Nama Kelompok:
3riskaameliaa12@gmail.com, 4Reginaberliana3@gmail.com,
5Clarisamutiarani382@gmail.com.
ABSTRAK
Perekonomian saat ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya bisnis. Didalam
berbisnis, sudah pasti terdapat aturan dan norma-norma yang berlaku. Untuk itulah ada sebuah
kata yang menyebutkan bahwa setiap pelaku bisnis harus mempunyai etika. Etika Bisnis
merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana etika bisnis pada PT Gudang Garam. Di Indonesia, sangat menjunjung
tinggi nilai-nilai moral dan etika pada setiap perilaku kehidupan sehari-hari. Tentunya hal ini
membuat para pelaku iklan juga harus mematuhi apa saja yang telah diatur dalam UU
Penyiaran atau UU Pariwara Indonesia yang telah diatur agar sejalan dengan nilai-nilai sosial-
budaya masyarakat. Ditemukan permasalahan etika pada PT. Gudang Garam Tbk yaitu tidak
menaati peraturan dalam penayangan iklan di salah satu stasiun tv.
Kata Kunci: Nilai moral dan norma-norma etika bisnis
ABSTRACT
The current economy, must be familiar with the name business. In business, of course there are
rules and norms that apply. For this reason, there is a word that states that every business
person must have ethics. Business Ethics is a way of conducting business activities, which
covers all aspects related to individuals, companies and society. This writing aims to find out
how the business ethics at PT Gudang Garam is. In Indonesia, we highly uphold moral and
ethical values in every behavior of daily life. Of course, this makes advertisers also have to
comply with what has been regulated in the Broadcasting Law or the Indonesian Advertising
Law which has been regulated to be in line with the socio-cultural values of the community.
Found ethical problems at PT. Gudang Garam Tbk, which is not complying with the
regulations in serving advertisements on a TV station.
Keywords: Moral values and norms of business ethics
A. Pendahuluan panjang, biasanya bermasalah dan
1. Latar Belakang mendapatkan sanksi moral dari
Etika adalah semua norma masyarakat dengan kata lain jika
atau “aturan” umum yang harus memang mau mendapatkan
diperhatikan dalam berbisnis yang keuntungan, sering kita harus
merupakan sumber dari nilai-nilai melupakan dan melanggar etika.
yang luhur dan perbuatan yang baik. Untuk membuat konsumen
Etika berbeda dengan hukum, tertarik, iklan harus dibuat menarik
aturan, maupun regulasi dimana bahkan kadang dramatis. Tapi iklan
hukum dan regulasi jelas aturan tidak diterima oleh target tertentu
main dan sanksinya atau dengan (langsung). Iklan dikomunikasikan
kata lain hukum atau regulasi adalah kepada khalayak luas (melalui
etika yang sudah diformalkan media massa komunikasi iklan akan
seperti Undang-undang, dan lain- diterima oleh semua orang : semua
lain. usia, golongan, suku, dsb).
Etika tidak memiliki sanksi Sehingga iklan harus
yang jelas, selain barangkali sanksi memiliki etika, baik moral maupun
moral atau sanksi dari Yang Maha bisnis. Dalam dunia periklanan,
Kuasa. Jadi, jika bersandar jika para pelaku iklan mempunyai
bersandar kepada definisi hukum sumber daya manusia yang
maka melanggar etika belum tentu mayoritas memiliki tingkat
berarti melanggar hukum dan kreatifitas yang unik dan menarik,
peraturan yang ada. Jika melanggar yang dapat divisualisasikan dalam
hukum, sanksinya jelas berupa bentuk visual (video, gambar,
pidana atau perdata sedangkan ilustrasi, dan tulisan) atau pun
melanggar etika sanksinya tidak dalam bentuk audio (suara).
jelas atau hanya sanksi moral Di Indonesia, sangat
semata. Sehingga pada menjunjung tinggi nilai-nilai moral
kenyataannya sering etika tidak dan etika pada setiap perilaku
begitu diperhatikan. kehidupan sehari-hari. Tentunya hal
Dalam jangka pendek, ini membuat para pelaku iklan juga
bisnis yang tidak memperhatikan harus mematuhi apa saja yang telah
etika bisnis bisa jadi akan dapat diatur dalam UU Penyiaran atau UU
keuntungan tetapi dalam jangka Pariwara Indonesia yang telah
diatur agar sejalan dengan nilai- cara hidup yang baik, aturan hidup
nilai sosial-budaya masyarakat. yang baik dan segala kebiasaan
Adapun kasus pelanggaran yang dianut dan diwariskan dari
yang berkaitan dengan etika dalam satu orang ke orang yang lain atau
bisnis khususnya dalam hal etika dari satu generasi ke generasi yang
periklanan, yaitu kasus pelanggaran lain. Nilai-
yang dilakukan oleh PT Gudang nilai dan moral pribadi perorang
Garam (Tbk). an dan konteks sosial menentukan
2. Tujuan apakah suatu perilaku tertentu di
Tujuan dari penelitian ini anggap sebagai perilaku yang
untuk mengetahui pelaku bisnis etis atau tidak etis.
yang ada disekitar kita Menurut Magnis-Suseno
menggunakan etika dalam menyatakan bahwa etika dan ajaran
menjalankan bisnisnya atau tidak moral tidak berada disatu tingkat
dan mengetahui pelanggaran pada yang sama. Ajaran moral
PT Gudang Garam Tbk lalu dapat menetapkan bagaimana manusia
memberikan solusi untuk harus hidup, apa yang boleh
perusahaan dalam menjalankan dilakukan dan apa yang tidak.
suatu bisnis untuk tercapainya suatu Sedangkan etika membantu
tujuan. seseorang untuk mengerti mengapa
3. Manfaat ia harus mengikuti suatu ajaran
Dapat mempermudah dalam
moral tertentu, atau bagaimana ia
mencapai tujuan, dengan adanya
dapat mengambil sikap yang
pelanggaran ini dapat
bertanggung jawab berhadapan
mengidentifikasi sejauh mana
dengan pelbagai ajaran moral.
perkembangan perusahaan serta
Dengan kata lain, etika
menjadi acuan bagaimana
sebagai ilmu menuntut manusia
perusahaan harus berubah.
untuk berperilaku moral secara
kritis dan rasional.
B. Kajian Pustaka 2. Pengertian Bisnis dan
1. Pengertian Etika Perusahaan
K Bertens dalam buku Menurut M. Fuad dkk, (2003 :
etikanya menjelaskan Etika 1), “Bisnis (business) tidak terlepas
berkaitan dengan nilai-nilai, tata dari aktivitas produksi, pembelian,
penjualan, maupun pertukaran Sedangkan, bisnis di sisi
barang dan jasa yang melibatkan lain, diartikan sebagai seluruh
orang atau perusahaan.” Aktivitas kegiatan yang diorganisasikan oleh
dalam bisnis pada umumnya punya orang-orang yang berkecimpung di
tujuan menghasilkan laba untuk dalam bidang perniagaan
kelangsungan hidup serta (produsen, pedagang, konsumen,
mengumpulkan cukup dana bagi dan industri dimana perusahaan
pelaksanaan kegiatan si pelaku berada) dalam rangka memperbaiki
bisnisman (businessman) itu standar serta kualitas hidup mereka.
sendiri. Sehingga dapat disimpulkan
Menurut M. Fuad dkk, bahwa pengertian bisnis lebih luas
(2003 : 7), “Perusahaan adalah daripada pengertian perusahaan
suatu unit kegiatan yang melakukan karena perusahaan merupakan
aktivitas pengolahan faktor-faktor bagian dari bisnis.
produksi, untuk menyediakan 3. Pengertian Etika Bisnis
barang-barang dan jasa bagi Menurut K. Bertens (2000 :
masyarakat, mendistribusikannya, 5), “Etika bisnis adalah pemikiran
serta melakukan upaya-upaya lain atau refleksi kritis tentang moralitas
dengan tujuan memperoleh dalam kegiatan ekonomi dan
keuntungan dan memuaskan bisnis.”
kebutuhan masyarakat.” Kemudian Bertens juga
Menurut pendapat Raymond menyatakan bahwa bisnis yang ber
E. Glos dalam bukunya Business : “etika” merupakan bagian yang
It’s Nature and Environment : An tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
Introduction, memaparkan bahwa bisnis itu sendiri, karena tujuan dari
perusahaan diartikan sebagai bisnis tidak hanya semata-mata
sebuah organisasi yang memproses memaksimalkan keuntungan saja
perubahan keahlian dan sumber yang akan mengakibatkan
daya ekonomi menjadi barang dan timbulnya keadaan yang tidak “etis”
atau jasa yang diperuntukkan bagi tetapi juga harus memperhatikan
pemuasan kebutuhan para pembeli lingkungan bisnis atau disebut
serta diharapkan akan memberikan sebagai “the
laba kepada para pemiliknya. Jadi, stakeholders’benefit” atau manfaat
fokusnya lebih kepada organisasi. bagi stakeholder.
4. Prinsip Etika Bisnis • Prinsip saling menguntungkan.
Prinsip ini menuntut agar
Prinsip-prinsip etika bisnis
bisnis dijalankan sedemikian rupa
sangat erat kaitannya dengan nilai
sehingga menguntungkan semua
yang dianut oleh masing-masing
pihak. Dalam bisnis yang
masyarakat, sehingga dapat
kompetitif, prinsip ini menuntut
dikatakan bahwa prinsip-prinsip etika
agar persaingan bisnis haruslah
bisnis tidak bisa dilepaskan dari
melahirkan suatu win-win solution.
kehidupan manusia.
Menurut Sonny Keraf • Prinsip integritas moral.