecopreneur. Pelaku
usaha juga harus memiliki ketertarikan terhadap produk yang mereka
hasilkan melalui cara pengelolaan limbah yang baik dan juga harus
ditanamkan pada tujuan perusahaan agar tidak menimbulkan dampak
negatif bagi sekitar.

D. Hambatan dan Tantangan di Masyarakat dan Mahasiswa

1. Faktor Penghambat

Faktor penghambat ecopreneur (Schick, et al; 2002) sebagai faktor


yang menghalangi atau menghambat seseorang menjadi seorang
ecopreneur. Beberapa penghambat yang dihadapi oleh masyarakat dan
mahasiswa adalah sebagai berikut:

a. Lack of Information (kurangnya informasi)


Beberapa pengusaha (ecopreneur) dan juga di kelompok start-up
mengeluhkan kurangnya informasi. Penyediaan informasi secara
langsung kepada para pendiri bisnis yang akan menjalankan bisnis hijau
akan dapat membantu dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan.

b. Limited Knowledge and Willingness to Share Information (keterbatasan


pengetahuan dan kemampuan untuk membagi informasi yang terbatas)

Tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang masalah ekologi atau


lingkungan, dan kesediaan mereka untuk memberikan informasi dengan
para konsumen dirasa sangat terbatas. Hal ini sangat dibutuhkan dalam
menciptakan bisnis yang berwawasan lingkungan bagi mereka yang
menjalankannya.

c. Lack of Awareness (kurangnya kesadaran)

Banyak pengusaha yang memiliki kurangnya kesadaran dalam


aspek yang berhubungan dengan bisnis ramah lingkungan. Kurangnya
kesadaran akan potensi pasar dan peluang/ceruk yang mungkin ada
untuk bisnis ramah lingkungan membuat para ecopreneur kesulitan
dalam memasarkan produk atau jasa mereka.

d. Limited Public Funding (terbatasnya pendanaan publik)

Peran pendanaan publik dalam mempromosikan perusahaan yang


berkelanjutan cukup terbatas. Masalah keuangan adalah masalah yang
berkelanjutan bagi para pengusaha baru maupun lama, terutama untuk
perusahaan hijau yang memiliki biaya tambahan sebagai akibat dari
komitmen mereka untuk usaha bisnis yang berkelanjutan. Pemerintah
harus memiliki skema pendanaan untuk usaha baru dan tegas harus
membuat penyisihan ekstra untuk proyek, terutama sejak mereka
membantu mengurangi keseluruhan biaya perlindungan lingkungan dan
pembersihan masyarakat.
2. Faktor Tantangan

Untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan konsisten di


sektor ini,diperlukan kolaborasi aktif antara konsumen, produsen,
distributor, masyarakat, dan pemerintah. Meskipun ecopreneurship
berada dalam fase pertumpuha dan kemajuan yang konstan, namun juga
menghadapi banyak kesulitan yang menghambat perkembangannya dan
mencegahnya untuk dieksploitasi sepenuhnya.

a. Tantangan utamanya adalah mencapai pertumbuhan jangka panjang


yang berkelanjutan. Pertumbuhan yang stabil dan kerkonsolidasi
dipengaruh oleh tindakan semua pihak yang terlibat.

b. Tantangan besar lain yang dihadapi adalah kurangnya informasi


khususnya kurang visibilitas model bisnis atau produk turunan dari
model bisnis. Oleh karena itu, sektor pasar harus ditingkatkan untuk
mempromosikan dan mendorong masyarakat untuk mengubah
kebiasaan konsumsinya ke barang organik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan ecopreneurship, atau kewirausahaan berkelanjutan, memiliki


potensi besar untuk meningkatkan minat berwirausaha di kalangan mahasiswa d
an masyarakat secara umum. Dengan ini, ecopreneurship mendorong kesadaran
akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan, mendorong inovasi dala
m pengelolaan sumber daya alam dan membuka peluang bagi pengembangan pr
oduk dan jasa yang lebih berkelanjutan, mengadopsi prinsip-prinsip ecopreneur
ship, mahasiswa dan masyarakat dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan l
ingkungan seperti perubahan iklim, kekurangan sumber daya alam, dan polusi.
Serta ecopreneurship dapat memberdayakan ekonomi lokal dengan memanfaatk
an sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan. Hal ini dapat menciptakan
lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan komunitas.

B. Saran

Kegiatan ecopreneurship sebaiknya tidak berhenti sampai akhir penelitia


n ini saja. Perlu dilakukan pengembangan produk-produk ecopreneur yang lebih
kreatif dan inovatif agar ketrampilan mahasiswa dan masyarakat untuk membua
t produk kewirausahaan ramah lingkungan semakin terasah.
DAFTAR PUSTAKA

Af’idah, N., Fitriyah, L. A., & Manasikana, O. A. (2021). Penerapan


Ecopreneurship untuk Menumbuhkan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Pendidikan IPA UNHASY. 2.
Gunawan, V. U. (2013). Apa Saja Dampak Positif yang Dihasilkan oleh Usaha
Sosial?: 6 jenis dampak positif usaha sosial [PowerPoint]. Platform Usaha
Sosial.
Gustari, D. (2021). All About Ecopreneurship. Bincang Energi.
Prapti, M. S., Trimeiningrum, E., & Irmawati, B. (t.t.). Faktor Penghambat dan
Pemicu menjadi Ecopreneur Studi pada IKM di Kota Semarang. UNIKA
Soegijapranata, 3.
Sugianto, A. F. (2019). Analisis Faktor Pendorong dan Penghambat menjadi
Ecopreneur pada Usaha Mikro Kecil di Semarang [Skripsi]. Univesitas
Katolik Soegijapranata.
Suryaningsih, Y., & Aripin, I. (2020a). Ecopreneurship dalam Pembelajaran
Biologi. 5.
Suryaningsih, Y., & Aripin, I. (2020b). Ecopreneurship Memanfaatkan Sumber
Daya Lokal untuk Meningkatkan Minat Wirausaha dan Literasi
Lingkungan. Pedagogi Hayati: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 4 (2), 3.

Anda mungkin juga menyukai