Dosen
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2018/2019
KATA PENGHANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kasus
Pelanggaran Etika Bisnis Oleh PT. Nabisco (Oreo)”. Dan penulis juga
berterimakasih kepada Puja Sulistyawan, SE, MM selaku dosen mata kuliah
Etika Bisnis yang telah memberikan tugas ini. Penulis berharap semoga makalah
yang telah dibuat ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para
pembacanya. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, Kritik dan Saran yang membangun dari para pembaca dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima Kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL..............................................................................................................1
KATA PENGHANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................5
3.1 SARAN.................................................................................................11
3.2 KESIMPULAN.....................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tiga Pendekatan Pasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
5
2.2 Profil Perusahaan PT Nabisco (Oreo)
Nama Perusahaan : PT Nabisco
Jenis : Anak Perusahaan Mondelez International
Industri/Jasa : Pemrosesan Makanan
Didirikan : East Hanover, New Jersey A.S (1898)
Kantor Pusat : East Hanover, New Jersey, A.S
Produk : Kue, Biskuit
Induk : Kraft Foods
Profil Produk
Jenis : Biskuit
Pemilik : Nabisco (Mondelez International)
Negara : Amerika Serikat
Diperkenalkan : 6 Maret 1912
Pasar : Seluruh dunia
6
merupakan biskuit favorit anak-anak dengan mengandung bahan melamin. Hal
ini cukup berlangsung lama didunia perbisnisan, sehingga tingkat penjualan
menurunkan drastis. BPOM dan Dinas Kesehatan mengatakan bahwa Oreo
produksi luar negeri mengandung melamin dan tidak layak untuk dikonsumsi
karena berbahaya bagi kesehatan maka harus ditarik dari peredarannya.
Pembersihan nama Oreo pun sebagai biskuit berbahaya cukup menguras tenaga
bagi public relation PT. Nabisco.
Kutipan BPOM, “Yang ditarik BPOM hanya produk yang berasal dari
luar negeri dan bukan produksi dari dalam negeri. Untuk membedakannya lihat
kode di kemasan produk tersebut. Kode MD : Produksi dalam negeri, aman
dikonsumsi, Sedangkan ML : Produk luar negeri. “Gonjang-ganjing susu yang
mengandung melamin akhirnya merembet juga ke Indonesia. BPOM telah
mengeluarkan pelarangan terhadap peredaran 28 Produk yang dicurigai
menggunakan bahan baku susu bermelamin dari Cina, diantaranya yang akrab
ditelinga kita antara lain : Oreo Sandwich cokelat/Wwafer Stick. Maaf kalau
mengecewakan para penggemar Oreo tapi ini kenyataan, ini bukan hoaks lho.
Selain Oreo ada beberapa produk yang diduga mengandung bahan susu dari Cina
seperti es krim Indo Meiji, Susu Dutch Lady dll. Seperti diketahui heboh susu
dan produk turunnya yang mengandung formalin telah mengguncang Cinta
karena telah merenggut nyawa 4 bayi dan menyebabkan sekitar.
7
tindakan kecurangan untuk menekan biaya produksi produk. Mereka hanya untuk
mendapatkan laba yang besar dan ongkos produksi yang minimal.
Mengenyampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat
berbahaya dalam produknya. Dalam kasus ini Oreo emang sengaja menambahkan
zat melamin padahal bila dilihat dari segi kesehatan manusia, zat tersebut dapat
menimbulkan kanker hati dan lambung.
Jika dilihat menurut UUD, PT. Nabisco sudah melanggar beberapa pasal, Yaitu :
c. Pasal 8
Ayat 1 : “Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jasminan barang/jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan”
Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan
ayat (2) dilarang memperdagangkan barang/jasa tersebut serta wajib
menariknya dari peredaran “
8
PT Nabisco tetap meluncurkan produk mereka walaupun produk Oreo
tersebut tidak memenuhi standart dan ketentuan yang berlaku bagi barang
tersebut. Seharusnya, produk Oreo tersebut sudah ditarik dari peredaran agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi mereka tetap menjualnya
walaupun sudah ada korban dari produknya.
d. Pasal 19
Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan kerugian konsumen akibat mengkonsumsi
barang/jasa yang dihasilkan/diperdagangkan.”
Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pengembalian uang/penggantian barang/jasa yang sejenis/setara
nilainya./ perawatan kesehatan dan pemberian santunan yang sesuai
dengan ketentuam peraturan perundang-undang yang berlaku.”
Ayat 3 : “Pemberi ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7
(tujuh) hari setelah tanggal transaksi”
9
produk tersebut. Namun bagi masyarakat yang tidak mendengarkan atau
menyimak informasi tersebut secara detail maka mereka beranggapan
bahwa semua produk tersebut baik diproduksi oleh dalam negeri maupun
luar negeri beranggapan bahwa Oreo tidak aman apabila dikonsumsi.
Maka dari itu penggunaan jasa ahli gizi dari luar dipentingkan karena
masyarakat bisa melihat sendiri dengan kandungan makanan oreo
tersendiri.
b) Mengganti Iklan Oreo yang lama dengan yang baru. Terimbasnya produk
Oreo dalam negeri akan isu kandungan melamin yang telah ditemukan di
produk oreo berkode ML, tentunya membuat image atau citra produk
Oreo dalam negeri menurun secara drastis, dengan menggunakan iklan
yang dibuat sesederhana mungkin, dimana inti dari iklan tersebut
menyampaikan pesan bahwa produk Oreo dalam negeri aman untuk
dikonsumsi. Strategi iklan yang dipakai adalah menggunakan para ahli
gizi yang ternama dimana dengan kemunculan ahli gizi yang ternama
dimana dengan kemunculan ahli gizi dalam iklan Oreo yang baru ini
diharapkan masyarakat tidak takut lagi apabila mengkonsumsi Oreo
produksi dalam negeri.
c) Melakukan Pendekatan dengan masyarakat atau konsumen dengan
menciptakan kegiatan bertanjuk “Bermain Siapa Takut” bersama Mr.
Oreo. Melakukan kegiatan dalam hal memperbaiki citra atau image,
maka langkah selanjutnya agar masyarakat merasa dekat dan
diperhatikan oleh perusahaan akan melakukan kegiatan di berbagai kota
besar di Indonesia. Dimana dalam kegiatan ini akan menggunakan
keluarga beserta para anak-anaknya untuk bermain di dalam kegiatan
yang dibuat ini agar tujuan dari acara ini untuk membuat masyarakat bisa
mempercayai kembali produk dari Oreo tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Perusahaan harus memiliki prinsip kejujuran. Disini perusahaan
seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan
produknya, karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan
perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar atas dasar kepercayaan atau loyalitas konsunmen terhadap produk itu
sendiri.
Seharusnya BPOM lebih teliti memeriksa semua jenis makanan,
minuman, dan obat yang beredar di Indonesia. Dan apabila dalam produk-produk
tersebut terdapat zat-zat yang berbahaya maka, segeralah untuk dipublikasikan
agar semua masyarakat dapat mengetahuinya.
3.2 Kesimpulan
Kasus pelanggaran pada perusahaan semakin meningkat baik dalam
bidang produksi maupun bidang sumber daya manusia dan lingkungan. Untuk itu
diharapkan agar pemerintah dapat memberikan sanksi hukum yang tegas terhadap
perusahaan yang melanggar hukum bisnis. Sanksi yang tegas diberikan dengan
tujuan untuk memberikan efek jera terhadap perusahaan tersebut.
Sebagai perusahaan diharapkan agar lebih bijak dalam mengelola
perusahaanya dalam hal ini dapat mementingkan konsumen dan kondisi
kelayakan produk serta keramahan pada lingkungan setempat.
Jadi, agar dapat berjalan dengan baik di dalam suatu perusahaan bukan
hanya mementingkan keuntungan atau laba semata melainkan juga produksi
produk, konsumen, lingkungan dan lain sebagainya.
11